“Darryl, kenapa kau bertanya seperti itu Nak. Apakah kau mendengar sesuatu, atau istrimu uang mengatakan hal itu? keji sekali fitnahan yang sudah istrimu itu berikan, Darryl. Tante benar-benar tidak menyangka, “ ucap mamanya Linda dengan memasang wajah yang begitu sedih. “Dia tidak mengatakan apapun, Tante. Jadi jangan salahkan dia dalam hal ini, “ ucap Darryl yang pertama kalinya membela Vivian. “Kau bahkan membelanya sekarang, Darryl. Apakah kau percaya dengan isu itu? “ tanya Linda memberanikan diri menatap manik mata Darryl. “Ini bukan masalah isu, Lin. Jika tidak mala katakan tidak. Baiklah… aku bahagia melihat kau sudah sembuh dan sehat seperti ini, “ ucap Darryl. “Noah, sudah membawakan hadiah untuk kalinya kamu ke rumah ini, “ ucap Darryl seraya melihat kearah Noah yang baru saja masuk kedalam kediaman Linda. Sebuah buket bunga besar kian terlihat begitu indah, membuat senyuman indah di bibir Linda dan kedua orang tuanya kembali terlihat. ***“Vivian, akhirnya kamu tahu
“Baiklah, kalau begitu… Aku kembali ke kantor dulu. Nanti aku akan datang lagi, “ ucap Darryl pada Linda. “Janji? “ tanya Linda yang di anggukkan kepala oleh Darryl. Tentu Linda tersenyum bahagia melihat itu. Ia merasa tidak ada yang berubah dalam sikap Darryl. Mungkin pertanyaan Darryl waktu baru datang hanyalah pertanyaan tak sesuai dengan hatinya. Namun tanpa Linda ketahui, Darryl tentu akan terus menyelidiki hal itu. Karena Darryl percaya jika ayahnya sudah mengatakan hal seperti itu maka itu adalah kebenarannya. Kini Darryl tinggal mencari bukti yang nyata. “Hati-hati, sampaikan salamku pada om dan tante, “ ucap Linda. “Mereka pasti akan kemari, “ ucap Darryl. “Aku pasti akan menunggu mereka, “ ucap Linda yang dibalas senyuman oleh Darryl. Darryl dan Noah pun pergi meninggalkan kediaman Linda. “Loh, Nak Darryl sudah mau pergi? Kenapa cepat sekali? “ tanya mamanya Linda. “Masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan, Tante. Nanti pasti akan mampir lagi,” uc
"Saya dan Pak Saga tidak memiliki hubungan apa pun selain hubungan mentor dan murid. Beliau hanya pembimbing saya," kata Vivian dengan nada tegas, tubuhnya mengeras seakan menolak segala tuduhan. "Karena pernikahan yang sama sekali tidak saya harapkan ini, saya terancam harus mengulang semester. Jadi, tuan, saya adalah korban sebenarnya dalam pernikahan ini."Dengan langkah yang terasa begitu berat, Vivian bangkit dari duduknya, langkahnya terhenti sejenak ketika dia menyadari gelasnya kosong, tidak ada setetes air pun yang bisa melegakan kerongkongannya yang tercekat. Dengan rasa frustrasi yang memuncak, ia meninggalkan ruangan menuju dapur untuk mengisi botolnya yang kosong. Saat Vivian kembali dari dapur, betapa terkejutnya ia menemukan Adel telah berdiri di sana, sarkasme tergambar jelas di wajahnya saat tertawa mengejek. Vivian merasakan hatinya teriris, air matanya hampir saja menetes, namun dia meneguk air dalam-dalam, mencoba menenangkan badai emosi yang menderanya. Ketika Vi
"Vivian, tolong menikahlah dengan tuan muda. Hanya kamu yang bisa paman andalkan untuk menyelamatkan kehormatan keluarga Tuan Rahadian. Tuan Rahadian sudah banyak membantu keluarga kita, termasuk ketika orang tuamu kecelakaan," ucap Pak Mun.Tubuh Vivian terasa lemas, ia tertunduk menatap lututnya sendiri, dengan tangan yang mencengkram, namun ia hanya bisa diam, tidak bisa menjawab atau menolak."Pernikahan sudah berlangsung, tapi pengantin wanita tidak ada, bersiaplah, mereka sebentar lagi akan sampai!"Setelah mengucapkan itu, Pamannya pergi meninggalkan Vivian dengan tekanan yang begitu dalam."Bahkan paman pergi begitu saja tanpa bertanya, apakah aku siap atau tidak. Ayah... ibu, tidakkah mereka puas dengan sikap mereka selama ini, dan sekarang Vivi harus menikah dengan orang yang tidak Vivi kenal," gumam Vivian. Baru saja ia memenangkan dirinya, seseorang mengetuk pintu kamar Vivian dan membukanya tanpa menunggu jawaban Vivian."Turunlah, yang menjemputmu sekarang sudah tiba!" U
Banyak yang kagum dengan kecantikan pengantin wanita, padahal mereka tahu akan wajah Linda, namun di sini, mereka seolah lupa, bahkan terpesona dengan kecantikan Vivian. "Wah, pengantinnya sangat cantik ya ... Seperti bukan mempelai yang ada di foto," ujar salah satu undangan. "Kau benar, kayak beda mukanya ya, cantik banget, mempesona," ujar salah satu lagi. Tanpa mereka tahu, pengantin itu memang orang yang berbeda. "Tuan dia adalah nona Vivian, sesuai gambar yang Pak Mun kirimkan pada Anda, dia adalah Anaknya Pak Kasim yang sudah meninggal dunia," bisik Sam pada Tuan Rahadian. Tuan Rahadian tersenyum menatap ke arah Vivian. Tuan Rahadian menemui putranya dan mengatakan apa yang harus dan yang tidak harus dilakukan oleh putranya. "Apakah sudah benar-benar tidak ada jalan untuk membatalkan acara ini?" Tanya pengantin pria itu seraya memberanikan diri menatap papanya. "Andaikan papa ada jalan lain, pasti papa sudah melakukan ini dari awal. Tapi Linda kecelakaan di luar kota,
“Tuan, keluarlah! “ ucap Vivian membuat mata Darryl membulat dengan sempurna. ‘Hah, apa yang dia katakan tadi, aku disuruh keluar?’ batin Darryl tak percaya. “Apakah Tuan mendengarku?” tanya Vivian lagi, membuat Darryl langsung membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah wanita yang kini duduk di tepi ranjang. “Apa yang kau katakan tadi? Kau bilang, aku keluar dari kamar ini, apa kau sadar dengan apa yang kau katakan?” tanya Darryl. Dan dengan bodohnya Vivian menganggukkan kepalanya seraya berkata,”Aku sadar dengan apa yang aku katakan, Apakah ada yang salah, Tuan?” tanya Vivian dengan polosnya. “Saya ingin ganti baju tuan, apakah tua akan tetap disini?” tanya VIvian melihat Darryl masih berdiri di tempat. “Sial!” gerutu Darryl yang langsung keluar dari kamar itu dengan perasaan kesal. Tentu wajah kesal Darryl terlihat jelas di pandangan asistennya. “Ada yang bisa saya lakukan tuan?” tanya Noah ketika mendekati Darryl. “Bukankah kau mengatakan kau bisa melakukan semuanya
Setelah banyak drama sebelum acara resepsi, akhirnya acara itu selesai sesuai dengan rencana. Banyak yang mendoakan untuk kebahagiaan mempelai, bahkan tak luput banyak juga pertanyaan yang mempertanyakan masalah pergantian pengantin, namun Pak Rahadian bisa mengatasinya menggunakan kekuasaannya. “Semoga kalian menjadi pasangan suami istri yang bahagia. Darryl, jadilah laki-laki yang bertanggung jawab serta memenuhi sumpahmu sebagai seorang suami. Ingatlah, laki-laki dilihat dari ucapannya, jika ucapannya sudah hancur maka semuanya akan hancur, “ ucap Tuan Rahadian pada anak lelakinya. Darryl tidak menjawab apapun. Ia langsung meninggalkan tempat itu, dan tyan Rahadian mengisyaratkan agar Vivian mengikuti Darry. Dimana di belakang Vivian juga diikuti oleh Pak Sam - orang kepercayaan tuan Rahadian. “Silahkan masuk, Nona. Ini adalah kamar tjan Darryl, dan juga menjadi kamar nona saat ini. Jadi nona jangan ragu ataupun takut. Jika ada apa-apa, nona katakan saja sama saya,” ucap Pak
Selama dalam perjalanan, tidak ada yang bersuara di antara keduanya. Semuanya hanya fokus pada pikirannya masing-masing. Vivian menatap ke arah jendela, menikmati pemandangan yang ada. Sedangkan Darryl sengaja tidak menawarkan vivian apapun, bahkan sekedar minuman saja Darryl tidak menawarkan. Ia meminum sendiri air yang ada di mobilnya. Namun tanpa Daryl sadari, ternyata, Vivian jauh lebih pintar dari yang ia pikirkan. Tas rajut yang Vivian bawa ternyata berisi beberapa bungkus roti dan juga beberapa minuman yang ia bawa dari rumah tadi. Ia sudah mengira hal ini akan terjadi, apalagi ketika Noah mengatakan kalau perjalanan ini akan memakan waktu kurang lebih tiga jam. ‘Pinter juga tuh cewek sialan!’ gerutu Darryl seraya terus membawa mobilnya. Sedangkan VIvian terus ,mengunyah roti yang ia pegang tanpa menawarkan pada Darryl. “Apakah masih lama?” tanya Vivian setelah menghabiskan satu bungkus roti dan satu botol kecil minuman. “Heem,” jawab Darryl. “Baiklah, aku tidur saja ka