Share

Pasti Dibantu

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 20:01:41

Jia terus menggenggam telapak tangan Anya selama perjalanan meninggalkan apartemennya. Dia tidak tahu ke mana Daniel akan membawanya, Jia pasrah karena tidak punya pilihan.

“Kakak dan kakak iparku baik, jadi kamu jangan takut atau cemas,” ucap Daniel seraya melirik pada kaca spion tengah untuk melihat bayangan Jia dan Anya.

“Aku hanya tidak mau merepotkan dan membuat masalah untuk kalian,” ucap Jia masih cemas.

“Tenang saja, kakak iparku lebih berkuasa dari yang kamu kira. Semua akan baik-baik saja, itu yang harus kamu yakini sekarang,” ujar Daniel.

Jia diam. Dia menatap pada Anya yang duduk merapat padanya. Jika bukan demi Anya, Jia tidak akan mengambil resiko ini. Dia pun berharap semoga apa yang dikatakan Daniel benar atau dia dan ayahnya akan benar-benar mati.

Jia memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Jia mengerutkan alis, sepertinya dia kenal jalanan itu dan siapa orang yang memiliki rumah di kawasan elite itu. Mungkin bisa saja kebetulan satu komplek, kan?

“Kakak iparmu past
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Adeena
bukan Naya dia bukan mantan'y Daniel tp calon'y sebentar lg Jd jamu jangan cemburu ya mending sama Bams aja masih ORI wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Titin Susiyana
udah naya gak usah mikirin dani mending sama bams aja.
goodnovel comment avatar
Wida
dani dpt sugar mommy,,, Naya kepooo
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Banyak Dukungan

    Aksa, Alina, Jia, dan Daniel duduk bersama. Aksa melihat wajah Jia yang memiliki beberapa lebam di pipi hingga rahang, membuat Aksa sampai menghela napas kasar.“Kenapa kamu tidak meminta bantuan orang lain? Setidaknya lapor ke polisi agar kamu dan papamu mendapat perlindungan,” ujar Aksa.Jia diam dengan tatapan menunduk. Ada sebuah beban dari sorot matanya yang tampak lelah.“Bu Jia, ceritakan saja apa yang terjadi. Kami pasti akan membantu,” ucap Alina seraya menggenggam telapak tangan Jia. Dia hanya ingin memberi kekuatan pada wanita itu serta memperlihatkan jika Jia tidak sendiri.Jia menatap pada Alina, tampak begitu jelas ketakutan dan kecemasan yang sedang dirasakannya saat ini.“Aku pernah mencoba meminta tolong ke temanku. Tapi hasilnya, Edwin menyuruh orang menghajarnya, bahkan sampai masuk rumah sakit dan sampai mengancam akan menghancurkan bisnis temanku jika masih mencampuri urusan kami. Dan, itu yang sebenarnya kutakutkan selama ini, sehingga aku memilih diam. Apalagi P

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Alo Bukan Alo

    Arlo memperhatikan Anya yang terus diam. Dia mendekat lalu duduk di samping Anya yang sendirian karena para orang tua sedang bicara.“Kamu siapa?” tanya Arlo seraya menatap Anya.Anya menoleh pada Arlo, lalu menjawab, “Anya.”“Oh, aku Alo,” balas Arlo.“Alo?” tanya Anya memastikan.“Bukan Alo, tapi Alo.” Arlo yang kesulitan menyebut huruf ‘R’ jadi pelafalan kata yang dia maksud terdengar sama saja.“Iya, Alo ‘kan?” tanya Anya memastikan.“Bukan itu.” Arlo mendadak kesal karena Anya salah menyebut namanya.Anya bingung sampai menggaruk kepala tidak gatal.“Namanya Alo, bukan Alo.” Arlo kembali mengulang namanya.Anya semakin bingung, lalu mencoba menebak.“Anlo?”“Bukan.”“Aslo?”“Bukan.”Anya menggaruk kepala lagi, semakin bingung.“Namanya Arlo.” Naya muncul di sana menghampiri dua anak kecil itu.“Oh, Arlo.” Anya mengangguk-anguk akhirnya mengerti.“Iya, Alo. Masa gitu aja tidak bisa,” balas Arlo yang hampir kesal karena baginya Anya salah menyebut namanya.Naya menahan tawa melihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perselingkuhan Edwin

    Edwin berada di rumah selingkuhannya malam itu. Dia memang lebih banyak menghabiskan waktu bersama mantan yang kembali padanya setelah mereka berpisah enam tahun lalu karena Edwin dijodohkan dengan Jia. Mereka kembali menjalin asmara setelah bertemu lagi dua tahun lalu.“Apa kamu benar-benar tidak akan menceraikan wanita itu?” tanya Sonia seraya memberikan segelas wine pada pria itu.Edwin tak langsung menjawab pertanyaan Sonia, tetapi memilih menenggak lebih dulu minumannya.“Jika aku menceraikan Jia, maka aku akan kehilangan semua warisan keluargaku,” jawab Edwin seraya menatap Sonia yang masih berdiri di depannya. Dia kemudian menarik tangan Sonia, meminta wanita itu duduk di pangkuannya.Sonia memasang wajah masam. Dia akan jadi simpanan selamanya jika Edwin tidak menceraikan Jia.“Apa sebenarnya kamu tidak mau melepasnya? Kamu tahu, aku tidak mau terus menerus menjadi simpanan seperti ini, aku merasa seperti wanita murahan,” ucap Sonia dengan nada suara manja.“Menceraikannya ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Misi Penyelamatan

    Di rumah sakit. Seorang dokter berjalan bersama perawat menuju ruang inap ayah Jia. Security tidak mencegah karena dokter itu sudah biasa datang untuk mengecek kondisi ayah Jia.“Kenapa membawa kursi roda?” tanya orang suruhan Edwin yang berjaga di depan ruang inap.“Kami akan melakukan pemeriksaan di laboratorium,” jawab dokter.Dua pria itu saling tatap, lalu salah satunya menghubungi Edwin.Dokter dan perawat menunggu, mereka melihat orang suruhan Edwin menggeleng.“Ya sudah, kami akan kawal,” kata pria itu karena tak berhasil meneghubungi Edwin.Dokter itu mengangguk. Dia dan perawat lantas masuk ruang inap dikawal dua pria tadi, mereka memindah ayah Jia ke kursi roda.“Kita akan melakukan pemeriksaan. Anda duduk dengan tenang, Pak,” ucap dokter.Ayah Jia hanya mengangguk.Perawat mendorong kursi roda meninggalkan kamar inap lalu mereka masuk lift.Dokter dan perawat itu terus dikawal orang suruhan Edwin, ketika mereka sampai di koridor menuju laboratorium, tiba-tiba dari belakang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dipindah

    Alina mengetuk pintu kamar Jia sebelum masuk. Dia melihat Jia yang langsung bangun saat melihatnya masuk.“Apa sudah ada kabar?” tanya Jia.“Sudah, tapi kami tidak bisa membawa ayahmu ke sini karena banyak pertimbangan. Jadi, kita akan menyusul ayahmu.”Bola mata Jia berbinar. Di mana pun, asal bisa melihat ayahnya bebas dari Edwin, Jia akan bersyukur.“Ayo!” ajak Alina.Jia mengangguk. Dia menggendong Anya, lalu berjalan bersama Alina menuju pintu keluar.Saat sampai di depan rumah, Jia terkejut karena melihat banyak orang di sana.“Mereka akan mengawal kita, tapi agar tidak terlalu mencolok, mereka akan berpencar dan mengambil jarak aman untuk mengawal,” ujar Alina menjelaskan.Jia mengangguk. Dia akan mengikuti apa pun yang dikatakan Alina.Aksa juga ternyata ikut. Dia akan semobil dengan Jia dan Alina menuju tempat Daniel membawa ayah Jia.Mobil pertama lebih dulu berjalan, baru kemudian mobil Aksa lalu diikuti mobil lain tetapi dengan mengambil jarak aman agar tidak terlihat sepe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Harus Siap

    Daniel membawa ayah Jia ke rumah lamanya. Di sana akan lebih aman karena banyak tetangga yang mengenal dan dekat dengan Daniel sehingga warga di sana siap membantu pria itu.Bahkan Daniel sudah secara khusus meminta tolong pada tetangga-tetangganya untuk merahasiakan apa yang dilakukannya dengan bayaran anak-anak mereka akan mudah mendapat pekerjaan nantinya. Imbalan yang menggiurkan.Mobil yang membawa ayah Jia memasuki garasi mobil yang ada di samping rumah, ada perawat dan penjaga lain yang sudah menunggu untuk membantu membawa ayah Jia masuk rumah.“Hati-hati,” ucap Daniel saat orang suruhan Aksa hendak mengangkat tubuh ayah Jia.Mereka melakukan dengan perlahan, menggotong tubuh pria itu bersama masuk rumah menuju kamar yang sudah disiapkan lengkap dengan alat kesehatan yang dibutuhkan.Restu ternyata ada di sana. Dia sendiri bingung, apa sebenarnya yang sedang dilakukan oleh dua keponakannya ini, kenapa malah seperti penjahat yang sedang menculik orang.“Apa ini setimpal?” tanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Playing Fictim

    Edwin berada di apartemen yang sebelumnya ditempati Jia. Di sana Edwin menemui orang-orang suruhannya yang diminta mencari informasi tentang Jia.Edwin duduk di sofa seraya menatap anak buahnya yang memberikan tablet pintar ke pria itu.“Namanya Daniel Mahardika, dia seorang manager sebuah perusahaan ekspor makanan beku. Hanya pria dari kalangan biasa,” ujar anak buah Edwin yang ternyata mendapat informasi lama Daniel.“Hanya manager.” Edwin tersenyum mencibir.“Tapi, dia juga ipar dari Aksa Radjasa, kakaknya meninggal tiga tahun lalu,” ujar anak buah Edwin lagi.“Mantan?” Edwin menegaskan karena jika kakak Daniel sudah meninggal, berarti sudah tidak ada hubungan dengan Aksa lagi.“Pria seperti ini berani melawanku? Kuakui nyalinya besar, dia pasti tidak takut mati,” ujar Edwin seraya meletakkan tablet pintar ke meja.Anak buah Edwin hanya diam menunduk.“Kalau begitu pantau rumahnya juga rumah Aksa Radjasa. Selidiki, apakah Jia ada di sana atau tidak. Aku yakin Jia masih ada di kota

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Rasa Peduli Yang Besar

    Jia begitu lega bisa melihat ayahnya baik-baik saja. Dia berada di kamar menunggu sang papa yang masih tertidur karena pengaruh obat penenang. Dokter yang dipercaya merawat ayah Jia selama kabur dari Edwin mengatakan jika ini satu-satunya cara agar ayah Jia tidak syok saat dibawa ke sana.“Setelah ini semua akan baik-baik saja, Pa. Kuharap Papa memahami perasaanku jika nanti aku menceritakan yang sebenarnya.”Jia menggenggam telapak tangan sang papa, lalu mencium punggung tangan pria itu.Selama ini Jia tidak berani jujur karena takut mempengaruhi kondisi kesehatan ayahnya. Dia takut ayahnya syok dan merasa bersalah kalau tahu jika Jia selama ini mendapat kekerasan dari Edwin.Jia keluar dari kamar setelah cukup lama berada di sana. Dia mencari Daniel yang kebetulan ternyata berada di dapur.“Kamu sedang apa?” tanya Jia.Daniel menoleh saat mendengar suara Jia, lalu menjawab, “Membuat kopi. Kamu mau?”Jia menggeleng pelan.Jia melihat Daniel kembali menghadap ke meja pantry, lalu dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Daniel : Memberi Hadiah

    “Apa itu penting?”Pertanyaan Daniel membungkam Karin. Dia mengulum bibir dan menggeleng.Daniel sendiri tidak mau bersikap baik, jangan sampai sikap baiknya disalahartikan.Daniel melihat Karin yang diam tertunduk. Dia pun memutuskan untuk pergi daripada terlalu lama berinteraksi dengan Karin.“Tunggu, kamu tidak jadi mencari aksesoris? Aku bisa menunjukkan beberapa barang yang mungkin cocok dengan yang kamu inginkan,” ucap Karin membujuk seraya meremat jari.Daniel diam sejenak, tetapi setelahnya mengangguk. Dia mengikuti Karin menuju display khusus aksesoris anak-anak.“Anak itu biasanya suka apa? Bando, jepit rambut, kalung, atau gelang mungkin?” tanya Karin mencoba mengajak bicara Daniel.Daniel tak menjawab pertanyaan Karin. Dia lebih memilih fokus memperhatikan aksesoris yang terpajang di sana, hingga tatapannya tertuju pada gantungan ponsel yang lucu dan menggemaskan.“Itu lucu,” ucap Karin.Daniel tetap tak bicara pada Karin.Karin diam memperhatikan Daniel yang begitu dingin,

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Mau Perhatian

    Siang itu, Aksa masih berada di ruang kerjanya dengan banyaknya tumpukan berkas di meja. Dia sedang membaca beberapa perencanaan bisnis untuk mengembangkan perusahaannya.“Masih sangat sibuk?”Aksa terkejut mendengar suara Alina. Dia langsung menoleh dan melihat istrinya ternyata sudah berada di ruangannya. Aksa tersenyum lebar, karena terlalu fokus bekerja, membuatnya sampai tidak menyadari kalau Alina datang.“Aku tidak mendengar kamu mengetuk pintu,” ucap Aksa langsung berdiri dari tempat duduknya untuk menghampiri Alina.“Aku memang tidak mengetuk pintu,” balas Alina.Aksa mengajak Alina duduk. Alina membawa paper bag berisi makan siang seperti yang dijanjikannya pagi tadi.“Arlo tidak rewel tahu kamu akan ke sini dan tidak diajak?” tanya Aksa.“Oh, dia pergi bersama Naya dan Bams. Katanya mau main ke rumah Anya. Nanti aku ke sana setelah dari sini,” jawab Alina seraya mengeluarkan kotak makanan dari dalam paper bag.“Ternyata dia mau lepas darimu karena Anya?” Aksa keheranan.“Iya

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Aksa dan Ilham

    Aksa sudah sampai di perusahaan. Seperti biasa Ilham akan langsung menemani masuk ruangan lalu membacakan jadwal harian Aksa.“Ada yang mau Anda ubah, Pak?” tanya Ilham setelah selesai membacakan laporannya.Aksa tak langsung menjawab. Dia malah menatap Ilham.“Ada apa, Pak?” tanya Ilham panik karena tatapan Aksa. Apa dia membuat kesalahan?Aksa menghela napas pelan, lalu menyandarkan punggung.“Apa kamu benar-benar tidak mau mengubah keputusanmu untuk mengambil alih perusahaan mertuamu? Bukankah ini menguntungkan untuk kariermu?” tanya Aksa sekali lagi setelah berulang kali Ilham berkata akan tetap menjadi sekretarisnya.Aksa hanya tak ingin dianggap menghambat Ilham berkembang. Meski dia juga berat melepas Ilham yang sudah bertahun-tahun ikut dengannya dan menjadi pekerja terbaiknya, tetapi Aksa juga ingin masa depan Ilham semakin baik.Namun, bukannya mendapat jawaban, Ilham malah membalas, “Anda mau memecat saya?”Pertanyaan Ilham tentu saja membuat Aksa sampai menegakkan badan.“

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Bodyguard Kecil

    Hari berikutnya. Alina dan yang lain sarapan seperti biasanya. Rumah itu sekarang begitu ramai dan semakin hangat dengan banyaknya orang yang menempati rumah itu.“Aku lupa bilang,” ucap Daniel di sela sarapan.Semua orang menatap pada pria itu sekarang.“Lupa bilang apa?” tanya Alina penasaran.Daniel menatap ke semua orang lalu membalas, “Waktu itu aku bicara dengan Paman, dia menawariku untuk mengelola perusahaan di sini. Karena Kak Alina akan tinggal di sini, jadi kurasa aku juga akan tetap di sini.”Alina cukup terkejut. Namun, dia juga senang karena adiknya tidak akan jauh darinya.“Itu bagus, aku setuju,” balas Alina.Lagi pula Daniel sekarang pandai mengelola bisnis, perusahaan sang paman pun dipimpin dengan baik.Daniel mengangguk-angguk lega dan senang melihat Alina setuju dengan niatnya.“Kamu akan tinggal di sini? Kalau iya, aku akan meminta orang menyiapkan kebutuhanmu termasuk ruang kerja,” ujar Aksa.“Tidak, aku mau mencari apartemen saja,” balas Daniel.Alina tidak menc

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Gagal

    Malam itu Daniel berkumpul dengan Aksa dan Alina di rumah. Mereka berada di ruang keluarga membahas soal Edwin.“Edwin memang ditangguhkan penahanannya, tapi proses hukum tetap berjalan. Pengacaraku juga sudah mengajukan semua berkas laporan dan bukti untuk menjerat pria itu agar mendapatkan hukuman maksimal. Tidak akan kubiarkan dia mendapat hukuman hanya setahun dua tahun,” ujar Aksa.“Ya, pria itu memang layak mendapat hukuman yang berat. Banyak sekali tindak kejahatan yang dilakukannya,” timpal Alina.“Ini juga bagus untuk mempercepat proses perceraian Jia karena kelakuan buruk Edwin semuanya sudah terekspos,” ujar Aksa lagi.Alina mengangguk-angguk. Dia kemudian menoleh pada Daniel yang sejak tadi tak bersuara.“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Alina.Daniel terkejut. Dia baru menyadari kalau kakak dan kakak iparnya kini sedang menatapnya.“Tidak,” jawab Daniel seraya menggeleng pelan.Alina menaikkan kedua sudut alis.“Apanya yang tidak? Aku perhatikan seharian ini kamu banyak

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Akhirnya Baik-baik Saja

    Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Akhirnya Jia sudah diperbolehkan pulang. “Papamu sudah menunggu di rumah lama kalian, jadi kami akan mengantarmu ke sana,” ucap Daniel.“Iya, terima kasih,” balas Jia.Akhirnya Jia harus kembali ke rumah keluarganya karena dia tidak mau tinggal di apartemen atau rumah milik Edwin yang penuh dengan kenangan pahit.Alina datang menemani Jia keluar dari rumah sakit sekalian membantu Daniel.“Apa sudah semua?” tanya Alina.Daniel mengangguk.Alina mendorong kursi roda yang Jia duduki. Mereka pergi menuju pintu depan lobby rumah sakit karena mobil yang akan membawa mereka sudah menunggu di sana.“Seharusnya kamu tidak perlu repot-repot menjemput,” ucap Jia.“Apanya yang repot? Aku tidak pernah merasa repot,” balas Alina, “kita sudah kenal lama, bahkan dulu kamu membantuku memasarkan desainku, jadi anggap saja kita ini saling melengkapi dan menguntungkan,” imbuh Alina.Mereka sampai di depan lobby. Jia dibantu Alina dan Daniel masuk mobil, lalu

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sosok Anak

    Anya masih berada di rumah sakit bersama Daniel. Dia ingin menemani Jia sebelum dijemput Alina saat sore hari. Anya akan bersama Alina sampai Jia keluar dari rumah sakit.“Mama mau ke mana?” tanya Anya saat melihat Jia bergerak ingin menurunkan kaki.“Ke kamar mandi,” jawab Jia agak kesusahan turun karena tubuhnya yang masih kaku dan tangan masih terpasang selang infus.Anya menoleh pada Daniel yang baru saja menerima telepon.“Paman, Mama mau ke kamar mandi tapi tidak bisa bawa infusnya,” kata Anya.Jia terkejut karena Anya sampai memanggil Daniel. Dia menoleh pada pria itu yang sudah memandangnya.“Aku bisa sendiri, kamu selesaikan saja urusanmu,” kata Jia karena tak enak hati jika terus merepotkan Daniel.Namun, ternyata Daniel tetap mendekat. Dia berjalan menghampiri Jia dan Anya.Jia menatap Anya yang tersenyum lebar. Sungguh dia merasa sangat sungkan karena hampir semua bantuan yang dibutuhkannya, Daniel yang mencukupi.“Kamu bisa jalan?” tanya Daniel memastikan lebih dulu.Jia

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Agak Canggung

    Di rumah sakit. Daniel menyiapkan sarapan untuk Jia yang tadi diberikan oleh perawat.“Kamu bisa makan sendiri?” tanya Daniel memastikan karena Jia terlihat masih lemah.Jia tersenyum kecil, lalu menjawab, “Bisa, kamu tenang saja.”Daniel mengangguk pelan. Dia kembali duduk menunggu Jia sarapan, siapa tahu Jia membutuhkan bantuannya.Jia berusaha makan sendiri meski seluruh tubuhnya terasa sakit karena lebam di sekujur tubuh. Dia memasukkan suapan pertama, lalu tatapannya tertuju pada Daniel. Dia melihat pria itu hanya diam menunggunya makan, membuat Jia merasa sedikit sungkan.“Kamu tidak sarapan?” tanya Jia.Sejak kemarin Daniel terus menunggunya di sana, bahkan tak terlihat sekalipun keluar dari kamar itu, kecuali saat kedatangan orang tua Edwin.“Kak Alina bilang akan datang membawakan sarapan, jadi aku akan menunggunya,” ujar Daniel.Jia mengangguk-angguk pelan. Dia agak canggung karena makan sendiri, sedangkan Daniel hanya duduk mengamatinya.“Makanlah dan minum obatmu. Kamu har

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Izin Cuti

    Alina menemui Anya yang baru saja selesai mandi dibantu pelayan.“Biar aku saja yang membantunya ganti baju, kamu keluarlah,” kata Alina pada pelayan.Pelayan mengangguk lalu keluar dari kamar itu.Alina memulas senyum pada Anya. Dia mendekat lalu duduk di tepian ranjang dan membantu Anya memakai pakaian.“Apa tidurmu nyenyak?” tanya Alina.Semalam Anya dan Arlo tidur satu kamar atas permintaan Arlo, tetapi disediakan dua ranjang terpisah.Anya mengangguk seraya menatap pada Alina yang sedang memakaikan bajunya.“Kata Arlo, semalam kamu mimpi buruk sampai menangis. Apa benar?” tanya Alina memastikan apakah cerita putranya benar atau tidak.Anya terdiam. Dia menunduk tak menjawab pertanyaan Alina.Alina melihat ekspresi sedih di wajah Anya. Dia tidak bertanya lagi, tetapi memilih segera menyelesaikan membantu Anya memakai baju. Setelah itu dia juga menyisir rambut Anya.“Bagaimana kabar Mama?” tanya Anya.“Mama sudah baik. Hari ini kita ke sana untuk menjenguknya, ya.” Alina bicara ser

DMCA.com Protection Status