Mata kuliah sudah hampir selesai dan perasaan Geisha juga tak kunjung tenang. Dari awal ia tahu Raline nggak ada di kelas dan Raline nggak bisa hubungi, Geisha sudah begitu panik yang setiap beberapa menit memeriksa ponselnya juga clinga clingu di kaca kelas. Hari ini mata kuliahnya menghasilkan tugas yang cukup banyak dan berat juga mengharuskan untuk riset. Geisha mencoba mengatur nafas dan mencatat tugas yang sudah ditulis oleh Dosen di papan tulis.
“Jika tidak ada pertanyaan lagi maka mata kuliah hari ini saya akhiri dan jangan lupa tugasnya harus di kerjakan sebaik mungkin untuk menunjang nilai kalian yang masih kurang mencukupi.” ucap Dosen yang bertubuh tinggi itu yang kini beliau masih sibuk merapikan laptop dan lain sebagainya. “Segitu saja pertemuan kita hari ini, selamat sore” imbuh Dosen itu lalu berjalan meninggalkan kelas.
“Senang bertemu denganmu” ucap Geisha ketika menyusuri taman kota untuk mencari tempat yang lebih sepi ketimbang di kedai kopi tadi. “Aku lebih senang lagi kalau jalan berdua denganmu seperti ini” jawab seseorang itu. “Lagi merayu ku? Nggak semudah itu, Tino, hahaha” Yap, seseorang itu adalah Tino. Niatnya dia mau mencari suasana baru dan ingin mencicipi menu baru yang lagi diskon di kedai tersebut, ternyata keadaan tidak mendungkung. Tapi, di balik kedai kopi yang ramai itu Tino bisa berkenalan dengan Geisha yang menurutnya perempuan yang cantik, bikin dia penasaran dan tentunya bukan cewek dari dunia maya, satu lagi Geisha nggak jaim orangnya. Mereka menyusuri taman kota sambil menikmati ice cream yang Tino beli di pedagang kaki lima. Ice cream rasa strawberry adalah rasa kesukaan Geisha. "Jadi, kamu masih kuliah?" tanya Tino supaya ada bahan pembicaraan. "Yap dan lagi pusing-pusingnya hehe lagi banyak-banyaknya tugas" "Sering ke tempat tadi?" "Nggak, baru itu tadi dan itu ju
Raline rasa ini tidak terlalu pagi untuk datang kerumah Robby. Setelah ia memberi waktu kepada dirinya sendiri, orang selanjutnya yang ia cari adalah Robby. Sekarang Raline sedang membenarkan bajunya dan mengatur nafas di depan pagar rumah Robby. Hari ini ia tidak membawa motor karena ia ingin berangkat bersama Robby dengan datang ke rumahnya seperti ini.Jari Raline sudah menekan bel yang ada di pagar dan bel itu sudah berbunyi selama tiga kali. Penjaga rumah Robby keluar dengan berlari, penjaga rumah itu terlihat seperti sibuk di dapur karena di pundaknya masih terdapat kain serbet."Tante Eni sama Robby ada?" Raline langsung bertanya pada intinya"Ada kok.. Ibu ada di meja makan" penjaga rumah itu terlihat cengar cengir dan memperhatikan Raline dari atas sampai bawah. "Ini Mbak Raline, kan?" pen
Ada yang beda dari Geisha hari ini ia sedang dibuat senang dan berbunga-bunga di depan ponselnya. Nggak menutup kemungkinan pesan yang masuk dari Toni membuat warna pagi Geisha begitu cerah.Ia berjalan menuju kelas sambil sibuk membalas pesan dari Tino yang sedari tadi masih berusaha merayunya. "Hari ini cerah sepertinya karena senyummu yang terlalu manis." kalimat itu tertera di gelembung pesan."Dimana cerah? Di sini nggak begitu cerah""Ahh, berarti memang senyummu yang membuatku secerah ini"Geisha tersipu malu dan berusaha menahan untuk tidak langsung terbawa perasaan. Geisha masih menanamkan pikiran kalau mereka baru saja bertemu dan jangan langsung pakai hati.Geisha mengatakan kepada Tin
"Beneran nggak mau aku anter aja?" Geisha berdiri di samping Raline yang sedang memilih minuman di stan Mbak Siti ia sedang menemani Raline yang mau pulang menggunakan ojek online. Sebenarnya Geisha sedikit khawatir dengan temannya itu karena terlihat Raline sedang tidak baik-baik saja.“I am ok, Ge. Ini aku langsung ke kost Ifan kok.” Raline membalikan badan sambil membuka tutup botol minuman yang ia pegang sekarang. “Pokoknya jangan kasih tahu ke Robby dulu tentang aku” sambung Raline sambil berjalan menuju gerbang kampus.Kata teman-teman Robby hari ini Robby penuh mata kuliah dan ada presentasi juga, jadi kemungkinan ia bakal pulang lebih sore dan mereka tidak akan bertemu di area kampus.“Tapi, aku yakin kok, Line, hubunganmu sama Robby masih bisa diselamatkan&rdq
Raline tersenyum puas dengan hasil masakannya yang sekarang sedang disajikan diatas piring oleh Ifan. Raline pernah beberapa kali melihat video di internet kalau makanan akan terlihat lebih menarik kalau dihias dengan dedaunan, sisa bahan masak atau saus yang dipakai dalam masakan tersebut. Di pikiran Raline hanya terlintas saus tomat dan keju yang tersisa. Raline berusaha mencoba mengambil alih pekerjaan Ifan."Kamu mau ngapain?" Ifan mundur secara perlahan dengan ekspresi wajah yang kebingungan."Mau menghias makanan ini supaya terlihat lebih cantik""Aku nggak mau!" Ifan melipat kedua tangannya di dada sambil memanyunkan bibir."Kenapa?" Raline menengok ke Ifan"Biarkan kecantikan itu hanya milik ka
Geisha meregangkan tubuhnya setelah mengerjakan tugas. Ia memeriksa ponselnya yang dari tadi sepi tidak ada pesan atau panggilan masuk dari Raline. "Hmm.. mungkin dia sedang bersenang-senang"Geisha melihat jam di dinding kamar, waktu sudah menunjukan pukul tujuh malam dan perutnya sudah mulai bunyi karena kelaparan. Tanpa berpikir panjang ia langsung memakai jaket dan mengambil kunci motornya ia ingin makan di restoran cepat saji yang tidak jauh dari rumahnya. Pilihan yang tepat untuk perut yang sudah sulit diajak kerja sama itu. Bukan hanya sekali Geisha milih jalan ninja seperti itu seringkali ia begitu dengan alasan supaya cepat saja.Pikirannya yang dari tadi fokus ke tugas kini ia alihkan dengan mendengarkan lagu dari ponselnya ia hampir mirip dengan Raline yang suka mendengarkan lagu saat berkendara. Buat mereka melakukan itu seakan punya dun
Raline masih tidak menyangka dengan kejadian yang ada di balkon tadi. Di dalam kamar mandi, Raline termenung sambil memegangi bibirnya. Bibir itu biasanya di kecup manis oleh Robby dan tadi ia harus membaginya juga dengan Ifan. Ada perasaan senang juga perasaan tak menyangka dengan kejadian itu.“Bibir Ifan lebih manis ketimbang bibir Robby, tapi kalau bicara kelihaian Robby yang paling juara. Emm apa karena Ifan sudah lama tidak melakukan hal itu atau ini pertama kalinya dia melakukan itu. Ck, jangan berpikir aneh-aneh, Raline” Raline berbicara sendiri di dalam kamar mandi. Raline sekarang masih ada di kamar kost Ifan dan belum ada keinginan untuk pulang.Raline melangkahkan kakinya keluar kamar mandi dan melihat Ifan yang sedang berganti pakaian. "Fan… kok nggak bisa lagi ganti baju sih" Raline langsung menutup mata dengan kedua
Hari itu Robby berdandan cukup rapi dan ia sedang duduk santai di sebuah kedai kopi yang cukup terkenal juga di Surabaya. Tak biasanya ia berdandan rapi seperti itu dan nampaknya ia sedang menunggu seseorang.Sudah tiga hari ini ia tidak saling berkabar dengan Raline dan mungkin ini saatnya ia memulai lagi hubungannya lalu ia meminta maaf kepada Raline atas sikapnya.Kafe itu terlihat cukup ramai dan Robby dari tadi sibuk dengan ponselnya. Ia sedang sibuk dengan media sosialnya yang mulai mendapatkan pengikut baru semenjak ia berfoto dan lebih dekat dengan para kakak tingkat waktu itu di Tenda Hitam. Hitung-hitung ia bisa terkenal di kampusnya.Setelah beberapa menit ia menunggu, datanglah seseorang itu dengan berdiri di hadapannya. Ia berdiri dengan posisi yang cukup tegap dan menggunakan topi ser