Share

Bab 6

Darryl masih tercengang menatap kepergian Vivian dengan tangan masih memegang pipinya. Ini pertama kalinya ia ditampar oleh seorang wanita. Bahkan ini pertama kalinya juga, ia merasakan tamparan dalam hidupnya.

‘Apakah dia sudah gila? Bahkan dia berani menamparku, sial! ‘ Rutuk Darryl seraya melihat ke arah sekitar.

***

“Kita masih berhasil mempengaruhi Darryl, Pa. Itu tandanya posisi Linda masih aman, “ ucap Ibunya Linda.

“Kenapa kita ceroboh, Ma. Lihatlah, wanita itu benar-benar membersihkan tubuh Linda, bagaimana jika ia melihat bekas itu? “ tanya papanya Linda membuat mata makanya Linda membulat dengan sempurna.

“Oh Tuhan, kenapa mama bisa lupa akan hal itu pa. Bagaimana jika wanita itu menceritakan ini pada Darryl? “ tanya mamanya Linda. Terlihat sekali wajah kedua orang tua Linda pucat pasi, mereka terlihat berfikir, namun mereka langsung mematung ketika melihat pintu ruangan itu terbuka. Bibir mereka semakin terlihat pucat, kala melihat wajah Darryl yang tidak sabar.

“Nak Darryl, “ ujar Mamanya Linda seraya saling melempar pandangan dengan suaminya.

Melihat wajah orang tua Linda, Darryl pun tersenyum, “tidak apa-apa tante, aku akan disini menemani kalian, “ ujar Darryl membuat kedua orang tua Linda bernafas dengan lega.

***

Hiks… hiks… hiks

“Kau jahat sekali Darryl. Apakah kau pikir aku akan takut denganmu? Tidak, jika aku tidak menghormati papamu, apa kau pikir aku akan bertahan, andaikan papamu tidak menyebut nama ayahku, apakah aku akan mau denganmu. Cih, apakah aku pikir semua wanita akan tergila-gila sama kamu, aku malah mau gila bila dekat dengan pria sepertimu! “ gerutu Vivian seraya keluar dari rumah sakit. Vivian melihat kearah sekitar, ia melihat penjual cilok keliling, terlihat Vivian melihat ke dalam tasnya, mencari uang agar bisa membeli cilok, makanan kesukaannya.

“Pak, beli ciloknya lima ribu, yang pedes banget ya, Pak, “ ucap Vivian.

“Baik Neng,” ucap Kang Cilok seraya mengambilkan Vivian ciloknya dengan saos plus cabe yang pedas. Setelah menerima ciloknya, Vivian berlalu mencari tempat yang teduh.

“Aku harus kemana sekarang, gak mungkin jika aku pulang sendirian, “ seru Vivian seraya menikmati ciloknya.

“Uang juga sisa 50 ribu, pulang ke rumah paman, pasti kena marah, pulang ke rumah tuan Rahadian, pasti nanti ketemu sama para nenek sihir, ah… Kenapa hidupku seperti ini? “ gumam Vivian.

****

“Sekarang katakan sama mama, apa alasan papa memilih Vivian menjadi pengganti Linda, tidak biskaha papa mengambil anak kolega kita, atau anak teman papa? “ tanya mamanya Darryl.

Terlihat Tuan Rahadian masih menatap lurus ke arah jendela yang mengantarkan ia pada hamparan taman belakang rumahnya.

“Waktu sedemikian cepat, apakah mama bisa berfikir anak siapa yang akan kita ambil, anak yang mana yang bisa menyembunyikan rahasia keluarga kita? Apakah mama tidak merasakan aneh dengan kecelakaan yang menimpa Linda? Akan hari ini dan Linda ketahuan kecelakaan di luar kota, dimana membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih 4 jam, mau kemana anak itu, dari mana anak itu? Tidak bisakah dia menunda aktivitasnya itu? Jika papa menggagalkan pernikahan itu, pasti akan banyak pertanyaan dari media, maka tahu sendiri bagaimana media kalau sudah meliput suatu berita?” ucap Tuan Rahadian.

“Tapi Linda kan tidak membuat kesalahan, Pa. Dia hanya kecelakaan, dia juga tidak memiliki aib yang akan membuat reputasi keluarga kita tercemar, iya kan? “ tanya mamanya Darryl.

“Itu kan yang kita tahu, Ma. Tapi media dan karyawan bisa saja menemukan celah, dan kita gak tahu apakah ada rahasia atau tidak dalam kecelakaan itu. Papa hanya berjaga-jaga dan sekarang papa menyelidiki semuanya, “ ucap Tuan Rahadian yang belum siap mengatakan semuanya pada istrinya itu tentang kebenarannya.

“Tapi tetap saja, ini akan bikin malu keluarga kita, Pa. Masa iya kita punya menantu dari kalangan orang miskin. Darryl itu incaran banyak wanita loh, pa. Yang suka sama Darryl itu banyak dan juga dari kalangan elit, masa iya papa ngasih dia anak babu, “ ujar Mamanya Darryl.

“Anaknya babu, banyak yang jauh lebih baik dari anaknya kalangan atas, Ma. Dari segi kepintaran, Vivian selalu mendapatkan yang terbaik, dari segi wajah dia juga cantik, hanya saja doa kalah skincare, coba dia pakai Skincare, papa yakin dia jauh lebih cantik dari anak kita. Kalau masalah harta yang mama permasalahkan, kita sudah banyak harta, tahta dan kedudukan, kita cukup mencari orang -orang yang tulus dengan kita, bukan karena harta dan tahta kita, Ma.”

***

“Sial, kemana tuh cewek? “ gumam Darryl yang sudah mencari keberadaan Vivian. Namun sudah dari tadi mencarinya, tetap saja Vivian tidak ditemukan. Darryl langsung menekan ponselnya dan menghubungi asistennya.

“Ada yang bisa saya bantu tuan? “ tanya asisten Darryl.

“Kau carilah Vivian, dan bawa pulang dengan segera, “ ucap Darryl pada sang Asistennya.

“Baik tuan, saya akan cari ke tempat tinggalnya, “ ucap Asisten Darril. Setelah mendengar jawaban itu, Darryl rela duduk di kursi panjang demi menunggu gadis yang baru saja menjadi istrinya itu. Merasa kesal, Darryl memilih untuk masuk ke dalam mobilnya dan ingin beristirahat sejenak. Berharap saja wanita itu, sadar daan meminta maaf padanya. Dengan perasaan kesal, Darryl masuk kedalam mobilnya.

Namun betapa terkejutnya Darryl ketika ia masuk ke dalam mobilnya dan melihat tubuh Vivian terbaring di kursi belakang. Mata Darryl membulat dengan sempurna, dengan mulut menganga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status