"Ada yang kurang?" tanya Robby kepada Bella sambil mendorong troli belanjaan. "Sepertinya tidak ini hanya bahan kering saja." jawab Bella sambil mengusap dagunya. Mereka sekarang berada di sebuah toko bahan kue yang bisa dibilang terlengkap di Surabaya. Hari itu tinggal menghitung jam saja untuk menyajikan kue ulang tahun Eni, namun Bella masih saja kelupaan untuk membeli kebutuhan pelengkap kue ulang tahun. Tujuan mereka bertemu hari ini memang untuk berbelanja ke toko bahan kue dan Robby akan membawa kue ulang tahun itu ke rumahnya. Tadi, ketika Robby berada dirumah Bella ia sudah melihat kuenya yang dihias begitu indah oleh Bella. Robby juga begitu takjub karena benar-benar sesuai pesanan. "Ohya, Rob. Boleh tanya nggak? tiba-tiba saja Bella melontarkan pertanyaan yang sedikit membuat Robby mengalami serangan jantung mini. "Mau tanya apa?" Robby juga memasang muka panik, tapi berlagak biasa aja. "Perempuan yang kemarin itu pacar kamu?" tepat pada sasaran tidak pakai basa basi l
Di depan meja riasnya perempuan yang dinobatkan sebagai boneka barbie ini sedang bersiap dan sekarang dirinya sedang menyemprotkan minyak wangi ke beberapa titik tertentu di tubuhnya. Malam itu Bella tidak terlihat begitu mewah dalam soal pemilihan gaunnya. Ia sudah begitu cantik karena didukung oleh wajah yang cantik. Malam itu Bella akan datang bersama Rose yang sekarang juga sedang bersiap. Kedekatan Bella dengan Robby beberapa hari ini membuat pintu hati Bella perlahan terbuka. Itu mengapa dirinya bertanya lebih detail kepada Robby di toko bahan kue tadi. Memang tidak bisa disalahkan jika pintu hati itu terbuka. Namun, apakah Bella siap jika dirinya mengetahui bahwa Robby masih memiliki status dengan seorang wanita. Mungkin Bella seharusnya tidak perlu tahu agar masalah di antara Robby dan Raline tidak semakin runyam. "Bella? Kamu sudah siap?" Teriak Rose dari luar kamar Bella. "Sudah, Ma. Sebentar lagi aku keluar" walaupun Bella sedikit terkesiap, tapi label keanggunannya t
Keputusan Raline sudah begitu bulat ia memutuskan untuk ambil cuti kuliah dan meninggalkan Surabaya. Sebenarnya sayang sekali kalau Raline harus cuti karena secara nggak langsung ia akan mengulur waktu untuk menuju kelulusan. Tapi, demi kedamaian dan ketenangan hati seorang Raline dirinya harus rela menerima resiko itu. Alasan yang ia berikan kepada keluarganya adalah ia ingin mencari suasana baru sambil mendalami bakatnya itu. Ingat, kan, kalau Raline jago gambar melalui tab. Ia akan pergi ke sebuah kota yang membuatnya bisa merasakan kedamaian. Tidak bermaksud untuk meninggalkan Surabaya dan seisinya, tapi apa yang Raline butuhkan sekarang itu adalah hal yang utama. Setelah pesta ulang tahun Eni, tentunya Robby tetap mencari Raline kesana kemari dan tujuan yang selalu Robby tuju adalah Geisha. Perempuan itu sudah berjanji untuk terus bungkam keadaan Raline, ia juga tidak bisa berbuat banyak karena keputusan Raline sudah bulat. Di suatu hari, Robby dan Geisha bertemu empat mata d
Pagi yang cukup cerah ini Raline Ayunda sedang fokus mengendarai motor agar bisa cepat sampai ke kampusnya. Dia bilang; itu adalah kampus kesayangannya. Bagaimana tidak, Raline Ayunda merasa kuliahnya berjalan begitu lama ia tidak segera bertemu dengan skripsi — sidang proposal atau jenjang terakhir kuliah pada umumnya. Pagi yang cukup cerah ini kota Surabaya sedang dipadati kendaraan yang sedang berlalu lalang. Tenang, Raline bukan mahasiswa bandel ia malah termasuk mahasiswa yang begitu rajin mengikuti setiap mata kuliahnya dan pagi yang cerah ini Raline ditemani oleh sebuah lagu yang mengalun di telinganya. 🎵 Rossa - Pudar Itu adalah salah satu cara Raline agar tidak ikutan emosi di jalan karena pengendara motor atau mobil kadang suka ugal-ugalan bahkan semaunya sendiri.
Ini kejadian satu tahun yang lalu, disaat Raline memberikan rasa sakit yang paling sakit kepada kekasihnya, disaat kekasihnya sedang merasa paling nyaman berada di sisi Raline dan kekasihnya merasa beruntung memiliki Raline Ayunda. ✨✨✨ Sepulang Raline kuliah entah kenapa nafsu makan Raline tiba-tiba membludak. Ia ingin makan dengan berbagai macam menu yang dari tadi sudah mengganggu pikirannya. Seblak, mie pedas, ayam geprek. Semua makanan itu ingin Raline makan dalam satu hari sekaligus. Namun, Raline tidak bisa melakukannya sendirian kala itu ia sedang membutuhkan teman untuk menemaninya. Ia membuka ponselnya dan membaca pesan grup dari teman-temannya tidak lupa untuk membaca pesan dari Robby
Keesokan harinya Robby datang kerumah Raline dengan emosi yang sulit untuk diredam. Di teras rumah Raline yang sepi, Robby sudah meletakan tangannya di pinggang dengan wajah yang sudah mulai memerah. Robby sudah naik pitam, ini kejadian sebelum akhirnya Robby merelakan semua tugas-tugasnya demi Raline."Sudah berani kamu jalan sama laki-laki lain?" Robby memulai perdebatan itu"Kapan aku jalan sama laki-laki lain? Nggak ada, sayang""Lalu perempuan yang memakai baju merah muda dengan celana jeans hitam itu siapa?"Siapa? Yang orang lain lahh. By, kamu kenapa, sih, jadi gini?" Dengan memegang pundak Robby, Raline langsung mengernyitkan dahinya.
Entah ini terjadi juga atau tidak pada pasangan yang lainnya kalau hubungan yang sudah terjalin begitu lama maka akan sering diterpa perdebatan. Kisah cinta Raline dan Robby akhir-akhir ini tidak semulus dulu, mereka sering melakukan perdebatan seperti kejadian tadi pagi yang membuat Raline begitu enggan dan membuat Robby begitu geram.Usai mata kuliah jam pertama, Robby berjalan cepat menuju kelas Raline karena ia masih belum puas kalau tidak mendengar jawaban dari Raline. Pikiran yang sudah nggak karu-karuan membuat Robby marah dengan diri sendiri dan beberapa kali mengepalkan tangannya seakan ingin memukul sesuatu.✨✨✨"Line, kamu nggak capek punya hubungan kayak gini ? Aku yang ngeliat rasanya capek banget" Geisha mendekat ke arah Raline saat setelah dosen ke
Long americano regular membuat Raline dan lelaki itu makin menjadi akrab. Tadinya, lelaki itu terburu-buru karena ia sedang mengejar bus yang berhenti di seberang jalan, bus itu akan melintas ke daerah kosannya."Terus kenapa kamu langsung mengganti minumanku kalau kamu sedang mengejar bus ?""Reflek aja, habisnya lihat muka kamu kasihan kayak pingin marah tapi kamu tahan" jawab seseorang itu setelah meneguk es kopi yang ia pesan lagi"Bagaimana tidak, itu minuman yang baru saja aku beli, belum begitu banyak aku meminumnya sudah tumpah aja""Tapi kalau bukan karena aku terburu-buru mungkin kita nggak jadi akrab dadakan kayak gini" lelaki itu tertawa kecil.