Pagi menjelang siang Ifan sedang duduk manis di sebuah kantin yang begitu rindang. Sangat rindang karena kantin kampus Hasanudin kebanyakan berada di bawah pohon yang rindang.
Dengan santainya Ifan sedang bermain media sosial yang memang banyak digemari manusia-manusia di bumi ini. Keaktifannya di media sosial membuat Ifan mempunyai pengikut cukup banyak dan foto-foto Ifan juga memiliki penyuka di angka paling tinggi.
Sambil ditemani es teh dan cemilan di samping kanannya, Ifan sibuk mencari akun media sosial milik Raline. Yang punya nama Raline di media sosial itu nggak cuma satu bahkan puluhan kalau tidak dengan mata yang teliti bisa jadi Ifan bakal terlewatkan.
@lineraline
Akun media sosial milik Raline Ayunda telah ditemukan oleh Ifan dengan cepat. Terhitung cepat nggak sampai sepuluh menit karena Ifan mencarinya dengan segala jurus intelegennya.
Nggak pakai lama Ifan segera menekan tulisan ikuti dan sedang menunggu konfirmasi dari si pemilik akun.
Saat itu perasaannya sama seperti cuaca di sekitarnya, sejuk, tenang dan menyenangkan. Menemukan akun media sosial Raline dengan mudah agar ia bisa kembali berkomunikasi atau mungkin menemaninya minum long americano lagi.
Saking nggak sabarnya, Ifan mengirimkan pesan melalui akun media sosial tersebut. Isi pesannya adalah
"Ikuti balik, dong."
Simple nggak kebanyakan kalimat ia hanya ingin akun media sosialnya segera di ikut oleh Raline.
Ia meneguk es teh dan meletakkan ponselnya. Menunggu adalah sebuah kegiatan yang membosankan, namun Ifan nggak mungkin bosan buat menunggu Raline.
Bagi Ifan, kesan pertama saat bertemu Raline selain anak yang ceria adalah Raline punya wajah yang imut di setiap kali ia tersenyum Ifan langsung terenyuh. Senyumnya itu nggak pernah Ifan lihat di perempuan lain.
Saat membayangkannya sekarang Ifan juga senyum-senyum. Tapi, seketika Ifan teringat kalau Raline sudah punya pacar. Dalam hati Ifan saat bertemu kemarin lusa ia ingin bersikap sewajarnya, sewajarnya saat hati seseorang sudah dimiliki.
Ifan memijat pelipis matanya dan sedikit berfikir bagaimana agar ini semua tidak begitu terjatuh begitu dalam.
✨✨✨
Hari ini suasana hati Raline dan Robby sedang berbunga-bunga. Mereka sedang tidak berada di ujung perdebatan, mereka kembali berada di bagian kebahagiaan.
Yang kemarin lusa Raline memberikan sebuah janji yang menenangkan untuk Robby, kini mereka berangkat kuliah bersama-sama.
Parkiran motor kampus Harimukti seakan bertaburan bunga mawar karena ada satu pasangan yang sedang berbahagia.
"Bekalnya nanti di makan, ya?" Raline menyodorkan kantong plastik yang berisikan kotak makan.
"Kok tadi aku nggak lihat kamu bawa bekal?" Robby menerima bekal dari sang pacar.
"Kamu dari tadi sibuk sama ponselmu"
"Tapi, tunggu. Kan, nanti kita mau kencan di luar kenapa kamu membawakanku bekal ?"
"Bukan makanan berat, itu hanya roti tumpuk lebih tepatnya buat cemilan, sih."
"Sungguh manis sekali pacarku kalau begini. Begini terus, dong, biar aku makin sayang"
"Aku usahakan" Raline tersenyum
Selain itu, hari ini mereka sengaja untuk berangkat ke kampus bersama karena mereka akan pergi ke sebuah tempat untuk melakukan kencan. Kencan yang sudah lama sekali tidak pernah mereka lakukan.
Hari ini hari Sabtu, sebenarnya mereka tidak ada mata kuliah namun Robby hadir untuk rapat sebentar himpunan mahasiswa sedangkan Raline hadir untuk mengumpulkan tugas di ruang dosen setelahnya ia akan menunggu Robby di perpustakaan.
"Kabari aku kalau sudah selesai" ucap Raline di depan gedung fakultasnya
"Iyaa, pantau terus ponsel kamu"
"Hmm"
Raline dan Robby berpisah di depan gedung fakultas Raline. Dengan perlahan, Raline berjalan menuju ruang dosen sambil mengecek ponselnya.
Ada notifikasi dari media sosial.
@ifanfernanda_ mengirimkan sebuah pesan.
@ifanfernanda_ mulai mengikuti anda.
Seketika Raline berhenti berjalan dan terkejut dengan apa yang ia lihat. Dengan segera ia membuka pesannya.
"Ikuti balik, dong"
Raline melongo tak percaya, seorang Ifan Fernanda bisa menemukan akun media sosialnya. Dengan segera Raline menekan tulisan ikuti balik dan membalas pesan Ifan.
"Sudah aku ikuti balik😊"
Membalas pesan Ifan menggunakan emoticon senyum menandakan perasaan hatinya yang begitu senang. Sambil kembali berjalan ia melihat isi profil media sosial Ifan. Disana Raline melihat Ifan lebih tampan ketimbang aslinya, dandannya lebih terlihat keren ketimbang ketemu di cafe kemarin dulu.
@ifanfernanda_ membalas pesan anda.
"Terima kasih, selamat berakhir pekan. Mau kencan, ya?"
Raline langsung melihat sekitar ia takut tiba-tiba Robby muncul dari arah belakangnya atau ada orang yang ia kenal datang. Raline duduk di kursi depan ruang dosen lalu membalas pesan Ifan.
"Iyaa, nanti kalau sudah pulang kencan aku kabari. Sementara jangan mengirimkan pesan apapun, ya"
Dengan segera Ifan membalasnya
"Siap, aku tunggu kabar dari kamu".
Raline tidak membalasnya lagi ia tersenyum malu serta senang. Sebelum masuk ke ruang dosen ia menghapus percakapan pesannya dengan Ifan. Antisipasi saja kalau nanti Robby tiba-tiba meminjam ponselnya atau melakukan hal lain yang nggak terduga.
Raline mengatur nafas lalu masuk kedalam ruang dosen untuk mengumpulkan tugasnya.
Hari ini hari Sabtu. Hari yang membuat Raline senang sekaligus, ia bisa berdamai dengan Robby dan ia juga berkenalan lebih dekat dengan lelaki dandanan ibu kota.
Setelah keluar dari ruang dosen, Raline berpikir ia harus lebih pintar untuk cara bermainnya. Bermain dengan dua hati yang membuatnya nggak bisa dilepaskan begitu saja.
Walaupun ia baru bertemu dengan Ifan, namun Raline sangat menyukai dandanan Ifan. Setiap melihat Ifan waktu di cafe itu maupun di foto profil media sosialnya, Raline tidak bisa melupakannya.
***
Setelah semua urusan mereka selesai akhirnya mereka bertemu di parkiran motor tepatnya di tempat motor Robby diparkir. Raline segera bersikap manja agar Robby tidak curiga. Walaupun Robby tidak mengetahui hal yang tadi terjadi di Raline, namun Raline sekeras mungkin untuk bermain lebih pintar. Jika dibandingkan dengan perjuangan Robby kepada Raline selama ini, kelakuan Raline memang sangat jahat buat Robby. Senyuman manis yang palsu mungkin akan selalu Raline berikan untuk Robby agar semua bisa tertutupi. "Mau kemana kita?" Raline menggandeng tangan Robby dengan mesrah sambil menggunakan nada seperti anak kecil. Sejujurnya Robby pal
Perjuangan ? Apa yang harus Ifan perjuangkan di keadaan Raline sudah memiliki Robby. Apa alasan terkuat Ifan agar tetap memiliki Raline yang hatinya sudah dimiliki terlebih dahulu.Ifan Fernanda yang sekarang sedang menunggu kabar dari Raline. Karena hari ini hari Sabtu, Ifan juga sedang malam mingguan bersama teman-teman kampusnya. Ifan sedang duduk manis di bawah tenda hitam bersama lima teman-temannya, dua perempuan dan tiga pria totalnya jadi enam orang yang duduk dibawah tenda hitam.Dari tadi Ifan hanya merenung dan memutar-mutar sedotan es kopinya. Di dalam hatinya sedang berbicara yang tidak karuan.Kenapa ia harus menunggu Raline sebegininya. Jelas-jelas jika seseorang sudah memiliki pasangan ia akan memprioritaskan pasangannya. Namun, disisi lain
"Halo?" suara berat dari seorang laki-laki itu terdengar begitu jelas di telinga Raline. "Hehe, iya halo. Gimana sudah sampai rumah?" jawab Raline dengan senyum-senyum malu. "Sudah, nih, tadi aku aku sedikit ngebut biar cepet sampai kostan. Ini aku baru selesai mandi." jawab Ifan sambil merebahkan tubuhnya diatas kasur. Iya, Raline memberikan nomor ponselnya kepada Ifan agar ia bisa lebih mudah berkomunikasi dengan lelaki dandanan ibu kota itu. Kalau dilihat masih banyak yang lebih keren daripada Ifan dan kalau di pikir-pikir kenapa harus Ifan? Raline berguling-guling diatas kasur sambil tersenyum senang— seperti sedang merasakan jatuh cinta lagi. Mereka melakukan panggilan suara sambil ber
Jauh sebelum Raline mengenal Ifan, Robby adalah laki-laki pertama yang membuat Raline merasakan indahnya jatuh cinta. Suatu hari, mereka berbicara empat mata di sebuah halaman belakang sekolah di saat jam istirahat.In adalah cerita saat Robby dan Raline pertama kali bertemu dan ini cerita tentang perasan Robby yang sebenarnya.Mereka bersekolah di sekolah yang sama. Sekolah yang kini menjadi saksi bisu ketika Robby menyatakan cintanya kepada Raline.Robby Wijayanto berlutut di hadapan Raline sambil memberikannya setangkai bunga mawar yang sengaja ia bawa sebelum datang ke sekolah. Waktu itu, Robby sudah mengincar Raline begitu lama saat mereka ditugaskan menjadi petugas upacara bendera di hari Senin.
Setelah beberapa hari Raline dekat dengan Ifan, sikap Raline perlahan berubah. Setiap ia datang ke kelas senyuman dan tawanya selalu ia bawa sampai membuat Geisha kebingungan. Buat Geisha kalau itu penyebabnya dari Robby, Raline nggak mungkin berbunga-bunga sepanjang hari.Hari itu kelas ditiadakan karena dosen sedang menghadiri sebuah seminar dan asisten dosen hanya memberikan beberapa tugas. Setelah asisten dosen keluar dari kelas, Raline kembali menatap layar ponselnya sambil tersenyum merona.“Line, Robby habis ngapain kamu?” Geisha mendekat ke arah Raline sambil mengintip ponsel Raline.“Ihh.. apa,sih, pengen tahu banget” Raline langsung menghindar dan mengalihkan ponselnya.
Setibanya Raline dirumah ia langsung mengajak Geisha masuk ke dalam kamarnya karena di ruang tamu terlihat ada kakaknya yang baru saja datang dari luar kota. Kakak Raline yang sudah lama merantau karena bekerja hari ini ia datang karena ingin memecahkan celengan rindunya kepada keluarga.Melihat adiknya yang nyeludur masuk ke rumah tanpa salam membuat Rania sedikit kesal. Cukup lama juga Rania dan Raline tidak membuat keributan dirumah. Dengan perasaan kesal dan geram, Rania menyusul adiknya di kamar.Ceklek..Suara pintu kamar Raline terdengar renyah sekali.“Kakak?!” Raline terkejut melihat mata Rania sudah membelalak kepadanya. Raline juga kesal sebenarnya karena Rania masuk ke kamarnya tanp
Seusai mengerjakan tugas yang tertinggal bersama Rino, dengan mulut yang diam seribu bahasa Robby langsung berjalan menuju parkiran motor. Robby masih kepikiran dengan kegelisahannya yang ia rasakan di perpustakaan tadi. Melihat hal itu, Rino dengan sigap merangkul temannya ini ia tidak ingin cowok setampan Robby harus merenung galau memikirkan satu perempuan. “Masih kusut aja wajahnya, udah dong jangan dipikirin terus” ucap Rino setelah tangan kirinya berhasil merangkul tubuh temannya itu. “Aku nggak mikirin kok” jawab Robby dengan lirih “Hahaha wajah kusut kamu, tuh, nggak bisa di bohongi. Emm, gimana kalau kita lupakan semua dengan minum beer di kafe tenda hitam?” “Kafe tenda hitam?” jaw
Setelah hampir seharian Raline bersama Ifan ia pulang kerumah dengan badan yang lesu dan cukup melelahkan. Bagaimana tidak, setelah ia menyaksikan senja di balkon bersama Ifan, ia pergi keluar untuk membeli makan. Raline dan Ifan begitu menikmati makan malam yang cukup sederhana. Mereka membeli satu bungkus nasi goreng berukuran jumbo dan membeli satu botol besar minuman soda. Raline dan Ifan menikmati makan malam yang sederhana itu di dalam kamar kost Ifan. Itu saran terbaik dari Ifan karena ia tidak mau Raline kesusahan lagi jika di luar ia bertemu dengan Robby. Hari itu sudah cukup menjadi hari yang menyenangkan untuk Raline. Setelah makan malam pun mereka masih sempat bersenda gurau membicarakan hal yang tidak penting dan tentunya Ifan berusaha mengeluarkan kata-kata manisnya untuk perempuan yang ia sukai itu.