"Elysia akan baik kereta kuda dengan ku" Ucap Lucas.
"Aku tidak mau, kau mengacaukan hari ku!" Bentak Elysia."Aku akan menjelaskan semua nya di dalam, ayo masuk" Ucap Lucas sambil mempersilahkan Elysia untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Elysia lalu mempertimbangkan, mungkin dia bisa sedikit memanfaatkan Lucas demi mencapai tujuannya."Jenette kau pulang sendiri saja, aku akan pulang dengan Lucas" Ucap Elysia lalu masuk ke dalam kereta kuda Lucas diikuti oleh Lucas di belakangnya.Sementara Jenette membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada majikannya.Elysia duduk berhadapan dengan Lucas."Apa yang akan kau jelaskan?" Tanya Elysia.Lucas tampak mempertimbangkan perkataan yang akan ia ucapkan."Simpel nya, Felix tidak baik untuk mu" ucap Lucas singkat.Elysia memicingkan matanya, mencoba mencerna perkataan Lucas."Kau tidak akan percaya jika aku jelaskan semuanya, tapi aku berusaha menjauhkan mu dari nya dengan alasan yang baik" Ucap Lucas."Bagaimana aku bisa percaya jika kau saja tidak menjelaskannya?" Tanya Elysia.Lucas tampak mempertimbangkan apakah dia akan menceritakan apa yang dia lihat tengang Felix atau tidak."Pokoknya kau jauhi saja dia jika tidak ingin tersakiti" Ucap Lucas.Kereta kuda berhenti di depan kediaman Elysia.Elysia terdiam, memang di novel yang pernah dia baca, latar belakang Felix tidaklah jelas, karena saat bab pertama ia sudah meninggal."Terima kasih tumpangannya" ucap Elysia lalu turun dari kereta kuda Lucas.Lucas menghela nafasnya."Semua yang aku lakuin untuk mu Ely" Gumam Lucas.Kereta kuda melaju dan menghilang di kejauhan.Elysia memasuki kamarnya dan masih memikirkan apa yang dimaksud oleh Lucas."Percuma juga dipikirkan, kalau fakta nya aku tidak tahu apa-apa" Gumam Elysia."Tersisa 8 hari lagi, tapi informasi belum cukup"Tiba-tiba Jenette mengetuk pintu kamar Elysia."Permisi Nona" Ucap Jenette."Jenette, kegiatan hari ini tidak ada lagi kan?" Tanya Elysia."Benar Nona, apa ada hal yang ingin anda lakukan?" Tanya Jenette."Antarkan aku ke perpustakaan, aku ingin belajar" Ucap Elysia."Harus cepat cari informasi" gumam Elysia.Jenette lalu mengantarkan Elysia ke perpustakaan di kediamannya. Saat tiba di perpustakaan Elysia menyibukkan diri untuk mencari buku."Aku harus mencari tempat menetap setelah kabur dari negeri ini" Batin Elysia.Tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka. Derap langkah kaki masuk ke dalam perpustakaan, dari suaranya, sepertinya ada dua orang yang masuk."Bukannya ini perpustakaan keluarga ya? Atau para pelayan sedang bersih-bersih?" Elysia bertanya-tanya."Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.~ Kediaman Lucas ~Lucas duduk di ruang kerjanya. Ia menopang dagunya dan tampak sedang berfikir."Bagaimana cara menyingkirkan orang asing itu dari sini?" Gerutu Lucas."Aku sudah mengacaukan bisnis miliknya, bahkan mengancam di kediamannya sendiri tetapi dia masih bertahan di negeri ini! Dia pikir dia dapat memanfaatkan Elysia!" Lucas terdengar sangat kesal."Akan ku singkirkan siapapun yang akan menyakiti Elysia" Batin Lucas.Lucas hanyut dalam pikirannya, berusaha memikirkan cara lain.~ Flashback ~Lucas berjalan di sekitar pelabuhan siang itu. Ia berniat untuk melepas penat setelah melakukan pertemuan dengan beberapa pemimpin daerah di negerinya.Saat sedang berjalan, telinganya menangkap suara seseorang yang tidak asing yang berasal dari gang kecil di samping sebuah penginapan."Ayolah Tuan, mampir dulu""Main sama kami yuk""Lelahmu pasti akan hilang jika bersama kami"Begitulah kalimat yang wanita-wanita itu keluarkan untuk menggoda seorang pria."Tidak bisa, besok aku akan bertunangan, aku harus pulanh dan melakukan sesuatu" Jawab seorang pria.Karena merasa tidak asing, Lucas mencoba mengintip. Benar saja, suara tersebut adalah suara Felix."Ayolah Tuan, anggap saja ini akan jadi malam perpisahan Tuan dengan kami" ucap salah seorang wanita."Benar, ayo bersenang-senang sebelum Tuan tidak bisa seperti ini lagi" bujuk wanita yang lainnya.Lucas yang masih menguping sangat geram."Berarti dia sudah sering berada ditempat seperti ini" bantin Lucas yang menahan amarahnya."Eehh, kata siapa setelah bertunangan aku tidak akan kesini? Tentu saja aku akan mengunjungi kalian jika sedang tidak ada pekerjaan" Jawab Felix diselingi dengan tawa."Tuan kenapa harus bertunangan dengannya? Kenapa tidak memilih yang lain saja" Tanya salah seorang wanita."Tentu saja karena keluarganya sangat kaya" Jawab Felix diiringi oleh tawa dari wanita-wanita tersebut."Tidak ada jaminan Tuan akan mendapatkan hartanya secara keseluruhan" ucap salah seorang wanita."Tentu saja aku akan mendapatkan semuanya, apakah dia anak satu-satunya, jika terjadi sesuatu padanya, akulah yang akan meneruskan keluarganya" Felix menjawab tanpa ada perasaan bersalah."Aahh, Tuan Felix sangat jahat, tetapi sifat Tuan yang seperti ini yang membuat kami sangat suka bermain dengan Tuan" ucap wanita tersebut sambil tertawa.Mereka lalu saling bergandengan dan masuk ke dalam penginapan melalui pintu samping yang berada di gang kecil tersebut.Mendengar hal ini membuat Lucas murka. Lucas yang sedari kecil sudah menyukai Elysia rela membiarkan Elysia memilih pria yang ia cintai, tetapi pria tersebut hanya memanfaatkannya dan bermain dibelakang Elysia."Pria brengs*k itu harus mendapatkan ganjaran nya" Geram Lucas.Lucas pulang ke kediamannya, ia memeriksa latar belakang Felix.Seorang pengusaha dari negeri asing, akibat bisnisnya yang berjalan lancar derajat keluarganya naik lalu ia pun mendapat gelar Baron (tingkat paling rendah) di negerinya."Jadi dia mendekati Elysia demi menaikkan gelarnya" batin Lucas."Dilihat dari kekayaan nya, sangat tidak setara dengan Elysia, bahkan kekayaan pribadi Elysia jauh lebih besar dari miliknya, lalu apa yang Elysia lihat dari pria ini?" gumam Lucas sambil terus membaca."Tidak pernah terlibat dalam hal kejahatan dan bermain curang saat berbisnis, sepertinya dia sangat berhati-hati" Guman Lucas.~ Masa Sekarang, Kediaman Lucas ~Lucas menghela nafasnya, setiap ia mengingat apa yang ia lihat, dia kembali marah."Kalau saja dulu aku memiliki keberanian untuk melamar Elysia terlebih dahulu, akankah dia milih ku?" Batin Lucas, berkali-kali ia berpikir seperti itu."Apapun untuk Elysia, bahkan jika aku harus memenggal kepala pria brengs*ek itu" Lucas berkata dengan mata yang terlihat penuh emosi."Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Selamat Malam, Nona Alice" ucap Lucas sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat."Malam Pangeran Lucas, anda terlihat menawan seperti biasanya" ucap wanita yang diketahui bernama Alice tersebut sambil tertawa renyah."Halo Elysia, lama tidak bertemu" terdengar suara seorang pria dari belakang Alice. Pria berambut pirang yang sama seperti Alice, hanya saja matanya berwarna hijau.Pria tersebut membungkukkan tubuhnya dan mencium tangan Elysia.Elysia yang kaget hanya bisa berdiam diri.Lucas yang melihat pemandangan tersebut membulatkan matanya, rahangnya mengeras serta menunjukkan pandangan kebencian dan amarah atas apa yang dilakukan oleh pria berambut pirang itu."Lepaskan dia Eliot" Ucap Lucas dingin pada pria tersebut.Pria yang bernama Eliot itu tersenyum pada Lucas."Santai saja" Eliot lalu melepaskan tangan Elysia dan tersenyum pada Elysia."Kenapa dengan suasana ini, sudahlah, nikmati saja pestanya, ayo Ely, aku merindukanmu" Ucap Alice sambil menarik tangan Elysia men
"Ely, mau kah kau berdansa dengan ku?" Eliot berdiri di samping Elysia yang sejak tadi memperhatikan Lucas dan Alice."Aku tidak bisa berdan" ucap Elysia yang terdengar kikuk.Eliot yang mendengarkan hanya tertawa kecil."Tidak masalah Ely, kaki ku sudah terbiasa di injak oleh mu saat kita berdan" ucap Eliot sambil tertawa.Eliot meraih tangan Elysia dan meletakkan tangan Elysia di bahunya sementara Eliot memegang pinggul Elysia.Disisi lain Lucas diam-diam memperhatikan Elysia dan Eliot yang mulai berdansa."Aku dengar kau dan Felix akan membatalkan pertunangan kalian" ucap Eliot sambil tersenyum."Aku memang berniat membatalkan nya, tetapi orang tua ku terlalu mendesak dengan cara yang cukup kasar" Ucap Elysia yang terdengar lelah dari suaranya.Eliot hanya menanggapi dengan mengangguk.Lantunan musik di ball room mengiringi kaum-kaum bangsawan berdansa. Beberapa ada yang menikmati jamuan, dan beberapa ada yang duduk mengobrol.Suasana yang sangat asing bagi Elysia, membuat dirinya
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di b
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di b
"Ely, mau kah kau berdansa dengan ku?" Eliot berdiri di samping Elysia yang sejak tadi memperhatikan Lucas dan Alice."Aku tidak bisa berdan" ucap Elysia yang terdengar kikuk.Eliot yang mendengarkan hanya tertawa kecil."Tidak masalah Ely, kaki ku sudah terbiasa di injak oleh mu saat kita berdan" ucap Eliot sambil tertawa.Eliot meraih tangan Elysia dan meletakkan tangan Elysia di bahunya sementara Eliot memegang pinggul Elysia.Disisi lain Lucas diam-diam memperhatikan Elysia dan Eliot yang mulai berdansa."Aku dengar kau dan Felix akan membatalkan pertunangan kalian" ucap Eliot sambil tersenyum."Aku memang berniat membatalkan nya, tetapi orang tua ku terlalu mendesak dengan cara yang cukup kasar" Ucap Elysia yang terdengar lelah dari suaranya.Eliot hanya menanggapi dengan mengangguk.Lantunan musik di ball room mengiringi kaum-kaum bangsawan berdansa. Beberapa ada yang menikmati jamuan, dan beberapa ada yang duduk mengobrol.Suasana yang sangat asing bagi Elysia, membuat dirinya
"Selamat Malam, Nona Alice" ucap Lucas sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat."Malam Pangeran Lucas, anda terlihat menawan seperti biasanya" ucap wanita yang diketahui bernama Alice tersebut sambil tertawa renyah."Halo Elysia, lama tidak bertemu" terdengar suara seorang pria dari belakang Alice. Pria berambut pirang yang sama seperti Alice, hanya saja matanya berwarna hijau.Pria tersebut membungkukkan tubuhnya dan mencium tangan Elysia.Elysia yang kaget hanya bisa berdiam diri.Lucas yang melihat pemandangan tersebut membulatkan matanya, rahangnya mengeras serta menunjukkan pandangan kebencian dan amarah atas apa yang dilakukan oleh pria berambut pirang itu."Lepaskan dia Eliot" Ucap Lucas dingin pada pria tersebut.Pria yang bernama Eliot itu tersenyum pada Lucas."Santai saja" Eliot lalu melepaskan tangan Elysia dan tersenyum pada Elysia."Kenapa dengan suasana ini, sudahlah, nikmati saja pestanya, ayo Ely, aku merindukanmu" Ucap Alice sambil menarik tangan Elysia men
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust