Share

Playing Fictim

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 06:58:56

Edwin berada di apartemen yang sebelumnya ditempati Jia. Di sana Edwin menemui orang-orang suruhannya yang diminta mencari informasi tentang Jia.

Edwin duduk di sofa seraya menatap anak buahnya yang memberikan tablet pintar ke pria itu.

“Namanya Daniel Mahardika, dia seorang manager sebuah perusahaan ekspor makanan beku. Hanya pria dari kalangan biasa,” ujar anak buah Edwin yang ternyata mendapat informasi lama Daniel.

“Hanya manager.” Edwin tersenyum mencibir.

“Tapi, dia juga ipar dari Aksa Radjasa, kakaknya meninggal tiga tahun lalu,” ujar anak buah Edwin lagi.

“Mantan?” Edwin menegaskan karena jika kakak Daniel sudah meninggal, berarti sudah tidak ada hubungan dengan Aksa lagi.

“Pria seperti ini berani melawanku? Kuakui nyalinya besar, dia pasti tidak takut mati,” ujar Edwin seraya meletakkan tablet pintar ke meja.

Anak buah Edwin hanya diam menunduk.

“Kalau begitu pantau rumahnya juga rumah Aksa Radjasa. Selidiki, apakah Jia ada di sana atau tidak. Aku yakin Jia masih ada di kota
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
wardah
cowok playing victim
goodnovel comment avatar
eva nindia
pling ilfill am laki modelan kaya gniii
goodnovel comment avatar
Adeena
dasar Edwin minta di bom sama selingkuhan 'y sekalian biar ga bertingkah lg...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Rasa Peduli Yang Besar

    Jia begitu lega bisa melihat ayahnya baik-baik saja. Dia berada di kamar menunggu sang papa yang masih tertidur karena pengaruh obat penenang. Dokter yang dipercaya merawat ayah Jia selama kabur dari Edwin mengatakan jika ini satu-satunya cara agar ayah Jia tidak syok saat dibawa ke sana.“Setelah ini semua akan baik-baik saja, Pa. Kuharap Papa memahami perasaanku jika nanti aku menceritakan yang sebenarnya.”Jia menggenggam telapak tangan sang papa, lalu mencium punggung tangan pria itu.Selama ini Jia tidak berani jujur karena takut mempengaruhi kondisi kesehatan ayahnya. Dia takut ayahnya syok dan merasa bersalah kalau tahu jika Jia selama ini mendapat kekerasan dari Edwin.Jia keluar dari kamar setelah cukup lama berada di sana. Dia mencari Daniel yang kebetulan ternyata berada di dapur.“Kamu sedang apa?” tanya Jia.Daniel menoleh saat mendengar suara Jia, lalu menjawab, “Membuat kopi. Kamu mau?”Jia menggeleng pelan.Jia melihat Daniel kembali menghadap ke meja pantry, lalu dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ada Yang Cemburu

    Jia cukup terkejut Daniel bertanya seperti itu. Namun, karena Daniel sekarang sedang berusaha membantunya, membuat Jia merasa tidak ada salahnya menceritakan perselingkuhan yang Edwin lakukan.Dia juga tidak mau dianggap mengada-ada, meski memiliki bukti foto juga video.“Sudah sejak lama, tapi aku hanya bisa diam,” ujar Jia dengan senyum getir di wajah, menyiratkan sebuah luka yang lama terpendam.Daniel menatap simpati. Dia diam menunggu Jia selesai bicara.“Bahkan ketika bertemu denganmu pertama kali di mall, saat itu aku sebenarnya baru saja memergoki Edwin sedang jalan dengan selingkuhannya. Ya, seharusnya aku yang menghajarnya karena dia menduakanku, tapi malah aku yang dihajar,” ujar Jia lalu tersenyum getir menahan sakit karena semua perlakuan Edwin.Tanpa sengaja Daniel mengepalkan telapak tangan. Dia geram mendengar cerita Jia, ternyata Edwin memang bajingan.Jia mengembuskan napas kasar, lalu berkata, “Jika bukan karena Papa, aku tidak akan menikah dengan Edwin. Mertuaku se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jujur ke Ayah Jia

    Keesokan harinya. Jia akhirnya melihat ayahnya bangun. Dia terus menggenggam telapak tangan pria itu yang baru saja membuka mata.“Jia, kenapa papa dibawa ke sini?” tanya Alex dengan suara lemah.“Maaf, Pa. Tapi ini satu-satunya cara agar Papa aman,” jawab Jia seraya menggenggam telapak tangan ayahnya.“Aman? Aman kenapa dari apa, Jia? Papa baik-baik saja selama di rumah sakit,” ucap Alex dengan tatapan bingung tersirat jelas dari sorot matanya.Jia melipat bibir mendengar pertanyaan Alex. Saat itu, Jia menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka, dia melihat Daniel baru saja masuk ke kamar itu.Tatapan Jia dan Daniel bertemu, Jia melihat Daniel mengangguk sebagai tanda jika Jia harus cerita pada Alex.Jia terlihat ragu, tetapi dia tetap harus menceritakan yang terjadi pada ayahnya agar tidak ada salah paham. Jia kembali menatap pada sang papa, tatapannya melembut tetapi genggaman tangannya mengerat.“Setelah Papa tahu, aku harap Papa tetap tenang. Apa yang aku katakan, semata-mata d

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sudah Dimata-matai

    Anak buah Aksa berjaga di area rumah Daniel, tetapi mereka tidak berpenampilan seperti pengawal, malah seperti warga sekitar dan membaur dengan beberapa warga yang sedang melakukan aktivitas di pagi hari.Namun, meski begitu mereka selalu waspada, mata elang mereka terlatih untuk cepat tanggap menangkap sesuatu yang mencurigakan, seperti sebuah mobil yang sudah berhenti sekitar lima menit di dekat rumah Daniel.“Ada mobil mencurigakan arah jam dua belas,” ucap salah satu anak buah Aksa melalui earpiece yang terpasang di telinga. Pria itu tak memandang ke mobil, melainkan sedang sibuk membantu jalan agar tidak dicurigai.“Copy, aku melihatnya. SUV hitam.” Yang lainnya menyahut.“Biar kutangani.” Salah satu anak buah Aksa berpenampilan biasa, hanya memakai kaus pendek dan celana pendek turun dari pos ronda, lalu berjalan menghampiri mobil SUV yang mereka curigai.Anak buah Aksa sampai di mobil itu. Dia berpura-pura memperhatikan mobil itu, lantas mengetuk kaca jendela.“Permisi,” ucapny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Semua Waspada

    “Terima kasih karena Ibu mau membantu,” ucap Jhony.“Tidak apa-apa. Lagian, aku ini sama Dani juga sudah kenal lama. Dia itu anaknya baik sekali, makanya aku yakin dia begini bukan karena sedang berbuat jahat,” ujar wanita itu.Jhony tersenyum seraya mengangguk pelan.“Tapi, omong-omong, yang di rumah Dani itu, apa itu calon istrinya?” tanya ibu itu penasaran tetapi juga merasa agak aneh.Jhony tersenyum dengan ekspresi bingung, tetapi kemudian mengangguk dan menjawab, “Iya.”Jhony mengiyakan saja tidak dianggap aneh karena menyembunyikan wanita di sana.“Wah, begitu ternyata. Untung tadi aku membantu, ya. Jadi orang jahatnya nggak bisa nemuin wanita itu. Ya sudah, semoga Dani langgeng sama yang kedua, yang pertama udah bener dibuang, nggak bener soalnya.”Setelah mengatakan itu, wanita itu kembali ke rumah.Jhony menghela napas lega. Tidak apa berbohong selagi demi kebaikan.Di rumah. Jia pergi ke dapur untuk mengambil air hangat, ternyata di sana dia melihat Daniel yang sedang memas

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Keluh Kesah Naya

    Aksa dan yang lain sarapan bersama di ruang makan. Naya ada di sana membantu Alina mengurus Arlo.“Bams tidak kelihatan?” tanya Alina seraya mengambil lauk untuk Aksa.“Mungkin masih sibuk,” jawab Aksa.Naya terdiam mendengar nama Bams. Mungkinkah Bams tidak keluar sarapan karena ada Naya di sana? Bukankah semalam Bams kesal padanya?Mereka sarapan bersama, lalu setelahnya Aksa pamit pergi ke perusahaan.“Tidak usah mengantarku keluar. Tetaplah di dalam rumah, ingat?” Aksa mengingatkan lagi demi keamanan Alina dan Arlo.Alina mengangguk.Aksa lantas berjongkok di depan Arlo yang berdiri di samping Alina. Dia mengusap rambut putranya itu, kemudian mendaratkan kecupan di kening.“Arlo harus nurut sama, Mama. Jangan keluar rumah dulu untuk sementara, ya.”Arlo mengangguk-angguk. “Iya, Papa jangan cemas.” Aksa memulas senyum, lalu kembali berdiri.“Aku pergi dulu,” kata Aksa.Aksa keluar dari rumah lalu segera masuk mobil yang sudah terparkir di depan teras. Dia diantar sopir dan satu pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Bertindak

    Edwin berada di ruang kerjanya, menunggu informasi dari anak buahnya yang diminta memantau rumah Aksa juga rumah yang diduga milik Daniel. Dia benar-benar tak sabar, merasa anak buahnya semuanya lelet.Saat Edwin ingin menghubungi salah satu anak buahnya, ponselnya sudah lebih dulu berdering. Edwin langsung menjawab panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Edwin.“Rumah milik Daniel terlihat sepi. Tapi saya curiga, Tuan. Bagian dalam rumah itu terang, lalu di sekitar rumah itu sangat ramai dari malam sampai pagi. Saya merasa kalau memang pria itu di sana dan ada penjagaan. Namun, saya tidak tahu pasti, apakah Nyonya Jia di sana atau tidak.”Edwin mengepalkan erat telapak tangan. Bisa saja Daniel menyembunyikan Jia, terlihat sepi agar tidak diketahui.“Pantau terus, bagaimanapun caranya kalian harus mendapat informasi yang akurat!” perintah Edwin lalu mengakhiri panggilan itu.Edwin begitu geram. Bagaimanapun caranya dia harus mendapatkan Jia kembali. Saat Edwin sedang berpikir, dia mendapat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mulai Maju

    Jia berada di mobil yang berhenti di bahu jalan bersama Daniel dan dua pengawal lain. Mereka sedang menunggu, sampai beberapa saat kemudian ada mobil lain yang berhenti di belakang mobil mereka.Alina turun dari mobil yang baru saja berhenti lalu segera masuk mobil milik Daniel.“Ada apa?” tanya Alina saat sudah berada di mobil, duduk di samping Jia.“Jia tidak bisa menunggu lama untuk mengakhiri hubungannya dengan Edwin, karena itu Jia ingin meminta bantuan untuk ditemani menemui mertuanya,” ujar Daniel menjelaskan lalu menatap pada Jia.Alina menatap pada Jia.“Aku yakin Edwin akan terus bergerak untuk mendapatkanku. Jika dia menemukanku, entah apa yang akan dilakukannya. Jadi sebelum dia menemukanku, aku harus bertemu orang tuanya lebih dulu,” ucap Jia.“Apa kamu yakin? Ini akan sangat beresiko,” ujar Alina tidak yakin dan cemas.“Hanya ini cara satu-satunya. Beberapa teman mediaku tidak berani mengangkat berita perselingkuhan Edwin karena takut menerima konsekuensi yang didapat jik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status