Pesona Istri Season 3 "Maafin Abang, Sayang. Abang gak tahu kalau bakalan begini. Kalau tahu kamu sedang hamil Abang gak akan jadi singa buas tadi." Aku berkata sambil menciumi punggung tangannya. Queena terbaring di ranjang pasien. Sudah pindah ke ruang perawatan. Dokter bilang dia harus bed rest, untung saja calon anak kami tak apa-apa. Hanya saja, sekarang harus lebih berhati-hati. Banyak hal yang membuat perut kram dan kontraksi saat hamil ketika selesai berhubungan badan. Diantaranya karena sperma mengandung zat prostaglandin yang memicu reaksi kontraksi pada rahim dan kram perut."Ya udah jangan jadi singa, jadi kucing aja," sahut Queena sambil tertawa, tangannya yang satu lagi ikut menggenggam tanganku. Ini bukan saatnya melucu, tapi dia masih bisa bercanda.Melihatnya menangis tentu saja aku panik luar biasa. Tanpa pamitan, tanpa menunggu lagi, aku langsung membawanya ke rumah sakit. Hanya dompet dan kunci mobil yang aku bawa. Ponsel, jangan ditanya benda itu kupikir tak aka
Pesona Istri Season 3Seminggu sudah berlalu sejak kami pulang dari rumah sakit. Sejak saat itu juga, Queena lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. Untuk sementara memang lebih baik dia banyak beristirahat daripada nanti terjadi apa-apa lagi. Selain itu, dia juga tak banyak kesibukan, tak mau menambah kekhawatiran kedua orang tuanya wanita yang sedang mengandung buah hatiku itu lebih banyak menurut saja.Selama ini, yang dilakukannya hanyalah di dalam kamar, keluar untuk makan dan berbincang dengan mamanya, atau berjemur di balkon kamarnya di pagi hari. Dan aku akan selalu menemani jika sedang Queena sedang melakukan hal itu.Dalam seminggu ini, sudah aku tiga kali meninggalkannya untuk bertemu dengan Yuanita. Saat ini, kami mulai merencanakan untuk mengadakan grand opening bagi restoran kami. Selama itu juga, Queena tak banyak protes, hanya saja setelah aku pulang dia akan terus menempel padaku seperti anak kecil yang takut kehilangan orang tuanya.Mama dan Papa juga ya ikut senan
Pesona Istri Season 3 bab 155POV Atma"Mamaaa ...." Teriakan Hulya kembali bergema pagi ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Tidak setiap hari tapi sering. Apa lagi kalau bukan urusan makanan yang dimakan oleh Zitni. Bahkan setelah aku membeli apa saja dan menyimpannya di kulkas, entah kenapa matanya lebih suka memilih makanan yang kadang dimiliki oleh Hulya. "Maaf ya, Dek." Aku minta maaf sambil memamerkan senyum seperti biasanya.Bibir manis adikku cemberut seperti biasanya. "Mana Kak Zitni?" Tanyanya. "Biasa, pergi ke rumah ibunya seperti biasanya di hari Kamis," jawabku. Tiap hari Kamis, Zitni akan ke rumah ibunya karena di sana ada pengajian, khusus ibu-ibu kompleks. Dan Hulya, akan merajuk jika tak ada kakak iparnya. Jika ada Zitni, dia akan manis pada kakak iparnya itu dan mengatakan tidak apa-apa, namanya juga orang hamil. Aku bersyukur, setidaknya adikku merajuk dan marah padaku atau Mama perkara makanan ini. Sepertinya dia tak ingin menyakiti hati Zitni. "Ya
Pesona Istri Season 3Suasana kelas terasa tenang dan penuh ketertiban. Semua siswa terlihat duduk di meja dengan sikap yang sopan. Ruangan terlihat berwarna cerah dengan dinding berwarna putih dan dekorasi poster presiden serta wakilnya terpasang di dinding berdamping. Saat aku memasuki ruangan ini tadi, semua siswa langsung duduk dengan tenang dan siap menyimak pelajaran yang hendak aku sampaikan. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kuucapkan salam untuk menyapa murid-muridku yang semuanya berjenis kelamin laki-laki."Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh, Ustadz," balas mereka serempak. "Ustadz absen dulu ya." "Abdullah?" "Hadir, Ustadz!" "Bani?" "Hadir!" "Ahmad?""Hadir, Ustaz."Satu per satu nama siswa aku absen. Setelah semua memberikan suaranya menjawab panggilanku, segera kumulai sesi belajar mengajar. Tanya jawab, memberikan penjelasan, juga memeriksa hasil jawaban mereka atas ulangan dadakan yang aku berikan. Sebagian protes, tapi tanpa bisa menolak m
Pesona Istri Season 3Melihatnya berlarian masuk ke dalam, aku bergegas mengikutinya. "Hoek!" "Dek, kamu kenapa?" Terdengar suara ibu bertanya. Dengan langkah cepat aku menyusul, bakso dan es kelapa muda yang aku bawa tadi, sudah aku simpan di meja tamu. "Bu," panggilku pada ibu yang tengah membantu Zitni memuntahkan isi perutnya. Tengkuknya dipijat sambil sesekali mengusap punggung istriku. "Biar sama Atma, Bu." Aku meminta alih memijat Zitni. Dengan tanpa kata, ibu segera menjauh. "Dek, kamu kenapa?" tanyaku sambil menggantikan tugas ibu memijat tengkuk Zitni. Namun jangankan menjawab, Zitni masih setia memuntahkan isi perutnya, walaupun sekarang hanya cairan saja keluar. "Minum air hangat, Dek," ujar ibu yang kembali mendekat sambil membawa segelas air putih. Zitni masih terengah mengatur napasnya, setelah membasuh mulut, Zitni menoleh padaku. Matanya basah dengan jejak memerah di sana. Kasihan sekali istriku. "Minum, Dek," ulang ibu atas perintahnya tadi. Dengan patuh,
Pesona Istri Season 3"Ustadzah Fatimah?!" ujarku sedikit sungkan. Tentu saja sungkan, lagi-lagi kami bertabrakan. "Loh, Ustadz Atma?" Wanita dengan gamis hitam dan kerudung warna maroon itu terlihat canggung. "Apa ada yang sakit?" tanyaku sambil melihat sebentar memindai lawan bicara. "Tidak ada. Maaf, tadi saya terlalu tergesa-gesa hendak mencari merek sampo," ujar Ustadzah Fatimah memberi jarak di antara kami. Tadi posisi Ustadzah Fatimah memang seperti sedang melihat-lihat, sedang aku yang baru akan berbelok ke lorong tersebut. Hingga tanpa sengaja troli yang aku dorong menabrak beliau. "Syukurlah." Aku mendesah lega. "Ustadz sama si--" "Abang!" Panggilan Zitni mengalihkan perhatianku dan Ustadzah Fatimah. Di depan sana, di ujung lorong keperluan kamar mandi, Zitni menatap penuh selidik pada kami. "Siapa, Ustadz?" tanya Ustadzah Fatimah setelah ikut menoleh pada Zitni. "Oh, itu--" "Abang! Ayo cepat!" "Iya, Dek!" balasku pada panggilan Zitni yang terlihat memendam kekes
Pesona Istri Season 3Akhirnya aku menyerah membujuk Zitni yang kembali merajuk. Meninggalkan dia sementara untuk mengambil baju. Zitni bahkan tak menjawab pertanyaanku sama sekali, saat kutanyakan apa ada yang akan dibawa dari kamar. "Assalamua'aikum." "Wa'alaikumsalam warahmatullah." Salamku yang dibalas oleh Hulya.Bergegas aku menuju ke kamar untuk segera mengemas baju, agar tidak terlalu lama meninggalkan Zitni di mobil. Padahal tadi dia bilang beli makanan untuk sebagian disimpan di sini, apa dia lupa karena marah. Ya sudahlah, lebih baik aku diam sebelum salah bicara lagi."Bang, baru pulang?" Suara Mama terdengar saat aku mencapai titian anak tangga yang kedua. "Menatu Mama mana? Belum dijemput?" lanjut Mama menanyakan keberadaan Zitni. "Pulang dari pesantren sih tadi siang, Ma. Ini abis belanja. Zitni ada di mobil, kami mau nginep di rumah IBu," jawabku menatap Mama yang menoleh ke bagian depan rumah, seakan dari tempat kami, Mama bisa melihat keberadaan Zitni. "Kenapa ng
Pesona Istri Season 3 'Diare saat hamil pasti menimbulkan rasa tidak nyaman, apalagi jika disertai keluhan mual dan muntah. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi yang membahayakan ibu hamil dan janin. Ibu hamil disebut mengalami diare jika buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang cair.'Kucermati kata perkata dari artikel yang aku baca. Melihat ada kata 'membahayakan', tentu saja membuatku khawatir. Segera kutekan tombol untuk berbincang dengan dokter melalui ruang obrolan. Aku pernah mengunakannya saat dulu merasa badan tak enak dan malas pergi ke dokter. Tinggal konsultasi, dokter akan menanyakan keluhan lalu akan diberikan resep yang bisa ditebus di apotik. Atau kalau malas, bisa juga delivery. Ya, jaman sekarang semua semudah itu. Sebenarnya bisa saja aku membeli obat diare asal, tapi istriku sedang hamil. Dia tak bisa meminum obat sembarangan karena ada nyawa lain yang bisa terganggu dengan