Share

Pesona Istri Dari Desa
Pesona Istri Dari Desa
Author: Ummi Salmiah

Part 1

Author: Ummi Salmiah
last update Last Updated: 2023-04-10 11:01:38

"Saya terima nikah dan kawinnya Nina Humaira dengan mas kawin seperangkat alat salat dibayar tunai."

"Sah?"

"Sah!" semua tamu undangan yang hadir ikut bahagia dengan pernikahan kami. Harusnya kami, tapi itu tidak denganku.

Aku Nina Humaira gadis desa yang nikah entah dengan pangeran darimana. Tiba-tiba tanpa basa basi hari ini aku dipersunting menjadi istrinya. Namanya Reza Adytama katanya laki-laki dari kota. Entahlah, tapi dia hanya mampu memberiku mas kawin seperangkat alat salat.

Satu minggu yang lalu seorang laki-laki datang ke rumah katanya ingin mempersuntingku menjadi istrinya. Anehnya, ayah dan ibuku langsung saja setuju.

"Menikahlah, ayah ridho kamu menikah dengannya."

"Aku baru saja pulang, yah. Apa ini alasannya aku dipaksa pulang untuk menikah?"

Aku baru saja pulang dari desa terpencil untuk menjadi sukarelawan. Ini pun aku dipaksa untuk segera sampai rumah, usut punya usut ternyata aku dipaksa untuk menikah dengan orang yang tidak kukenal. Dari segi umur aku masih sangat muda, usiaku baru saja beranjak 25 tahun tentunya banyak hal yang ingin aku lakukan. Seperti cita-citaku menjadi sukarelawan di desa terpencil. Aku mengambil kuliah psikologi, itu pun karena dipaksa oleh ayahku untuk mengambil jurusan itu. Padahal sedari kecil aku ingin ikut sekolah kedinasan. Namun, ditolak oleh ayahku. Katanya nanti aku ditempatkan di lokasi yang jauh.  Sebagai anak, aku selalu mengikuti kemauan mereka.

"Yah, apa sudah dipikirkan dengan matang Nina menikah dengan orang antah berantah?"

"Namanya Reza dari kota bukan dari orang antah berantah."

"Tetap saja, Yah. Nina juga berhak memilih yang sesuai selera Nina."

"Maksudmu Gunawan dokter muda itu. Ayah bukannya tidak setuju, tapi Gunawan pasti akan membawamu kesana kemari untuk tugas."

Ya Sallam pemikiran macam apa ini. Aku menyukai Gunawan bukan karena dia Dokter, tapi kami satu visi dan misi untuk menjadi sukarelawan. Hatiku baru saja bermekaran, kami memang belum saling menyatakan cinta. Namun, sikap dan pengertiannya nampak jelas bahwa dia sebenarnya menyukaiku. Tapi apalah daya sudah dihalangi oleh restu orang tua.

"Ikuti saja mau ayahmu. Ibu juga tidak bisa banyak membantu karena sampai saat ini ibu tidak tahu mengapa ayahmu sangat ngotot ingin kamu menikah dengan Reza."

Dari sebagian hal dalam hidup ini yang diinginkan sebagian orang sebelum menikah adalah menikah dengan orang yang dicintai, berdebar ketika akad nikah dan tentunya ketika dipelaminan merasakan manisnya pengantin baru, tapi sayangnya itu tidak berlaku untuk diriku saat ini.

"Restu orang tua adalah segalanya." Itu kalimat ibu yang bersemayam dihatiku. Meski tak cinta yang terpenting mendapatkan restu orang tua.

***

Jalannya sangat angkuh, raut wajahnya cuek. Ganteng, tapi tak ada cahaya sinar kedamaian di wajahnya. Entah kapan juga kamar tidurku ini dihias, perasaan tadi masih tetap seperti semula. Kalau orang tua sudah merestui hal tak terduga pun terlaksana, seperti kamar ini yang penuh dengan bunga-bunga serta hiasan dinding di setiap sudut kamar. 

Dilihat dari tampang bisa dipastikan semua yang ada pada dirinya terawat. Wajahnya glowing tanpa ada jerawat sedikit pun. Sepertinya dia menggunakan skin care yang bagus sampai wajahnya mulus tanpa ada bintik-bintik sedikit pun. Dari segi rupa persis kayak pemain korea yang di tivi-tivi. Semoga hati dan wajah seimbang glowingnya.

"Terpesona dengan wajahku?"

Idiih pede amat ini orang. Dipastikan tingkat percaya dirinya sangat tinggi. 

"Aku Reza, kamu Nina kan?" Hm, biasa cuma basa basi doang. 

Entah mengapa kamar ini terasa panas sekali. Si Reza tatapannya sungguh songong sekali.

"Eh, kamu gak bisa ngomong?" sambungnya lagi, curcol amat ni orang. Malas sekali meladeni laki model beginian.

Duh, Gusti apa bisa aku hidup dengan orang ini.

"Besok kita ke kota. Aku akan kenalkan kamu dengan orang tuaku. Kuharap kamu kagak bisu begini. Jangan terlalu pede aku menikah denganmu, Nina. Anggap aja bonus aku mau."

Ya Sallam benar-benar mau di hih ini orang. Kalau disuruh ngasih bintang dipastikan kukasih bintang lima nih orang, karena pedenya sekebon. 

"Oh, iya ini mas kawinmu." Dia menyerahkan seperangkat alat salat dan sepaket kosmetik. Seperti kosmetik yang sering kupakai. Apa dia tukang intip.

"Ini kosmetikmu kan? Semoga aku gak salah," ucapnya lagi. Entah siapa yang memberikan dia informasi kalau brand ini adalah kosmetik yang kugunakan sehari-hari.

"Semoga wajah dan hatimu secerah skin care yang kamu pakai. Karena aku Reza Adytama tidak menyukai gadis yang kusam."

"Astgfirullah ini orang mau di hih kayaknya pede amat." Lagi- lagi hanya berucap dalam hati.

"Aku keluar dulu," ucapnya lagi sambil menepuk wajah usai menggunakan anti acne di wajahnya. Pantas dia glowing dia pakai skin care yang sama denganku. Jarang-jarang laki-laki skin care an. 

Entahlah ini pernikahan karena perjodohan atau obsesi orang tuaku. Pusing dan mumet memikirkannya. 

Dia keluar sementara aku bersih-bersih rasanya remuk sekali menghadapi banyak tamu undangan. Yang bikin sesak ada dokter Gunawan yang hadir juga di sana. Kasih yang tak sampai mungkin begitu yang kami rasakan.

Tok! Tok! Tok!

"Nina, ini kopi suamimu." Ibuku dengan semangat sekali melayani menantunya.

"Ibu saja yang ngasih, aku malas, bu. Laki songong kek gitu dijadikan menantu."

"Tau darimana Nin, dia songong."

"Dari segi tampang, Bu. Dia terlalu pede untuk ukuran sepertiku. Memangnya dia seperti apa sampai ibu dan ayah tega menikahkanku dengannya?" Rasanya ingin teriak, tapi masih ditahan.

"Tanya ayahmu, itu bukan urusan ibu. Bagi ibu setelah dia menjadi menantu di rumah ini, ibu akan menjadikannya seperti anak." 

Enak sekali si Reza, sementara aku entah bagaimana nasib ketemu orang tuanya. Mungkin diusir seperti cerita yang di tivi-tivi. Anehnya lagi satu pun keluarganya tak ada yang datang. Semoga dia benar-benar mahluk dari bumi ini si Reza.

"Nih, kopinya. Kasih suamimu dia ada di teras sama ayahmu."

Ikuti saja maunya orang tua demi bakti terhadap negeri. Ulala pengen nyanyi seketika.

"Misi, nih kopinya."

"Masya Allah bisa ngomong juga istri Abang."

 Idiih, istri Abang. Mual deh. Si Ayah senyum-senyum kagak jelas. Aneh semua orang ini.

"Enak, ternyata istri abang pintar buat kopi." sambil mengedipkan mata.

"Hooh, emak dari istri abang alias mamah mertua idamanku yang bikin kopi." 

Dia tersedak.

Puas banget aku. Rasain! Dikira bisa apa lawan anak desa jago silat, hobi naik puncak dan suka manjat pohon kelapa. Berani mah, hantam saja songong kayak begini.

Si Ayah mau marah, tapi menahan tawa melihat ekspresinya si Reza. Puas gaes, puas banget.

"Nina itu sejak kecil memang cerdas meski anaknya sedikit keras. Jadi Nak Reza harus sabar saja menghadapinya." sangat jelas sekali suara ayah yang menjelaskan ke Reza. Aku pura-pura jalan pelan untuk masuk sambil mendengarkan obrolan mereka.

"Meski begitu dia anak baik. Cita-citanya ingin menjadi sukarelawan. Semoga Nak Reza bisa mendampingi Nina yang masih sedikit labil."  Kali ini suara ayah terdengar sangat berat bagiku. Entah apa sebenarnya motif ayah pada pernikahanku dengan si songong.

"Sejak pertama bertemu denganmu ayah setuju kamu menikah dengannya karena ayah yakin kamu bisa menjaganya. Ayah percaya sejak pertama kali Nak Reza membantu ayah ketika kecelakaan dua minggu yang lalu. Nak Reza dengan ikhlas membantu ayah disaat kamu juga butuh untuk dikuatkan. Maafkan ayah, nak.."  Deg! Maksudnya ayah meminta maaf untuk apa?

Tak berselang lama ponsel si songong bunyi. Sepertinya ada kabar penting. Dia sedikit berbisik. Cukup mencurigakan.

"Nina ... kita akan langsung balik ke kota malam ini," ucapnya.

"Kenapa buru-buru?" 

"Darurat," sambungnya lagi.

"Kemasi barang-barangmu Nina, ikuti suamimu." Ayah ikut menimpali. Semua orang sungguh menyebalkan.

Mobil sudah menunggu di depan. Terlihat ada supir pribadinya juga sudah menunggu. Kali ini entah mengapa firasatku tidak baik-baik saja. 

Ayah memelukku, ada air yang jatuh dipelupuk matanya.

"Maafkan Ayah, nak. Ini semua salah ayah." Aku hanya diam mendengar kalimat ayah yang sedikit serak. Ini asli misteri bagiku. Siapa Reza dan apa hubungan ayah sebenarnya dengan Reza.

Ibu juga ikut memelukku, tangisnya lebih keras dibanding ayah. Ini sulit bagiku. Reza sudah masuk mobil dan kami masih saling berpelukan, entah mengapa aku seperti pergi ke tempat yang jauh dan sulit untuk kembali.

Apa ayah menjualku? Benar-benar ini semua misteri bagiku.

Masuk mobil ponselnya berdering lagi.

"Iya, tunggu Daddy nak sebentar lagi sampai."

Apa? Maksudnya? Dia sudah menikah dan punya anak? Lalu aku? Apa istri kedua?

Comments (21)
goodnovel comment avatar
f b
Lanjut plisss
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
mampir kak
goodnovel comment avatar
Dewi Dewi
bagus menarik ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dari Desa   Part 2

    Aku menarik nafas lalu memghembuskannya pelan. Apa aku kabur saja, secara malam pertama belum kami lakukan. Itu artinya aku masih seperti gadis alias perawan. Ayah dan ibuku melambaikan tangan, apa mereka tahu jika laki-laki bernama Reza ini sudah menikah. Astagfirullah sudah mahluk tidak jelas, kemungkinan juga aku adalah istri keduanya. Dia masuk dan duduk disebelahku. "Berangkat pak Jum ...." "Siap Den!" Lagi-lagi aku menghembuskan nafas sambil berdo'a semoga keadaanku baik-baik saja. "Bisu lagi? Santai aja, kamu kayak mau perang!" Matanya dikedipkan sok cool banget ini orang. "Kamu sudah punya anak?" tanyaku memberanikan diri, tidak tahan dengan semua rasa penasaran ini. "Iya, memang kenapa?" "Berarti kamu telah menipu keluargaku, Reza. Bukannya kamu mengaku perjaka?" "Siapa bilang?! Nikmati saja kehidupan baru kita. Kamu sudah menjadi istriku dan orang tuamu sudah menyerahkanmu kepadaku jadi tidak perlu komplen," ucapnya penuh penekanan. Lagi, aku dilanda perasaan

    Last Updated : 2023-04-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 3

    "Daddy ngapain di kamar ini ...?" syukur akhirnya aku terselamatkan. Brayen nyelonong ke kamar persis seperti Daddy nya. Anak dan bapak kelakuannya sama saja. Si Reza jadi salah tingkah, emang enak."Ini Daddy mau cek saja. Agar tamu kita nyaman." Bingung kan mau jawab apa. Oke sip, aku dibilang tamu disini."Ayok ke kamar, Brayen ingin cerita." si bocah mengajak Reza untuk menemaninya tidur."Siap, komandan." Akhirnya dia keluar juga. Dan secepat kilat aku langsung kunci pintu jangan sampai kebablasan yang kedua kali. Sudah duda, punya anak, sok keren lagi itu orang. Besok adalah babak baru bagiku. Aku harus menyiapkan amunisi selama disini. Selain itu, sepertinya aku harus buat perjanjian dengan si Reza agar tidak semena-mena denganku. Meski berasal dari desa setidaknya aku harus punya strategi untuk mengalahkan musuh. Semangat, Nina!***Waktu menunjukkan pukul empat pagi. Bangun tidur aku langsung salat tahajud dilanjutkan tilawah dan salat subuh. Setelah ini aku akan langsung m

    Last Updated : 2023-04-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 4

    Asa-ku seperti menari-nari. Ragaku seakan mati. Melakukan sesuatu yang tidak disenangi sungguh melelahkan. Kali ini aku tidak bertarung dengan hatiku saja. Namun, pikiran dan jiwaku ikut berjuang agar bisa keluar dari zona ini. (Nina Humaira)****Aroma rumah sakit menyeruak dihidungku. Ada Miss Dora yang menungguku. Cukup lama otakku berputar mengingat kejadian yang menimpaku. Aku baru sadar ternyata aku pingsan setelah memeluk ibunya Reza. Kuraba ternyata keningku yang diperban."Syukurlah akhirnya nona sadar juga," ucap miss Dora. Walaupun dia terlihat kaku, tapi dia cukup perhatian. Aku taksir umurnya miss Dora seumuran ibuku. Walau bagaimana pun dia memiliki jiwa keibuan."Lain kali dengar ucapanku nona. Jangan terlalu percaya diri jika dinasehati," sambungnya. Kali ini aku menarik nafas, bukan merasa bersalah. Hanya disalahkan rasanya menyesakkan sekali. Apa salahnya mencoba mengulurkan tangan berbuat baik meski aku sadar itu bisa berakibat fatal karena nyawaku taruhannya."Nyon

    Last Updated : 2023-04-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 5

    Dia melotot dan mendekat."Jangan terlalu pede jadi orang. Nih kertas fansmu, jan nghayal aku cemburu melihat kertas tidak jelas ini." Astagfirullah, benar-benar nguji iman ini orang."Terima kasih tuan Reza. Pastikan kamu tidak terlihat cemburu. Cemburu itu berat, tuan." Aku langsung keluar tanpa permisi. Syukurlah, ini kertas kembali lagi. Mana belum sempat kusimpan nomornya dokter Gunawan. Miss Dora langsung mengejarku. Benar-benar bersama si Reza membuat tekanan darah semakin tinggi."Apa hubungan kalian sebenarnya?" tanya Miss Dora."Seperti halnya miss yang menjaga privasi tuannya. Saya pun demikian. Kalau penasaran tanya sama tuannya," ucapku sambil senyam senyum. Kali aja si Reza mau membuka diri. Dia santai jalan disamping kami seperti biasa dia selalu terlihat pamer.Si Reza berjalan dengan asistennya. Persis seperti adegan di drama korea yang pemeran pangeran dijaga oleh pengawal. Sok cool sekali ini orang. Mau sekeren apa pun nyatanya dia hanya mampu memberi mas kawin sep

    Last Updated : 2023-04-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 6

    "Siapa bilang aku sibuk nona sok manis? Brayen siapkan bola basketnya, Daddy akan melawan nona ini." Dia mengedipkan mata dan Brayen mengangkat dua jempolnya."Ok siap, Daddy." Si bocah semangat sekali mendukung Daddy nya. "Eh, tunggu dulu ....""Apalagi nona sok manis. Ha?" Dia mendekat. Kenapa lama-lama ini orang buat jantung rasanya mau copot."Tuan Reza tidak lihat kalau saya baru pulang dari rumah sakit. Butuh istirahat dulu, bagaimana kalau kita atur waktu." Aduh, kenapa juga aku bilang atur waktu."Kapan?" tanyanya. Jarak kami semakin dekat. Bisa habis oksigen ditubuhku dibuat."Satu minggu lagi. Bagaimana?""Baiklah ...." Dia makin mendekat dan secepat kilat aku masuk ke kamar. Benar-benar itu orang niat banget buat orang mati mendadak.Eh, si bocah sama si Daddy nya malah tertawa melihat tingkahku. Sampai malam aku tidak keluar kamar. Lebih tepatnya mengatur strategi. Satu minggu kedepan aku harus lebih kerja keras agar bisa main basket dan menjadi juaranya.****Bangun pag

    Last Updated : 2023-04-11
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 7

    Kulihat waktu menunjukkan jam tujuh pagi. Brayen seperti biasa mengerjai pengasuhnya. Mau dipakaikan seragam sekolah saja pengasuhnya ngos-ngosan. Benar-benar ini bocah menguji iman.Si Reza sok keren sudah siap berangkat ke kantor, asistennya begitu sibuk menyiapkan perlengkapannya. Aku mah cuek saja walau beberapa kali dia memandangku. "Miss Rania memang pas mendampingi tuan Reza kita mah apalah cuma ART biasa, tidak naik-naik pangkat," ucap salah satu ART di rumah ini yang bagian menyapu rumah."Memangnya Miss Rania itu mau sama tuan Reza?" tanyaku. Kenapa pula aku begitu kepo."Sangat mau miss. Kami bahkan takut dekat dengan tuan Reza kalau ada Miss Rania. Dia suka melototin. Namun, sayang, tuan Reza tidak membuka hatinya sedikit pun dengan gadis-gadis di rumah ini.""Oh, begitu. Kok jadi takut.""Sebaiknya nona fokus saja dengan tugas nona disini, jangan dekat -dekat dengan tuan Reza saingannya semua ART di rumah ini. Haha ...." Oala, seketika pengen ngumumin. Woi, aku ini istri

    Last Updated : 2023-04-11
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 8

    Kumatikan ponsel yang ada ditanganku. Entah kapan si Reza sok cool ini ada disampingku. Benar-benar meresahkan. Semoga dokter Gunawan paham mengapa aku mematikan ponsel dengan sepihak."Setidaknya aku bisa bercerita dengan orang yang menghargaiku, tuan Reza.""Tapi kamu harus ingat aku adalah suamimu," ucapnya lagi."Maksudnya suami diatas kertas?" Kali ini aku harus tegas agar Reza tidak semena-mena."Siapa bilang, Nina? Itu hanya pradugamu saja.""Sudahlah, Tuan. Aku tidak bisa memaksa tuan menjadi suami sungguhan seperti lainnya. Pastikan saja ketika ibumu sudah sembuh pulangkan aku baik-baik ke orang tuaku.""Apa kamu ingin bersama dengan pak doktermu itu.""Setidaknya ada orang yang masih setia menungguku dari dulu sampai sekarang, tuan. Pada akhirnya aku dengan siapa kita lihat saja nanti," ucapku berlalu.Waktu menunjukkan magrib. Kulakukan salat magrib lalu lanjut tilawah. Hal yang kuimpikan ketika masih muda saat menikah adalah bisa menjalankan ibadah berdua. Tadarusan berdu

    Last Updated : 2023-04-11
  • Pesona Istri Dari Desa   Part 9

    Aku penasaran dengan Pricilia itu siapa. Sengaja aku berjalan menuju taman depan melihat siapa Pricilia itu. Ternyata memang benar, gadis kalangan atas dan terhormat. Pakaiannya sangat berkelas dan mahal. Apalah aku yang hanya gadis desa yang diberi mahar seperangkat alat salat sama si Reza itu."Hei! Cemburu, Miss?" Apaan bocah kecil ini, ngagetin aja."Eh anak kecil tau saja namanya cemburu!""Tau lah Miss, anak YouTube dan tiktok kayak saya ini sangat tau lah." Ya ampun, seketika aku merinding lihat anak sekecil ini tau yang namanya cemburu."Bocah ganteng, ini jam berapa? Kamu tau gak kalau di desa tempat saya jam segini biasanya dipakai anak-anak mengaji. Setelah itu mereka berkumpul dan bercerita ke orang tuanya kegiatan apa yang dilakukan hari ini." Tiba-tiba si Brayen diam. Waduh, apa aku salah ngomong."Apa kamu mau menjadikanku tempat ceritamu, teman? Kita bisa menjadi teman setiap hari." Brayen diam tidak membalas ucapanku. Apa dia tersinggung dengan ucapanku.Tak lama kemu

    Last Updated : 2023-04-11

Latest chapter

  • Pesona Istri Dari Desa   Kesempatan Kedua

    “Daddy ….” Bayen menitikkan air mata di samping Reza yang terbaring lemah, kenangan masa lalu keluarga bahagia seperti kaset yang berputar. Brayen terus menitikkan air mata“Maafkan Brayen, Dad ….” Terdengar serak, Brayen tidak bisa tidak membendung air mata yang keluar.“Abang … kita semalam masih bisa bercerita tentang anak-anak kita, kenapa abang hanya tidur saja sekarang.” Ya Allah sesak rasanya melihat Nina menangis disamping Reza.“Abang pasti bercanda ‘kan? seperti dulu waktu kita baru bersama di awal pernikahan kita.” Shaka memeluk bundanya, menenangkan agar Nina tidak bersedih.Reza baru saja balik dari kritisnya, jantungnya ternyata serius dan harus melakukan penanganan yang lebih intensif. Brayen memeluk Nina."Maafkan Brayen, Bund. Jika ada kesempatan kedua aku ingin menjadi anak yang baik bagi daddy " Pecah tangis mereka di ruangan, Shaka yang sedari tadi hanya diam, terus mengeluarkan air mata.“Dad ….” Monica yang baru sadar ikut mencium tangan Reza.“Monica belum jadi

  • Pesona Istri Dari Desa   Reza Parah?

    Reza dilarikan ke rumah sakit karena ternyata Reza lemas dan mengalami sesak nafas. Kemungkinan yang terjadi karena Reza sempat emosi dan kepikiran Monica sehingga jantungnya kumat."Daddy kenapa, Bund.""Tiba-tiba lemas, padahal paginya daddy segar sekali.""Nafasnya naik turun, ya Allah bunda takut daddymu kenapa-kenapa." Nina menangis dipelukan Shaka. Monica yang mengira hanya chek up biasa ikut panik ketika dikabari abangnya jika Reza masuk ICU. Reza sampai tidak sadarkan diri menambah deretan kepanikan keluarganya."Bukannya tadi bunda bilang hanya chek up saja.""Iya, ternyata daddy lemas untung segera dilarikan ke rumah sakit.""Ya Allah Monica kira tidak separah ini." Terdengar suara serak Monica yang menangis mendengar Reza tidak sadarkan diri."Abang Brayen sudah menuju ke sana.""Iya, Dek. Kamu cepat ke sini," ucap Shaka yang meminta Monica langsung ke rumah sakit. Sementara Brayen shock melihat keadaan Reza, bayangan bersama ketika kecil membuat hati Brayen terenyuh dadd

  • Pesona Istri Dari Desa   Mencari Restu

    Misiku kali ini bukan lagi untuk bersatu dengan abang Brayen, tapi memikirkan bagaimana agar abang Brayen bersama daddy seperti dulu lagi. Terkadang kita dipaksa kuat oleh keadaan dan dibuat ikhlas oleh kenyataan, jadi pandai-pandailah menjaga perasaan kita sendiri, karena disaat kita terpuruk, susah dan sedih tidak semua orang akan peduli. “Ikuti saja kata bunda, Dek. Sejauh mana kamu melangkah jika dia jodohmu pasti dia akan kembali mengejarmu.”“Iya, Bang.”“Abang yakin kamu bisa melewatinya, Dek. Demi daddy,” kata abang Shaka.“Makasih, Bang. Demi kalian semua.”Segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. sakitnya daddy pasti jalan agar abang Brayen dan daddy bersatu kembali. Aku juga harus sadar jika usia daddy tidak muda lagi. Aku mau daddy di hari tuanya bahagia tanpa beban."Belajar untuk tidak terlalu berharap kepada siapapun kecuali Allah, karena harapan yang berlebihan kepada manusia hanya akan menyakiti perasaanmu sendiri," ucap ababg Shaka memberi nasehat. "Saatnya kamu le

  • Pesona Istri Dari Desa   Biarkan Dia Berjuang

    Reza kembali kumat, ternyata selama ini Reza ada riwayat jantung sehingga harus dikontrol minum obat setiap hari. Nina pun sadar semakin hari usia mereka sudah tidak muda lagi sehingga gampang sekali terkena penyakit.“Kasitahu anak-anak, Bang, kalau jantungmu sedang tidak baik-baik saja,” kata Nina pada Reza yang terbaring. Nina sadar semenjak Monica gagal menikah lagi, suaminya–Reza sering sakit-sakitan. Dia merasa gagal sebagai orang tua.“Bang, coba diubah pola pikirnya bahwa tidak semua keinginan kita selalu sejalan.”“Iya, Sayang. Daddy baik-baik saja, Bund.”“Baik-baik bagaimana, kata dokter abang harus berobat intensif.” “Tenang saja, Bund. Semua pasti baik-baik saja,” kata Reza. Jauh dari lubuk hatinya sebenarnya dia menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Shaka sudah bahagia dengan Gendhis. Sementara Monica masih dilema.“Apa abang memikirkan Monica?” tanya Nina. Dia penasaran akhir-akhir ini suaminya lebih pendiam.“Jangan dipendam, salah satu sumber penyakit adalah

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status