PRAAANGGGG
Elysia kaget mendengar sesuatu yang sepertinya barang pecah belah terjatuh. Ia langsung membuka matanya, ia kaget karena tiba-tiba berada ditempat aneh yang terlihat sangat mewah tetapi juga berantakan dengan barang-barang yang pecah dan sesuatu seperti cairan berwarna merah di lantai dan di dinding."Eh? Dimana ini?" Ucap Elysia dengan panik. Saat matanya sedang sibuk menelusuri tempat tersebut, ia dikagetkan oleh suara seorang pria."Aku sudah menyingkirkannya pria itu demi mendapatkan mu, sekarang menikahlah denganku! Aku akan membahagiakan mu, memberikan mu kemewahan dan barang-barang mahal" Ucap pria berambut hitam yang terlihat berantakan tetapi sangat elegan, di pipinya terdapat percikan berwarna merah yang terlihat seperti darah dan tangan kanannya sedang memegang sebilah pedang.Elysia terdiam kaku, lalu menunduk saat menyadari bahwa dia sedang duduk dilantai dan tangannya sedang memegang sesuatu. Ia sedang memangku seorang pria berambut silver yang terlihat tampan tetapi tidak sadarkan diri. Pikiran Elysia kosong, dia terlalu bingung.Lamunan Elysia terpecahkan saat pria itu bersuara dengan lantang. "Kita adakan pernikahan minggu depan, kau tidak boleh menolak, atau kau akan menerima konsekuensinya!" Ucap pria berambut hitam tersebut sambil memasukkan pedangnya kedalam sarung pedang. Pria berambut hitam itu berjalan melewati Elysia dan pria yang dipangkuan Elysia, hingga tidak terlihat lagi di ruangan tersebut."Sebenarnya tempat apa ini?!!!" Elysia berteriak panik, membuat orang-orang yang mengenakan baju zirah berdatangan menghampirinya, Elysia ditarik untuk menjauh dari pria berambut silver yang sebelumnya berada dipangkuannya."Cepat kirimkan Nona pulang ke kediamannya! Kawal ia!" Ucap salah seorang yang mengenakan baju zirah. Elysia ditarik menaikinya kereta kuda dan diturunkan tepat didepan bangunan mewah dengan mawar disekelilingnya."Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Elysia."Nona akan lebih aman berada dikediaman Nona, untuk sementara Nona jangan keluar dari kerajaan dulu, untuk lebih rincinya yang mulai ratu akan mengirimkan surat kepada Nona" jelas salah satu orang yang mengenakan zirah."Semoga Nona Elysia Mooisora Odelle selalu diberkati kesehatan!" Ucap serentak orang-orang yang mengantarkan Elysia.Saat kereta kuda sudah pergi, Elysia berdiri diam, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi "Kek pernah dengar deh Mooisora Odelle, tapi dimana yah?" Gumam Elysia."Nona, yang Mulia sudah menunggu didalam, silahkan masuk" ucap salah seorang pelayan seraya membungkukkan tubuhnya dan menuntun Elysia masuk ke dalam bangunan megah tersebut.Elysia yang masih bingung hanya mengikuti saja. "Kok terlihat seperti bangunan kerajaan yang di film ya?" Batin Elysia saat melihat-lihat sekeliling bangunan tersebut.Seorang wanita dengan pakaian mewah dan terlihat sangat cantik walaupun sepertinya umurnya tidak muda lagi datang menghampiri dan memeluk Elysia."Elysia, syukurlah kamu tidak apa-apa, ibu sangat khawatir" ucap wanita tersebut, raut wajahnya menunjukkan kalau dia sangat khawatir terhadap Elysia."Maaf, anda ini siapa ya?" Tanya Elysia yang sedang kebingungan.Raut wanita itu langsung berubah, ia terlihat kaget dan menyuruh pelayan untuk membawa Elysia ke kamarnya. "Jenette, antar Elysia ke kamarnya, mungkin dia sedang shock setelah kejadian di kediaman Zender"."Baik Nyonya" jawab pelayan yang bernama Jenette tersebut. Jenette menuntut Elysia ke kamarnya. "Mari Nona saya antar".Setibanya dikamar, Elysia masih mencoba mencerna apa yang terjadi. "Kenapa nama-nama orang disini tidak asing ya" gumamnya sembari merebahkan dirinya ditempat tidur. Dia melihat sekeliling ruangan, terlihat sangat mewah dan megah.Saat matanya sedang menyusuri ruangan, tiba-tiba dia teringat kalau beberapa jam yang lalu dia sedang terbaring di tengah jalan dengan bersimbah darah. Sontak Elysia bangun dari tempat tidur. "Apa aku sudah mati?!" Teriaknya.[ Flashback ]Keramaian kota malam itu tidak membuat Elysia berhenti dari lamunannya. Dia berkali-kali menghela nafas dan bergumam."Bagaimana aku akan membayar sewa dan pinjaman pendidikan ku bulan depan?" Gumamnya ditengah lamunan.~ 1 jam yang lalu ~"Elysia, maafkan saya, tetapi kamu tidak bisa bekerja lagi mulai besok, ini upah mu selama bulan ini" Ucap wanita paruh baya sambil menyodorkan amplop kepada Elysia.Sontak Elysia kaget dan bertanya "Apakah saya ada berbuat kesalahan dibulan ini? Jika iya, sama mohon maaf Bu, tapi tolong jangan pecat saya" Elysia memelas kepada Ibu Bos nya itu."Kamu tidak melakukan kesalahan apa-apa, hanya saja pendapat setiap bulannya menurun, dan saya tidak bisa membayar gaji mu jika sepertinya ini terus" Ibu Bos berusaha menenangkan Elysia, beliau tahu bahwa Elysia hidup sebatang kara, Elysia sudah bekerja di toko nya selama 4 tahun semenjak dia lulus SMA.~ Setelah 1 Jam ~Elysia yang duduk dibangku taman sedang memutar otaknya, berpikir untuk mencari pekerjaan lain."Dengan gaji ini, aku cuman bisa membayar uang sewa kos" Gumamnya.Elysia berdiri dari bangku taman dan berjalan menuju kosnya."Setidaknya aku harus tidur dan istirahat, aku harus menjaga kesehatan ku, obat sangat mahal sekarang."Sesampainya dikamar kos, Elysia merebahkan dirinya diatas kasur, tanpa ia sadari ia sudah tertidur pulas akibat terlalu capek.~ Esok Harinya~Elysia terbangun karena sinar matahari yang menerpa wajahnya. Dia bergegas mandi dan berpakaian rapi."Pokoknya hari ini harus dapat pekerjaan" Ucapnya yang penuh semangat.Setelah berpakaian rapi, dia meminum segelas air putih sebagai sarapan lalu mengambil tas selempangnya dan beranjak keluar dari pintu kosnya.Dia berjalan menyusuri kota, pagi itu sudah ramai orang berlalu-lalang."Enak ya bisa punya pekerjaan tetap" Gumamnya sambil melihat orang-orang dengan rasa iri.Sudah berbagai tempat ia datangi, mulai dari toserba, cafe, restauran, bahkan mencoba untuk menjadi cleaning service disekolah, tetapi tidak ada yang berjalan lancar. Ia ditolak dengan berbagai alasan seperti syarat pendidikan yang tidak memenuhi, pengalaman kerja yang minim, penampilan yang lusuh, atau seperti mereka yang sedang tidak membutuhkan pegawai.Hari sudah sore, Elysia duduk di taman memandangi langit berwarna oranye. Ia sangat lelah berjalan seharian, apalagi sekarang dia merasa sangat lapar."Kalau saja orangtua ku meninggalkan harta sebelum mereka pergi dari dunia ini, pasti hidupku tidak seperti sekarang, aku sangat ingin tinggal dirumah tanpa harus memikirkan biaya sewa bulan depan, aku ingin makan 3x sehari, aku ingin pergi ke mall dan membeli pakaian" Gumam Elysia. Ia memandangi sekumpulan remaja yang sedang duduk di taman"Aku juga ingin duduk bersantai sambil tertawa dengan teman-temanku" Elysia mengingat kembali masa remajanya yang mengharuskannya untuk bekerja agar bisa hidup. Elysia tumbuh di keluarga yang sederhana, kehidupan mereka tidak berlebih tetapi cukup untuk sehari-hari, bahkan ia tidak perlu bekerja saat kedua orangtuanya masih hidup.Elysia menepuk kedua pipinya agar ia sadar dari lamunannya. "Sadar Elysia! Mengeluh tidak akan mengubah keadaan!" Ia berusaha memberi semangat pada dirinya sendiri.Hari semakin gelap, Elysia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pulang ke kosnya. Karena masih memikirkan nasibnya, tanpa sadar Elysia menyebrang saat rambu lalu lintas menunjukkan warna hijau.BRAAAKKK!!"Eh? Kenapa?" Batin Elysia, matanya terlihat panik, saat melihat dirinya berbaring digenangan darah. "Dingin banget, ini darah siapa?" Batinnya lagi."Cepat telfon ambulan" ucap seorang pria"Tidak sempat, kita bawa kerumah sakit sekarang! Ayo cepat!" Ucap wanita yang terdengar panik dari suaranya."Mereka ngomongin apa sih?" Batin Elysia, perlahan matanya tertutup saat orang-orang berdatangan dan mengerumuninya, pendengarannya pun jadi samar. Tubuhnya terasa dingin dan penglihatannya menjadi gelap.[Flashback Off]Elysia berlari ke sisi ruangan yang terdapat meja rias. Melihat dirinya dipantulan cermin, sangat berbeda dengan dirinya yang sebelumnya. Berambut silver dengan mata berwarna hazel, tubuh yang terlihat sehat, make up yang indah serta pakaian dan perhiasan yang sangat mewah. Hal ini hanya seperti mimpi baginya. "Kenapa ini semua seperti tidak asing" gumamnya.Elysia duduk didepan meja rias, memandangi pantulan dirinya yang terlihat baru. "Trapped?" Gumamnya sambil berfikir.~ Flashback 4 Tahun Yang Lalu ~Elysia duduk di bangku perpustakaan, membaca sebuah buku disaat jam istirahat."Elysia, bisa tolong taruh buku-buku ini di rak buku? Ibu lagi ada urusan" pinta seorang pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah Elysia. Elysia kerap dimintai bantuan karena ia sangat rajin dan baik hati."Iya Bu" jawab Elysia sambil berjalan mengambil buku-buku baru yang akan disusun dirak buku. Saat sedang menyusun buku satu persatu, ada sebuah buku yang menarik perhatian Elysia."Trapped" gumamnya sambil membawa buku tersebut ke meja untuk dibaca. Buku yang berkisah tentang wanita yang merupakan anak dari seorang adipati disebuah kerajaan yang bertunangan dengan bangsawan dari negeri asing, hanya saja pangeran dari negeri wanita tersebut sangat menyukainya dan terobsesi hingga sang pangeran membunuh tunangan wanita tersebut dan memaksanya menikah den
"Halo lagi Nona Ely, silahkan mandi dan bersiap-siap, saya akan menunggu anda untuk bersiap selama 15 menit lalu akan kita mulai pembelajarannya" Ucap Lucas sambil tersenyum puas melihat ekspresi Elysia.Elysia menatap Lucas dengan jengkel, ia tidak sedang tidur, melainkan memikirkan rencana pelarian dia agar terhindar dari Lucas.Jenette masuk ke kamar. "Nona, maafkan saya, tuan Lucas ngotot ingin tetap pembelajaran hari ini dimulai, mari nona, kita bersiap-siap". Jenette menghampiri Elysia.Elysia berdiri dari tempat tidur dan mengikuti Jenette ke kamar mandi. Jenette mempersiapkan Elysia layaknya seorang wanita bangsawan. Menggunakan parfum, pakaian yang mewah perhiasan, serta sepatu heels yang tidak terlalu tinggi, sekitar 3cm.Setelah Elysia rapi, ia keluar dari kamar mandi yang sekaligus menjadi tempat ia mengganti baju karena Lucas berada di kamarnya."Nona, saya pamit, saya ada pekerjaan mengatur ulang jadwal anda" ucap Jenette seraya menundukkan kepalanya dan keluar dari kama
SrraaakkkJenette membuka gorden jendela kamar Elysia, sinar matahari pagi mengenai wajah Elysia dan membuatnya membuka mata."Nona sudah pagi, kegiatan anda hari ini dimulai pukul 9, skrg sudah pukul 7, anda harus segera bersiap-siap" Ucap Jenette yang menata pakaian yang akan dipakai oleh Elysia."Hari ini ngapain?" Elysia beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi"Hari ini nona akan belajar berkuda" ucap Jenette mengikuti Elysia ke kamar mandi.Elysia membuka pakaian dan masuk ke bath tub, sementara Jenette menggosok punggung Elysia."Pelajaran bangsawan memang seperti ini ya?" Batin Elysia"Nona sangat ahli dan pintar dalam hal materi, tetapi Nona cukup payah kalau soal hal praktek, saya jadi ingat dulu saat masih kecil Nona pernah tidak sengaja menginjak kaki Tuan Lucas saat belajar berdansa" Jenette cekikikan mengingat hal yang terjadi dulu."Aku pernah berdansa dengan Lucas?" Elysia bingung, ia sama sekali tidak ingat pernah membaca hal ini di novel, bahkan tidak a
"Karena hari ini aku yang akan mengajarimu, akan lebih aman jika kita berkuda bersama, aku tidak ingin istri ku dimasa depan ini terluka" Ucap Lucas sambil tersenyum.Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia dapat merasakan hangatnya tubuh Lucas dipunggung."Nyebelin banget" Batin Elysia.Mau tidak mau agar latihan ini cepat selesai Elysia menurunkan ego-nya."Ajarin" gumam Elysia kepada Lucas.Lucas yang mendengar itu sangat senang, bahkan jantung berdebar kencang."Apa? Ga dengar, coba ulang lagi" Lucas berniat untuk menjahili Elysia."Iiihh, ajarin!!" Elysia menaikkan nada bicaranya. Tanpa sadar ia berbicara selayaknya dia berada di dunianya yang sebelumnya.Lucas berteriak di hatinya."Lucu banget!!" Ia bahkan menunjukkan senyuman diwajahnya.Elysia melirik kebelakang, Elysia terpukau dengan senyuman Lucas, serta matanya yang menatap Elysia terlihat penuh kasih sayang. "Hmm.. bisa juga dia senyum gitu" batin Elysia.Lucas sedikit maju, sehingga tubuhnya benar-benar menempel p
Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas."Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat."Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.Wajah Elysia memerah saat mendengar omongan Lucas, langsung ia mendorong wajah Lucas."Mesum!!" Teriaknya pada Lucas."Berani banget bilang seperti itu terang-terangan" gumam Elysia.Hanya dibalas tawa renyah oleh Lucas sambil memperbaiki duduknya dan bersender di pohon."Aku hanya bercanda lho, berarti kalau minta diam-diam atau langsung aku lakuin, boleh domg?" Ujar Lucas sambil melirik usil ke arah Elysia."GAK!!" Sentak Elysia dengan kesal.Lucas hanya tertawa melihat respon Elysia."Udah selesai mainnya?? Mau pulang atau jalan-jalan lagi?" Tanya Lucas."Pulang saja" jawab Elysia yang sudah tidak mood karena tingkah Lucas.Lucas berdiri dari duduknya dan membantu Elysia berdiri. Elysia menyambut tangan Lucas.L
~ Kediaman Lucas Von Hagens ~Tuk... Tuk... Tuk...Terdengar suara ketukan di jendela Lucas. Lucas yang sudah paham pun berjalan terburu-buru membuka jendelanya dan mengambil surat dikaki burung merpati tersebut."Ha?!" Lucas tampak kesal membaca surat kecil tersebut."Felix s*alan!" Geram Lucas.Lalu ia kembali duduk dan mengerjakan tugasnya yang seharusnya menjadi jatah tugasnya untuk besok.~ Esok Paginya, di Kediaman Elysia ~Elysia sudah bersiap-siap untuk pergi ke kediaman Felix ditemani oleh Jenette.Elysia memandangi dirinya di depan cermin."Menurut mu pakaiannya cocok dengan ku? Kok rasanya sedikit aneh ya?" Tanya Elysia pada Jenette."Itu adalah pakaian yang dipilihkan Nyonya Agustine, sudah pasti cocok untuk anda Nona Elysia" Jawab Jenette sopan sambil menata rambut Elysia yang panjang dan berwarna silver.Jenette membuat sanggul pada rambut Elysia dan dengan sengaja membiarkan beberapa helai rambut terjuntai."Udah belum??" Tanya Elysia pada Jenette."Sebentar lagi Nona"
"Elysia akan baik kereta kuda dengan ku" Ucap Lucas."Aku tidak mau, kau mengacaukan hari ku!" Bentak Elysia."Aku akan menjelaskan semua nya di dalam, ayo masuk" Ucap Lucas sambil mempersilahkan Elysia untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Elysia lalu mempertimbangkan, mungkin dia bisa sedikit memanfaatkan Lucas demi mencapai tujuannya."Jenette kau pulang sendiri saja, aku akan pulang dengan Lucas" Ucap Elysia lalu masuk ke dalam kereta kuda Lucas diikuti oleh Lucas di belakangnya.Sementara Jenette membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada majikannya.Elysia duduk berhadapan dengan Lucas."Apa yang akan kau jelaskan?" Tanya Elysia.Lucas tampak mempertimbangkan perkataan yang akan ia ucapkan."Simpel nya, Felix tidak baik untuk mu" ucap Lucas singkat.Elysia memicingkan matanya, mencoba mencerna perkataan Lucas."Kau tidak akan percaya jika aku jelaskan semuanya, tapi aku berusaha menjauhkan mu dari nya dengan alasan yang baik" Ucap Lucas."Bagaimana aku bisa percaya jika k
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di b
"Ely, mau kah kau berdansa dengan ku?" Eliot berdiri di samping Elysia yang sejak tadi memperhatikan Lucas dan Alice."Aku tidak bisa berdan" ucap Elysia yang terdengar kikuk.Eliot yang mendengarkan hanya tertawa kecil."Tidak masalah Ely, kaki ku sudah terbiasa di injak oleh mu saat kita berdan" ucap Eliot sambil tertawa.Eliot meraih tangan Elysia dan meletakkan tangan Elysia di bahunya sementara Eliot memegang pinggul Elysia.Disisi lain Lucas diam-diam memperhatikan Elysia dan Eliot yang mulai berdansa."Aku dengar kau dan Felix akan membatalkan pertunangan kalian" ucap Eliot sambil tersenyum."Aku memang berniat membatalkan nya, tetapi orang tua ku terlalu mendesak dengan cara yang cukup kasar" Ucap Elysia yang terdengar lelah dari suaranya.Eliot hanya menanggapi dengan mengangguk.Lantunan musik di ball room mengiringi kaum-kaum bangsawan berdansa. Beberapa ada yang menikmati jamuan, dan beberapa ada yang duduk mengobrol.Suasana yang sangat asing bagi Elysia, membuat dirinya
"Selamat Malam, Nona Alice" ucap Lucas sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat."Malam Pangeran Lucas, anda terlihat menawan seperti biasanya" ucap wanita yang diketahui bernama Alice tersebut sambil tertawa renyah."Halo Elysia, lama tidak bertemu" terdengar suara seorang pria dari belakang Alice. Pria berambut pirang yang sama seperti Alice, hanya saja matanya berwarna hijau.Pria tersebut membungkukkan tubuhnya dan mencium tangan Elysia.Elysia yang kaget hanya bisa berdiam diri.Lucas yang melihat pemandangan tersebut membulatkan matanya, rahangnya mengeras serta menunjukkan pandangan kebencian dan amarah atas apa yang dilakukan oleh pria berambut pirang itu."Lepaskan dia Eliot" Ucap Lucas dingin pada pria tersebut.Pria yang bernama Eliot itu tersenyum pada Lucas."Santai saja" Eliot lalu melepaskan tangan Elysia dan tersenyum pada Elysia."Kenapa dengan suasana ini, sudahlah, nikmati saja pestanya, ayo Ely, aku merindukanmu" Ucap Alice sambil menarik tangan Elysia men
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust