Perempuan itu menoleh tatkala sahabatnya memanggil dari kejauhan, sembari tergopoh-gopoh berlari kearahnya yang sedang duduk menikmati pemandangan senja di tepian sungai Nil. Terpaan angin sejuk mengiringi lambaian kain panjang yang menutupi kepala hingga badannya.
Perempuan itu terlihat anggun dengan balutan hijab sesuai syari'at. Pesona wajah mungil dengan hidung lancip dan bibir merah merona serta dua pasang bola mata yang bersinar indah di bawah semburat sinar jingga sore hari itu, membuat siapapun mungkin berpikir dialah bidadari yang turun ke bumi.
"Haduh Sekar, huh huh... ai anjen ih!" ucapnya dengan nafas yang terputus-putus (Anjen dalam bahasa Sunda artinya adalah kamu).
Layla merupakan sahabat Sekar di Mesir, mereka satu kelas dan jurusan. Layla berasal dari Bandung Jawa barat sedangkan Sekar berasal dari Bali.
"Kebiasaan deh kamu Lay, hobinya lari kaya di kejar maling aja, ada apa?" tanya Sekar.
"Aduh haus haus kasih minum kek jangan dulu nanya kamu teh!" ujar Layla dengan logat bahasa sunda.
"Iya iya minumnya sambil duduk ya anak maniiis!" ejek Sekar.
Selesai meneguk minuman dari botol milik Sekar kemudian Layla melanjutkan pembicaraannya.
"Kar, kamu tau Kang Surya kan? senior kita yang jualan martabak depan kampus itu loh, martabak sultan," ucap Sekar sambil menyeringai.
"Tau, kenapa emang? mau beli martabak?" tanya Sekar kembali.
"Bukan ih ai anjen, gantengnya itu lo Kaaar ya ampun mirip Justin Bieber, tadi dia nyamperin aku dan tau nama aku... haaah panas dingin deh aku jadinya!" jelas Layla.
"Ya... ya bagus lah, dia naksir balik jadi kan kamu gak bertepuk sebelah tangan," sindir Sekar.
"Sayangnya tidak seperti pradugamu Sekar, whuaaaaa!" timpal Layla sembari menangis.
Beberapa orang yang melewati mereka langsung menoleh, Sekar pun buru-buru menutup mulut Layla dengan tangannya.
"Berisik kamu ini!" ucap Sekar dengan aksen bahasa Bali.
"Akutuh sedih Sekar, dia malah minta nomor kamu whuaaaaaa!" Layla berteriak kembali.
"Layla, kamu lama-lama aku ceburin nih ke sungai biar dimakan buaya Fir'aun!" tegas Sekar.
"Ok ok tapi gak apa-apa sih kan masih ada mas Azzam penjual tempe dan bakso di film ketika cinta bertasbih, ah itu mah ganteng plus sholeh banget idaman para ukhti, iya kan?" tanya Layla.
"Hahaha si Bimo kali ah mahasiswa yang jualan tempe di kampus kita lebih real gak halu," ejek Sekar sembari mengusap kepala Layla.
"Hiih si Bimo yang matanya sering kelilipan? gak mau aku pkoknya mas Azzam, eh iya Kar tadi aku kasih nomormu ya hehehe siapa tau loh dia tiba-tiba ngelamar, kan lumayan biaya hidupmu terjamin sama hasil martabak sultan!" ungkap Layla.
Sekar pun mengejar Layla yang segera berlari menghindarinya, begitulah sikap kedua sahabat ini mereka hidup apa adanya meski memang mereka terlihat konyol juga kekanakan. Sekar dan Layla saling menyayangi dan membantu dalam segala hal.
Mereka berdua tinggal di satu asrama dengan kamar bersebelahan. Awal mula mereka saling mengenal adalah disaat pertama kali Sekar datang ke asrama dan kebingungan mencari kamarnya, lalu ia bertemu dengan seorang perempuan yang hendak masuk ke dalam asrama. Sekar pun bertanya kepada Layla saat itu, sampai akhirnya Layla menunjukan kamar Sekar yang tanpa di sadari bersebelahan dengan kamarnya. Dari sanalah mereka mulai akrab dan menjadi sahabat baik.
***
Drrt...
Drrt...
Handphone Sekar bergetar di meja belajarnya, ia baru saja selesai melaksanakan shalat Dzuhur.
"Assalamualaikum Sekar."
Sebuah pesan singkat dari nomor tidak dikenal terlihat di layar ponselnya, Sekar pun membalasnya dan seseorang itu mengatakan bahwa dirinya adalah Surya. Lelaki yang meminta nomornya kepada Layla tadi siang, kemudian Sekar keluar kamar menemui Layla di kamarnya.
"Layla, assalamualaikum!" seru Sekar.
"Masuk aja Sekar pintunya gak di kunci kok, biasanya juga langsung nyeruduk gak pake salam" sahut Layla.
"Lay! aduh gawat, masa bli Surya ngajak aku taaruf'an, gimana ini aku belum siap nikah!" ucapnya.
Terlihat ekspresi kepanikan pada wajah sekar, ia mencoba merileksasi pikirannya sambil meminum jus jeruk yang ada di meja belajar Layla.
"Hmmm cai nginum urang di beaken we si eta mah ai panik teh!" celoteh Layla (hmmm air minum aku di habisin kan jadinya kalau dia lagi panik!)
"Apa lay?" tanya Sekar.
"Enggak! back to topic, itu si toko bli bli Surya serius? masa sih baru nge w******p uda main jeder aja ngajak ta'aruf?" sanggah Layla.
"Ya aku gak ngerti juga , tapi ya gimana Lay aku belum siap, tau sendiri kan dari semenjak aku kuliah di sini beberapa lelaki ngajak aku taaruf ditolak karena sesuatu hal yang kutakutkan malah bikin mereka sakit hati," ungkapnya.
"Hmmm Sekar... kamu janji ya! itu maksud kamu, takut mereka tau ada orang yang bilang kalimat itu ke kamu?" tanya Layla.
"Iya!" jawabnya.
"Gini ya Sekar ku sayaaang, emang sih kang Surya teh cepet pisan ngungkapin niatnya tapi gak salah juga kan baru ngajak ta'aruf kita bisa nolak kalo gak cocok, dia tajir loh pengusaha martabak sultan Indonesia yang terkenal seantero mahasiswa mesir, ibadahnya juga di kenal bagus, sholeh, kenapa gak kamu coba?!" tegas Layla.
"Gak mudah Lay, janji itu seolah ngiket aku, kamu bayangin aja ketika kamu percaya akan sebuah perjanjian yang di harapkan jadi nyata kamu pasti fokus berjuang untuk hal itu kan?" jelas Sekar.
"Aku faham, meskipun aku gak pernah deket sama cowok sih... huhuhu sedih aku te laku!" ucap Layla dengan ekspresi menangis.
"Jadi?" tanya Sekar yang masih merasa kebingungan.
"Hmmmm gini deh Kar, kamu yakin gak orang itu bakal hidup seribu tahun?"
"Ya enggaklah Lay, bisa sih tapi di awetin jadi mumi!" celetuk Sekar.
"Nah itu! kamu gak bakal tau dia hidup sampai kapan barangkali kamu lebih dulu, atau dia lebih dulu, terus janji itu gak guna lagi, jadi dosa iya karena kalian uda ngerasa yakin sama takdir padahal takdir itu, Allah yang memegang kendali penuh!" tegas Layla.
"I see Lay, cuman aku uda berusaha tapi selalu balik lagi yakin sama dia," ungkap Sekar.
"Oke, satu tahun lagi kita pulang ke Indo, selesai kuliah tahun depan aku bakal izin sama orang tuaku buat pergi ke tempatmu, kita buktikan sama-sama dia masih setia sama janjinya atau enggak, setuju?" ajak Layla.
"Oke setuju, eh tapi gimana ini sama bli Surya ?"
"Jawab aja belum bisa untuk sekarang ana mau fokus dulu selesaikan kuliah, uda gitu beres, kang Surya orang yang bijak dia pasti faham!" tukas Layla.
Akhirnya Sekar kembali ke kamarnya sembari mengucapkan terimakasih kepada Layla yang telah memberikan solusi untuk permasalahan hatinya.
"Farhan!" seru Sekar.Perempuan itu berusaha mengejar seorang lelaki di depannya, dia memakai sweater merah yang menutupi pakaian seragam putih abunya. Farhan tidak mendengar panggilan Sekar dan terus berjalan pelan sembari mengangguk-nganggukan kepala menikmati alunan musik dengan sebuah earphone."Debagus farhaaaann !" teriak Sekar sekali lagi.(Debagus adalah singkatan dari Ida Bagus , yaitu panggilan ciri khas orang Bali kepada lelaki muda atau remaja yang juga mempunyai arti tampan atau ganteng).Sekar terus mengejarnya dengan nafas yang terengah-engah, namun Farhan masih saja asik dengan dunianya. Sekar melihat sebuah kertas tergeletak di samping tong sampah, kemudian ia mengambil dan menggulungya."Rasakan ini ferguso hiyaaaat!" teriak Sekar sembari melemparkan gulungan kertas itu ke arah Farhan.Kertas itu tepat sasaran mengenai kepalanya.
Waktu berlalu begitu cepat, satu minggu lagi pengumuman kelulusan bagi siswa-siswi kelas dua belas di SMA Maharani sekaligus pengumuman kelulusan bagi mereka yang sebelumnya mendaftar perguruan tinggi.Semua begitu antusias menanti waktu itu tiba termasuk Sekar yang berharap bisa di terima di Universitas Al-Azhar Mesir. Terkecuali Farhan, semenjak menyatakan perasaannya kepada Sekar dia merasa bahwa kehilangan sosok Sekar dihidupnya menjadi nyata. Sekar tidak lagi sehangat seperti sebelumnya, sudah lama perempuan itu mulai menjauhi Farhan padahal kelas mereka bersebelahan.Farhan begitu sulit dan merasa canggung untuk sekedar menemui Sekar kembali, karena ketika mereka berpapasan pun Sekar tidak pernah menyapanya lagi terkecuali hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum saja."It's okay Han yang penting lo masih bisa liat senyum dia setiap hari meskipun gak ada sepatah kata yang terucap lagi," gumamnya dalam hati.Sekar kini merasa perlu untuk membuat batasan di antara mereka, ia s
"Hmmm... gak kerasa udah mau pulang aja, perasaan baru kemarin mulai kuliah disini!" gumam Sekar.Ia sedang mempersiapkan barang-barang pribadi ke kopernya, tiga bulan lagi Sekar akan meninggalkan kota Mesir setelah hampir empat tahun menimba ilmu di Universitas al-Azhar. Ada perasaan bahagia juga perasaan sedih, bahagia karena mengingat dia akan bertemu kembali dengan Ibunya juga harapannya yaitu Farhan, namun di sisi lain ia merasa sedih tatkala mengingat kenangannya ketika pertama kali menginjakan kaki di gerbang universitas Al-Azhar Mesir.Begitu banyak kenangan tersimpan di kota ini, bagaimana ia pertama kali bertemu dengan Layla, sungai Nil tempat favoritnya untuk menenangkan diri, belajar bersama mereka orang-orang yang sedikit banyak telah membantu hidupnya ke arah yang lebih baik.Semakin ia mengenal syari'at Islam disini, membantu Layla berjualan nasi goreng karena Layla merupakan anak dari keluarga kurang mampu. Selain mendapatkan beasiswa sama sepert
Surya berlari cepat keluar dari area pasar dan melihat sebuah mobil melaju pelan ke arahnya, seketika ia berusaha menghentikan mobil tersebut dengan berdiri tepat di depannya.Si pemilik mobil sempat memaki-makinya dalam bahasa Arab, “Madza taf'al ya akhi?!” sembari membunyikan klakson beberapa kali.Pemilik mobil tersebut keluar dan menghampiri surya dengan terus menggerutu, namun Surya berusaha menenangkannya serta mengatakan bahwa ia sedang membutuhkan pertolongan. Ia menjelaskan secara singkat bahwa ada Ibu hamil yang mengalami pendarahan, mendengar hal itu sang pemilik mobil pun segera membantu Surya. Mereka berlari ke arah pasar kembali menemui Sekar, Layla dan perempuan tadi."Cepat Bli dia kesakitan banget, ini darahnya juga makin banyak keluar," ujar Sekar.Surya dan si pemilik mobil tadi meminta izin untuk menyentuh perempuan itu dan membopongnya menuju mobil, sementara di
Setelah kejadian kemarin, Sekar, Layla dan Surya mengantarkan perempuan yang diselamatkan bernama Aisyah kembali kepada kedua orangtuanya. Suaminya pun dipenjara dan terkena pasal kasus kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini dilakukannya kepada Aisyah.Beruntung janin di dalam kandungannya selamat karena pendarahan dapat segera diatasi. Aisyah dan juga kedua orang tuanya sangat berterima kasih atas pertolongan mereka kemarin sore khususnya kepada Surya sebagai bentuk penghormatan. dan selepas itu mereka pamit untuk pulang kembali ke Kairo. "Alhamdulillah aku lega Kar, InsyaAllah ka Aisyah dan calon bayinya aman sama orangtuanya sekarang," ucap Layla. "Iya Alhamdulillah setidaknya ka Aisyah sudah menentukan pilihan yang tepat, lebih baik pergi dari pada bertahan dalam kesakitan," timpal Sekar. "Ini semua sudah Allah rencanakan, mungkin kita adalah jalan bagi dia agar selamat dan dia adalah jalan buat kita menabung pahala, aku gak bisa ngebayangin semi
Farhan memasuki sebuah ruangan dengan tulisan HRD Room, ia bersiap untuk interview kerja pada sebuah kantor pusat dari Betamart yang terletak di Jakarta hari ini. “Selamat pagi, perkenalkan saya adalah Satria yang akan menanyakan beberapa hal terkait dokumen lamaran kerja dari saudara Farhan Nandito benar?" tanya Satria. “Benar Pak!" Pak Satria pun menanyakan beberapa hal kepada Farhan, entah itu kesiapan dia bekerja dan menerima posisi apapun yang akan diberikan oleh Perusahaan Betamart. Ia mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan lancar dan sigap bahkan membuat Satria mengambil keputusan dengan cepat. Farhan diminta untuk langsung bekerja keesokn harinya dan ia ditempatkan di Betamart Jakarta bagian Timur. Ia ditempatkan sebagai seorang Kasir, itu baru langkah awal menurut Satria. Karena jika Farhan mampu berkembang dengan baik, belajar dengan cepat dan mengikuti aturan perusahaan, m
"Hai, malam, lagi ngapain nih?"Tiba-tiba Farhan mendapatkan notifikasi pesan dari sebuah nomor baru yang sudah tertera namanya, yah Caitlyn. Perempuan yang tadi siang menunjukan ketertarikannya kepada Farhan. Mengetahui hal itu entah mengapa ia ingin segera membalasnya.“Hai juga Mbak Caitlyn,” balas Farhan.“Ah elah gue bilang jangan panggil Mbak, gue gak suka.”“Emh iya Cait, lagi diem aja nyantai, ada apa?" balas Farhan.“Boleh telpon gak?" tulis Caitlyn lagi.Farhan mengiyakan dan kemudian mereka melanjutkan percakapan melalui telepon. Caitlyn memberikan informasi dua hari lagi akan ada kontes pemilihan model untuk brand fashion pria.Sebuah perusahaan fashion ternama di Jakarta Timur milik orangtua Caitlyn sedang mencari model pria untuk memenuhi kualifikasi brand tersebut. Dan menurut Caitlyn Farhan cukup mewa
Beberapa wartawan datang mengerumuni Caitlyn yang keluar dari ruangan pertunjukan fashion show bersama Farhan dibelakangnya. Begitupun fans Caitlyn yang antusias meminta tanda tangan atau sekedar foto bareng.“Caitlyn katanya ada rumor sedang dekat dengan seseorang ya? ceritain dong Cait!“ tanya salah seorang wartawan laki-laki.“Emmh iya betul, tapiii tunggu aja ya, nanti juga kalau udah saatnya aku publish kok,” jawab Caitlyn.Kemudian fokus beberapa wartawan itu pun kini beralih dan tertuju kepada sosok tampan Farhan yang mengenakan pakaian stylish.“Ini model baru kan ya Cait, yang tadi di catwalk meragain busana couple sama Caitlyn!“ ucap wartawan lainnya.“Yups, benar namanya Freedy Han, dia baru lulus S2 di US jadi dia lama gitu disana dan orangnya fokus banget sama belajar, baru sekarang nih dia minat terjun di dunia model,” timpal Caitlyn.Farhan cukup tercengang mendengar
"Iya Freddy yang kalian kenal sekarang itu namanya Farhan, dia sahabatan sama Sekar lama banget, dari kecil malah karena dulu mereka tetanggaan, gue masih inget kok Sekar curhat kalau Farhan nembak dia di kantin dan ngerayu dia buat jangan pergi ke Mesir, meski pada akhirnya Farhan ikhlas dan memberikan sebuah boneka lumba-lumba kepada Sekar, kalau tanya bukti, saya punya banyak bukti berupa foto masa SMA kita, tapi tidak bisa sembarang kirim ke orang takutnya disalah gunakan, tunggu saja sampai waktunya kita bisa ikut menuduh balik Farhan atas pencemaran nama baik." Komen tersebut juga lantas diserbu ribuan pertanyaan, ada yang pro kepada Freddy ada juga pro kepada Sekar juga sebaliknya."Fredd Fredd," ujar Satya yang tengah menyeruput minuman Boba di lengan kanannya dan lengan kiri yang memegang handphone."Apaan sih?" tanya Freddy yang tengah memainkan ponselnya juga sembari tidur di sofa ruangan tengah."Ini lagi viral status Ibu-ibu Fred," ucap Satya lagi."Aduh Sat, apa hubunga
"Ih bener di videonya juga Kak Sekar, kak klarifikasi dong." Tulis salah satu akun dengan username @ngajujulidSekar langsung left dari siaran langsungnya dan kemudian mencari kebenaran berita yang sudah tersebar itu. Mencari tahu apakah benar opininya menggiring orang untuk berpikiran negatif kepadanya. "Ya Allah," gumam Sekar ketika benar saja ia menyaksikan kini beranda media sosialnya pun dipenuhi tagline berita tersebut.Sekar menangis sesegukan hingga terdengar suara lirih oleh Ibunya. "Sekar, kamu kenapa?" tanya Ibunya sembari mencoba membuka pintu namun ternyata di kunci.Sekar masih saja menangis bahkan ia mematikan ponselnya untuk sekedar tidak ingin tahu apapun mengenai pemberitaan dirinya. Seharusnya memang ia klarifikasi tapi rasanya saat ini mentalnya benar-benar sedang hancur seketika. Bagaimana bisa Farhan setega itu kepadanya? bukankah ia adalah sahabat yang dahulu paling peduli dan mengerti dirinya. Ternyata popularitas juga dunia telah membutakan hatinya. Tiba-t
"Janji ya Sekar," ucap Sekar memperagakan bahasa tubuh Farhan ketika malam perpisahan anggota Pramuka kala itu di tepi pantai. Sekar menatap dirinya di cermin yang ada di toilet wanita, ia benar-benar kecewa dengan perilaku Farhan. Jelas sekali bagaimana Farhan meminta ia agar terus mengingatnya bahkan memberinya sebuah boneka lumba-lumba alias si dolphin kesayangan Sekar.Jika memang lelaki ini saat itu sangat malu mengakuinya sebagai seseorang penting dalam hidupnya untuk saat ini, Sekar menerimanya karena mungkin itu demi reputasi baik yang sedang Farhan bangun saat ini. Tetapi ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa secepat itu Farhan bersama wanita lain bahkan berani menyentuhnya.***Malam hari tiba...Hatiku...Tercipta hanya untuk dirimu...Walau cinta tak harus memiliki...Ku tetap setia mencintaimu...Terdengar sepenggal lirik lagu dari penyanyi Agatha Chelsea yang berjudul Sunset diiringi deringan pons
Dua hari kemudian..."Bu, Sekar kayaknya jadi ke ajang Fashion Show di Graha," teriak Sekar dari ruang tamu. Ibu Sekar sedang mengangkat masakannya dari kompor kemudian membawanya menuju meja makan untuk sarapan pagi."Loh kenapa? katanya mau ke Yayasan." "Itu Bu, barusan kepala Yayasannya hubungi Sekar katanya ada agenda mendadak ke Bandung beliau, jadinya di undur lusa lagi," jawab Sekar."Ya udah, jangan lupa ya teliti jenis souvenir brandednya," jelas Ibunya."Siap Bu, acaranya memang mulai jam berapa?" tanya Sekar."Kata Bu Endang sih jam 10, sekarang jam..." Ibu Sekar melihat ke arah jam yang menunjukan pukul 9.30."Walaaah Ibuuuu, kenapa baru bilang, setengah jam lagi loh Bu haduuuh" ujar Sekar panik yang langsung beranjak ke kamarnya untuk mandi dan dandan secepat kilat."Lah orang kamu baru nanya," gumam Ibu Sekar.*** Sekar tiba di Graha Mandiri pukul 10.15 , ia telat seki
Satu jam berlalu Caitlyn dan juga Fredy melangkah bersama menuruni anak tangga dari lantai dua menuju lantai satu dimana Satya sudah menunggu mereka berdua disana bahkan sudah merasa bosan. Caitlyn dapat menebak ekspresi wajahnya."Sorry Sat, gue beneran lupa." "Ya udah sih, udah kejadian," jelas Satya.Fredy hanya melihat canggung ke arah mereka berdua yang seperti anak kecil saling merajuk."Ini salah gue kok masuk kamar dia," jelas Fredy tiba-tiba."Tapi menurut gue ya sat, diantara semua cowok yang pernah dating sama gue cuman dia yang jago kuasain, gak nyangka ya anak kampungan kaya dia," timpal Caitlyn."Bisa gak, gak usah bahas masalah ranjang, bukan urusan gue okay, terserah kalian mau salto kek , apa kek gue gak peduli, yang jelas nih ya Cait, sekarang si Romi bakalan kesini bahas perjanjian kerjasama Kita, dia udah setuju asal bayarannya lebih gede dua kali lipat dari pas dia sama si Linda.""Serius Sat? emang pas dia jadi manager si Linda fee nya berapa?" tanya Caitlyn. "
Suara musik keras terdengar menggema di sebuah ruangan dengan kerlap kerlip cahaya lampu warna warni. Ada seorang DJ yang sedang asyik menunjukan keahliannya, ada juga seorang Barista yang begitu sibuk melayani mereka para penikmat minuman yang membuat peminumnya akan lupa sementara, tepatnya lupa akan sebuah masalah.Farhan yang kini terkenal dengan nama Freddy Han sedang duduk terdiam di sebuah sofa yang ada di sana. Ia Sedang memperhatikan seorang perempuan di depannya yang tampak sibuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk menari dengan kondisi kesadaran yang semakin hilang karena terlalu banyak minum.Bagaimanapun Farhan sebelumnya adalah seseorang yang taat akan aturan agamanya, terlebih untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Dan kini memang hati nuraninya menolak ia datang ke tempat ini, namun lagi-lagi nafsu mampu merobohkan dinding pertahannya. Farhan kini berubah semenjak ia tergoda dengan Caitlyn bahkan sedikit demi sedikit ia mulai melupakan Sekar dan bahkan t
Beberapa wartawan datang mengerumuni Caitlyn yang keluar dari ruangan pertunjukan fashion show bersama Farhan dibelakangnya. Begitupun fans Caitlyn yang antusias meminta tanda tangan atau sekedar foto bareng.“Caitlyn katanya ada rumor sedang dekat dengan seseorang ya? ceritain dong Cait!“ tanya salah seorang wartawan laki-laki.“Emmh iya betul, tapiii tunggu aja ya, nanti juga kalau udah saatnya aku publish kok,” jawab Caitlyn.Kemudian fokus beberapa wartawan itu pun kini beralih dan tertuju kepada sosok tampan Farhan yang mengenakan pakaian stylish.“Ini model baru kan ya Cait, yang tadi di catwalk meragain busana couple sama Caitlyn!“ ucap wartawan lainnya.“Yups, benar namanya Freedy Han, dia baru lulus S2 di US jadi dia lama gitu disana dan orangnya fokus banget sama belajar, baru sekarang nih dia minat terjun di dunia model,” timpal Caitlyn.Farhan cukup tercengang mendengar
"Hai, malam, lagi ngapain nih?"Tiba-tiba Farhan mendapatkan notifikasi pesan dari sebuah nomor baru yang sudah tertera namanya, yah Caitlyn. Perempuan yang tadi siang menunjukan ketertarikannya kepada Farhan. Mengetahui hal itu entah mengapa ia ingin segera membalasnya.“Hai juga Mbak Caitlyn,” balas Farhan.“Ah elah gue bilang jangan panggil Mbak, gue gak suka.”“Emh iya Cait, lagi diem aja nyantai, ada apa?" balas Farhan.“Boleh telpon gak?" tulis Caitlyn lagi.Farhan mengiyakan dan kemudian mereka melanjutkan percakapan melalui telepon. Caitlyn memberikan informasi dua hari lagi akan ada kontes pemilihan model untuk brand fashion pria.Sebuah perusahaan fashion ternama di Jakarta Timur milik orangtua Caitlyn sedang mencari model pria untuk memenuhi kualifikasi brand tersebut. Dan menurut Caitlyn Farhan cukup mewa
Farhan memasuki sebuah ruangan dengan tulisan HRD Room, ia bersiap untuk interview kerja pada sebuah kantor pusat dari Betamart yang terletak di Jakarta hari ini. “Selamat pagi, perkenalkan saya adalah Satria yang akan menanyakan beberapa hal terkait dokumen lamaran kerja dari saudara Farhan Nandito benar?" tanya Satria. “Benar Pak!" Pak Satria pun menanyakan beberapa hal kepada Farhan, entah itu kesiapan dia bekerja dan menerima posisi apapun yang akan diberikan oleh Perusahaan Betamart. Ia mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan lancar dan sigap bahkan membuat Satria mengambil keputusan dengan cepat. Farhan diminta untuk langsung bekerja keesokn harinya dan ia ditempatkan di Betamart Jakarta bagian Timur. Ia ditempatkan sebagai seorang Kasir, itu baru langkah awal menurut Satria. Karena jika Farhan mampu berkembang dengan baik, belajar dengan cepat dan mengikuti aturan perusahaan, m