“Saya benar-benar tidak melakukannya, saya tidak mungkin menghancurkan keluarga yang telah memberi saya kehidupan,” ucap Queen dengan lelehan air mata yang tidak terbendung lagi.“Di mana kamu menyimpan bukti rekam medis yang pernah kamu gunakan untuk mengajukan gugatan cerai?” tanya Arya Suta dengan tegas, rasa curiga akan keterlibatan Queen semakin menebal bersamaan dengan penjelasan dari Selo Ardi.Queen menundukkan kepala, suaranya nyaris tak terdengar ketika menjawab, “Di bawa sama Ari, pengacara saya.” Hatinya terasa berat, seperti ada beban yang tak tertanggungkan menekan dadanya. Queen berharap sepupunya itu tidak terlibat dalam masalah yang sedang dia hadapi.“Semua bukti saya simpan dengan rapi dan aman, Om!” sahut Cyrus dengan suara yang mantab hingga membuat semua yang ada di sana menatapnya. “Saya menemui Ari Nugraha, dan dia melimpahkan semua bukti kepada saya. Saya sudah berjanji kepada Queen, jika Ageng tidak berubah dan tetap kasar, maka saya sendiri yang akan menjadi
Setelah pembicaraan yang panjang dan melelahkan itu berakhir, semua tamu pulang ke rumah masing-masing, termasuk Arum dan keluarganya. Ageng dan Queen tetap tinggal di rumah besar keluarga Wardana, setidaknya untuk sementara waktu.Ada banyak pertimbangan yang membuat Ageng dan Queen tidak lagi melawan kehendak Laras. Toh semua itu untuk kebaikan mereka juga.“Kau nyaman tinggal di sini?” tanya Ageng saat memasuki kamarnya bersama Queen.Kamar saat dia masih muda, kamar yang menyimpan segala kenakalannya saat masih remaja.Queen mengangguk lemah sambil menyunggingkan senyumnya. “Ya,” jawab singkat Queen.Tentu Queen merasa nyaman dengan segala kemewahan yang ada di kamar Ageng. Kamar itu begitu mewah dan nyaman, jauh berbeda dari kamar kos yang pernah ia tempati dahulu. Fasilitas lengkap dan luasnya ruangan memberikan rasa aman dan nyaman yang sangat ia butuhkan saat ini.Ageng menatap sekeliling kamar, mengingat masa mudanya. “Papa dan mama pernah bilang, suatu saat rumah ini akan me
Jika Queen dan Ageng kini sedang menikmati hangatnya kebersamaan, keadaan berbeda dengan Laras dan Arya Suta. Pasangan paruh baya itu berusaha memastikan bahwa apa yang sudah mereka rencanakan berjalan dengan lancar, dan semua masalah yang sedang mendera bisa selesai sesegera mungkin.“Mama harap konferensi pers besok bisa mengakhiri semua masalah ini,” ucap Laras dengan nada cemas.Laras masih belum bisa merasa tenang sebelum semua masalah benar-benar selesai. Kekhawatirannya terfokus pada kandungan Queen, terutama setelah membaca serangan dari netizen yang begitu massif ke akun media sosial Queen. Akun yang selama ini digunakan Queen untuk mempromosikan jasa desainnya kini dipenuhi dengan caci maki dan tuduhan keji.“Mama takut kalau Queen sampai mengalami pendarahan lagi,” lanjut Laras, suaranya dipenuhi kekhawatiran. Dia tahu bahwa stres bisa berdampak buruk pada kehamilan Queen, dan setiap hari dia berdoa agar cucunya lahir dengan selamat.Arya Suta yang masih duduk menghadap lap
Hari telah berganti. Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela besar kamar Ageng. Keduanya sudah bangun lebih awal, mencoba menenangkan diri sebelum menghadapi hari yang penuh tantangan.Queen duduk di depan meja rias, mengenakan gaun sederhana namun elegan, sementara Ageng mengenakan setelan jas yang rapi. Ketenangan yang ada di hari sebelumnya, seakan mulai terkikis saat semakin mendekati waktu konferensi pers.“Aku gugup, Geng,” ucap Queen, suaranya bergetar sedikit saat dia memandang cermin, menyisir rambutnya dengan lembut.Ageng mendekat dan memegang bahunya. “Kita akan melewati ini bersama,” katanya, suaranya penuh keyakinan. “Anggaplah ini ujian cinta kita, ujian atas rumah tangga kita, dan kita akan melewatinya untuk menuju kebahagiaan.”Queen mengangguk pelan, mencoba menyerap ketenangan dari suaminya. “Aku hanya ingin semua ini segera berakhir dan kita bisa hidup tenang,” jawabnya.“Kita pasti bisa,” balas Ageng, memberikan ciuman lembut di kening Queen. “Su
"Dapatkah Anda menjelaskan lebih lanjut mengenai perjanjian pra-nikah yang tersebar di media? Apakah benar ada kesepakatan finansial tertentu yang menjadi dasar pernikahan Anda berdua?""Terima kasih atas pertanyaannya.” Ageng menghela napas sejenak sebelum menjawab, mengambil inisiatif untuk memberi penjelasan.“Perjanjian pra-nikah yang tersebar di media telah disalahartikan dan diputarbalikkan oleh pihak-pihak tertentu. Perjanjian tersebut adalah bentuk kesepakatan yang biasa dilakukan dalam banyak pernikahan untuk melindungi hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pernikahan kami didasarkan pada cinta dan komitmen yang kuat, bukan semata-mata alasan finansial. Kami berharap publik dapat memahami bahwa perjanjian tersebut tidak mencerminkan keseluruhan hubungan kami."Suasana ruangan sedikit mereda, namun ketegangan tetap terasa di udara. Pertanyaan selanjutnya datang dari seorang wartawan wanita di barisan depan."Queen, bagaimana Anda menanggapi bukti rekam medis yang tersebar luas
“Sial!”Zachary mengumpat sambil melempar remote televisi ke sembarang arah. Dia tampak sangat murka setelah menyaksikan konferensi pers Ageng dan Queen. Remote itu memantul sekali sebelum berhenti di sudut ruangan, sebuah benda kecil yang tak berdaya seperti rencana mereka yang hancur.Rey duduk diam di dekatnya, merasakan kekecewaan yang sama. Matanya menatap kosong ke layar televisi yang kini gelap, namun bayangan senyum Queen masih terbayang jelas. Senyum itu mengoyak perasaannya, membuatnya merasa kalah, lebih dari yang pernah dia rasakan sebelumnya.Zachary bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir dengan tangan di pinggang. Dia menggelengkan kepala, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat. Pemandangan Ageng dan Queen yang berpegangan tangan, saling mendukung satu sama lain, membuat amarahnya mendidih.“Uang yang mereka miliki bisa untuk membeli media,” ucap Zachary dengan kesal. Amarah di wajahnya belum surut. Dia menahan diri untuk tidak menghancurkan lebi
Tampak suka cita sedang menyelimuti keluarga Wardana. Konferensi pers yang mereka lakukan cukup berhasil meyakinkan para klien untuk tidak menghentikan kerja sama dan juga menarik investasi mereka.Suasana di taman belakang rumah besar Wardana terasa hangat dan damai, di bawah naungan pohon-pohon besar yang memberikan kesejukan alami. Di salah satu sudut taman, para pria sedang menikmati kopi bersama, berbincang tentang keberhasilan konferensi pers, sementara di meja yang tidak jauh dari situ, para wanita sedang menyiapkan makanan dengan canda tawa yang riang.Tidak ada rasa menyesal di hati Arya Suta mengeluarkan banyak uang untuk membayar buzzer, semua itu dia lakukan demi masa depan anak-anaknya. Meski ternyata dia akhirnya dihadapkan pada kenyataan banyaknya bantuan yang datang dengan tidak terduga.Bersamaan para buzzer bayaran diperintahkan untuk menyebarkan beberapa potongan video dan juga foto yang dimiliki Danu, ternyata sudah beredar foto-foto yang diposting oleh Megan, istr
Queen tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Bukan hanya karena masalah yang mereka hadapi telah bisa diselesaikan, tetapi juga karena dia merasa mendapat dukungan dan kasih sayang yang tulus dari orang-orang terdekatnya.Setelah perpisahan kedua orang tuanya di masa lalu, Queen tidak pernah menduga akan bisa memiliki keluarga yang sehangat ini. Setiap kali memandang wajah Ageng, Queen merasa sangat beruntung, pria yang telah menikahinya itu memberinya keluarga yang utuh dan penuh cinta."Terima kasih," ucap Ageng saat mereka sudah tiba di dalam kamar. Queen tidak bisa menggambarkan lagi rasa bahagianya hari ini hingga dia meneteskan air mata. "Terima kasih untuk kebahagiaan yang telah kau berikan kepadaku."Mereka duduk di tepi ranjang, suasana kamar yang nyaman membuat mereka merasa damai. Dinding-dinding kamar itu berwarna lembut, dengan hiasan sederhana namun elegan. Tirai jendela berwarna putih berkibar perlahan terkena angin malam yang masuk dari jendela yang sedikit terbuka