Home / Rumah Tangga / Pesona Istri Yang Kuabaikan / Seratus Lima Puluh Lima

Share

Seratus Lima Puluh Lima

Author: Isna Arini
last update Last Updated: 2023-11-29 18:08:44

Pesona Istri Season 3 bab 155

POV Atma

"Mamaaa ...." Teriakan Hulya kembali bergema pagi ini. Aku sudah mulai terbiasa dengan hal ini.

Tidak setiap hari tapi sering. Apa lagi kalau bukan urusan makanan yang dimakan oleh Zitni. Bahkan setelah aku membeli apa saja dan menyimpannya di kulkas, entah kenapa matanya lebih suka memilih makanan yang kadang dimiliki oleh Hulya.

"Maaf ya, Dek." Aku minta maaf sambil memamerkan senyum seperti biasanya.

Bibir manis adikku cemberut seperti biasanya. "Mana Kak Zitni?" Tanyanya.

"Biasa, pergi ke rumah ibunya seperti biasanya di hari Kamis," jawabku.

Tiap hari Kamis, Zitni akan ke rumah ibunya karena di sana ada pengajian, khusus ibu-ibu kompleks. Dan Hulya, akan merajuk jika tak ada kakak iparnya. Jika ada Zitni, dia akan manis pada kakak iparnya itu dan mengatakan tidak apa-apa, namanya juga orang hamil.

Aku bersyukur, setidaknya adikku merajuk dan marah padaku atau Mama perkara makanan ini. Sepertinya dia tak ingin menyakiti hati Zitni.

"Ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Imey JustTimboel
duuuh... bab ini seruu Skali yg bysanya Atma lempeng2 aja,ahirnya bisa gombalin zitni jg.. mkasiiih ya Thor Shari update banyak Skali hari ini...
goodnovel comment avatar
Sukadi Saja
Terima kasih sehari update banyak bab
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Lima Puluh Enam

    Pesona Istri Season 3Suasana kelas terasa tenang dan penuh ketertiban. Semua siswa terlihat duduk di meja dengan sikap yang sopan. Ruangan terlihat berwarna cerah dengan dinding berwarna putih dan dekorasi poster presiden serta wakilnya terpasang di dinding berdamping. Saat aku memasuki ruangan ini tadi, semua siswa langsung duduk dengan tenang dan siap menyimak pelajaran yang hendak aku sampaikan. "Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh." Kuucapkan salam untuk menyapa murid-muridku yang semuanya berjenis kelamin laki-laki."Wa'alaikumsalam warahmatullah wabarokatuh, Ustadz," balas mereka serempak. "Ustadz absen dulu ya." "Abdullah?" "Hadir, Ustadz!" "Bani?" "Hadir!" "Ahmad?""Hadir, Ustaz."Satu per satu nama siswa aku absen. Setelah semua memberikan suaranya menjawab panggilanku, segera kumulai sesi belajar mengajar. Tanya jawab, memberikan penjelasan, juga memeriksa hasil jawaban mereka atas ulangan dadakan yang aku berikan. Sebagian protes, tapi tanpa bisa menolak m

    Last Updated : 2023-11-29
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Lima Puluh Tujuh

    Pesona Istri Season 3Melihatnya berlarian masuk ke dalam, aku bergegas mengikutinya. "Hoek!" "Dek, kamu kenapa?" Terdengar suara ibu bertanya. Dengan langkah cepat aku menyusul, bakso dan es kelapa muda yang aku bawa tadi, sudah aku simpan di meja tamu. "Bu," panggilku pada ibu yang tengah membantu Zitni memuntahkan isi perutnya. Tengkuknya dipijat sambil sesekali mengusap punggung istriku. "Biar sama Atma, Bu." Aku meminta alih memijat Zitni. Dengan tanpa kata, ibu segera menjauh. "Dek, kamu kenapa?" tanyaku sambil menggantikan tugas ibu memijat tengkuk Zitni. Namun jangankan menjawab, Zitni masih setia memuntahkan isi perutnya, walaupun sekarang hanya cairan saja keluar. "Minum air hangat, Dek," ujar ibu yang kembali mendekat sambil membawa segelas air putih. Zitni masih terengah mengatur napasnya, setelah membasuh mulut, Zitni menoleh padaku. Matanya basah dengan jejak memerah di sana. Kasihan sekali istriku. "Minum, Dek," ulang ibu atas perintahnya tadi. Dengan patuh,

    Last Updated : 2023-11-30
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Lima Puluh Delapan

    Pesona Istri Season 3"Ustadzah Fatimah?!" ujarku sedikit sungkan. Tentu saja sungkan, lagi-lagi kami bertabrakan. "Loh, Ustadz Atma?" Wanita dengan gamis hitam dan kerudung warna maroon itu terlihat canggung. "Apa ada yang sakit?" tanyaku sambil melihat sebentar memindai lawan bicara. "Tidak ada. Maaf, tadi saya terlalu tergesa-gesa hendak mencari merek sampo," ujar Ustadzah Fatimah memberi jarak di antara kami. Tadi posisi Ustadzah Fatimah memang seperti sedang melihat-lihat, sedang aku yang baru akan berbelok ke lorong tersebut. Hingga tanpa sengaja troli yang aku dorong menabrak beliau. "Syukurlah." Aku mendesah lega. "Ustadz sama si--" "Abang!" Panggilan Zitni mengalihkan perhatianku dan Ustadzah Fatimah. Di depan sana, di ujung lorong keperluan kamar mandi, Zitni menatap penuh selidik pada kami. "Siapa, Ustadz?" tanya Ustadzah Fatimah setelah ikut menoleh pada Zitni. "Oh, itu--" "Abang! Ayo cepat!" "Iya, Dek!" balasku pada panggilan Zitni yang terlihat memendam kekes

    Last Updated : 2023-11-30
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Lima Puluh Sembilan

    Pesona Istri Season 3Akhirnya aku menyerah membujuk Zitni yang kembali merajuk. Meninggalkan dia sementara untuk mengambil baju. Zitni bahkan tak menjawab pertanyaanku sama sekali, saat kutanyakan apa ada yang akan dibawa dari kamar. "Assalamua'aikum." "Wa'alaikumsalam warahmatullah." Salamku yang dibalas oleh Hulya.Bergegas aku menuju ke kamar untuk segera mengemas baju, agar tidak terlalu lama meninggalkan Zitni di mobil. Padahal tadi dia bilang beli makanan untuk sebagian disimpan di sini, apa dia lupa karena marah. Ya sudahlah, lebih baik aku diam sebelum salah bicara lagi."Bang, baru pulang?" Suara Mama terdengar saat aku mencapai titian anak tangga yang kedua. "Menatu Mama mana? Belum dijemput?" lanjut Mama menanyakan keberadaan Zitni. "Pulang dari pesantren sih tadi siang, Ma. Ini abis belanja. Zitni ada di mobil, kami mau nginep di rumah IBu," jawabku menatap Mama yang menoleh ke bagian depan rumah, seakan dari tempat kami, Mama bisa melihat keberadaan Zitni. "Kenapa ng

    Last Updated : 2023-11-30
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Enam Puluh

    Pesona Istri Season 3 'Diare saat hamil pasti menimbulkan rasa tidak nyaman, apalagi jika disertai keluhan mual dan muntah. Jika tidak ditangani dengan tepat, diare pada ibu hamil dapat menyebabkan dehidrasi yang membahayakan ibu hamil dan janin. Ibu hamil disebut mengalami diare jika buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali dalam sehari dengan tekstur tinja yang cair.'Kucermati kata perkata dari artikel yang aku baca. Melihat ada kata 'membahayakan', tentu saja membuatku khawatir. Segera kutekan tombol untuk berbincang dengan dokter melalui ruang obrolan. Aku pernah mengunakannya saat dulu merasa badan tak enak dan malas pergi ke dokter. Tinggal konsultasi, dokter akan menanyakan keluhan lalu akan diberikan resep yang bisa ditebus di apotik. Atau kalau malas, bisa juga delivery. Ya, jaman sekarang semua semudah itu. Sebenarnya bisa saja aku membeli obat diare asal, tapi istriku sedang hamil. Dia tak bisa meminum obat sembarangan karena ada nyawa lain yang bisa terganggu dengan

    Last Updated : 2023-12-01
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Enam Puluh Satu

    Pesona Istri Season 3 Terlihat raut kecewa dari Nata saat mendengar jawaban dariku, tak jauh berbeda denganmu Queena. Keceriaannya yang tadi sempat terlihat saat berbincang dengan Zitni seakan hilang seketika."Aku juga repot, Nata. Kemarin Zitni juga hampir kubawa ke rumah sakit. Hanya saja dia tidak mau karena tidak mau Mama khawatirkan."Aku memang sempat mengajak Zitni ke dokter setelah meminum obat tapi dia masih beberapa kali ke kamar mandi. Namun wanita itu kukuh menolak karena tak membuat Mama dan Ibu khawatir. Tapi syukur alhamdulilah, akhirnya Zitni berhenti juga bolak balik ke kamar mandi. "Abang kali ini tolongin, sekali saja nanti untuk selanjutnya biar Abang Nata yang melakukan semuanya sendirian. Aku tak bisa jauh dari Abang Nata dan aku juga tak ingin menjadi penyebab suamiku terlambat untuk wisuda," rengek Queena dengan mata yang berkaca-kaca."Atau asal nggak, biarin aja lah kita pergi ke rumah Mama Nia. Aku ikut, pasti tidak akan terjadi apa-apa dengan bayi ini. D

    Last Updated : 2023-12-02
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Enam Puluh Dua

    Pesona Istri Season 3POV Nata "Nata, aku ketahuan!" Tanpa mengucap salam seperti biasanya Atma langsung berteriak padaku begitu panggilan telepon darinya aku jawab. Ketahuan bagaimana maksudnya, apa dia ketahuan kalau menggantikanku."Bagaimana maksudnya, bicara yang jelas. Prof Adam tahu kalau kamu bukan aku?" Aku bertanya memastikan."Bukan begitu, tapi ada temanmu yang tahu kalau aku bukan dirimu. Awalnya aku enggan berbicara dengannya, tapi saat aku meninggalkannya, dia berteriak memanggil namaku. Refleks aku menoleh, tentu saja dia langsung curiga," terang Atma panjang lebar. "Siapa namanya?" Aku bertanya. "Aslam."Ah teman rese itu rupanya yang tahu, kalau Atma menggantikanku. Tak masalah, sebenarnya dia tidak terlalu peduli dengan orang lain. Apalagi urusan seperti ini, dia tak pernah berusaha untuk menjatuhkan orang lain. Hanya saja kadang kala tingkahnya membuat emosi. "Tenang saja, aku yang akan bicara dengannya," ujarku, menenangkan saudara kembarku itu. "Tadi kamu b

    Last Updated : 2023-12-03
  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Seratus Enam Puluh Tiga

    Pesona istri season 3Kutatap tampangnya yang seperti orang tak merasa bersalah sudah menuduh suaminya asal masuk ke kamarnya, bahkan tidur dan memeluknya. Segala bilang, gimana kalau ketahuan Papa."Ya Abang di sini karena ini kamar Abang juga," balasku dengan santai. Aku yakin sekarang ini dia mulai melupakanku juga. "Sejak kapan kamar ini menjadi kamarmu?"Nah, 'kan. Aku hanya bisa menghela nafas panjang untuk meredam rasa gregetan. Dia benar-benar lupa atau sedang mengerjaiku karena marah tak segera diajak pergi ke restoran, tapi malah disuruh tidur tadi. "Sejak saat Abang menikah denganmu. Kamu ini lupa kalau kita sudah menikah dan bahkan sekarang kamu sudah hamil." Meskipun enggan Aku akhirnya menjelaskan juga. Daripada dia kembali berteriak dan menimbulkan kehebohan di rumah ini.Queena tanpa diam dan berpikir sebentar, lalu kemudian bibirnya tertarik membentuk segaris senyuman."Eh iya," ujarnya. Tuh kan, apa aku bilang, bikin gemas aja kalau sudah seperti ini. Andai bisa

    Last Updated : 2023-12-04

Latest chapter

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    End

    Pesona Istri Season 3 POV Hanan "Selamat ulang tahun Sayang ucapku sambil memberikan sebuket bunga mawar untuknya." Meskipun di rumah ini ada taman bunga mawar, tapi tetap saja memberi bunga padanya selalu membuatnya bahagia. Namun, dia akan berkata tak suka pada bunga yang sudah dipetik. "Terima kasih, Mas," jawabnya tanpa terlihat sedikit pun senyum di wajahnya. Sudah beberapa hari ini Husniah tampak bersedih hati. Aku tahu penyebabnya tak bahagia beberapa hari ini. Sudah hampir dua bulan tak ada dari anak-anaknya yang datang mengunjungi kami baik Hulya yang belum memiliki anak maupun Atma dan Nata yang sudah sibuk dengan keluarga kecilnya ditambah dengan keberadaan anaknya."Kamu rindu pada anak-anak?" tanyaku.Pertanyaanku hanya dijawab Husniah dengan anggukan, seakan dia enggan berbicara. Aku tahu jika dia mengungkapkan isi hatinya, dia akan menangis begitu saja. Entah kenapa di usianya yang tak lagi muda, Husniah semakin melankolis. Kurasa ini terjadi setelah anak-anak perg

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Tujuh

    Pesona Istri Season 3 "Sayang, Abang minta maaf," ucapku, sembari mencoba mendekat padanya lagi. Dia marah tapi tak mau didekati, bagaimana bisa aku menenangkannya. Lebih baik dia memukuliku daripada menjauh dengan tampang seperti itu. "Kenapa minta maaf," ketus Queena. "Udah bikin kamu kesal," balasku. "Sini, kita bicarakan dengan tenang. Kamu mau apa?" Wajah itu masih cemberut, tapi tak lagi menjauhiku hingga jarak kami semakin dekat. "Maaf ya." Lagi aku mengatakan permintaan maaf, entah untuk kesalahan yang mana. Yang penting aku minta maaf saja, mungkin dengan seperti ini dia kan lebih baik. Tanpa dikomando, air mata Queena meluncur melewati pipinya yang terlihat berisi, lalu kemudian berlanjut dengan isakan kecil terdengar di telingaku. "Abang minta maaf," ucapku, lagi, entah untuk yang berapa kali. Aku merengkuh tubuh Queena dalam pelukan. Istriku itu tak menolak dan melawan, dia terisak dalam dekapanku. Biarlah, dia puas menangis setelah puas memukuliku. Biar dia mel

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Enam

    Pesona Istri Season 3"Nata, Queena pergi meninggalkan Rafka sejak tadi pagi," ucap Tante Syifa dari ujung telepon, ketika aku mengangkat panggilan dari mertuaku tersebut.Mendengar penuturan Tante Syifa, tentu saja membuatku sedikit terkejut. Tadi pagi memang Queena masih marah saat kutinggal pergi kerja. Kali ini bukan masalah postur tubuhnya yang gemuk namun kami bertengkar lagi karena Queena kembali mencurigaiku memiliki kedekatan dengan Yuanita pada hal dia jelas-jelas tahu kalau wanita itu sudah memiliki tunangan. Meskipun sampai sekarang mereka belum berniat untuk menikah. Entah kenapa beberapa hari ini, tidur kami selalu diwarnai dengan pertengkaran. "Quina pergi ke mana, Ma. Dia tak pamit dan meninggalkan Rafka begitu saja. Lalu gimana sekarang keadaan anak itu apakah dia rewel karena tak ada mamanya?" Bertubi-tubi aku bertanya pada mertuaku. Jika di lihat sekarang sudah mulai sore, artinya istriku itu sudah pergi dari rumah cukup lama. Tapi kenapa Tante Syifa baru mengat

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Lima

    Pesona Istri Season 3 "Nggak gitu juga kali konsepnya Kak Yuan," ucap Queena dengan nada sebal.Sepertinya dia tak suka dengan perkataan yang dilontarkan oleh Yuanita barusan, siapa yang suka dengan perkataan seperti itu. Aku pun tak suka, Queena adalah istriku tak ada yang boleh memilikinya selain diriku. "Aku cuma bercanda mengimbangi perkataan Liam barusan," sahut Yuanita, membela diri.Dua wanita ini nampaknya sulit akur sekarang, Queena yang cemburu pada Yuanita karena dulu kami pernah dekat, dan Yuanita yang cemburu pada Queena karena Liam begitu perhatian pada istriku. Kami berbasa-basi beberapa saat, kurang lebih hanya empat puluh lima menit. Karena kami harus segera pergi ke restoran. William pergi sendiri mengendarai mobilnya, sedangkan aku dan Yuanita akan berkendara di mobil yang sama seperti yang kami katakan tadi. "Aku pergi dulu ya, Sayang," pamitku pada Queena. "Kok Kak Yuanita ikut dengan Abang?" tanya Queena, seperti tak suka. "Liam akan langsung ke kantornya,

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Empat

    Pesona Istri Season 3Aku sudah mulai aktif kembali bekerja di restoran bersama dengan Yuanita. Sampai sekarang aku tak pernah tahu lagi, bagaimana hubungan dia dengan William. Kulihat mereka baik-baik saja namun hingga detik ini sepertinya tak ada kemajuan dalam hubungan mereka entah kapan mereka akan memutuskan untuk menikah. Biarlah itu bukan urusanku, mereka adalah dua orang dewasa yang sudah tahu mana yang baik dan mana yang benar. "Bagaimana keadaan Queena?" Tanya William saat aku hendak pulang. "Alhamdulillah sehat dan baik," jawabku. Sejak kejadian Yuanita melihatnya memeluk Queena dan dia marah-marah tidak jelas itu, William lebih banyak menahan diri. Dia tak lagi ingin dekat dengan Queena. Ditambah lagi aku dan istriku pergi ke luar kota, pindah ke rumah Mama dan Papa dalam beberapa bulan. Kupikir, membuat kedekatan Queena dan William tak lagi seperti dulu. "Mau ke sana, kita tengok Mama dan bayinya." Yuanita datang menghampiri kami dengan sebuah usulan. "Kamu mau?" Wil

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Tiga

    Pesona Istri Season 3 Aku terbangun saat terdengar suara azan dari ponselku. Malam tadi kami masih tidur dengan nyenyak, Queena juga tidak membangunkanku. Bayi kami pun tidak di bawa ke sini. Perawat bilang, bayi yang baru lahir tidak langsung lapar dan ingin menyusu dari mamanya saat kutanya apa bayi kami tak kelaparan. Aku segera bangun, membersihkan diri dan sholat subuh, setelah itu membangunkan Queena. "Sayang, mau mandi gak?" Tanyaku sambil mengecup keningnya. "Sudah jam berapa?" Queena bertanya. "Jam lima lewat." Queena terlihat susah payah saat ingin bangun dari posisinya. Tentu saja, pasti dia masih kesakitan di bagian intimnya. "Ayo abang bopong," kataku sembari mengambil posisi hendak mengangkat tubuhnya. Queena menatap padaku. "Iya deh," sahutnya sambil memamerkan barisan giginya. Kenapa tak minta tolong saja dari tadi. Dengan hati-hati, kuangkat tubuhnya dan kubawa ke kamar mandi. "Mau dimandiin?" tanyaku. "Apaan sih Abang, aku bisa mandi sendiri." Dia menolak

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Dua

    Pesona Istri Season 3 POV Nata Wajah lelah namun tampak bahagia itu tersenyum bahagia saat menatapku. Aku baru saja mengazani bayi kami yang ada di ruang bayi. Sedangkan Queena masih berada di ruang bersalin tadi saat aku tinggalkan untuk melihat bayi kami. Queena melahirkan tanpa persiapan, kami sedang asyik jalan-jalan di mall tapi tiba-tiba dia pecah ketuban. Lalu saat di bawa ke rumah sakit ternyata sudah pembukaan 4 dan semua berjalan dengan cepat. "Bukannya anak pertama katanya perlu lama kontraksi untuk pembukaan." Itu yang aku tanyakan pada dokter saat dikatakan Queena sudah siap melahirkan. "Aku udah mulas dari kemarin, Abang. Tapi aku tahan, makanya tadi sengaja aku ajak Abang jalan-jalan biar rasa sakitnya teralihkan." Ah, Queena, ada-ada saja. Kuat juga dia menahan rasa sakit itu. Tapi mungkin aku dan kedua mertuaku akan jauh lebih khawatir jika tahi sejak kemarin dia mulas tapi bayi baru lahir hari ini. Kembali kukecup kening Queena yang sudah berada di atas kursi

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus Satu

    Pesona Istri Season 3POV Hulya Pengantin baru, rumah baru. Begitu pulang dari hotel, aku hanya menginap di rumah Papa dan Mama dua malam. Lalu hanya semalam berada di rumah mertuaku, kemudian suamiku langsung membawaku pergi ke rumah yang dia inginkan untuk menjadi tempat tinggal kami. Sejauh ini, keluarga mertuaku semuanya baik dan sayang padaku. Termasuk adik iparku yang merupakan adik Mas Aslam. Mereka hanya dua bersaudara. Pantas saja kalau suamiku itu begitu memanjakan adik perempuannya. Aku hanya bisa menurut saat Mas Aslam mengajakku tinggal berdua saja, dia memilih rumah minimalis modern untuk menjadi tempat tinggal kami. "Aku hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja denganmu, di rumah yang tak terlalu luas sehingga aku bisa selalu melihat keberadaanmu setiap saat. Selain itu, agar kamu tak kesepian jika sendiri karena rumah tak terlalu besar." Itu yang dikatakan Mas Asalm saat pertama kali kami menginjakkan kaki di rumah ini. Terhitung sudah satu minggu kami tinggal

  • Pesona Istri Yang Kuabaikan    Dua Ratus

    Pesona Istri Season 3 Suasana pagi terasa mulai ramai oleh orang-orang yang hendak pergi bekerja. Dengan senyum lebar, aku menanti kedatangan moda transportasi umum yang sangat ingin aku coba, kereta listrik. Aku dan Mas Aslam akan naik kendaraan umum itu berbarengan dengan orang-orang yang berangkat ke kantor. "Senangnya akhirnya kita bisa naik kereta ini bareng," ucapku seraya menatap ke arah lintasan kereta. Menunggu alat transportasi tersebut datang. "Kenapa harus di jam segini sih, lihat ramai sekali. Kita ini baru menikah, harusnya bersantai di hotel menikmati kebersamaan bukannya malah ikutan berdesakan dengan para karyawan," omel Mas Aslam.Sebenarnya dia tak setuju aku melakukan ini saat ini, khawatir masih lelah setelah kemarin kami sibuk di acara pernikahan. "Ini letak serunya, ikutan berdesakan dengan penumpang lainnya. Kalau sepi mana seru, biar tahu bagaimana hidup sulit," jawabku sekenanya. Mas Aslam hanya geleng-geleng kepala mendengar perkataanku. "Memangnya gak

DMCA.com Protection Status