Setelah bicara, Mateo segera kembali ke ruangannya. Sedangkan Celia akan tetap mengikuti semua kegiatan sesuai jadwal.Di waktu yang sama, Luxius sedang makan siang bersama kakaknya Luxian di sebuah restoran yang memiliki ruang pribadi untuk tamu VIP.Mateo bermaksud menelpon Luxius untuk melaporkan situasi terkini di camp pelatihan.Terutama dia juga ingin mendiskusikan tentang Celia.Mateo tidak mengetahui hubungan antara Luxius, Luxian dan Celia. Dia berpikir bahwa gadis itu sangat mudah dibentuk, dan pasti akan menjadi bintang besar di industri hiburan di kemudian hari. Dia merasa harus melaporkan hal ini pada CEO Starlight, Luxius.Jika Luxius bisa tertarik dengan potensi yang dimiliki Celia, karir gadis itu di perusahaan mungkin akan jauh lebih baik.Karena kejadian hari ini dengan sifat buruk Patricia, dia mungkin akan menimbulkan permusuhan diantara Celia dan Patricia. Mateo berpikir bahwa Patricia tidak akan berani balas dendam dan menindas Celia terlalu kejam selama ada perl
Di dalam ruangan, Dokter membuka berkas medis sambil menjelaskan. "Nona Celia mengalami dehidrasi dan kelelahan. Namun, ada satu hal penting yang perlu Anda ketahui."Luxian menatap dokter dengan penuh perhatian, merasakan kecemasan yang semakin meningkat. "Apa itu, Dokter?"Dokter menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan. "Kami telah melakukan beberapa pemeriksaan dan saya bisa mengatakan jika Nona Celia saat ini sedang hamil, dan kami mengkonfirmasi kehamilannya sudah berusia delapan minggu.”Pernyataan dokter itu seperti petir yang menyambar di siang bolong. Luxian terdiam, berusaha mencerna informasi yang baru saja didengarnya. Hamil? Celia hamil delapan minggu? Namun, pikirannya segera dibanjiri oleh kenyataan yang tidak bisa diabaikan: usia pernikahan mereka bahkan belum ada sebulan. Dan yang lebih menyakitkan bagi Luxian adalah setelah pernikahan mereka tidak pernah melakukan malam pertama, karena Celia tidak mengizinkan dia menyentuhnya.Anak itu tidak mungkin miliknya.
Patricia sendiri juga sangat terkejut ternyata ayahnya benar-benar memiliki pengaruh yang begitu besar sehingga dia dapat membuat orang seperti Luxian mau repot-repot datang ke camp pelatihan hanya untuk menyelesaikan masalahnya. Kalau di ingat lagi dia memang pernah bertemu dengan Luxian di suatu jamuan makan malam yang diadakan oleh perusahaan ayahnya, mereka bakan duduk di meja yang sama. Walaupun mereka tidak bicara tapi Luxian sempat melihat ke arahnya.“Apa mungkin pada saat itu Luxian diam-diam sudah menyukaiku? Wajahnya dingin dan acuh tak acuh tapi sebenarnya hati dan pikirannya tertuju padaku.”Pipi Patricia sedikit memerah saat dia berpikir tentang hal itu. “Benar, Luxian pasti menyukaiku. Pasti begitu."Saat Pelatih Mateo datang nanti, masalah ini pasti akan segera di bahas. Pada saat itu, Celia tidak di ragukan lagi akan mendapatkan hukuman yang sama dengannya atau bisa saja lebih buruk.Sudut mulutnya melengkung, dia tersenyum dengan puas.Luis dengan cemas datang mengh
Para trainee menghela nafas dalam hati. Seperti yang mereka duga, dengan latar belakang Patricia, dia pasti akan mendapatkan sebagian besar fasilitas eksklusif setelah memasuki Starlight EntertainmentSungguh membuat iri.Pelatih Mateo melihat ke arah Celia lagi, "Apakah ada yang ingin kamu katakan sebagai pembelaan?"Celia menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang perlu saya katakan.”Tapi tiba-tiba Luis mengangkat tangannya dan berkata, "Pelatih Mateo, itu bukan kesalahan Celia. Patricia yang memulai perkelahian terlebih dahulu, Celia hanya membalas..."Sebelum dia selesai berbicara, Patricia memelototinya dengan kesal, "Kamu tidak punya urusan disini, tidak usah ikut campur!”Luis melangkah maju tanpa ragu-ragu, "Saya harus ikut campur untuk mengatakan yang sebenarnya. Saya tidak ingin teman saya mendapat perlakuan tidak adil. Karena saya melihatnya sendiri secara langsung."Celia menatap Luis dengan tatapan rasa terima kasih, tapi dia menyuruh Luis untuk diam dan tidak melanjutkan.
Jadwal setelah sarapan adalah kelas akting intensif. Semua trainee sudah berkumpul, dan hari ini pelatih Cedro membuat mereka berpasangan untuk beradu akting.Dan secara kebetulan Celia berpasangan dengan Abigail. Selama di camp sebisa mungkin Celia menjauh dari Abigail, karena setiap kali melihatnya ingatan kejadian di butik waktu itu kembali memenuhi pikirannya dan itu membuat Celia kesal.Sikap acuh tak acuhnya pada Luxian hanya sebuah topeng kepalsuan untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya. Karena baginya menunjukkan perasaan yang sebenarnya merupakan suatu kelemahan.Namun, siapa sangka hari ini Tuan Cedro membuat mereka berakting dengan tema ‘Bertemu Selingkuhan Suamiku’ dan dia juga menunjuk Abigail sebagai sang pelakor. Dan sudah bisa ditebak, Celia yang mendapat peran sebagai istri yang teraniaya.Apa-apaan! Apa Tuan Cedro alien yang bisa membaca pikiran manusia? Kenapa bisa kebetulan?Walaupun peran itu sesuai dengan kenyataan dalam hidupnya, tapi dia bukan tipe wanita
Celia mencoba untuk fokus pada makanannya, tetapi matanya terus melirik ke arah gelang tersebut. "Tidak mungkin, itu pasti kebetulan saja," bisik Celia dalam hatinya, tetapi keraguan terus menghantuinya. Tangannya gemetar saat menyentuh sendok, dan pikirannya terus berputar tentang gelang itu. Sebenarnya dia juga tidak tahu dari mana asal gelang safir biru itu. Saat kejadian di hotel dia sempat bingung dan bertanya-tanya dalam hati, namun, karena diburu waktu agar segera sampai di kantor dia segera mengabaikannya. Apalagi pada hari yang sama ibunya masuk rumah sakit dan meninggal. Celia benar-benar lupa akan gelang itu.Walaupun begitu, sebelum dia melepas dan menyimpannya dia sering menatap gelang itu lekat-lekat karena terlihat sangat indah membuat dia hafal setiap detailnya. Jadi tidak mungkin salah mengenali.Tapi bagaimana jika di dunia ini banyak gelang yang serupa dan merupakan model pasaran? Akan sangat memalukan jika dia langsung mengakui gelang milik Abigail dan ternyata di
Celia menatap Abigail dengan perasaan sakit hati yang luar biasa. Dia ingin maju dan membalas, tapi Amy mencegahnya agar tidak memperburuk keadaan. Biasanya dia selalu bangkit melawan, tapi kali ini dia berusaha menahan diri karena berpikir jika kali ini dia sudah bertindak terlalu gegabah.Tapi tadi dia terlalu menginginkan gelang itu, seperti itu memang miliknya. Seolah memiliki suatu ikatan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.Kerumunan mulai bisik-bisik, gosip menyebar dengan cepat. Situasi semakin memburuk saat pelatih Mateo tiba dan meminta penjelasan dari Marcus dan Celia. Marcus dengan tegas menuduh Celia sebagai pencuri, sementara Celia berusaha keras untuk menjelaskan niat sebenarnya.“Pelatih, jika anda tidak menangani kasus ini dengan baik maka saya tidak akan sungkan untuk membuat berita ini viral di media sosial maupun elektronik, agar mendapat perhatian khusus dari para pimpinan Starlight!”Pelatih Mateo terdiam sesaat lalu dia melihat ke sekeliling, mencoba mene
Abigail sangat terkejut saat Luxian tiba-tiba menutup teleponnya. Karena merasa diabaikan dia menjadi marah dan semakin membenci Celia karena menganggap gadis itu sebagai penyebab perilaku Luxian yang sedikit berubah padanya.Dia kemudian teringat saat pertengkaran Celia dan Patricia, mereka sempat menyebut nama Eliza. “Marcus, bantu aku mencari informasi tentang Eliza dan Celia, ada hubungan apa diantara mereka.” Kata Abigail sambil mengusap gelang safir di pergelangan tangannya.Malam itu setelah menyelesaikan tugas tambahan, Celia kembali ke kabinnya bersama Amy. Saat sedang asik ngobrol sambil makan cemilan, seorang staf datang menjemput Celia dan mengantar ke ruangan Pelatih Mateo.“Luxian?” Gumam Celia. Dia berpikir jika Luxian bisa datang ke camp pelatihan pasti karena ingin bertemu Abigail seperti yang pria itu lakukan terakhir kali saat dia pingsan. Tidak ada trainee yang diperbolehkan menerima kunjungan kecuali jika orang itu punya pengaruh yang bisa membujuk manajemen. Abi
Jantung Celia berdegup semakin kencang, perasaannya tidak menentu.Mereka sampai di sudut jalan yang lebih sepi, tapi pria itu sudah tidak terlihat lagi. Celia berhenti dan menatap sekeliling dengan nafas yang tidak beraturan. "Dia... dia ada di sini tadi," ucapnya.Luxian mendekat, meletakkan tangan lembut di bahu Celia. "Celia, mungkin ini hanya perasaanmu. Kau mungkin melihat seseorang yang mirip, tapi Sergio... dia sudah tidak ada." Suaranya lembut, mencoba menenangkan.“Kau benar, itu mungkin hanya imajinasiku saja, Luxian maaf,” jawab Celia.***Celia melihat berita mengejutkan di ponselnya. Sebuah laporan menayangkan rekaman yang diambil oleh warga di jalan.Di layar, terlihat seorang wanita dengan pakaian lusuh dan rambut acak-acakan, tampak berusaha dipegang oleh beberapa petugas medis dan polisi. Wajah wanita itu tampak penuh dengan kebingungan dan ketakutan, sementara di pelukannya, dia memeluk bantal kecil. Wanita itu berteriak dan meronta, menolak dimasukkan ke dalam mob
Setelah berhari-hari menunggu dengan penuh harapan, keluarga Lannister akhirnya harus menerima kenyataan yang pahit. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat dari kecelakaan pesawat yang menewaskan banyak penumpang. Jenazah sebagian besar penumpang tidak ditemukan karena pesawat jatuh di laut lepas, membuat pencarian semakin sulit dan perlahan dihentikan. Keluarga Lannister, yang awalnya begitu berharap akan keajaiban, kini tak punya pilihan selain menyerah.Di tengah duka yang mendalam, orang tua Sergio, duduk bersama Celia di rumah mereka. Mereka tahu bahwa hidup harus terus berjalan. Dalam percakapan yang penuh dengan emosi, mereka akhirnya memutuskan untuk memberikan Celia kebebasan."Celia, sayang," ujar Mrs. Lannister dengan suara lembut. "Kami tahu ini tidak mudah, dan Sergio akan selalu ada di hati kita semua. Tapi... kamu masih muda, dan kami ingin kamu bahagia. Kamu bebas untuk menikah lagi, jika kamu menemukan seseorang yang membuatmu bahagia."Celia me
Dan kemudian, tanpa peringatan, Celia mulai menangis terisak. Tangisnya begitu dalam dan penuh dengan kesedihan yang dia tahan selama bertahun-tahun. Bahunya bergetar, nafasnya tersengal-sengal, dan dia merasa seluruh dunia runtuh di sekitarnya. Tanpa berpikir panjang, Celia meraih tubuh Luxian, memeluknya erat seolah-olah dia takut kehilangan lagi. Tangannya yang gemetar melingkari pinggang Luxian, memegang erat seolah-olah dia menemukan satu-satunya pijakan di tengah badai yang menerjang hidupnya."Aku nggak tahu harus bertanya kemana lagi tentang Abigail dan semua yang terjadi." Celia terisak di dadanya, suaranya hampir tak terdengar. "Aku nggak tahu apa yang terjadi padamu. Kau menghilang. Dan sekarang aku pikir kamu sudah pergi selamanya."Luxian, yang merasakan tubuh Celia gemetar dalam pelukannya, dengan lembut membalas pelukan itu. Tangannya yang kuat namun lembut melingkari bahu Celia, menariknya lebih dekat. Dia membelai rambut Celia dengan lembut, memberikan rasa tenang d
Luxius menceritakan apa yang terjadi dan Luxian sangat terkejut. Karena saat kejadian dan berita kecelakaan di umumkan, dia sudah berada di dalam pesawat.“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Luxius.Hari itu, Luxian sedang bersiap-siap untuk kembali pulang setelah menjalani perawatan panjang di luar negeri. Kesehatannya berangsur membaik, dan akhirnya dia merasa cukup kuat untuk kembali ke keluarganya di Summerfield. Semua barangnya sudah dikemas, dan tiket penerbangan di tangannya menunjukkan bahwa dia akan pulang pada malam hari itu. Ada perasaan lega yang perlahan mengisi dadanya, karena setelah berbulan-bulan jauh dari rumah, dia akhirnya bisa bertemu dengan orang-orang yang dia cintai. Tapi di tengah persiapannya, sebuah peristiwa kecil mengubah segalanya.Di rumah sakit tempat dia terakhir kali melakukan pemeriksaan, Luxian bertemu dengan seorang pria yang tampak sangat panik. Pria itu duduk di bangku ruang tunggu, tampak gelisah dengan ponsel di tangannya, mengusap wajahnya b
Di ruang tunggu bandara yang penuh dengan keheningan dan kesedihan, Celia hampir tenggelam dalam kelelahan. Tubuhnya terasa begitu berat setelah berjam-jam menunggu kabar yang belum pasti. Matanya yang sembab oleh air mata hampir tertutup, dan dia mulai terjebak di antara keadaan sadar dan tidak. Kepalanya yang bersandar di pundak ibunya perlahan mulai terjatuh, seolah-olah rasa kantuk dan kelelahan telah menguasai dirinya.Namun, di tengah kondisi antara tidur dan terjaga itu, matanya yang setengah terbuka tiba-tiba menangkap sesuatu yang tak terduga. Di pintu kedatangan yang berada agak jauh dari tempat dia duduk, dia melihat sosok yang sangat dikenalnya. Pria itu berjalan dengan tenang, mengenakan pakaian kasual, rambutnya yang hitam agak kusut. Di sebelahnya, ada Bryan, yang juga terlihat familiar untuk Celia.“Luxian...?” Bisik Celia pelan, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Matanya tiba-tiba melebar, dan kesadarannya mulai kembali. Dia mengerjapkan mata beberapa k
"Celia, semuanya sudah siap. Kita akan merayakan kepulangan Sergio dengan penuh suka cita," kata Eleanor, sambil tersenyum hangat di ruang tamu kediaman Montague. Meja makan sudah dihiasi dengan bunga-bunga segar dan hidangan terbaik, sementara semua orang bersemangat menunggu kedatangan Sergio.Di tempat lain, suasana serupa juga menyelimuti kediaman Davies. Mereka menerima kabar dari Luxian bahwa dia juga sedang dalam perjalanan pulang setelah menjalani perawatan di luar negeri selama berbulan-bulan. Keluarga Davies yang telah lama menanti kabar baik ini merasa lega. "Akhirnya, Luxian pulang. Aku tak sabar melihatnya," ujar Paula dengan mata berbinar. Di rumah itu, suasana dipenuhi harapan, dan Luxius tampak tersenyum lega mendengar kabar baik dari kakaknya. Setelah semua drama dan ketegangan, keluarga Davies merasa hari itu akan menjadi awal yang baru bagi mereka.Namun, ketika waktu mendekati siang, suasana yang penuh kebahagiaan itu berubah dalam sekejap.Tiba-tiba, televisi m
Dengan wajah yang perpaduan sempurna antara Celia dan Luxian, anak itu menjadi simbol dari hubungan masa lalu yang rumit, tapi juga penuh cinta.Sergio sangat mencintai anak itu dan menganggapnya seperti darah dagingnya sendiri.***Suatu hari, di sebuah taman kota yang tenang dan indah, Celia sedang berjalan-jalan dengan putranya. Anak kecil itu tampak riang, berlari-lari kecil di sekitar taman, mengejar burung-burung dan tertawa ceria. Celia mengawasinya dengan senyum hangat di wajahnya, menikmati momen damai bersama anaknya. Hari itu cuaca sangat cerah, dengan sinar matahari yang lembut menyinari taman, membuat suasana semakin nyaman.Sementara Celia duduk di bangku taman, tiba-tiba dia melihat sebuah keluarga yang dikenalnya sedang berjalan di sepanjang trotoar taman. Itu adalah keluarga Davies. Nyonya Paula sepertinya sedang mengajak Nenek Iris jalan-jalan menikmati suasana sore hari.Celia merasa dadanya berdegup sedikit lebih cepat. Dia tidak pernah benar-benar memutuskan kont
Beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Celia memutuskan untuk mengunjungi Hacienda, rumah keluarga besar keluarga Davies di Ashford.Di sana, ia berharap bisa bertemu dengan Nenek Iris, Celia berpikir, jika ada orang yang bisa memberinya petunjuk tentang keberadaan Luxian atau tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya, mungkin itu adalah Nenek Iris.Saat Celia tiba di Hacienda, suasana terasa hening dan damai. Angin sepoi-sepoi meniup lembut dedaunan pohon di halaman, dan langit sore berwarna keemasan memberikan perasaan tenang. Namun, hati Celia tidak tenang. Langkah kakinya sedikit gugup ketika dia mendekati pintu rumah tua itu.Nenek Iris menyambutnya dengan senyuman ramah seperti biasanya, tetapi senyuman itu terasa penuh arti, seolah-olah ada sesuatu yang disimpan di baliknya. "Celia, sayang, apa yang membawamu ke sini?" Tanyanya lembut, suaranya tenang dan menenangkan.Celia, yang awalnya mencoba tersenyum, kini menunjukkan keraguannya. Matanya menatap langsung ke wajah Nen
Di rumah sakit, suasana terasa tegang saat Abigail berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, kondisinya kritis akibat pendarahan hebat setelah pengejaran dramatis bersama Simon. Tim medis bergerak cepat, mempersiapkan operasi darurat. Dokter memberitahu bahwa kondisi Abigail dan bayinya sangat kritis. Kemungkinan besar, bayinya sudah meninggal dalam kandungan dan harus segera dikeluarkan, akibat trauma dan stres fisik yang dialaminya.Di kediaman keluarga Davies suasana menjadi sangat tegang. Mereka tampak khawatir dan frustasi dengan semua situasi yang kacau ini. Abigail telah menjadi pusat masalah bagi keluarga mereka. Awalnya mereka berpikir bahwa bayi yang dikandung Abigail adalah anak Luxian, tapi dengan berita bahwa Abigail terlibat dengan Simon, segalanya menjadi tidak jelas. Mereka tidak mau mengambil risiko dan memutuskan untuk meminta dokter melakukan tes DNA pada bayi Abigail. Dengan kekuasaan dan pengaruh yang mereka miliki, keluarga Davies berhasil memaksa pihak ruma