Pesona Istri Season 3 bab 155POV Atma"Mamaaa ...." Teriakan Hulya kembali bergema pagi ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan hal ini. Tidak setiap hari tapi sering. Apa lagi kalau bukan urusan makanan yang dimakan oleh Zitni. Bahkan setelah aku membeli apa saja dan menyimpannya di kulkas, entah kenapa matanya lebih suka memilih makanan yang kadang dimiliki oleh Hulya. "Maaf ya, Dek." Aku minta maaf sambil memamerkan senyum seperti biasanya.Bibir manis adikku cemberut seperti biasanya. "Mana Kak Zitni?" Tanyanya. "Biasa, pergi ke rumah ibunya seperti biasanya di hari Kamis," jawabku. Tiap hari Kamis, Zitni akan ke rumah ibunya karena di sana ada pengajian, khusus ibu-ibu kompleks. Dan Hulya, akan merajuk jika tak ada kakak iparnya. Jika ada Zitni, dia akan manis pada kakak iparnya itu dan mengatakan tidak apa-apa, namanya juga orang hamil. Aku bersyukur, setidaknya adikku merajuk dan marah padaku atau Mama perkara makanan ini. Sepertinya dia tak ingin menyakiti hati Zitni. "Ya
Pesona Istri Season 3Suasana kelas terasa tenang dan penuh ketertiban. Semua siswa terlihat duduk di meja dengan sikap yang sopan. Ruangan terlihat berwarna cerah dengan dinding berwarna putih dan dekorasi poster presiden serta wakilnya terpasang di dinding berdamping. Saat aku memasuki ruangan ini tadi, semua siswa langsung duduk dengan tenang dan siap menyimak pelajaran yang hendak aku sampaikan. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kuucapkan salam untuk menyapa murid-muridku yang semuanya berjenis kelamin laki-laki."Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh, Ustadz," balas mereka serempak. "Ustadz absen dulu ya." "Abdullah?" "Hadir, Ustadz!" "Bani?" "Hadir!" "Ahmad?""Hadir, Ustaz."Satu per satu nama siswa aku absen. Setelah semua memberikan suaranya menjawab panggilanku, segera kumulai sesi belajar mengajar. Tanya jawab, memberikan penjelasan, juga memeriksa hasil jawaban mereka atas ulangan dadakan yang aku berikan. Sebagian protes, tapi tanpa bisa menolak m
Pesona Istri Season 3Melihatnya berlarian masuk ke dalam, aku bergegas mengikutinya. "Hoek!" "Dek, kamu kenapa?" Terdengar suara ibu bertanya. Dengan langkah cepat aku menyusul, bakso dan es kelapa muda yang aku bawa tadi, sudah aku simpan di meja tamu. "Bu," panggilku pada ibu yang tengah membantu Zitni memuntahkan isi perutnya. Tengkuknya dipijat sambil sesekali mengusap punggung istriku. "Biar sama Atma, Bu." Aku meminta alih memijat Zitni. Dengan tanpa kata, ibu segera menjauh. "Dek, kamu kenapa?" tanyaku sambil menggantikan tugas ibu memijat tengkuk Zitni. Namun jangankan menjawab, Zitni masih setia memuntahkan isi perutnya, walaupun sekarang hanya cairan saja keluar. "Minum air hangat, Dek," ujar ibu yang kembali mendekat sambil membawa segelas air putih. Zitni masih terengah mengatur napasnya, setelah membasuh mulut, Zitni menoleh padaku. Matanya basah dengan jejak memerah di sana. Kasihan sekali istriku. "Minum, Dek," ulang ibu atas perintahnya tadi. Dengan patuh,
Pesona Istri Season 3"Ustadzah Fatimah?!" ujarku sedikit sungkan. Tentu saja sungkan, lagi-lagi kami bertabrakan. "Loh, Ustadz Atma?" Wanita dengan gamis hitam dan kerudung warna maroon itu terlihat canggung. "Apa ada yang sakit?" tanyaku sambil melihat sebentar memindai lawan bicara. "Tidak ada. Maaf, tadi saya terlalu tergesa-gesa hendak mencari merek sampo," ujar Ustadzah Fatimah memberi jarak di antara kami. Tadi posisi Ustadzah Fatimah memang seperti sedang melihat-lihat, sedang aku yang baru akan berbelok ke lorong tersebut. Hingga tanpa sengaja troli yang aku dorong menabrak beliau. "Syukurlah." Aku mendesah lega. "Ustadz sama si--" "Abang!" Panggilan Zitni mengalihkan perhatianku dan Ustadzah Fatimah. Di depan sana, di ujung lorong keperluan kamar mandi, Zitni menatap penuh selidik pada kami. "Siapa, Ustadz?" tanya Ustadzah Fatimah setelah ikut menoleh pada Zitni. "Oh, itu--" "Abang! Ayo cepat!" "Iya, Dek!" balasku pada panggilan Zitni yang terlihat memendam kekes
Pesona Istri Season 3Akhirnya aku menyerah membujuk Zitni yang kembali merajuk. Meninggalkan dia sementara untuk mengambil baju. Zitni bahkan tak menjawab pertanyaanku sama sekali, saat kutanyakan apa ada yang akan dibawa dari kamar. "Assalamua'aikum." "Wa'alaikumsalam warahmatullah." Salamku yang dibalas oleh Hulya.Bergegas aku menuju ke kamar untuk segera mengemas baju, agar tidak terlalu lama meninggalkan Zitni di mobil. Padahal tadi dia bilang beli makanan untuk sebagian disimpan di sini, apa dia lupa karena marah. Ya sudahlah, lebih baik aku diam sebelum salah bicara lagi."Bang, baru pulang?" Suara Mama terdengar saat aku mencapai titian anak tangga yang kedua. "Menatu Mama mana? Belum dijemput?" lanjut Mama menanyakan keberadaan Zitni. "Pulang dari pesantren sih tadi siang, Ma. Ini abis belanja. Zitni ada di mobil, kami mau nginep di rumah IBu," jawabku menatap Mama yang menoleh ke bagian depan rumah, seakan dari tempat kami, Mama bisa melihat keberadaan Zitni. "Kenapa ng
Pesona Istri Season 3 'Diare saat hamil pasti menimbulkan rasa tidak nyaman, apalagi jika disertai keluhan mual dan muntah. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi yang membahayakan ibu hamil dan janin. Ibu hamil disebut mengalami diare jika buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang cair.'Kucermati kata perkata dari artikel yang aku baca. Melihat ada kata 'membahayakan', tentu saja membuatku khawatir. Segera kutekan tombol untuk berbincang dengan dokter melalui ruang obrolan. Aku pernah mengunakannya saat dulu merasa badan tak enak dan malas pergi ke dokter. Tinggal konsultasi, dokter akan menanyakan keluhan lalu akan diberikan resep yang bisa ditebus di apotik. Atau kalau malas, bisa juga delivery. Ya, jaman sekarang semua semudah itu. Sebenarnya bisa saja aku membeli obat diare asal, tapi istriku sedang hamil. Dia tak bisa meminum obat sembarangan karena ada nyawa lain yang bisa terganggu dengan
Pesona Istri Season 3 Terlihat raut kecewa dari Nata saat mendengar jawaban dariku, tak jauh berbeda denganmu Queena. Keceriaannya yang tadi sempat terlihat saat berbincang dengan Zitni seakan hilang seketika."Aku juga repot, Nata. Kemarin Zitni juga hampir kubawa ke rumah sakit. Hanya saja dia tidak mau karena tidak mau Mama khawatirkan."Aku memang sempat mengajak Zitni ke dokter setelah meminum obat tapi dia masih beberapa kali ke kamar mandi. Namun wanita itu kukuh menolak karena tak membuat Mama dan Ibu khawatir. Tapi syukur alhamdulilah, akhirnya Zitni berhenti juga bolak balik ke kamar mandi. "Abang kali ini tolongin, sekali saja nanti untuk selanjutnya biar Abang Nata yang melakukan semuanya sendirian. Aku tak bisa jauh dari Abang Nata dan aku juga tak ingin menjadi penyebab suamiku terlambat untuk wisuda," rengek Queena dengan mata yang berkaca-kaca."Atau asal nggak, biarin aja lah kita pergi ke rumah Mama Nia. Aku ikut, pasti tidak akan terjadi apa-apa dengan bayi ini. D
Pesona Istri Season 3POV Nata "Nata, aku ketahuan!" Tanpa mengucap salam seperti biasanya Atma langsung berteriak padaku begitu panggilan telepon darinya aku jawab. Ketahuan bagaimana maksudnya, apa dia ketahuan kalau menggantikanku."Bagaimana maksudnya, bicara yang jelas. Prof Adam tahu kalau kamu bukan aku?" Aku bertanya memastikan."Bukan begitu, tapi ada temanmu yang tahu kalau aku bukan dirimu. Awalnya aku enggan berbicara dengannya, tapi saat aku meninggalkannya, dia berteriak memanggil namaku. Refleks aku menoleh, tentu saja dia langsung curiga," terang Atma panjang lebar. "Siapa namanya?" Aku bertanya. "Aslam."Ah teman rese itu rupanya yang tahu, kalau Atma menggantikanku. Tak masalah, sebenarnya dia tidak terlalu peduli dengan orang lain. Apalagi urusan seperti ini, dia tak pernah berusaha untuk menjatuhkan orang lain. Hanya saja kadang kala tingkahnya membuat emosi. "Tenang saja, aku yang akan bicara dengannya," ujarku, menenangkan saudara kembarku itu. "Tadi kamu b