"Hmmm... gak kerasa udah mau pulang aja, perasaan baru kemarin mulai kuliah disini!" gumam Sekar.
Ia sedang mempersiapkan barang-barang pribadi ke kopernya, tiga bulan lagi Sekar akan meninggalkan kota Mesir setelah hampir empat tahun menimba ilmu di Universitas al-Azhar. Ada perasaan bahagia juga perasaan sedih, bahagia karena mengingat dia akan bertemu kembali dengan Ibunya juga harapannya yaitu Farhan, namun di sisi lain ia merasa sedih tatkala mengingat kenangannya ketika pertama kali menginjakan kaki di gerbang universitas Al-Azhar Mesir.
Begitu banyak kenangan tersimpan di kota ini, bagaimana ia pertama kali bertemu dengan Layla, sungai Nil tempat favoritnya untuk menenangkan diri, belajar bersama mereka orang-orang yang sedikit banyak telah membantu hidupnya ke arah yang lebih baik.
Semakin ia mengenal syari'at Islam disini, membantu Layla berjualan nasi goreng karena Layla merupakan anak dari keluarga kurang mampu. Selain mendapatkan beasiswa sama seperti dirinya, Layla juga berusaha mencari bekal tambahan dengan berjualan yang kemudian uangnya dikirimkan untuk keluarganya di kampung.
Sekar beruntung mendapatkan sahabat seperti Layla, selalu menasehati ketika ia lalai dalam beribadah dan banyak membantunya belajar memaknai kehidupan. Tanpa Layla mungkin Sekar tidak akan sekuat hingga saat ini bertahan sendirian di kota yang terpisah negara dengan keluarganya.
Masih ingat ketika itu Layla memutuskan ingin berhenti kuliah setelah menginjak semester dua, Layla kebingungan usaha nasi goreng ayahnya di kampung gulung tikar akibat modal yang terpakai untuk kebutuhan sehari-hari sedangkan pemasukan tidak sebesar sebelumnya.
Layla berniat pulang ke Indonesia meskipun biaya hidup di Mesir sepenuhnya di tanggung oleh beasiswa yang di dapatkannya. Tetapi menurutnya walaupun begitu terlalu egois jika hanya mementingkan dirinya sendiri sementara keluarganya kelaparan di kampung.
Layla berpikir untuk bekerja saja di Indonesia, namun Sekar berusaha menenangkannya dan mencari solusi. Saat itu ada sebuah event dari perkumpulan mahasiswa Indonesia. Event tersebut bertemakan kewirausahaan tentu ada sebuah peluang untuk Layla. Event itu mengajak para mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Al-Azhar Mesir untuk berpartisipasi membuat makanan khas Indonesia yang memiliki nilai jual dan menjadi ciri khas dengan memperhatikan kualitas rasa dari masakan tersebut.
Bagi peserta yang terpilih mereka akan di berikan modal untuk berjualan di kantin kampus yang telah di lsediakan, namun dengan sistem bagi hasil, 70 persen untuk mahasiswa yang berdagang dan 20 persen untuk perkumpulan mahasiswa Indonesia. Dimana 20 persen itu pun dikelola kembali untuk kepentingan bersama seperti menolong para mahasiswa yang membutuhkan, membeli buku-buku referensi untuk di perpustakaan organisasi, dan lain-lain. Layla menjadi peserta yang kesekian dari ratusan peserta dari mahasiswa Indonesia yang ikut event ini, sedangkan kuota yang di terima hanyalah untuk sepuluh masakan terbaik dan terenak. Layla sempat merasa pesimis dan Sekar terus berusaha menguatkan, ia percaya ini salah satu cara untuk menyelamatkan krisis perekonomian keluarga Sekar.
Alhasil berkat support dari Sekar, Layla menjadi optimis kembali dan lolos dalam sepuluh besar bersama Surya. Lelaki itu adalah salah satu Kakak tingkatnya yang berasal dari daerah yang sama di Bandung, hanya saja mereka belum saling mengenal. Semenjak saat itu nasi goreng buatan Layla cukup digandrungi dan menjadi makanan favorit juga bagi para mahasiswa Indonesia, Layla pun bisa melanjutkan kuliahnya kembali.
***
"Ciyyee yang beres-beres terus padahal masih beberapa bulan lagi, yakin mau ninggalin aku demi dia Kar?" tanya Layla yang tiba-tiba ada didepan pintu kamar Sekar.
"Apasih Lay, enggak lah kamu kan my soulmate, lagi pengen aja mumpung lagi mood!" jawab Sekar.
"Iya deh... oh iya kemarin kang Surya nyamperin aku ke kedai Kar, dia nanyain kamu."
"Perasaan aku udah jawab deh chat-nya dan bilang kalau aku gak bisa terima ta'aruf dia untuk saat ini," ungkap Sekar.
"Dia sih cuman bilang kalau Sekar bersedia, sekaliii aja pengen ngobrol langsung, gak apa-apa kok Layla ikut biar tidak jadi fitnah, gitu katanya kayaknya sih penting Kar!" ujar Layla.
"Boleh deh Lay, kasian juga kalau aku nolak lagi nanti dikira gak ngehargain banget padahal dia pernah nolongin kamu juga waktu di event wirausaha dua tahun yang lalu."
"Ouuww perasaan aku yang ditolong, kok kamu yang inget ya Kar? jangan-jangan... " goda Layla kepada Sekar.
"Ih bukan gitu Lay, gimana gak inget, kan dia yang paling antusias bilang ke panitia kalau nasi goreng kamu bakal jadi peluang bisnis yang gede karena belum ada yang jualan nasgor disini, bener kan buktinya, dan yang harusnya ditaksir sama bli Surya itu kamu bukan aku!"
"Ah gak mau kang Surya mah orangnya terlalu soleh, aku yang penuh dosa ini tidak pantas bersanding dengan dia Kar hahaha... "
"Dasar kamu Lay bisa aja, mau dikemanain mas Azzam ketika cinta bertasbih, kan itu juga soleh banget," jawab Sekar sambil mengacak-ngacak kepala Layla.
"hehehe kan itu artis beda lagi," jawab Layla sambil menyeringai.
Hari menjelang sore, Surya meminta Sekar dan Layla menemuinya di depan pasar Khan El Khalili. Pasar tersebut merupakan pasar tertua di Timur tengah letaknya di Islamic distric.
"Pasar yang bakal aku kangenin nih kalau pulang ke Indonesia" tukas Layla.
"Sekar... Layla... ana di sini!" seru Surya yang berada di depan sebuah toko pernak-pernik khas Mesir.
Kedua perempuan itu pun menghampirinya,
"Assalamualaikum Bli!" ucap Sekar.
"Assalamualaikum kang Surya Citra Televisi hehe..." timpal Layla.
"Waalaikumussalam! bisa aja kamu lay SCTV dong aku satu untuk semua haha" jawab Surya.
"Tapi hatinya satu untuk satu kan?" timpal Layla.
Seketika mereka bertiga pun tertawa.
"Oh iya Kar, ngobrolnya sambil jalan-jalan aja yuk liat-liat pasar juga," pinta Surya.
"Boleh Bli!"
Surya berjalan disamping Sekar sebelah kiri meskipun mereka berjarak beberapa sentimeter, disamping Sekar Layla memegang lengan sahabatnya itu sembari sesekali memegang barang-barang yang dijual di pasar tersebut.
"Oh iya Sekar rencana nanti mau langsung pulang ke Indonesia? gak lanjut ambil magister? sayang loh dek Sekar ini cerdas bisa dapat beasiswa lagi," ungkap Surya.
"Nggak bli, kasian Ibu sendiri urus perusahaan almarhum ayah, aku anak tunggal, kalau bli Surya mau lanjut Doktor setelah lulus magister tahun ini?" tanya Sekar kembali.
"Iya juga sih ya, orangtua yang terpenting, iya Kar aku lanjut Doktor, orang tuaku suruh aku lanjut padahal sama kaya kamu loh selesai S1 pengennya pulang, tapi mereka malah larang."
"Gak apa-apa bli, kan itu juga salah satu bentuk bakti memenuhi permintaan mereka," timpal Sekar.
"Ibu sih bilang jangan pulang kalau gak bawa calon istri haha... " celetuk Surya.
"Memangnya disuruh buru-buru nikah juga ya bli?" tanya Sekar.
"Yah begitulah, makannya kemarin ngajak ta'aruf kamu!"
"Oh begitu toh... hihihi" sanggah Layla sambil mencubit bahu Sekar.
"Layla sakit tau!" ketus Sekar.
"Hehehe dasar kalian!" timpal Surya.
Sekar dan Layla pun tersenyum sembari menggaruk-garuk kepala mereka yang tidak gatal.
"Jadi bli Surya ngajak ta'aruf aku gak serius? cuman karena pengen unjuk pencapaian sama Ibunya?" sanggah Sekar sembari tertawa kecil.
"Bisa juga sih Kar hehe, enggak kok aku serius sih cuman kamu nya nolak, karena menurut aku kamu beda aja gitu dari yang lainnya termasuk sama Layla!" jelas Surya.
"Jujur banget sih Kang , kadangu ku abdi kadangu naon maksud akang abdi mah henteu geulis kitu pan?" celoteh Layla dengan aksen bahasa sundanya (Jujur banget sih kang, terdengar sama aku terdengar apa maksud akang saya mah gak cantik gitu bukan?).
"Itu kamu tau Lay!" celetuk Surya lagi.
Mereka bertiga kembali tertawa dan larut dalam canda tawa yang ringan, Sekar seolah menjadi apa adanya di antara mereka, pertemuan pertama dengan Surya bahkan terasa nyaman karena Surya merupakan seseorang yang pandai mencairkan suasana. Tidak ada kecanggungan diantara mereka meskipun saat ini pertama kalinya ia berbicara langsung dengan Surya.
Mereka terhenti disebuah toko pernak-pernik peralatan shalat, Surya membeli sebuah al-Qur'an Madinah dengan soft cover berwarna biru, dia memberikannya kepada Sekar. Tidak lupa juga membeli sebuah tas rotan kecil kepada Layla, karena sedari tadi ia tahu Layla menginginkannya namun tidak bisa membelinya. Surya tahu persis keadaan ekonomi Layla, itu sebabnya dia menolongnya saat itu agar Layla memenangkan kompetisi pada event kewirausahaan.
Tentu saja berbeda maksud meskipun Surya memberikan sesuatu kepada kedua wanita itu, al-Qur'an yang diberikannya kepada Sekar adalah bentuk harapannya agar bisa membimbing Sekar membaca al-Qur'an kelak jika mereka berjodoh. Sedangkan tas rotan kecil yang diberikannya kepada Layla hanya sebagai bentuk pemberian kepada seorang sahabat. Layla memahaminya karena memang dia sekedar mengagumi Surya sebagai orang baik yang menolongnya. Layla sangat berharap Surya bisa menjadi suami Sekar dan membantu sahabatnya itu melupakan Farhan, menurut Layla Sekar terlalu baik untuk Farhan.
"Aduuhhh!" rintih seorang wanita yang terjatuh dihadapan mereka bertiga, wanita itu berusaha merapihkan sayuran yang berceceran didepannya ke dalam keranjang.
Terlihat darah bercucuran di kakinya rupanya wanita itu sedang hamil muda.
Orang-orang disekitarnya menjadi panik, termasuk Sekar juga Layla. Surya langsung menghampiri wanita itu.
"Tenang nyonya aku akan membantumu, Sekar, Layla, tolong bantu bangunkan dan pegangi dia dari kanan dan kiri, aku cari bantuan atau mobil dulu buat bawa nyonya ini ke rumah sakit!" ujar Surya.
Sekar dan Layla menuruti permintaan Surya dan menunggunya yang segera mencari pertolongan.
Surya berlari cepat keluar dari area pasar dan melihat sebuah mobil melaju pelan ke arahnya, seketika ia berusaha menghentikan mobil tersebut dengan berdiri tepat di depannya.Si pemilik mobil sempat memaki-makinya dalam bahasa Arab, “Madza taf'al ya akhi?!” sembari membunyikan klakson beberapa kali.Pemilik mobil tersebut keluar dan menghampiri surya dengan terus menggerutu, namun Surya berusaha menenangkannya serta mengatakan bahwa ia sedang membutuhkan pertolongan. Ia menjelaskan secara singkat bahwa ada Ibu hamil yang mengalami pendarahan, mendengar hal itu sang pemilik mobil pun segera membantu Surya. Mereka berlari ke arah pasar kembali menemui Sekar, Layla dan perempuan tadi."Cepat Bli dia kesakitan banget, ini darahnya juga makin banyak keluar," ujar Sekar.Surya dan si pemilik mobil tadi meminta izin untuk menyentuh perempuan itu dan membopongnya menuju mobil, sementara di
Setelah kejadian kemarin, Sekar, Layla dan Surya mengantarkan perempuan yang diselamatkan bernama Aisyah kembali kepada kedua orangtuanya. Suaminya pun dipenjara dan terkena pasal kasus kekerasan dalam rumah tangga yang selama ini dilakukannya kepada Aisyah.Beruntung janin di dalam kandungannya selamat karena pendarahan dapat segera diatasi. Aisyah dan juga kedua orang tuanya sangat berterima kasih atas pertolongan mereka kemarin sore khususnya kepada Surya sebagai bentuk penghormatan. dan selepas itu mereka pamit untuk pulang kembali ke Kairo. "Alhamdulillah aku lega Kar, InsyaAllah ka Aisyah dan calon bayinya aman sama orangtuanya sekarang," ucap Layla. "Iya Alhamdulillah setidaknya ka Aisyah sudah menentukan pilihan yang tepat, lebih baik pergi dari pada bertahan dalam kesakitan," timpal Sekar. "Ini semua sudah Allah rencanakan, mungkin kita adalah jalan bagi dia agar selamat dan dia adalah jalan buat kita menabung pahala, aku gak bisa ngebayangin semi
Farhan memasuki sebuah ruangan dengan tulisan HRD Room, ia bersiap untuk interview kerja pada sebuah kantor pusat dari Betamart yang terletak di Jakarta hari ini. “Selamat pagi, perkenalkan saya adalah Satria yang akan menanyakan beberapa hal terkait dokumen lamaran kerja dari saudara Farhan Nandito benar?" tanya Satria. “Benar Pak!" Pak Satria pun menanyakan beberapa hal kepada Farhan, entah itu kesiapan dia bekerja dan menerima posisi apapun yang akan diberikan oleh Perusahaan Betamart. Ia mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan lancar dan sigap bahkan membuat Satria mengambil keputusan dengan cepat. Farhan diminta untuk langsung bekerja keesokn harinya dan ia ditempatkan di Betamart Jakarta bagian Timur. Ia ditempatkan sebagai seorang Kasir, itu baru langkah awal menurut Satria. Karena jika Farhan mampu berkembang dengan baik, belajar dengan cepat dan mengikuti aturan perusahaan, m
"Hai, malam, lagi ngapain nih?"Tiba-tiba Farhan mendapatkan notifikasi pesan dari sebuah nomor baru yang sudah tertera namanya, yah Caitlyn. Perempuan yang tadi siang menunjukan ketertarikannya kepada Farhan. Mengetahui hal itu entah mengapa ia ingin segera membalasnya.“Hai juga Mbak Caitlyn,” balas Farhan.“Ah elah gue bilang jangan panggil Mbak, gue gak suka.”“Emh iya Cait, lagi diem aja nyantai, ada apa?" balas Farhan.“Boleh telpon gak?" tulis Caitlyn lagi.Farhan mengiyakan dan kemudian mereka melanjutkan percakapan melalui telepon. Caitlyn memberikan informasi dua hari lagi akan ada kontes pemilihan model untuk brand fashion pria.Sebuah perusahaan fashion ternama di Jakarta Timur milik orangtua Caitlyn sedang mencari model pria untuk memenuhi kualifikasi brand tersebut. Dan menurut Caitlyn Farhan cukup mewa
Beberapa wartawan datang mengerumuni Caitlyn yang keluar dari ruangan pertunjukan fashion show bersama Farhan dibelakangnya. Begitupun fans Caitlyn yang antusias meminta tanda tangan atau sekedar foto bareng.“Caitlyn katanya ada rumor sedang dekat dengan seseorang ya? ceritain dong Cait!“ tanya salah seorang wartawan laki-laki.“Emmh iya betul, tapiii tunggu aja ya, nanti juga kalau udah saatnya aku publish kok,” jawab Caitlyn.Kemudian fokus beberapa wartawan itu pun kini beralih dan tertuju kepada sosok tampan Farhan yang mengenakan pakaian stylish.“Ini model baru kan ya Cait, yang tadi di catwalk meragain busana couple sama Caitlyn!“ ucap wartawan lainnya.“Yups, benar namanya Freedy Han, dia baru lulus S2 di US jadi dia lama gitu disana dan orangnya fokus banget sama belajar, baru sekarang nih dia minat terjun di dunia model,” timpal Caitlyn.Farhan cukup tercengang mendengar
Suara musik keras terdengar menggema di sebuah ruangan dengan kerlap kerlip cahaya lampu warna warni. Ada seorang DJ yang sedang asyik menunjukan keahliannya, ada juga seorang Barista yang begitu sibuk melayani mereka para penikmat minuman yang membuat peminumnya akan lupa sementara, tepatnya lupa akan sebuah masalah.Farhan yang kini terkenal dengan nama Freddy Han sedang duduk terdiam di sebuah sofa yang ada di sana. Ia Sedang memperhatikan seorang perempuan di depannya yang tampak sibuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk menari dengan kondisi kesadaran yang semakin hilang karena terlalu banyak minum.Bagaimanapun Farhan sebelumnya adalah seseorang yang taat akan aturan agamanya, terlebih untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Dan kini memang hati nuraninya menolak ia datang ke tempat ini, namun lagi-lagi nafsu mampu merobohkan dinding pertahannya. Farhan kini berubah semenjak ia tergoda dengan Caitlyn bahkan sedikit demi sedikit ia mulai melupakan Sekar dan bahkan t
Satu jam berlalu Caitlyn dan juga Fredy melangkah bersama menuruni anak tangga dari lantai dua menuju lantai satu dimana Satya sudah menunggu mereka berdua disana bahkan sudah merasa bosan. Caitlyn dapat menebak ekspresi wajahnya."Sorry Sat, gue beneran lupa." "Ya udah sih, udah kejadian," jelas Satya.Fredy hanya melihat canggung ke arah mereka berdua yang seperti anak kecil saling merajuk."Ini salah gue kok masuk kamar dia," jelas Fredy tiba-tiba."Tapi menurut gue ya sat, diantara semua cowok yang pernah dating sama gue cuman dia yang jago kuasain, gak nyangka ya anak kampungan kaya dia," timpal Caitlyn."Bisa gak, gak usah bahas masalah ranjang, bukan urusan gue okay, terserah kalian mau salto kek , apa kek gue gak peduli, yang jelas nih ya Cait, sekarang si Romi bakalan kesini bahas perjanjian kerjasama Kita, dia udah setuju asal bayarannya lebih gede dua kali lipat dari pas dia sama si Linda.""Serius Sat? emang pas dia jadi manager si Linda fee nya berapa?" tanya Caitlyn. "
Dua hari kemudian..."Bu, Sekar kayaknya jadi ke ajang Fashion Show di Graha," teriak Sekar dari ruang tamu. Ibu Sekar sedang mengangkat masakannya dari kompor kemudian membawanya menuju meja makan untuk sarapan pagi."Loh kenapa? katanya mau ke Yayasan." "Itu Bu, barusan kepala Yayasannya hubungi Sekar katanya ada agenda mendadak ke Bandung beliau, jadinya di undur lusa lagi," jawab Sekar."Ya udah, jangan lupa ya teliti jenis souvenir brandednya," jelas Ibunya."Siap Bu, acaranya memang mulai jam berapa?" tanya Sekar."Kata Bu Endang sih jam 10, sekarang jam..." Ibu Sekar melihat ke arah jam yang menunjukan pukul 9.30."Walaaah Ibuuuu, kenapa baru bilang, setengah jam lagi loh Bu haduuuh" ujar Sekar panik yang langsung beranjak ke kamarnya untuk mandi dan dandan secepat kilat."Lah orang kamu baru nanya," gumam Ibu Sekar.*** Sekar tiba di Graha Mandiri pukul 10.15 , ia telat seki
"Iya Freddy yang kalian kenal sekarang itu namanya Farhan, dia sahabatan sama Sekar lama banget, dari kecil malah karena dulu mereka tetanggaan, gue masih inget kok Sekar curhat kalau Farhan nembak dia di kantin dan ngerayu dia buat jangan pergi ke Mesir, meski pada akhirnya Farhan ikhlas dan memberikan sebuah boneka lumba-lumba kepada Sekar, kalau tanya bukti, saya punya banyak bukti berupa foto masa SMA kita, tapi tidak bisa sembarang kirim ke orang takutnya disalah gunakan, tunggu saja sampai waktunya kita bisa ikut menuduh balik Farhan atas pencemaran nama baik." Komen tersebut juga lantas diserbu ribuan pertanyaan, ada yang pro kepada Freddy ada juga pro kepada Sekar juga sebaliknya."Fredd Fredd," ujar Satya yang tengah menyeruput minuman Boba di lengan kanannya dan lengan kiri yang memegang handphone."Apaan sih?" tanya Freddy yang tengah memainkan ponselnya juga sembari tidur di sofa ruangan tengah."Ini lagi viral status Ibu-ibu Fred," ucap Satya lagi."Aduh Sat, apa hubunga
"Ih bener di videonya juga Kak Sekar, kak klarifikasi dong." Tulis salah satu akun dengan username @ngajujulidSekar langsung left dari siaran langsungnya dan kemudian mencari kebenaran berita yang sudah tersebar itu. Mencari tahu apakah benar opininya menggiring orang untuk berpikiran negatif kepadanya. "Ya Allah," gumam Sekar ketika benar saja ia menyaksikan kini beranda media sosialnya pun dipenuhi tagline berita tersebut.Sekar menangis sesegukan hingga terdengar suara lirih oleh Ibunya. "Sekar, kamu kenapa?" tanya Ibunya sembari mencoba membuka pintu namun ternyata di kunci.Sekar masih saja menangis bahkan ia mematikan ponselnya untuk sekedar tidak ingin tahu apapun mengenai pemberitaan dirinya. Seharusnya memang ia klarifikasi tapi rasanya saat ini mentalnya benar-benar sedang hancur seketika. Bagaimana bisa Farhan setega itu kepadanya? bukankah ia adalah sahabat yang dahulu paling peduli dan mengerti dirinya. Ternyata popularitas juga dunia telah membutakan hatinya. Tiba-t
"Janji ya Sekar," ucap Sekar memperagakan bahasa tubuh Farhan ketika malam perpisahan anggota Pramuka kala itu di tepi pantai. Sekar menatap dirinya di cermin yang ada di toilet wanita, ia benar-benar kecewa dengan perilaku Farhan. Jelas sekali bagaimana Farhan meminta ia agar terus mengingatnya bahkan memberinya sebuah boneka lumba-lumba alias si dolphin kesayangan Sekar.Jika memang lelaki ini saat itu sangat malu mengakuinya sebagai seseorang penting dalam hidupnya untuk saat ini, Sekar menerimanya karena mungkin itu demi reputasi baik yang sedang Farhan bangun saat ini. Tetapi ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa secepat itu Farhan bersama wanita lain bahkan berani menyentuhnya.***Malam hari tiba...Hatiku...Tercipta hanya untuk dirimu...Walau cinta tak harus memiliki...Ku tetap setia mencintaimu...Terdengar sepenggal lirik lagu dari penyanyi Agatha Chelsea yang berjudul Sunset diiringi deringan pons
Dua hari kemudian..."Bu, Sekar kayaknya jadi ke ajang Fashion Show di Graha," teriak Sekar dari ruang tamu. Ibu Sekar sedang mengangkat masakannya dari kompor kemudian membawanya menuju meja makan untuk sarapan pagi."Loh kenapa? katanya mau ke Yayasan." "Itu Bu, barusan kepala Yayasannya hubungi Sekar katanya ada agenda mendadak ke Bandung beliau, jadinya di undur lusa lagi," jawab Sekar."Ya udah, jangan lupa ya teliti jenis souvenir brandednya," jelas Ibunya."Siap Bu, acaranya memang mulai jam berapa?" tanya Sekar."Kata Bu Endang sih jam 10, sekarang jam..." Ibu Sekar melihat ke arah jam yang menunjukan pukul 9.30."Walaaah Ibuuuu, kenapa baru bilang, setengah jam lagi loh Bu haduuuh" ujar Sekar panik yang langsung beranjak ke kamarnya untuk mandi dan dandan secepat kilat."Lah orang kamu baru nanya," gumam Ibu Sekar.*** Sekar tiba di Graha Mandiri pukul 10.15 , ia telat seki
Satu jam berlalu Caitlyn dan juga Fredy melangkah bersama menuruni anak tangga dari lantai dua menuju lantai satu dimana Satya sudah menunggu mereka berdua disana bahkan sudah merasa bosan. Caitlyn dapat menebak ekspresi wajahnya."Sorry Sat, gue beneran lupa." "Ya udah sih, udah kejadian," jelas Satya.Fredy hanya melihat canggung ke arah mereka berdua yang seperti anak kecil saling merajuk."Ini salah gue kok masuk kamar dia," jelas Fredy tiba-tiba."Tapi menurut gue ya sat, diantara semua cowok yang pernah dating sama gue cuman dia yang jago kuasain, gak nyangka ya anak kampungan kaya dia," timpal Caitlyn."Bisa gak, gak usah bahas masalah ranjang, bukan urusan gue okay, terserah kalian mau salto kek , apa kek gue gak peduli, yang jelas nih ya Cait, sekarang si Romi bakalan kesini bahas perjanjian kerjasama Kita, dia udah setuju asal bayarannya lebih gede dua kali lipat dari pas dia sama si Linda.""Serius Sat? emang pas dia jadi manager si Linda fee nya berapa?" tanya Caitlyn. "
Suara musik keras terdengar menggema di sebuah ruangan dengan kerlap kerlip cahaya lampu warna warni. Ada seorang DJ yang sedang asyik menunjukan keahliannya, ada juga seorang Barista yang begitu sibuk melayani mereka para penikmat minuman yang membuat peminumnya akan lupa sementara, tepatnya lupa akan sebuah masalah.Farhan yang kini terkenal dengan nama Freddy Han sedang duduk terdiam di sebuah sofa yang ada di sana. Ia Sedang memperhatikan seorang perempuan di depannya yang tampak sibuk menggerakkan seluruh anggota tubuhnya untuk menari dengan kondisi kesadaran yang semakin hilang karena terlalu banyak minum.Bagaimanapun Farhan sebelumnya adalah seseorang yang taat akan aturan agamanya, terlebih untuk meninggalkan segala bentuk kemaksiatan. Dan kini memang hati nuraninya menolak ia datang ke tempat ini, namun lagi-lagi nafsu mampu merobohkan dinding pertahannya. Farhan kini berubah semenjak ia tergoda dengan Caitlyn bahkan sedikit demi sedikit ia mulai melupakan Sekar dan bahkan t
Beberapa wartawan datang mengerumuni Caitlyn yang keluar dari ruangan pertunjukan fashion show bersama Farhan dibelakangnya. Begitupun fans Caitlyn yang antusias meminta tanda tangan atau sekedar foto bareng.“Caitlyn katanya ada rumor sedang dekat dengan seseorang ya? ceritain dong Cait!“ tanya salah seorang wartawan laki-laki.“Emmh iya betul, tapiii tunggu aja ya, nanti juga kalau udah saatnya aku publish kok,” jawab Caitlyn.Kemudian fokus beberapa wartawan itu pun kini beralih dan tertuju kepada sosok tampan Farhan yang mengenakan pakaian stylish.“Ini model baru kan ya Cait, yang tadi di catwalk meragain busana couple sama Caitlyn!“ ucap wartawan lainnya.“Yups, benar namanya Freedy Han, dia baru lulus S2 di US jadi dia lama gitu disana dan orangnya fokus banget sama belajar, baru sekarang nih dia minat terjun di dunia model,” timpal Caitlyn.Farhan cukup tercengang mendengar
"Hai, malam, lagi ngapain nih?"Tiba-tiba Farhan mendapatkan notifikasi pesan dari sebuah nomor baru yang sudah tertera namanya, yah Caitlyn. Perempuan yang tadi siang menunjukan ketertarikannya kepada Farhan. Mengetahui hal itu entah mengapa ia ingin segera membalasnya.“Hai juga Mbak Caitlyn,” balas Farhan.“Ah elah gue bilang jangan panggil Mbak, gue gak suka.”“Emh iya Cait, lagi diem aja nyantai, ada apa?" balas Farhan.“Boleh telpon gak?" tulis Caitlyn lagi.Farhan mengiyakan dan kemudian mereka melanjutkan percakapan melalui telepon. Caitlyn memberikan informasi dua hari lagi akan ada kontes pemilihan model untuk brand fashion pria.Sebuah perusahaan fashion ternama di Jakarta Timur milik orangtua Caitlyn sedang mencari model pria untuk memenuhi kualifikasi brand tersebut. Dan menurut Caitlyn Farhan cukup mewa
Farhan memasuki sebuah ruangan dengan tulisan HRD Room, ia bersiap untuk interview kerja pada sebuah kantor pusat dari Betamart yang terletak di Jakarta hari ini. “Selamat pagi, perkenalkan saya adalah Satria yang akan menanyakan beberapa hal terkait dokumen lamaran kerja dari saudara Farhan Nandito benar?" tanya Satria. “Benar Pak!" Pak Satria pun menanyakan beberapa hal kepada Farhan, entah itu kesiapan dia bekerja dan menerima posisi apapun yang akan diberikan oleh Perusahaan Betamart. Ia mampu menjawab beberapa pertanyaan dengan lancar dan sigap bahkan membuat Satria mengambil keputusan dengan cepat. Farhan diminta untuk langsung bekerja keesokn harinya dan ia ditempatkan di Betamart Jakarta bagian Timur. Ia ditempatkan sebagai seorang Kasir, itu baru langkah awal menurut Satria. Karena jika Farhan mampu berkembang dengan baik, belajar dengan cepat dan mengikuti aturan perusahaan, m