Pesan dari Surya Wijaya benar-benar membuat ketenangan hidup Ageng menjadi terganggu. Setiap kali ia mencoba untuk memahami maksud dari kata-kata itu, hatinya terasa semakin berat. Pikirannya terus berputar, hingga menciptakan skenario-skenario yang terasa sangat buruk baginya.Ageng sadar salah satunya cara untuk mengetahui kebenaran adalah dengan bertanya langsung pada Queen. Tetapi, keberanian itu tidak ada. Ageng merasa dirinya pengecut. Ia tidak mampu menghadapi kemungkinan bahwa Queen mungkin menyembunyikan sesuatu darinya. Maka, ia memilih jalan yang lain, mengikuti Queen secara diam-diam dan menemukan kebenaran dengan caranya sendiri.Saat memimpin rapat, Ageng sulit berkonsentrasi. Ia duduk di ujung meja, mendengarkan penjelasan dari bawahannya, namun pikirannya melayang pada pesan yang diterimanya. Dalam sekejap, ia melihat ponselnya di bawah meja, berharap ada pesan yang memberinya kepastian bahwa Queen masih berada dalam pengawasannya. Setiap kali layar ponsel menyala, hat
Ingin rasanya Ageng berlari mengejar Queen, agar dia bisa mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Hal yang akhir-akhir ini mengganggu pikirannya dan merusak ketenangan hidupnya.“Apa hubungan Queen dengan Mike? Mengapa mereka sering bertemu secara diam-diam?”Sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin Laras lontarkan kepada Surya Wijaya, tetapi sorot mata tajam suaminya membuatnya langsung terdiam. Wanita paruh baya itu langsung melengos mengalihkan pandangannya, kecewa karena sang suami sangat membatasi dirinya yang ingin mengorek informasi.Surya Wijaya masih terdiam, menunggu suasana tenang dan kondusif untuk menyampaikan tujuannya mengajak bertemu Arya Suta. Awalnya dia hanya ingin bicara dengan Arya Suta sendiri, sungguh tidak menduga jika dia membawa anak, istri serta pengawal juga.Bukan takut, tetapi ada hal lain yang membuat Surya Wijaya merasa tidak nyaman dalam situasi seperti ini. Dia yang terkenal memiliki kekuatan dan pengaruh dalam dunia bisnis, kini harus menundukkan
Surya Wijaya menundukkan wajah memohon di hadapan keluarga Wardana. Dia tahu, dalam urusan bisnis, mereka adalah pesaing utama, tetapi kali ini demi wanita yang dia cintai, Surya Wijaya memohon, benar-benar merendahkan harga dirinya.“Demi kemanusiaan, saya mohon!” Suara Surya Wijaya terdengar putus asa.Laras menatap Surya Wijaya dengan tatap mata yang dingin. “Saya menolak juga demi kemanusiaan," balas Laras terdengar tegas, penuh keyakinan tanpa rasa ragu sedikit pun.Ruangan itu seketika menjadi hening. Penolakan Laras memupus harapan Surya Wijaya. Untuk sementara, Ageng memilih diam, menenangkan diri. Rasa curiga yang sempat mencekik kini telah terjawab. Dan untuk urusan ke luar negeri, ada sang mama yang bisa dia andalkan.“Saat ini Queen sedang hamil muda. Dan ini adalah kehamilan pertama bagi Queen. Ilmu dan pengalamannya masih sangat kurang, jadi akan sangat riskan jika tidak ada yang mendampinginya. Tentu kita tidak akan mengambil keputusan yang bisa membahayakan calon cucu
Lega, bahagia, itulah yang dirasakan oleh Ageng saat ini. Dengan detail Surya Wijaya memberikan memberikan bukti jika Rania benar-benar ibu kandung Queen. Dari foto-foto masa kecil Queen, hingga akta cerai Rania dengan Eddy.Saat menyaksikannya, Ageng merasa menjadi manusia paling bodoh sedunia, seharusnya informasi tentang keluarga Queen sudah dia ketahui sejak awal pernikahan mereka, agar tidak terjadi salah paham yang menyiksa dirinya sendiri.“Jangan ngebut! Queen sedang hamil muda,” perintah tegas Laras kepadan Pak Sutar.“Ya, Bu!” jawab Pak Sutar sambil mengangguk patuh. Seingatnya dia tidak pernah ngebut, kecuali saat menjemput saja.Setelah mencium pipi kiri dan pipi kanan Laras, Queen bergegas memasuki mobil, disusul oleh Ageng. Saat Laras melepas anak dan menantunya yang semakin jauh meninggalkan mereka, berbeda dengan Arya Suta yang justru menatap wajah sang istri dengan tatap mata yang sulit diartikan.Wanita paruh baya itu menyadari jika suaminya sedang memperhatikan diri
"Aku mohon jangan bilang kurang!" pinta Ageng sambil mencium punggung mulus Queen.Sebagai pria normal, Ageng sulit untuk menolak pesona istri yang ada di sampingnya. Meski dokter mengatakan jika kehamilan Queen baik-baik saja, tetapi Ageng tidak ingin mengambil risiko yang bisa membahayakan keselamatan janin yang sudah lama dia nantikan kehadirannya."Aku takut kamu akan mencari pelampiasan ke wanita lain jika aku tidak bisa memuaskanmu," ucap Queen dengan sendu. Ingatan akan masa lalu, bagaimana rumah tangga kedua orang tuanya hancur karena sang papa mencari kesenangan dengan wanita lain, kembali hadir mengganggu benak Queen.Ageng memang terlihat sangat antusias dan bahagia dengan kabar kehamilannya, tetapi Queen merasa ada perbedaan yang sangat mencolok saat Ageng di atas ranjang. Bagi Ageng, dia hanya ingin berhati-hati dan menjaga keselamatan calon bayinya. Tetapi ternyata Queen menangkapnya berbeda, dia merasa suaminya seperti tidak bergairah lagi terhadap dirinya."Membicarak
Surya Wijaya duduk di meja makan, matanya tertuju pada putrinya yang sedang menyantap sarapan dengan enggan. Victoria hanya memainkan roti panggang di piringnya, sesekali mencelupkan ke dalam selai, tapi tak pernah benar-benar menggigit. Surya menarik napas panjang, merasa berat untuk memulai pembicaraan ini.“Papa akan membawa mama untuk berobat ke luar negeri.” Dengan hati-hati Surya Wijaya menyampaikan kabar buruk di hadapan putrinya. “Kemo yang dilakukan mamamu kemarin tidak memberi hasil yang maksimal,” sambung Surya Wijaya dengan nada sedih.Victoria mendengarkan dengan saksama kata demi kata yang diucapkan oleh Surya Wijaya. Remaja itu mengangkat pandangannya, tatap matanya yang kelam menatap lurus ke arah ayahnya.“Bersama Queen?” tanyanya singkat, tanpa embel-embel kakak. Hingga saat ini, dia masih belum bisa menerima kenyataan jika Queen adalah saudara sambungnya.“Tidak, Queen sedang hamil, jadi dia harus banyak istirahat. Kamu mau ikut?” Surya menatap putrinya, berharap me
“Bangsat!” gumam Bryan terlihat sangat tertekan saat melihat Victoria keluar dari mobilnya. Dia segera menyadari situasinya dan tahu dia harus bertindak dengan cepat.“Mau kemana?” tanya Derrian dengan senyum menyeringai, menertawakan sahabatnya yang terlihat putus asa.“Aku mau pergi dulu,” kata Bryan buru-buru, suaranya penuh tekanan.Tanpa banyak bicara, Bryan langsung meninggalkan kafe milik Derrian. Dia sudah terbiasa keluar masuk kafe tersebut dan tahu jalan lain untuk keluar dan terbebas dari Victoria. Sosok yang selama ini dikenal playboy oleh sahabat-sahabatnya tidak bisa menghadapi gadis itu sekarang.Victoria memasuki kafe, lalu pandangannya menyapu seisi ruangan. Wajahnya menunjukkan rasa khawatir dan penuh kekecewaan. Dia kembali menatap ke tempat parkir dan melihat mobil Bryan masih terparkir di sana, tetapi sosoknya tidak dia temukan di dalam kafe.Suasana hati yang sedang tidak baik membuat remaja itu nekat untuk menemui Derrian yang dia ketahui sebagai sahabat Bryan s
Ageng mengemudi dengan pikiran yang kalut. Pembicaraan dengan sang papa tadi begitu menghantui. Benarkah Queen, wanita yang selalu berada di sisinya, adalah seseorang yang disusupkan oleh keluarga Surya Wijaya? Jika benar, berarti selama ini dia telah hidup dalam kepura-puraan. Sementara itu Queen, wanita yang dia cintai dengan sepenuh hati, adalah seorang pelakon yang handal.Mungkinkah semua yang dilakukan Queen selama ini hanyalah sebuah sandiwara. Semua kenangan bersama Queen melintas di benaknya. Bagaimana ketulusannya, cintanya, dan setiap desahan serta erangan yang selalu membuatnya bergairah. Ageng langsung memukul setir mobilnya, melampiaskan kegilaannya yang selalu ke arah sana saat teringat pada Queen.“Sialan!” Ageng merasa Queen benar-benar membuatnya gila. Calon penerus Wardana Group itu tidak pernah menduga akan secinta ini kepada perempuan yang dahulu pernah dia remehkan.Mengingat awal perkenalannya dengan Queen, semua karena Davianna. Mantan kekasihnya itu yang mempe