Srraaakkk
Jenette membuka gorden jendela kamar Elysia, sinar matahari pagi mengenai wajah Elysia dan membuatnya membuka mata."Nona sudah pagi, kegiatan anda hari ini dimulai pukul 9, skrg sudah pukul 7, anda harus segera bersiap-siap" Ucap Jenette yang menata pakaian yang akan dipakai oleh Elysia."Hari ini ngapain?" Elysia beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi"Hari ini nona akan belajar berkuda" ucap Jenette mengikuti Elysia ke kamar mandi.Elysia membuka pakaian dan masuk ke bath tub, sementara Jenette menggosok punggung Elysia."Pelajaran bangsawan memang seperti ini ya?" Batin Elysia"Nona sangat ahli dan pintar dalam hal materi, tetapi Nona cukup payah kalau soal hal praktek, saya jadi ingat dulu saat masih kecil Nona pernah tidak sengaja menginjak kaki Tuan Lucas saat belajar berdansa" Jenette cekikikan mengingat hal yang terjadi dulu."Aku pernah berdansa dengan Lucas?" Elysia bingung, ia sama sekali tidak ingat pernah membaca hal ini di novel, bahkan tidak ada satupun kalimat yang menjelaskan tentang masa lalu mereka di novel."Tentu saja, nona lupa?" Jenette mulai berpikir bahwa majikannya belakangan ini bertingkah aneh."Tidak, aku ingat hahaha" tawa kaku Elysia membuat keduanya hening.Elysia keluar dari bath tub dan berdiri didepan cermin yang sangat besar. "Tubuhnya bagus banget, bahkan ukurannya lebih besar dari pada milikku, lekukan tubuhnya juga bagus" batin Elysia yang tanpa sadar ia sudah memegang kedua buah dadanya sendiri. "Wah, kencang banget" batinnya lagi, ia sangat terpukau dengan tubuh barunya ini.Jenette menatap majikannya dengan bingung "Apa ada yang salah dengan 'benda' milik Nona?"Saat sadar ia sedang diperhatikan oleh Jenette, Elysia langsung melepaskan tangannya dari buah dadanya. "Tidak ada" jawabnya singkat."Bagaimana kabar Felix? Aku tidak mendapat surat lagi darinya?" Tanya Elysia, bagaimana pun dia sangat penasaran, kenapa tiba-tiba tidak ada pembahasan soal pria yang disebut sebagai tunangannya itu.Jenette gelagapan "Oohh, itu.. tidak ada kok Nona" Jawab Jenette sambil mengeringkan rambut Elysia."Responnya kok gitu? Apa aku salah ya bertanya soal Felix?" Batin Elysia.Elysia hari ini mengenai pakaian khusus berkuda, Elysia mengenakan pakaian atasan dengan lengan panjang yang memiliki kerah bomber dengan setengah resleting, sedikit longgar dibagian pahanya terlihat seperti mengenai rok mini, sementara celana yang ketat dan riding boots (sepatu berkuda) yang tingginya hingga lutut.Elysia sedang sarapan, bersama dengan wanita yang memiliki warna rambut yang sama sepertinya. "Ini ibu Elysia kan? Sebelumnya dia menyebut dirinya ibu dan memelukku, kalau aku tidak salah namanya dia adalah Agustine Mooisora Odelle, bukan wajahnya saja yang cantik, bahkan namanya juga" batin Elysia yang merasa iri dengan kecantikan orang-orang di negeri ini."Elysia, maafkan kami yang masih sibuk disaat kamu sedang ada masalah, ayah mu sudah beberapa hari tidak pulang, ia menginap di kerajaan karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikan" Ucap Agustine sambil menyantap sarapannya.Elysia bingung bagaimana memanggil wanita tersebut "ini manggilnya gimana, ibu? Yang mulia? Mama? Duuhhh, Jenette, bantu aku" Elysia menatap Jenette dengan tatapan seperti orang yang meminta bantuan.Jenette yang melihat sepertinya sudah mengerti, karena ia pun menganggap majikannya menjadi aneh setelah kejadia dirumah Felix. Jenette membungkukkan tubuhnya hingga bibirnya didepan telinga Elysia. "Ibunda" bisik Jenette.Elysia terlihat lega. "Tidak apa-apa ibunda, tetapi ada hal yang Elysia khawatirkan, kenapa tidak ada satupun kabar dari kediaman Felix?" Tanya Elysia dengan berhati-hati, takut kalimatnya akan memunculkan kecurigaan terhadap Agustine."Seharusnya kamu sudah tahu, sejak awal kami memang tidak menginginkan pertunangan mu dengan pria itu, kamu tahu kan bahkan kekayaan mu saja lebih banyak darinya, seharusnya kamu menerima lamaran Lucas saja" Agustine menatap Elysia, berharap anak satu-satunya itu akan menikah dengan Lucas."Pantas saja orangtua Elysia tidak mendukungnya, aku juga ingat, Elysia memiliki toko kue ternama di negeri ini, toko tekstil serta toko pakaian" batin Elysia.Elysia tidak menanggapi omongan ibunya, ia menghabiskan makanannya dan berdiri dari duduknya. "Jenette" Elysia memanggil Jenette pelan, memberi kode kepadanya.Jenette mengangguk dan jalan keluar dari ruang makan diikuti oleh Elysia dibelakang.~ Kandang Kuda ~"Jenette, seperti aku merasa aneh semenjak kejadian di kediaman Felix" Ucap Elysia, ia khawatir orang-orang akan tahu dia bukan Elysia yang asli, jadi dia berpura-pura sakit."Apakah Nona ingin saya panggilkan dokter malam nanti?" Tanya Jenette, ia sudah menduga ada yang aneh pada majikannya.Elysia mengangguk, Elysia melihat kuda berwarna putih didepannya."Kudanya yang ini kan? Tanya Elysia"Iya Nona, namanya Lily, kuda yang dihadiahkan oleh Ayah Nona saat Nona berumur 15 tahun" Jenette mengeluarkan Lily dari kandangnya dan memasang pelana kuda, tali kekang dan beberapa hal penting lainnya demi keselamatan majikannya itu."Nona, semua persiapan sudah selesai silahkan Nona menunggu kedatangan Tuan Lucas, ia yang akan mengajari anda hari ini" Ucap Jenette."Ha?? Kok Lucas?? Kenapa dia?" Elysia langsung merasa tidak nyaman saat mendengar nama Lucas."Kenapa Nona Ely? Keberatan jika aku yang mengajarimu?" Lucas memasuki kandang kuda Elysia. Lucas terlihat sangat gagah saat mengenakan pakaian berkudanya, bahkan kudanya yang berwarna coklat terlihat sangat elegan."Berhubung Tuan Lucas sudang datang, saya akan pamit Nona" Jenette membungkukkan badannya lalu keluar dari kandang kuda dan meninggalkan Elysia berduaan dengan Lucas."Kelihatannya kau memiliki waktu yang senggang hingga bisa repot-repot datang kemari" sindir Elysia, ia mencoba menaiki kudanya. "Ini naiknya gimana sih? Aku bahkan tidak pernah melihat kuda sungguhan sebelumnya" batin Elysia.Lucas turun dari kudanya. "Demi Nona Ely aku akan selalu meluangkan waktuku". Lucas memperhatikan Elysia yang terlihat kesulitan menaiki kudanya. "Imut" batin Lucas sambil tersenyum melihat tingkah Elysia."Apa lihat-lihat?! Kau menertawai ku ya?!". Elysia selalu merasa jengkel saat berada didekat Lucas."Tidak sayang" Lucas menghampiri Elysia lalu meletakkan kedua tangannya disisi kiri dan kanan tubuh Elysia lalu mengangkat Elysia keatas kudanya. "Sama-sama". Ucap Lucas sambil tersenyum.Elysia merasa malu. "Aku tidak meminta bantuan mu!" Elysia kini sangat jengkel."Aku jadi ingat sekitar sebulan yang lalu Nona jatuh dari kuda, sangat lucu". Lucas tertawa kecil mengingat kejadian itu."Mana aku ingat! Aku disini baru 2 hari!" Batin Elysia.Lucas menaiki kuda yang dinaiki oleh Elysia, ia duduk tepat dibelakang Elysia."Karena hari ini aku yang akan mengajarimu, akan lebih aman jika kita berkuda bersama, aku tidak ingin istri ku dimasa depan ini terluka" Ucap Lucas sambil tersenyum.Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia dapat merasakan hangatnya tubuh Lucas dipunggung."Nyebelin banget" Batin Elysia."Karena hari ini aku yang akan mengajarimu, akan lebih aman jika kita berkuda bersama, aku tidak ingin istri ku dimasa depan ini terluka" Ucap Lucas sambil tersenyum.Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia dapat merasakan hangatnya tubuh Lucas dipunggung."Nyebelin banget" Batin Elysia.Mau tidak mau agar latihan ini cepat selesai Elysia menurunkan ego-nya."Ajarin" gumam Elysia kepada Lucas.Lucas yang mendengar itu sangat senang, bahkan jantung berdebar kencang."Apa? Ga dengar, coba ulang lagi" Lucas berniat untuk menjahili Elysia."Iiihh, ajarin!!" Elysia menaikkan nada bicaranya. Tanpa sadar ia berbicara selayaknya dia berada di dunianya yang sebelumnya.Lucas berteriak di hatinya."Lucu banget!!" Ia bahkan menunjukkan senyuman diwajahnya.Elysia melirik kebelakang, Elysia terpukau dengan senyuman Lucas, serta matanya yang menatap Elysia terlihat penuh kasih sayang. "Hmm.. bisa juga dia senyum gitu" batin Elysia.Lucas sedikit maju, sehingga tubuhnya benar-benar menempel p
Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas."Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat."Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.Wajah Elysia memerah saat mendengar omongan Lucas, langsung ia mendorong wajah Lucas."Mesum!!" Teriaknya pada Lucas."Berani banget bilang seperti itu terang-terangan" gumam Elysia.Hanya dibalas tawa renyah oleh Lucas sambil memperbaiki duduknya dan bersender di pohon."Aku hanya bercanda lho, berarti kalau minta diam-diam atau langsung aku lakuin, boleh domg?" Ujar Lucas sambil melirik usil ke arah Elysia."GAK!!" Sentak Elysia dengan kesal.Lucas hanya tertawa melihat respon Elysia."Udah selesai mainnya?? Mau pulang atau jalan-jalan lagi?" Tanya Lucas."Pulang saja" jawab Elysia yang sudah tidak mood karena tingkah Lucas.Lucas berdiri dari duduknya dan membantu Elysia berdiri. Elysia menyambut tangan Lucas.L
~ Kediaman Lucas Von Hagens ~Tuk... Tuk... Tuk...Terdengar suara ketukan di jendela Lucas. Lucas yang sudah paham pun berjalan terburu-buru membuka jendelanya dan mengambil surat dikaki burung merpati tersebut."Ha?!" Lucas tampak kesal membaca surat kecil tersebut."Felix s*alan!" Geram Lucas.Lalu ia kembali duduk dan mengerjakan tugasnya yang seharusnya menjadi jatah tugasnya untuk besok.~ Esok Paginya, di Kediaman Elysia ~Elysia sudah bersiap-siap untuk pergi ke kediaman Felix ditemani oleh Jenette.Elysia memandangi dirinya di depan cermin."Menurut mu pakaiannya cocok dengan ku? Kok rasanya sedikit aneh ya?" Tanya Elysia pada Jenette."Itu adalah pakaian yang dipilihkan Nyonya Agustine, sudah pasti cocok untuk anda Nona Elysia" Jawab Jenette sopan sambil menata rambut Elysia yang panjang dan berwarna silver.Jenette membuat sanggul pada rambut Elysia dan dengan sengaja membiarkan beberapa helai rambut terjuntai."Udah belum??" Tanya Elysia pada Jenette."Sebentar lagi Nona"
"Elysia akan baik kereta kuda dengan ku" Ucap Lucas."Aku tidak mau, kau mengacaukan hari ku!" Bentak Elysia."Aku akan menjelaskan semua nya di dalam, ayo masuk" Ucap Lucas sambil mempersilahkan Elysia untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Elysia lalu mempertimbangkan, mungkin dia bisa sedikit memanfaatkan Lucas demi mencapai tujuannya."Jenette kau pulang sendiri saja, aku akan pulang dengan Lucas" Ucap Elysia lalu masuk ke dalam kereta kuda Lucas diikuti oleh Lucas di belakangnya.Sementara Jenette membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada majikannya.Elysia duduk berhadapan dengan Lucas."Apa yang akan kau jelaskan?" Tanya Elysia.Lucas tampak mempertimbangkan perkataan yang akan ia ucapkan."Simpel nya, Felix tidak baik untuk mu" ucap Lucas singkat.Elysia memicingkan matanya, mencoba mencerna perkataan Lucas."Kau tidak akan percaya jika aku jelaskan semuanya, tapi aku berusaha menjauhkan mu dari nya dengan alasan yang baik" Ucap Lucas."Bagaimana aku bisa percaya jika k
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di b
"Ely, mau kah kau berdansa dengan ku?" Eliot berdiri di samping Elysia yang sejak tadi memperhatikan Lucas dan Alice."Aku tidak bisa berdan" ucap Elysia yang terdengar kikuk.Eliot yang mendengarkan hanya tertawa kecil."Tidak masalah Ely, kaki ku sudah terbiasa di injak oleh mu saat kita berdan" ucap Eliot sambil tertawa.Eliot meraih tangan Elysia dan meletakkan tangan Elysia di bahunya sementara Eliot memegang pinggul Elysia.Disisi lain Lucas diam-diam memperhatikan Elysia dan Eliot yang mulai berdansa."Aku dengar kau dan Felix akan membatalkan pertunangan kalian" ucap Eliot sambil tersenyum."Aku memang berniat membatalkan nya, tetapi orang tua ku terlalu mendesak dengan cara yang cukup kasar" Ucap Elysia yang terdengar lelah dari suaranya.Eliot hanya menanggapi dengan mengangguk.Lantunan musik di ball room mengiringi kaum-kaum bangsawan berdansa. Beberapa ada yang menikmati jamuan, dan beberapa ada yang duduk mengobrol.Suasana yang sangat asing bagi Elysia, membuat dirinya
"Selamat Malam, Nona Alice" ucap Lucas sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat."Malam Pangeran Lucas, anda terlihat menawan seperti biasanya" ucap wanita yang diketahui bernama Alice tersebut sambil tertawa renyah."Halo Elysia, lama tidak bertemu" terdengar suara seorang pria dari belakang Alice. Pria berambut pirang yang sama seperti Alice, hanya saja matanya berwarna hijau.Pria tersebut membungkukkan tubuhnya dan mencium tangan Elysia.Elysia yang kaget hanya bisa berdiam diri.Lucas yang melihat pemandangan tersebut membulatkan matanya, rahangnya mengeras serta menunjukkan pandangan kebencian dan amarah atas apa yang dilakukan oleh pria berambut pirang itu."Lepaskan dia Eliot" Ucap Lucas dingin pada pria tersebut.Pria yang bernama Eliot itu tersenyum pada Lucas."Santai saja" Eliot lalu melepaskan tangan Elysia dan tersenyum pada Elysia."Kenapa dengan suasana ini, sudahlah, nikmati saja pestanya, ayo Ely, aku merindukanmu" Ucap Alice sambil menarik tangan Elysia men
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust