Share

Apa itu kamu?

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-05 23:15:16

"Maaf anda siapa?" tanya wanita yang kupegang bahunya spontan. Sial, ternyata bukan Monica.

"Maaf saya salah orang," balasku.

Wanita itu nampak cemberut melihat tingkahku, dia berlalu begitu saja. Aku bahkan bisa-bisanya keliru.

"Ente kenapa, Bro?" tanya Doni yang sedang bermain dengan anaknya.

"Gak ada." Tidak mungkin aku cerita melihat sosok seperti Monica.

"Kenalkan ini CEO mas di kantor," ucapnya lembut pada istrinya.

"Saya Meiska, Pak," balas istrinya sembari mengulurkan tangan.

"Brayen," jawabku singkat.

Melihat Meiska mengingatkanku lagi dengan Monica. Doni terlihat begitu bahagia bersama anak dan istrinya.

Kalau kamu mencintai wanita, cintailah juga omelannya, ngambeknya, manjanya, cerewetnya, cemburunya, dan juga suka hobi belanjanya. Karena itulah wanita. Aku sampai termenung memikirkan jika Monica bersamaku hingga detik ini. Rindu akan hal itu meski cintaku belum sebesar ini waktu itu.

"Berapa bulan jagoannya, Don?" tanyaku.

"Masuk enam tahun," balasnya. Lagi dan lagi um
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Tak Kuat

    Aku yakin sejauh apapun kamu pergi, kamu akan kembali padaku. Karena hatimu tak bisa tertaut dengan yang lain. Sejak dulu sampai saat ini kamu pasti akan kembali padaku."Tuan lihat siapa?" tanya Fahmi.Namun, sayangnya lagi-lagi aku kecolongan. Wanita itu tidak melirikku sama sekali. Dia justru tertawa bahagia bersama laki-laki di sampingnya."Halo, tuan?" Tanya Fahmi kembali."Eh, iya, ayo kita ke hotel saja langsung."Sepanjang menuju hotel, aku terus memikirkan wanita yang tadi rasanya hatiku begitu sesak ketika dia sama sekali tak menyapaku. Aku sungguh berharap jika itu bukan Monica adik anngkatku sekaligus istriku. Apa aku salah jika dia sama sekali tak menganggapku? Mengapa rasanya begitu sakit."Apa ada yang mengganggu, Tuan?" tanya Fahmi lagi."Tidak ada, Fahmi." Aku berbohong agar Fahmi tidak banyak bertanya.Bahkan wajah laki-laki yang tadi begitu tampan, terlihat sangat berkelas. Aku terus bertanya-tanya apa yang tadi benar Monica atau tidak. Apa selama ini dia tinggal di

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Begitu Menyesakkan

    Dia duduk di samping tuan Aksen dan terus tersenyum. Namun, dia sama sekali tak menolehku sama sekali. Aku dianggap tak ada olehnya. "Ini istri saya, Monica Adytama," katanya. Semua menatap dengan takjub, sementara aku terus memegang dadaku. Apakah ini yang namanya karma? Tepat didepanku wanita yang pernah menjadi istriku telah menikah dengan laki-laki lain. Rasanya begitu menyesakkan, aku bahkan sulit bernapas dibuat.Monica hanya tersenyum, tanpa melirikku. Rasanya tak kuat mengikuti pertemuan ini. Jauh-jauh aku kesini hanya melihat kebahagiaan mereka. Menyesakkan lagi wanita yang membuat hidupku tak menentu sedang begitu bahagia di samping suaminya."Mereka memang pasangan serasi, Tuan Aksen yang begitu menawan dan istrinya yang begitu cantik sekali."Rasanya aku ingin menyela Fahmi yang terus memuji mereka berdua. Dia sama sekali tidak tahu jika Monica adalah mantan istri yang selama ini kucari. Dia bahkan tak peka sama sekali dengan perasaanku."Kita mulai pertemuan ini. Saya s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Terasa Sakit

    Dia berlalu tanpa memedulikanku, memedulikan bagaimana perasaanku. Dia berubah seiring berjalannya waktu. Tepat di lima tahun perceraianku dia hadir bersama laki-laki lain. Yang lebih menyakitkan dia bersama dengan laki-laki yang jauh diatasku. "Aku mencari tuan kemana-mana, ternyata di sini." Fahmi datang dengan wajah ngos-ngosan. Dia tidak tahu jika hati ini sedang sakit terpuruk."Tuan kenapa?" tanya Fahmi penasaran."Istri tuan Aksen adalah mantan istriku yang kucari lima tahun ini," balasku pelan."Ha? Maksudnya ibunya Arvian?" tanyanya kembali. Aku hanya membalas dengan anggukan. Rasanya tak kuat jika mengingat kenangan yang masih begitu membekas di hati."Iya, dia adalah Monica Adytama."Fahmi diam tanpa membalasku lagi. Bolehkah aku menangis? Sekian lama menunggunya ternyata dia sudah memiliki kehidupan yang baru. Tak kuasa aku terus berjalan tanpa tahu malu, berharap ini semua hanya bualan semata. Berharap Monica sedang bercanda jika sudah memiliki pengganti diriku. Fahmi y

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-13
  • Pesona Istri Dari Desa   Cinta Yang Rumit

    Aksen dari jauh terus menatap Monica, tak menyangka wanita yang selama ini membuat tidurnya tidak nyenyak menjadi istrinya, walau dia sadar tidak bisa mengambil hatinya. Meski dia berusaha sekuat tenaga, Monica tak bergeming membuka hati untuknya."Sabar, Nak." Nina menasehati Aksen yang baru saja menjadi menantunya. Nina begitu peduli dengan Aksen, karena semangat dan sabar Aksen menunjukkan bahwa dia begitu peduli dengan Monica dan Arvian."Iya, Bund.""Seiring berjalannya waktu dia akan menjadi istrimu seutuhnya." Aksen tersenyum mendengar penuturan Nina--mertuanya."Ini saja Aksen begitu bahagia, Bund."Nina terharu melihat kegigihan Aksen. Setahun mengejar Monica tidak mudah bagi Aksen. Arvian bahkan begitu menyanyanginya, tetapi sayang Monica sama sekali tidak melirik Aksen sama sekali. Hati Monica masih tertaut dengan Brayen. Namun, sayang kandas dan sulit untuk kembalimMonica menerima pinangan Aksen karena bunda dan daddynya yang meminta. "Belajarlah jatuh cinta, agar kamu m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Pesona Istri Dari Desa   Kembali Ke Indonesia

    Setelah pertemuan singkat dengan abang Brayen lalu melihat kesungguhan Aksen, membuatku tersadar jika aku sudah memiliki suami, meski jujur hati ini belum bisa berpaling dari abang Brayen. Sakit hati berkali-kali pun tetap saja namanya bersemi di hatiku. Seperti kata orang cinta Pertama tidak bisa secepat itu untuk dilupakan.Aksen bahkan dengan sabar tidak menuntut lebih dariku, aku pun sadar akan hal itu. Sadar jika aku adalah istrinya, tetapi bagaimana aku bisa memaksa segenap hatiku untuk mencintainya, sementara hati ini masih belum bisa lepas dari satu nama. Iya, siapa lagi kalau bukan abang Brayen."Sudah siap semuanya?" tanya Aksen lembut. Aku tahu dia ingin bertanya ini itu padaku, tetapi dia tahan untuk itu. Tahan agar tidak membuatku tersinggung.Aku hanya balas dengan anggukan."Kabari bunda sama daddy, Monica. Terutama sama Arvian." Aksen mengingatkanku."Sudah," balasku singkat.Aksen menghembuskan napas pelan, terlihat dia selalu curi pandang, itu terasa ketika tatapan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Kamu membuatku berdebar

    Aku langsung masuk ke kamar mandi, beberapa kali aku menarik napas. Sesuatu mulai menjalar di hatiku, debaran pun tak bisa kuelakkan lagi. Ada-ada saja Aksen. Kuurasa dia begitu manis. Aksen memang laki-laki tampan blasteran yang membuat siapa saja terpana. Berada di kamar ini sepertinya begitu berat bagiku, bayangan abang Brayen begitu jelas kurasakan di sini. Aku begitu bodoh membiarkan rasa ini terus tumbuh berkembang. Apa karena dia cinta pertamaku? Kata orang cinta pertama begitu tak bisa terlupakan. Terutama dia pernah menjadi suami pertama, sulit untuk dilupakan.Aku bahkan pernah mengunjungi aunty Fatia, mantan om Gunawan dulu, dia nampak lebih tenang karena sekian tahun terpenjara oleh perasaannya. Karena faktanya om Gunawan hanya mencintai bunda. Apa aku juga begitu? Hanya mencintai abang Brayen, tak peduli betapa hebatnya suamiku saat ini. Semoga aku tidak seperti itu. Perasaan ini membunuhku."Kenapa lama sekali?!" tanya Aksen menggedor pintu kamar mandi.Pikiranku keman

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Pesona Istri Dari Desa   Grogi

    Aksen langsung mengembalikan posisinya seperti semula, malu karena dipergok Arvian. Senyumnya terus mengembang, sesekali dia melirikku yang merapikan Arvian untuk tidur lagi. "Daddy ke kamar mandi, dulu, ya," ucap Aksen yang ke kamar mandi."Siap, Dad," balas Arvian."Tidurlah, Nak. Besok 'kan sekolah," ucapku menenangkan Arvian."Iya, Bund. Rasanya menyenangkan ada daddy dan bunda." "Arvian sedih gak ada bunda?" tanyaku sambil mengelus rambutnya."Iya, rasanya lama sekali bunda pulang. Tapi untung daddy setiap hari menelponku." "Kapan daddy nelpon?" tanyaku."Setiap pulang sekolah, sama sebelum tidur malam. Daddy selalu menelpon menanyakan Arvian bagaimana hari ini." Ya Allah sesak sekali rasanya, dia saja begitu peduli dengan anakku."Sudah lama Arvian tidak merasakan memiliki daddy seperti cerita teman-teman di sekolah. Ternyata benar Punya daddy itu menyenangkan."Aku langsung memeluk Arvian. Titik itu jatuh begitu saja."Halo, kalian kenapa?" tanya Aksen tiba-tiba di dekat kam

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Pesona Istri Dari Desa   Tak Terduga

    Ditengah teriakan orang lain, Aksen bukannya melepasku, dia justru semakin lengket. Sekarang aku yang malu dilihat oleh banyak orang, tak sedikit mereka begitu bahagia. "Sultan bucin," bisikku."Biarin." Astaga, apa-apaan kami ini."Lain kali kalau manggil jangan salah nama," katanya.Ha? Maksudnya?"Namaku Aksen Andara, Sayang. Bukan Ardana," sambungnya lagi. Astagfirullah, bisa-bisanya aku salah memanggil namanya."Saking semangatnya tuan," jawab asisten resek di belakang. Diih, kena aku kan gara-gara omongan mereka tadi. Mereka yang memancingku hingga cemburu tidak jelas."Santai saja, jangan grogi." Aksen mulai menggodaku. Mau ditaruh dimana muka ini, malunya setengah mati.Selama peresmian, Aksen tak melepas genggaman tanganku. Benar-benar seperti laki-laki labil yang takut kehilangan kekasihnya. Lepas dikit, dia langsung menarikku pada rangkulannya. Astagfirullah, emang boleh sebucin ini, atau justru aku yang sebenarnya bucin? Entahlah."Aku ke kamar mandi, ya?" "Tunggu ... ak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Mahir Membuat Luka

    Aku duduk ikut bergabung bersama daddy dan abang Brayen. Walau jujur tanganku gemetar melihat reaksi daddy, sementara abang Brayen tetap santai. “Monica yang memintaku dad, untuk datang menemui daddy. Dia memang tidak sabaran,” katanya begitu renyah. Astagfirullah itu orang benar-benar enteng berucap. Aku langsung melotot tak percaya, eh dia justru senyum-senyum tidak jelas melihatku.“Tanpa diminta pun aku akan tetap menemui daddy,” sambungnya lagi.“Aku tidak bisa hidup tanpa Monica dan Arvian, Dad.”“Paling kamu cuma modus anak nakal!” daddy langsung to the point. Aku kira abang Brayen akan marah ternyata dia tertawa melihat reaksi daddy. Dia memang orang yang sulit untuk ditebak.“Aku serius, Dad. Monica dan Arvian adalah hidupku. Rasanya hari-hari begitu sulit tanpa mereka.” Aku hanya menunduk ketika abang Brayen berucap demikian. Sepertinya kupu-kupu mulai berterbangan. Rasanya malu sekali, apalagi lirikan matanya yang membuat wajah ini tersipu malu.“Luka yang kamu buat begitu

  • Pesona Istri Dari Desa   Agak lain

    Sampai rumah, daddy dan bunda menunggu di teras. Di mata mereka aku masih gadis kecil, yang jika setiap keluar rumah terlalu lama mereka pasti menungguku. Begitulah orang tua, selalu tersisa rasa yang sama, meski berkali-kali pernah terluka.“Apa Monica terlalu lama?” tanyaku padanya. Tak lupa pelukan hangat dari daddy yang selalu panik jika aku keluar terlalu lama.“Anaknya bukan anak kecil, Bang,” ucap bunda yang tak berhenti tersenyum.“Iya, bukan anak kecil, tapi kadang bikin panik dengan tingkahnya,” jawab daddy. Aku langsung memeluknya, percayalah semakin tua, orang tua pasti lebih protektif pada anaknya.“Apa Arvian bahagia?” tanya daddy. Aku mengangguk.“Syukurlah ….”“Dad ….”“Kenapa?” tanyanya.“Apa daddy merestui jika aku dan abang Brayen bersama lagi?” Daddy diam, sekarang aku yang canggung. Kebahagiaan yang tadi berubah menjadi rasa tidak nyaman.“Apa dia bisa menjamin berubah, sementara sampai detik ini daddy tidak melihat kesungguhannya.”Sekarang aku yang diam. “Jang

  • Pesona Istri Dari Desa   Semua Tentang Kamu

    Berkali- kali aku menghapus air mata sedih dan bahagia tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Aku bahagia melihat senyumannya yang tak henti. Sesekali dia memandangku meski terjeda karena fokus menyetir.“Jangan mengatakan apa-apa lagi, jawabanmu membuatku tidak mau kamu mengucapkan hal yang aneh lagi.”“Tulis di sini biar aku akan tempel di sudut kamarku. Apakah kamu menerimaku atau tidak,” balasnya lagi. Dia memberikanku polpen dan selembar kertas, dia niat sekali membuatku tersipu malu. Pernyataannya bahkan seperti tahu jawabannya aku menerimanya kembali. Dasar tuan arogan.“Tulislah apa kamu menerimaku. Karena ini sangat penting bagi hidupku,” sambungnya lagi.“Anda terlalu pede tuan.”Aku langsung menyimpan di dalam tas. Dia mirip dengan daddy, dia pasti akan memaksa aku menjawab sesuai dengan maunya. Laki-laki jika ada maunya dia akan memaksa, tapi kalau sudah dapat apa yang dia mau, tak sedikit yang terkesan cuek.“Kenapa di simpan?”“Nanti pas pulang aku berikan,” balasku. Wa

  • Pesona Istri Dari Desa   Pasti Ada Jalan

    "Bunda ...." Arvian memanggilku. Cepat sekali anak ini sampai padahal baru saja ayahnya menelponku. Apa sebenarnya mereka ada di sekitar sini."Hai, jagoan. Sama siapa ke sini?” tanya daddy menghampiri langsung Arvian."Sama ayah, Opa. Tapi dia menunggu di luar,” balas Arvian jujur. Apa abang Brayen yang mengajarkan Arvian untuk jujur.Daddy seketika diam. Bunda pun langsung memecahkan suasana agar tidak terlihat canggung. Aku hanya bisa menghela napas dalam-dalam, takut jika daddy kambuh lagi dengan tidak menginginkan kami kembali."Bersiaplah, Mon,” ujar bunda.Meski ragu, aku pun bersiap untuk berangkat dengan Arvian. Layaknya anak muda yang mau ketemuan aku sampai bingung menggunakan baju yang mana. Astagfirullah, kelakuanku makin aneh seperti abege labil. "Mon, lama sekali, kasihan Arvian lama menunggu." Bunda tiba-tiba datang ke kamar. Baru terasa malunya. Ada-ada saja kelakuanku yang makin aneh ini."Kamu kek anak muda saja, Mon. Milih baju saja lama sekali,” ledek Bunda."Haha

  • Pesona Istri Dari Desa   Berharap Kita Bersama Lagi

    Beharap untk kembali Aku dilema bukan karena tidak ingin menerima abang Brayen kembali, tetapi ada rasa trauma takut merasakan kekecewaan lagi. Manusiawi kurasa jika Aku tidak mau kecewa lagi untuk kedua kalinya."Bund, apa Aku harus menerima abang Brayen lagi?" tanyaku pada bunda yang sedang duduk merawat tanamannya. Aku merasa hidup bunda Lebih baik dibanding denganku. Hidupnya tenang di masa tuanya, sementara aku seperti mencari kepastian."Perasaan Monica bagaimana?" tanya bunda."Dilema, Bund. Apa kesempatan kedua itu memang benar adanya?""Jangan pernah mendahului takdir sayang, jika kamu yakin kembalilah bersamanya. Namun, apabila kamu ragu mintalah pada sang pemberi harap yang tidak pernah membuat hambanya kecewa," balas bunda.Entah mengapa setetes bening jatuh di pipiku, dengan banyak hal yang telah kulalui rasanya tidak mudah sampai di titik ini."Dan mintalah restu pada daddymu, barangkali dengan keikhlasannya bisa membuatmu semakin yakin," sambung bunda memberiku nasihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

DMCA.com Protection Status