"Karena hari ini aku yang akan mengajarimu, akan lebih aman jika kita berkuda bersama, aku tidak ingin istri ku dimasa depan ini terluka" Ucap Lucas sambil tersenyum.
Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia dapat merasakan hangatnya tubuh Lucas dipunggung."Nyebelin banget" Batin Elysia.Mau tidak mau agar latihan ini cepat selesai Elysia menurunkan ego-nya."Ajarin" gumam Elysia kepada Lucas.Lucas yang mendengar itu sangat senang, bahkan jantung berdebar kencang."Apa? Ga dengar, coba ulang lagi" Lucas berniat untuk menjahili Elysia."Iiihh, ajarin!!" Elysia menaikkan nada bicaranya. Tanpa sadar ia berbicara selayaknya dia berada di dunianya yang sebelumnya.Lucas berteriak di hatinya."Lucu banget!!" Ia bahkan menunjukkan senyuman diwajahnya.Elysia melirik kebelakang, Elysia terpukau dengan senyuman Lucas, serta matanya yang menatap Elysia terlihat penuh kasih sayang. "Hmm.. bisa juga dia senyum gitu" batin Elysia.Lucas sedikit maju, sehingga tubuhnya benar-benar menempel pada punggung Elysia. Lalu ia mengambil tali kekang dan meraih tangan Elysia. "Pegang seperti ini, lalu tarik dengan lembut dengan begitu kudanya akan jalan" Ucap Lucas, terdengar sangat lembut dan hangat di telinga Elysia.Elysia menurut kalimat Lucas, ia meraih tali kekang dan mulai menariknya dengan pelan, Lily (kuda Elysia) berjalan pelan keluar dari kandangnya. "Kita mau kemana?" Tanya Elysia yang memang tidak mengetahui akan latihan dimana.Lucas tampak berfikir. "Kalau di belakang sih udah biasa, mau coba jalan ke hutan?" Lucas memberi saran, sekaligus ia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Elysia."Hutannya bahaya gak?" Tanya Elysia, ia tampak ragu, apalagi pastinya jalan menuju hutam tidak semulus dan sedatar rumput disini."Engga, kan ada aku" Lucas menjawab dengan percaya diri."Sok banget" gumam Elysia."Nona Ely ngomong apa tadi?" Tanya Lucas, ia membungkukkan tubuhnya hingga dagunya menyentuh bahu Elysia.Elysia menoleh kesamping dan melihat wajah Lucas yang amat dekat."Ganteng banget, baru kali ini aku melihat wajahnya sedekat ini, aku baru sadar bola matanya berwarna hazel, bibirnya juga kelihatan seperti pakai perawatan" batin Elysia yang memandangi wajah Lucas."Wangi" Gumamnya pelan. Karena wajah Lucas tepat disamping Elysia, Lucas kali ini dapat mendengar gumaman Elysia."Elysia sekarang lebih berani ya" Ucap Lucas, lalu dia kembali ke posisi semua agar tidak memandang Elysia lagi, kini wajah Lucas terasa panas. Berniat untuk menjahili Elysia, tetapi malah dia yang malu.Elysia terdiam malu. "Makanya jangan dekat-dekat!!" Bentak Elysia."Jadi Ely sayang mau kemana? Hutan? Atau disini aja?" Tanya Lucas lagi.Setelah mempertimbangkan, dan Elysia juga perlu mengetahui seluk beluk negeri ini, ia pun menyetujui saran Lucas."Hutan saja, aku pengen kesana, terus jangan manggil-manggil sayang" ketus Elysia.Lucas tersenyum kecil. "Okee sayang" jawabnya singkat. Ia lalu meraih tangan Elysia yang sedang memegang tali kekang, mengarahkannya ke jalan menuju hutan.Jalan menuju hutan tidak seburuk yang Elysia kira. Hutan yang asri dan sejuk, apalagi di pagi hari ini, tetesan embun masih ada dipermukaan daun.Elysia melihat sekeliling, ke kanan, kiri, lalu kanan lagi. Tingkah Elysia tersebut membuat Lucas tersenyum."Silahkan Ely yang bawa sekarang, terserah Ely mau kemana, aku hanya akan mengawasi mu saja" Lucas melepas tangan Elysia yang sedang memegang tali kekang.Saat Lucas melepas tangannya, Elysia baru sadar, sejak tadi Lucas memegang tangannya."Boleh kemana saja?" Tanya Elysia."Boleh Ely sayang" jawab Lucas sambil meletakkan tangannya disisi kiri dan kanan pinggul Elysia."Aku pegang ya, untuk jaga-jaga biar Ely gak jatuh" Lucas mengambil kesempatan untuk menyentuh Elysia."Hanya dalam keadaan seperti ini aku akan membiarkan mu menyentuh ku, terpaksa" ketus Elysia, bagaimanapun dia takut jatuh, ia juga belum terlalu mahir mengatur keseimbangan diatas kuda."Boleh sentuh yang lain kalau begitu?" Usil Lucas, tangan kanannya mulai menyentuh perut Elysia dan mengelus nya."Apa yang kau lakukan?!! Hanya pinggul! Tidak lebih!" Geram Elysia dia sambil menggoyangkan tubuhnya karena geli.Lucas menundukkan tubuhnya hingga bibirnya tepat didepan telinga Elysia. "Jaga keseimbangan mu, jangan bergerak-gerak, pegang erat tali kekangnga, jika tidak Ely sayang akan jatuh" Bisikan sambil terus mengelus perut Elysia, tangan Lucas mulai naik keatas, sekarang tangannya berada tepat dibawah payudara Elysia."Lucas... Sebagai seorang pangeran kau sangat tidak terpuji melakukan ini!" Elysi berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. Ia Sekarang tidak lagi fokus pada pemandangan hutan, melainkan fokus merasakan belaian tangan Lucas pada tubuhnya."Uuppsss... Maaf, tangan ku licin" Usil Lucas lalu kembali menurunkan tangannya ke pinggul Elysia.Elysia hanya diam, ia merasa sangat malu, ia tidak pernah disentuh olah pria sebelumnya, bahkan teman pria pun tidak punya.Setelah lama berjalan, Elysia sedikit merasa lelah. "Pegal banget, aku gak tahu kalau berkuda juga bikin pegal" batin Elysia.Lucas yang melihatnya tingkah Elysia pun sepertinya mengerti, bagaimana pun juga, mereka sudah berjalan cukup jauh"Belok ke kanan, disana cocok untuk istirahat" ujar Lucas."Memangnya disana ada tempat duduk?" Tanya Elysia yang mengarahkan tali kekang pada kuda agar Lily berjalan ke kanan."Nan juga tahu sendiri itu tempat apa" Ujar Lucas.Setelah berjalan sekitar 600 meter ke kanan, Elysi melihat pemandangan yang sangat indah dan terasa sejuk, ada aliran sungai disana, airnya jernih.Setelah kuda berhenti, Lucas turun, ia menadahkan kedua tangannya pada Elysia sambil tersenyum.Elysia dengan terpaksa memegang kedua tangan Lucas dan turun dari kuda."Bagus banget tempat, sejuk juga, air nya juga jernih" Seru Elysia yang takjub dengan pemandangan di negeri novel ini.Elysia jongkok dipinggir sungai dan memasukkan tangannya ke dalam air."Dingin" batinnya"Kok tau ada tempat ini?" Tanya Elysia pada Lucas."Lho? Bukannya Ely yang ngasih tau tempat ini? Masa lupa? Tanya Lucas dengan heran.Elysia terdiam mendengar perkataan Lucas."Duh, mana aku tau!!" Batinnya menjerit."Aku lupa" jawab Elysia kikuk, ia bingung memikirkan alasan apa yang cocok."Hmm, ya sudah tidak apa-apa" Lucas duduk dibawah pohon yang tidak jauh dari tempat Elysia."Kita istirahat sebentar ya, nanti kalau sudah mau jalan atau balik bilang saja pada ku" tutur Lucas sambil memejamkan matanya."Kau mau tidur?" Tanya Elysia melihat ke arah Lucas.Tidak ada jawaban dari Lucas. Elysia pun asik sendiri bermain air, ia melepaskan sepatunya lalu menaikkan celananya hingga ke lutut dan bermain air."Aku pikir ga bakal bisa ngerasain hal yang seperti ini" batin Elysia yang sangat senang.Sesekali ia melirik Lucas yang tidur dibawah pohon."Tidur beneran ya??" Batinnya bertanya-tanya.Elysia lalu berjalan kearah Lucas. Ia jongkok di samping Lucas dan memperhatikan wajahnya."Kalau aja dia baik, mungkin aku mau nikah sama dia, walaupun ini semua seperti khayalan bagiku" batinnya sambil melihat wajah Lucas.Alisnya yang tebal, rambut hitamnya yang disisir rapi dengan beberapa helai yang terjuntai ke bawah, rahangnya yang terlihat kokoh, benar-benar seperti cowok fiksi yang tidak ada di dunia nyata.Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas."Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat."Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas."Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat."Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.Wajah Elysia memerah saat mendengar omongan Lucas, langsung ia mendorong wajah Lucas."Mesum!!" Teriaknya pada Lucas."Berani banget bilang seperti itu terang-terangan" gumam Elysia.Hanya dibalas tawa renyah oleh Lucas sambil memperbaiki duduknya dan bersender di pohon."Aku hanya bercanda lho, berarti kalau minta diam-diam atau langsung aku lakuin, boleh domg?" Ujar Lucas sambil melirik usil ke arah Elysia."GAK!!" Sentak Elysia dengan kesal.Lucas hanya tertawa melihat respon Elysia."Udah selesai mainnya?? Mau pulang atau jalan-jalan lagi?" Tanya Lucas."Pulang saja" jawab Elysia yang sudah tidak mood karena tingkah Lucas.Lucas berdiri dari duduknya dan membantu Elysia berdiri. Elysia menyambut tangan Lucas.L
~ Kediaman Lucas Von Hagens ~Tuk... Tuk... Tuk...Terdengar suara ketukan di jendela Lucas. Lucas yang sudah paham pun berjalan terburu-buru membuka jendelanya dan mengambil surat dikaki burung merpati tersebut."Ha?!" Lucas tampak kesal membaca surat kecil tersebut."Felix s*alan!" Geram Lucas.Lalu ia kembali duduk dan mengerjakan tugasnya yang seharusnya menjadi jatah tugasnya untuk besok.~ Esok Paginya, di Kediaman Elysia ~Elysia sudah bersiap-siap untuk pergi ke kediaman Felix ditemani oleh Jenette.Elysia memandangi dirinya di depan cermin."Menurut mu pakaiannya cocok dengan ku? Kok rasanya sedikit aneh ya?" Tanya Elysia pada Jenette."Itu adalah pakaian yang dipilihkan Nyonya Agustine, sudah pasti cocok untuk anda Nona Elysia" Jawab Jenette sopan sambil menata rambut Elysia yang panjang dan berwarna silver.Jenette membuat sanggul pada rambut Elysia dan dengan sengaja membiarkan beberapa helai rambut terjuntai."Udah belum??" Tanya Elysia pada Jenette."Sebentar lagi Nona"
"Elysia akan baik kereta kuda dengan ku" Ucap Lucas."Aku tidak mau, kau mengacaukan hari ku!" Bentak Elysia."Aku akan menjelaskan semua nya di dalam, ayo masuk" Ucap Lucas sambil mempersilahkan Elysia untuk masuk ke dalam kereta kudanya.Elysia lalu mempertimbangkan, mungkin dia bisa sedikit memanfaatkan Lucas demi mencapai tujuannya."Jenette kau pulang sendiri saja, aku akan pulang dengan Lucas" Ucap Elysia lalu masuk ke dalam kereta kuda Lucas diikuti oleh Lucas di belakangnya.Sementara Jenette membungkukkan badannya sebagai tanda hormat kepada majikannya.Elysia duduk berhadapan dengan Lucas."Apa yang akan kau jelaskan?" Tanya Elysia.Lucas tampak mempertimbangkan perkataan yang akan ia ucapkan."Simpel nya, Felix tidak baik untuk mu" ucap Lucas singkat.Elysia memicingkan matanya, mencoba mencerna perkataan Lucas."Kau tidak akan percaya jika aku jelaskan semuanya, tapi aku berusaha menjauhkan mu dari nya dengan alasan yang baik" Ucap Lucas."Bagaimana aku bisa percaya jika k
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di
"Tetapi kau tahu kan, kalian selalu bersama sejak kecil, walaupun Lucas sekarang sedikit berubah, tetapi perasaannya pada mu tidak pernah berubah" ucap Eliot yang mencoba meyakinkan Elysia.Elysia kesal mendengar hal yang berkaitan dengan Lucas."Aku mau mencari udara segar" ucap Elysia yang berjalan meninggalkan Eliot.Elysia berjalan menuju balkon, ia bersandar di pembatas balkon, ia tidak menyadari Lucas berada disana."Menyebalkan" gumam Elysia."Jika yang kau maksud adalah aku, aku minta maaf jika tanpa sadar aku menyusahkan serta membuang-buang waktu mau" Ucap Lucas.Elysia terkejut mendengar suara Lucas, segera ia melihat ke arah Lucas."Lucas?!" seru Elysia yang tampak sangat terkejut melihat Lucas berada diujung balkon."Kenpa kau berada disini?" tanya Elysia yang tampak sedikit kikuk, ia khawatir Lucas akan mendengar pembicaraan antara ia dengan Eliot tadi."Menghindari mu, karena tampaknya kau sangat tidak nyaman dengan keberadaan ku, makanya aku memutuskan untuk berada di b
"Ely, mau kah kau berdansa dengan ku?" Eliot berdiri di samping Elysia yang sejak tadi memperhatikan Lucas dan Alice."Aku tidak bisa berdan" ucap Elysia yang terdengar kikuk.Eliot yang mendengarkan hanya tertawa kecil."Tidak masalah Ely, kaki ku sudah terbiasa di injak oleh mu saat kita berdan" ucap Eliot sambil tertawa.Eliot meraih tangan Elysia dan meletakkan tangan Elysia di bahunya sementara Eliot memegang pinggul Elysia.Disisi lain Lucas diam-diam memperhatikan Elysia dan Eliot yang mulai berdansa."Aku dengar kau dan Felix akan membatalkan pertunangan kalian" ucap Eliot sambil tersenyum."Aku memang berniat membatalkan nya, tetapi orang tua ku terlalu mendesak dengan cara yang cukup kasar" Ucap Elysia yang terdengar lelah dari suaranya.Eliot hanya menanggapi dengan mengangguk.Lantunan musik di ball room mengiringi kaum-kaum bangsawan berdansa. Beberapa ada yang menikmati jamuan, dan beberapa ada yang duduk mengobrol.Suasana yang sangat asing bagi Elysia, membuat dirinya
"Selamat Malam, Nona Alice" ucap Lucas sambil membungkukkan badannya sebagai tanda hormat."Malam Pangeran Lucas, anda terlihat menawan seperti biasanya" ucap wanita yang diketahui bernama Alice tersebut sambil tertawa renyah."Halo Elysia, lama tidak bertemu" terdengar suara seorang pria dari belakang Alice. Pria berambut pirang yang sama seperti Alice, hanya saja matanya berwarna hijau.Pria tersebut membungkukkan tubuhnya dan mencium tangan Elysia.Elysia yang kaget hanya bisa berdiam diri.Lucas yang melihat pemandangan tersebut membulatkan matanya, rahangnya mengeras serta menunjukkan pandangan kebencian dan amarah atas apa yang dilakukan oleh pria berambut pirang itu."Lepaskan dia Eliot" Ucap Lucas dingin pada pria tersebut.Pria yang bernama Eliot itu tersenyum pada Lucas."Santai saja" Eliot lalu melepaskan tangan Elysia dan tersenyum pada Elysia."Kenapa dengan suasana ini, sudahlah, nikmati saja pestanya, ayo Ely, aku merindukanmu" Ucap Alice sambil menarik tangan Elysia men
Lucas yang sadar dari amarahnya memperhatikan wajah Elysia."Maaf, tetapi kita makannya lain kali saja ya, aku baru saja ingat kalau ada tugas yang harus aku kerjakan" ucap Lucas, matanya mengarah ke tangan Elysia, ada bekas merah dari genggamannya.Elysia tampak kesal, ia pun berjalan mendahului Lucas.Mereka berjalan pulang ke kediaman Elysia.Lucas diam seribu bahasa, begitu pun dengan Elysia.~ Malam Harinya ~"Nona, gaun anda akan datang besok siang, saya akan menjemput, Nona silahkan bersiap-siap besok sebelum saya kembali membawa gaun Nona" ucap jenette dengan penuh kesopanan dan membungkukkan badannya."Baiklah, penjemputan gaun aku serahkan padaku ya, Jenette" Ucap Elysia yang sedang bersiap-siap untuk tidur."Nona, untuk perhiasan yang akan Nona pakai besok akan diantar nanti pagi, Nona dapat memilih perhiasan mana yang Nona inginkan" ucap Jenette."Baiklah, kalau begitu aku mau tidur dulu, istirahat lah Jenette, selamat malam" ucap Elysia yang membungkus dirinya dengan seli
"Karena kegiatan hari ini tidak ada lagi, aku ingin jalan-jalan sebentar dengan Lucas. Jenette pulang duluan saja" Ucap Elysia dengan lembut."Rasanya aneh jika aku menolaknya, Apalagi aku yang memberikan persyaratan ini padanya, jika aku tolak akan terlihat jelas kalau aku menghindarinya" batin Elysia yang berusaha berhati-hati terhadap Lucas.Lucas tidak percaya dengan yang ia dengar, setelah hal-hal buruk yang ia lakukan tidak disangka Elysia akan menerima ajakannya."Ayo Lucas" Elysia berjalan melewati Jenette yang berdiri didekat pintu.Lucas berjalan dibelakang Elysia. Tampak wajahnya yang mengukir senyum gembira yang sumringah. Tidak ia sangka Elysia memilih untuk jalan-jalan bersamanya.Elysia berhenti dan menoleh ke belakang."Kita mau kemana?" Tanya Elysia."Bagaimana kalau ke pelabuhan ? Aku dengar hari ini mereka sedang menerima buah impor hari ini" jawab Lucas."Aku bingung mau mengajak dia jalan-jalan kemana" batik Lucas.Elysia tampak berfikir lalu ia mengangguk."Oke"
"Ck..." Elysia berdecak karena kesal dengan keberadaan Lucas. Elysia berdiri didepan sebuah cermin dan Olivia mulai mengukur tubuh Elysia sambil mencatatnya disebuah buku."Kalian ini sangat tidak tahu adab, memesan sepasang pakaian untuk besok, kalian pikir aku seekor kuda, pasangan seperti kalian sangat merepotkan disaat-saat genting seperti ini" Ucap seorang wanita yang dandanannya tampak menor, ia baru saja memasuki butik."Aku harap bayaran yang aku dapatkan sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan" sambung wanita tersebut."Selamat pagi, Madam Lyor, saya harap keadaan anda sehat-sehat saja" Ucap Lucas sambil berdiri dan menghampiri Madam Lyor dan mencium tangannya."Bahkan jika diri mu adalah seorang pangeran ini sangat keterlaluan yang Mulia" keluh Madam Lyor."Olivia, antarkan catatan ukurannya ke lantai atas, aku akan mempersiapkan kainnya" pinta Madam Lyor sambil berjalan melewati Elysia yang sedang diukur oleh Olivia."Baik Madam, segera saya antar" Ucap Olivia yang dengan
"Saya sarankan Tuan untuk memakai pakaian dengan bahan yang sama dengan Nona Elysia, jika Tuan berminat, saya bisa mengurus" tawar Jenette."Kau sangat membantu" Jawab Lucas."Semua saya lakukan untuk Tuan dan Nona Elysia, jika Tuan sama buruknya dengan Felix, saya tidak akan mendukung Tuan" jawab Jenette yang sedang mengurus kain yang dipilih oleh Elysia."Pelayan yang setia" ucap Lucas pergi lalu meninggalkan Jenette. Ia menghampiri Elysia yang duduk di dalam kereta kudanya."Selamat sore Elysia" Sapa Lucas sambil tersenyum."Kau mengikuti ku?" Tanya Elysia menyelidiki."Sejak kemarin kau selalu ada saat aku pergi ke suatu tempat atau sedang mengerjakan sesuatu" lanjut Elysia."Tentu saja tidak, takdir yang mempertemukan kita" Lucas tertawa kecil.Jenette yang selesai mengurus kain yang akan menjadi bahan utama pada gaun Elysia kembali, ia masuk ke dalam kereta kuda."Kalau tida ada keperluan lagi, kami permisi" Ucap Elysia sambil memberi kode kepada kusir.Sementara Lucas hanya ter
"Christopher, bagaimana ini? Kau bilang akan mengurus semuanya, tapi kenapa Elysia masih ingin menemui orang asing itu?!" Agustine terdengar sangat marah."Tenang saja, aku sudah mengirimkan orang untuk mengurusnya, orang asing seperti dia tinggal diberikan uang pasti akan mundur, terlebih lagi bisnis miliknya belakangan ini tidak terlalu lancar" Jawab Christopher sambil tertawa."Kau melakukan sesuatu dengan bisnisnya?" Tanya Agustine."Bukan aku, Lucas yang melakukannya" Christopher menjawab dengan santai."Sangat melegakan jika memiliki menantu seperti Lucas hahah" Agustine dan Christopher tertawa."Lucas?! Sebenarnya apa tujuan dia?! Aku tahu Lucas sangat tidak menyukai Felix, tetapi kenapa dia tega merusak pertunangan teman masa kecilnya?!" Elysia sangat geram.Usai berbincang, Christopher selaku ayah Elysia pamit keluar, sementara Agustine duduk di dalam perpustakaan."Elysia.. sedang apa disini?" Tanya Agustine. Diam-diam ia sudah mengetahui bahwa Elysia berada di dalam perpust