Home / Romansa / Persimpangan Pilihan / 16. Masalalunya

Share

16. Masalalunya

Author: Ayas Larasati
last update Last Updated: 2022-01-18 17:18:29

Canggung rasanya ketika mereka melakukan hal itu ada tawa geli yang mereka selipkan saat bercumbu mesrah. Semua terbayar lunas antara rindu dan emosi yang saling mereka tahan. 

“Hehe, maaf aku nggak tahan” ucap Raline saat menyudahi adegan tersebut 

“Nggak papa aku juga senang kalau kamu menyerang aku duluan” jawab Robby sambil membelai manja pipi Raline 

“Kamu kenapa?” tanya Raline sambil menatap Robby begitu dalam 

“Nggak kenapa-kenapa emang lagi sibuk aja” 

“Bukan kamu banget lho yang sibuk sampai nggak kasih kabar” 

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Persimpangan Pilihan   17. Defani Zahra

    Hari sudah berganti saatnya Raline pulang karena Kakaknya sedari tadi menelponnya tiada henti. Sepulangnya ia kuliah tadi, ia mampir kerumah Robby untuk makan malam. Ia bertemu dengan Eni, Mamanya Robby. Ketika di meja makan Raline tampak begitu canggung, selama Raline dan Robby menjalin hubungan mungkin bisa dihitung pakai jari pertemuan Raline dengan Eni. Robby memang nampak jarang membawa Raline kerumah dan waktu itu orang tua Robby masih kurang suka dengan Raline, terutama Eni. “Terima kasih banyak, Tante. Makan malam kali ini nikmat sekali” ucap Raline yang hendak berpamitan dengan Eni di teras rumah “Sama-sama.. senang bisa ketemu sama kamu.” jawab Eni dengan sambil mengepakan senyumnya. “Raline juga senang bisa ketemu sama Tante” “Yakin nggak mau aku anterin aja?” sahut Robby yang sedari tadi sudah menawarkan untuk diantar pulang “Yakin.. :)” “Besok kamu

    Last Updated : 2022-01-26
  • Persimpangan Pilihan   18. Mood Yang Berantakan

    Hari demi hari Raline jalani dengan yang seharusnya terjadi. Ia terus membagi waktunya untuk Robby dan Ifan, namun mulai semalam Ifan menunjukan gelagat yang aneh bagi Raline. Ia begitu lama membalas pesan Raline dan ia menolak untuk melakukan panggilan suara seperti yang biasa mereka lakukan. Kata Ifan; ia masih sibuk membuat promosi jualannya. Tapi, itu sebuah hal yang nggak mungkin banget alasan membuat promosi jualan sampai mengabaikan Raline.Mulai semalam suasana hati Raline cukup berantakan dan untungnya ia bisa mengendalikan ketika sedang membalas pesan dari Robby. Robby sendiri juga sedang berbunga hatinya karena setelah pertemuan Raline dengan Eni, hubungan mereka semakin di dukung dan Raline selalu di perhatikan serta di cari-cari oleh Eni. Kabar bahagia itu Robby sampaikan dengan perasaan senang yang sulit dikendalikan jika diibaratkan rasanya ia ingin memeluk Raline dengan

    Last Updated : 2022-02-02
  • Persimpangan Pilihan   19. Pikiran Yang Menghancurkannya

    Setelah ia melepaskan semua tangisannya di toilet, ia keluar dan kembali bertemu dengan Rania. Namun, ia mendapati Rania sedang mengemasi barangnya dan akan meninggalkan kafe Tenda Hitam. Katanya; teman yang menelponnya tadi ingin bertemu dengannya di kafe yang nggak jauh dari Tenda Hitam dan berhubung Rania masih sedikit kesal dengan Raline, ia memutuskan untuk naik taxi. Raline hanya bisa mengiyakan karena ia tidak berani membantah kakaknya. Raline mengantarkan Rania sampai kakaknya masuk ke dalam taxi dan ketika taxi Rania melaju cukup kencang, Raline menghela nafas panjang.Hari libur yang sungguh mengesalkan bagi Raline, ia juga tidak menyangka kalau Rania akan semarah ini dengannya dan Raline pikir masalah dengan mantannya sudah ia kubur dalam-dalam, tapi ternyata luka itu masih basah dan terus melekat di pikiran Rania.

    Last Updated : 2022-02-09
  • Persimpangan Pilihan   20. Serangan Panik

    Malam yang melelahkan buat Geisha karena seharian ia harus mengerjakan beberapa tugas yang tertinggal. Malam itu ia baru saja tiba di kamarnya setelah ia mengerjakan tugas di salah satu kost teman sekelasnya. Kebiasaan Geisha setelah dari bepergian tidak langsung mandi melainkan ia harus memeriksa ponselnya dan membaca beberapa pesan yang belum sempat ia baca atau balas. Hari ini dia tidak mendapatkan sama sekali kabar dari Raline ia berpikir kalau Raline menghabiskan waktu dengan salah satu pacarnya. Tapi, tunggu sebentar…“Robby telpon aku sebanyak ini?” Geisha terkejut melihat deretan notifikasi panggilan tak terjawab di ponselnya kalau dihitung mungkin ada lima panggilan tak terjawab dari pacar Raline itu. Geisha langsung bangun dari posisi tidurnya dan mencari posisi yang pas untuk menenangkan dirinya, sebab kalau Robby sudah mencari Raline kepadanya pasti

    Last Updated : 2022-02-18
  • Persimpangan Pilihan   21. Sifat Robby Yang Dingin

    Raline berhasil lolos dari seseorang yang menyeramkan baginya itu dan kini ia telah sampai di halaman parkir kampus dengan selamat. Sebelum ia melangkahkan kakinya ke halaman belakang, ia mengirimkan sebuah pesan kepada Ifan sesuai dengan instruksinya tadi dan Raline juga berpesan jangan membalas atau mengirimkan pesan apapun karena Raline akan bertemu dengan Robby. Setelah semua urusan dengan Ifan selesai serta menghapus pesan Ifan, Raline melangkahkan kakinya dengan perlahan sambil kembali merapikan baju juga rambutnya. Hari ini rencananya Raline ingin makan dirumah Robby bersama Eni. Tapi, sebelum itu ia mau ngobrol sama Robby masalah kemarin bagaimanapun Raline harus meminta maaf kepada Robby. Ya, walaupun mereka tetap berkomunikasi, tapi Sikap Robby masih terasa begitu aneh buat Raline.Hari ini Surabaya cukup cerah cuacanya dan sinar matahari mulai bersinar dengan teriknya. Untuk membuat diriny

    Last Updated : 2022-02-22
  • Persimpangan Pilihan   22. Sakit Hati

    Ifan nampak terburu-buru saat berjalan dari parkiran gedung menuju lift karena ia sudah terlambat cukup lama, hampir satu jam. Itu karena kakak tingkatnya masih ngajak ngobrol panjang lebar di ruangan HIMA dan Ifan ngerasa nggak enak buat memotong pembicaraan. Sepanjang perjalan Ifan menuju kantor Days Fashion, ponsel Ifan berulang kali berdering ia yakin kalau itu panggilan dari Tino kalau nggak Defani.Kini Ifan sudah berada di dalam lift yang dari tadi nggak selesai-selesai membenarkan kemejanya yang nampak berantakan. Di dalam lift ia juga sedang berusaha mengatur nafas. Ia perlu melakukan hal ini agar ketika bertemu dengan Tino dan Defani tidak terkesan jelek. Ifan memang begitu orangnya terkadang ia terlalu mementingkan hal yang mungkin sebenarnya nggak begitu menjadi sorotan buat orang lain. Tapi, dia begitu juga demi nama baiknya dan sikap baiknya di depan partner kerja samanya.“Selamat datang, ada yang

    Last Updated : 2022-02-25
  • Persimpangan Pilihan   23. Duka Yang Mendalam

    Robby cukup asik dengan kakak tingkatnya yang dari tadi sudah membicarakan banyak hal. Di meja mereka sudah pesan beberapa gelas beer dan cemilan lainnya. Robby tampak lebih santai seperti tidak ada beban padahal ia sudah meninggalkan Raline yang dari tadi meneriakinya.“Ngomong-ngomong kamu di kampus terkenal dengan 'bucin', bagaimana sekarang dengan pacarmu?” Robby mendapatkan pertanyaan dari salah satu kakak tingkatnya yang jelas membuatnya kebingungan.“Ahh.. itu, memang aku begitu di kampus cuma kalau sudah di luar kampus aku juga harus bisa berbaur seperti ini dengan kalian. Pacarku sangat mendukung dan dia baik-baik saja." Robby menjawab dengan segala kebohongan ia tidak ingin citranya hancur cuma gara-gara ia terlalu menjadi budak cinta."Tapi, kalian tadi ada yang mendeng

    Last Updated : 2022-03-04
  • Persimpangan Pilihan   24. Me Time

    Hari ini Raline nekat bolos kuliah karena suasana hatinya sedang tidak mendukung, benar-benar tidak mendukung. Raline masih mengingat kejadian semalam dan itu bikin Raline malas menyambut harinya di kampus. Ia sengaja bangun agak siang dengan kondisi ponsel yang masih mati, jadi ia merasa tenang tidak ada panggilan masuk dari Geisha ataupun dua laki-laki itu.Ia sedikit meregangkan tubuh karena cahaya sinar matahari telah menyoroti dirinya. Gorden kamar Raline selalu dibuka oleh Rina setiap pukul enam pagi dan sekarang sudah pukul sembilan pagi dimana matahari sedang terik-teriknya. Raline menghela nafas setelah tubuhnya terasa lebih ringan ia mulai mengambil posisi duduk untuk mengumpulkan nyawa sejenak. Mengingat kejadian yang semalam Raline tertawa kecil yang melihat bantalnya basah bekas air mata yang tumpah disana. Ia mengambil dan berusaha mengusap untuk menghilangkan bekasnya.

    Last Updated : 2022-03-07

Latest chapter

  • Persimpangan Pilihan   67. Ending

    Keputusan Raline sudah begitu bulat ia memutuskan untuk ambil cuti kuliah dan meninggalkan Surabaya. Sebenarnya sayang sekali kalau Raline harus cuti karena secara nggak langsung ia akan mengulur waktu untuk menuju kelulusan. Tapi, demi kedamaian dan ketenangan hati seorang Raline dirinya harus rela menerima resiko itu. Alasan yang ia berikan kepada keluarganya adalah ia ingin mencari suasana baru sambil mendalami bakatnya itu. Ingat, kan, kalau Raline jago gambar melalui tab. Ia akan pergi ke sebuah kota yang membuatnya bisa merasakan kedamaian. Tidak bermaksud untuk meninggalkan Surabaya dan seisinya, tapi apa yang Raline butuhkan sekarang itu adalah hal yang utama. Setelah pesta ulang tahun Eni, tentunya Robby tetap mencari Raline kesana kemari dan tujuan yang selalu Robby tuju adalah Geisha. Perempuan itu sudah berjanji untuk terus bungkam keadaan Raline, ia juga tidak bisa berbuat banyak karena keputusan Raline sudah bulat. Di suatu hari, Robby dan Geisha bertemu empat mata d

  • Persimpangan Pilihan   66. it's The Time

    Di depan meja riasnya perempuan yang dinobatkan sebagai boneka barbie ini sedang bersiap dan sekarang dirinya sedang menyemprotkan minyak wangi ke beberapa titik tertentu di tubuhnya. Malam itu Bella tidak terlihat begitu mewah dalam soal pemilihan gaunnya. Ia sudah begitu cantik karena didukung oleh wajah yang cantik. Malam itu Bella akan datang bersama Rose yang sekarang juga sedang bersiap. Kedekatan Bella dengan Robby beberapa hari ini membuat pintu hati Bella perlahan terbuka. Itu mengapa dirinya bertanya lebih detail kepada Robby di toko bahan kue tadi. Memang tidak bisa disalahkan jika pintu hati itu terbuka. Namun, apakah Bella siap jika dirinya mengetahui bahwa Robby masih memiliki status dengan seorang wanita. Mungkin Bella seharusnya tidak perlu tahu agar masalah di antara Robby dan Raline tidak semakin runyam. "Bella? Kamu sudah siap?" Teriak Rose dari luar kamar Bella. "Sudah, Ma. Sebentar lagi aku keluar" walaupun Bella sedikit terkesiap, tapi label keanggunannya t

  • Persimpangan Pilihan   65. Harus Melupakannya?

    "Ada yang kurang?" tanya Robby kepada Bella sambil mendorong troli belanjaan. "Sepertinya tidak ini hanya bahan kering saja." jawab Bella sambil mengusap dagunya. Mereka sekarang berada di sebuah toko bahan kue yang bisa dibilang terlengkap di Surabaya. Hari itu tinggal menghitung jam saja untuk menyajikan kue ulang tahun Eni, namun Bella masih saja kelupaan untuk membeli kebutuhan pelengkap kue ulang tahun. Tujuan mereka bertemu hari ini memang untuk berbelanja ke toko bahan kue dan Robby akan membawa kue ulang tahun itu ke rumahnya. Tadi, ketika Robby berada dirumah Bella ia sudah melihat kuenya yang dihias begitu indah oleh Bella. Robby juga begitu takjub karena benar-benar sesuai pesanan. "Ohya, Rob. Boleh tanya nggak? tiba-tiba saja Bella melontarkan pertanyaan yang sedikit membuat Robby mengalami serangan jantung mini. "Mau tanya apa?" Robby juga memasang muka panik, tapi berlagak biasa aja. "Perempuan yang kemarin itu pacar kamu?" tepat pada sasaran tidak pakai basa basi l

  • Persimpangan Pilihan   64. Ice Cream Vanila

    Di tengah kamar yang sunyi, Ifan sedang fokus menyantap makan malamnya. Akhir-akhir ini Ifan lebih suka membeli makanan di dekat kostnya karena disana hanya menjual masakan rumahan. Sebenarnya ia bisa memasak sendiri, tapi beberapa hari ini ia sedang lelah sekali. Dirinya disibukkan oleh pekerjaan juga tugas kuliahnya. Jangan ditanya bagaimana Ifan sekarang, dirinya sudah cukup terkenal dan punya nama dimana-mana. Untuk ukuran usia Ifan yang sudah sukses termasuk hebat apalagi kesuksesan itu di iringi dengan berjalan bersama perempuan yang ia cintai. Semenjak putus dengan Raline, Ifan memang begitu fokus dengan Defani. Ia bisa mendapatkan waktu yang utuh bersama perempuan itu. Makan siang bersama, ngecek toko juga bersama-sama apalagi jika Ifan datang ke kantor untuk memeriksa koneksi jelas saja di temani oleh Defani. Namun… ada satu yang nggak bisa Ifan lakukan bersama Defani. Malam yang hangat itu tidak bisa Ifan dapatkan dari Defani. Entah, setiap Ifan minta untuk bermalam di kost

  • Persimpangan Pilihan   63. Kesialan

    Mendengar suara itu, Raline hanya mematung dengan mata yang melebar serta mulut yang sedikit menganga. Raline tidak menjawab sepatah kata sedikit pun ia hanya menundukkan kepalanya sambil mengatur nafas agar terlihat biasa saja. "Nggak perlu, tadi aku hanya kebetulan lewat dan sedikit kaget lihat toko mu seperti ini" dengan keberanian yang penuh akhirnya Raline mendongakkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Ifan tanpa terbata-bata. Lelaki yang ada di hadapannya itu melirik ke arah tas yang Raline bawa di tangan kanannya, ia sedang bertanya melalui lirikannya itu. "Ini… Habis jalan-jalan beliin kado buat seseorang. Kalau gitu aku permisi dulu sudah ditunggu soalnya" dengan secepat kilat, Raline meninggalkan toko Ifan dengan kembali menundukkan kepalanya. Sepeninggalan Raline, Ifan menoleh kebelakang melihat tingkah Raline yang sedikit membuatnya terkekeh. Itu hanya kebetulan dan Ifan memang tidak benar-benar untuk kembali dengannya. "Perempuan itu tidak membeli apa-apa?" tanya Ifan

  • Persimpangan Pilihan   62. Raline's Days

    "Have a nice day, sayang" ucap Robby ketika mereka hendak berpisah di parkiran motor fakultas Robby. Hari itu mereka berangkat bersama ke kampus karena Robby ingin sekalian memberikan undangan pesta ulang tahun Eni. "Have a nice day too, sayang." jawab Raline dengan begitu manisnya. "Oh iya.. Nanti nggak bisa pulang bareng, ya. Aku ada kerja kelompok, kamu nggak papa kan pulang sendiri?" Robby memberhentikan langkahnya saat teringat hal itu. Dari kejauhan Robby bisa melihat anggukan Raline beserta senyum yang masih sama seperti tadi, ia tidak merubahnya sedikitpun. Setelah itu Robby berjalan duluan meninggalkan Raline dan senyumnya. Sedangkan Raline menundukkan kepalanya lalu berjalan begitu saja menuju ke arah kelasnya. Sungguh cerah hari itu, matahari pun bersinar begitu cerah. Omong-omong soal hubungan mereka, semua berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada pertikaian diantara mereka dan hari ini mereka berangkat bersama karena Robby sekalian ingin mengantarkan undangan ulang

  • Persimpangan Pilihan   61. Pertemuan Kedua Kali

    Di tengah keramaian yang ada di kafe itu, Robby sedang duduk manis sambil memainkan ponselnya. Keberadaan Robby disana bukan hanya semata ia ingin numpang WiFi atau membuang waktunya. Ia berada di kafe itu untuk menunggu seseorang yang sudah membuat janji dengannya. Selama menunggu, Robby sudah memesan segelas kopi susu beserta kentang goreng yang kini berada di hadapannya. Sambil mengusap layar ponsel, tangan kanan Robby berusaha menggapai kentang goreng dan sesekali meneguk kopi susu itu. Untuk masalah yang ada semua tidak usah di ceritakan kembali. Semua sudah berjalan dengan semestinya dan sekarang Raline memang masih fokus untuk beberapa mata kuliahnya. Jadi, Robby bisa izin untuk bertemu dengan seseorang. Pertemuannya ini mempunyai maksud dan tujuan yang semoga tidak merambat kemana-mana. Suara lonceng yang ada di pintu masuk kafe itu membuat Robby harus menengok ke arahnya. Dan benar saja seseorang yang ia tunggu sudah datang. "Nunggu lama? Maaf, ya, tadi sempet lama dapat

  • Persimpangan Pilihan   60. Raline Ayunda

    POV : Raline Ayunda. Aku tidak pernah menyangka jika aku mampu melakukan ini. Aku bisa membuang jauh-jauh egoku untuk sebuah perasaan dan aku juga membuang jauh soal cinta untuk dua hati itu. Melupakan itu hal yang sangat mustahil jika aku melakukannya dengan cepat, melupakan itu membutuhkan waktu yang entah sampai kapan. Awalnya aku pikir aku tidak akan bisa hidup tanpa cinta, tapi ternyata aku akan lebih tenang jika aku hidup dengan cinta yang tulus. Aku melihat begitu jelas ketulusan yang ada di Robby dan seharusnya tidak perlu aku ragukan lagi. Namun, entahlah mungkin dengan adanya kejadian kemarin aku membuat sebuah pengalaman jika mencintai dua hati itu tidak benar-benar baik. Sekarang aku melepaskan seseorang dengan keikhlasan karena aku juga telah tersadarkan bahwa porsi yang aku miliki itu tidak lebih untuk bersama Ifan. Begitupun juga dengan jalan yang aku pijak sekarang bukan lagi di sebuah persimpangan pilihan melainkan aku sudah menentukan arah kemana aku akan berjalan

  • Persimpangan Pilihan   59. Selesai Sudah

    Bahan pertimbangan yang selama ini Raline pertahankan untuk sebagai penentu pilihannya harus berakhir begitu saja. Sebab, setelah ia sembuh dan sadar akan semuanya ia tak repot-repot melakukan itu lagi. Dengan keputusan yang tegas, Raline tidak memilih Ifan. Jika berbicara soal perasaan tentu itu tidak karuan, tapi mengingat harga dirinya juga sudah jatuh di depan Defani, Raline tidak ingin membuang waktu bersama Ifan. Maka dari itu.. Raline memutuskan setelah pulang kuliah ia bertemu dengan Ifan. Pertemuan kali itu terasa berbeda, ia harus menyiapkan sebuah perpisahan yang mungkin ia tidak akan pernah bisa ketemu lagi dengan Ifan. Lebih tepatnya Raline tidak akan pernah bisa merasakan hal yang pernah dirasakan sebelumnya. Itu sudah pasti, tapi harusnya ada sedikit kesombongan di diri Raline kalau Defani masih mau dengan lelaki yang pernah 'tidur' dengannya. Namun, kesombongan itu tidak akan bisa Raline tumbuhan karena ia sibuk dengan perasaannya. Di sore yang masih selalu cantik it

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status