Share

Bab 4 Acar Untuk Papa Mertua

Setelah banyak drama sebelum acara resepsi, akhirnya acara itu selesai sesuai dengan rencana. Banyak yang mendoakan untuk kebahagiaan mempelai, bahkan tak luput banyak juga pertanyaan yang mempertanyakan masalah pergantian pengantin, namun Pak Rahadian bisa mengatasinya menggunakan kekuasaannya.

“Semoga kalian menjadi pasangan suami istri yang bahagia. Darryl, jadilah laki-laki yang bertanggung jawab serta memenuhi sumpahmu sebagai seorang suami. Ingatlah, laki-laki dilihat dari ucapannya, jika ucapannya sudah hancur maka semuanya akan hancur, “ ucap Tuan Rahadian pada anak lelakinya.

Darryl tidak menjawab apapun. Ia langsung meninggalkan tempat itu, dan tyan Rahadian mengisyaratkan agar Vivian mengikuti Darry. Dimana di belakang Vivian juga diikuti oleh Pak Sam - orang kepercayaan tuan Rahadian.

“Silahkan masuk, Nona. Ini adalah kamar tjan Darryl, dan juga menjadi kamar nona saat ini. Jadi nona jangan ragu ataupun takut. Jika ada apa-apa, nona katakan saja sama saya,” ucap Pak Sam yang kini membukakan pintu kamar yang baru saja ditutup oleh Darry.

“Terimakasih, Tuan.” Hanya itu kata yang Vivian katakan, ia pun masuk ke dalam kamar itu. Vivian bukan tanpa alasan menerima bujukan tuan Rahadian. Kata-kata Rahadian yang menyebutkan nama mendiang ayahnya membuat Vivian tertegun dan menurut.

Setelah memastikan Vivian masuk ke dalam kamarnya, Pak Sam menutup kembali pintu itu, dimana Pak Sam dikejutkan dengan keberadaan Noah - Asisten Darry yang tiba-tiba.

“Selamat malam Pak Sam. Anda sangat berjasa dalam acara ini, selain anda yang membawa nona Vivian, anda jugalah yang membawa nona Vivian masuk ke dalam kamar tuan Darryl, sungguh anda adalah orang yang baik hati, “ ucap Noah.

“Saya hanya menjalankan tugas saya dari tuan Rahadian, tentu Noah sangat tahu, bagaimana cara kerja saya. Tidak peduli dia siapa, sekali saja ada tugas dari tuan besar, maka saya juga tidak akan segan. Oh iya, kau adalah asisten tuan Darryl, jika kau peduli dengan tuan-mu, seharusnya kau mencari tahu kebenaran kenapa tunangannya berada di luar kota di hari pernikahannya, selidiki juga, apakah dia sendiri, atau bersama pria lain? Jika saya mencium hal itu terlebih dahulu, maka celakalah dia, “ ucap Pak Sam yang kemudian berlalu meninggalkan Noah.Tentu Noah sangat terkejut dengan apa yang Pak Sam katakan, Noah sangat tahu bagaimana Pak Sam, bahkan dia selalu belajar dari cara kerja beliau dalam menjadi asisten Darryl.

****

“Kau tidurlah di sofa, itu ranjangku, can siapapun tidak boleh tidur di ranjang ith selain aku, “ ucap Darryl ketika mereka sudah sama-sama membersihkan diri. Vivian yang baru saja keluar dari kamar mandi, terdiam sejenak. “Baiklah, aku juga tidak ingin tidur di ranjang itu, jangan khawatir, “ ucap Vivian serata berlalu melewati Darry menuju ke sofa yang ditunjuk Darryl tadi.

Darryl terdiam sejenak, benarkah wanita ini tidak tertarik dengannya, atau ini adalah trik-nya untuk menaklukkan-nya. Darryl menatap Vivian yang seolah abai akan dirinya ia terlihat sibuk mengambil selimut yang sudah ia ambil tadi.

“Lusa, aku akan ke rumah sakit dimana tunanganku di rawat, kau harus ikut! “ucap Darryl seraya melirik kearah Vivian yang masih cuek dengannya.

Hening, tidak ada jawaban apapun dari Vivian.

“Kenapa kau tidak jawab, apakah kau cemburu? “ tanya Darryl.

“Oke, aku lelah tuan, aku ingin istirahat lebih dulu, selamat malam, “ ucap Vivian seraya menutup sebagian tubuhnya dengan selimut.

‘Cih, bilah-bilah saja kau marah dan cemburu, akan aku buat kau semakin cemburu dan sakit hati setelah kau bertemu dengan Linda, ‘ batin Darryl dengan percaya diri.

Pagi telah tiba, malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang penuh dengan cinta dan gelora, kini terlewati dengan kesunyian. Pagi menjelang, Vivian udah bangun dan berada di dapur membantu para pelayan.

“Nona, jangan nona, biar kami saja yang melakukannya, “ ugak salah satu pelayan.

“Tidak apa-apa, mbak. Aku sudah terbiasa kok, “ ucap Vivian seraya terus melanjutkan pekerjaannya.

“Biarkan saja, bik. Pelayan memang seharusnya ada di dapur, baguslah kalau kau sadar diri, jadi kami gak perlu menyadarkanmu, “ ucap seorang wanita yang Vivian yakini dia adalah adiknya Darryl.

Vivian tidak menanggapi apa yang wanita itu katakan. Ia hanya tersenyum pada dua pelayan yang ada di sampingnya. “Sabar ya, Non, “ ucap mereka ketika wanita itu sudah pergi.

“Tidak apa-apa, mbak. Yuk lanjutkan, oh iya makanan kesukaan Papa apa, mbak? “ tanya Vivian.

“Tuan besar sangat suka dengan acar, nona. Tapi beliau gak bisa makan-makanan yang pedas, jadi acar-nya jangan yang pedes, Nona. Vivian mengangguk mengerti dengan semua yang dikatakan oleh pelayan itu. Ketika keluarga sudah berkumpul di ruang makan, Vivian dan pelayan menata makanan dimeja, membuat Tuan Rahadian terkejut.

“Vivian, ini bukan tugasmu, Nak. Ada pelayan di sini, kau adalah Nona, bukan pelayan, Nak, “ ucap Tuan Rahadian.

“Tidak apa-apa, Pa. Aku suka melakukan pekerjaan rumah, kebetulan tidak ada pekerjaan, jadi aku bantu mbak-mbak di dapur,” ucap Vivian.

“Acar ini adalah hasil masakan Nona tuan, “ ucap pelayan itu, menguat Pak Rahadian langsung menatap ke arah acar. Ia tersenyum dan meminta agar Vivian ikut duduk di kursi meja makan.

“Jangan menolak, duduklah! Kita sarapan bersama, duduklah di samping papa, Darryl kau pindah, papa ingin makan dengan menantu papa, “ ucap Pak Rahadian membuat semua yang ada di tempat itu terkejut.

Darryl mengepalkan tangannya menahan kekesalannya, namun ia menuruti apa yang papanya katakan.

“Belajarlah dari Vivian, dian pintar masak, bukan hanya pintar dandan saja. Tetaplah menjadi diri sendiri, jangan pedulikan apa yang orang lain katakan. Selagi kau benar, kau harus berani bersuara, “ ucap Pak Rahadian pada Vivian. Membuat semua yang duduk di kursi makan itu merasa kesal. Vivian tersenyum sebagai jawaban atas apa yang Pak Rahadian katakan.

Mereka pun menikmati sarapan paginya, tentu Pak Rahadian memuji hasil masakan Vivian yang terasa enak di lidahnya.

Setelah sarapan, Vivian ikut membantu untuk membersihkan meja makan, dan gerakannya terhenti kala Noah meminta Vivian kembali ke kamarnya karena Darryl memanggilnya.

“Nona, anda di tunggu tuan Darryl di kamar, “ ucap Noah.

“Terimakasih, “ jawab Vivian.

“Mbak, aku tinggal dulu, ya? “ ucap Vivian.

“Baik Nona,” ucap pelayan itu, Vivian pun pergi meninggalkan dapur dan menuju ke kamarnya.

____

“Ada yang tuan butuhkan? “ tanya Vivian ke yoan sudah ada di belakang tubuh Darryl.

“Bersiap-siaplah, kita akan menemui Linda sekarang! “ ucap Darryl.

“Bukankah anda bilang, besok tuan? “ tanya Vivian.

“Apakah kau lupa dengan surat perjanjian itu? Aku adalah aturan yang harus kau turuti, jadi jangan banyak bertanya! “ ucap Darryl. Vivian lin terdiam lalu melakukan apa yang Darryl katakan. Melihat penampilan Vivian, Darryl tersenyum sinis.

“Dasar udik, miskin! “ gerutu Darryl yang masih terdengar oleh Vivian. Vivian mengabaikan apa yang Darryl katakan. Mereka pun pergi dari rumah itu dan menuju ke tempat Linda dirawat, dimana membutuhkan waktu tiga jam lebih perjalanan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kolom Jembatan
Cih. Manggil Vivian Udik. Entat jatuh cinta baru nyahok lo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status