Jadwal setelah sarapan adalah kelas akting intensif. Semua trainee sudah berkumpul, dan hari ini pelatih Cedro membuat mereka berpasangan untuk beradu akting.Dan secara kebetulan Celia berpasangan dengan Abigail. Selama di camp sebisa mungkin Celia menjauh dari Abigail, karena setiap kali melihatnya ingatan kejadian di butik waktu itu kembali memenuhi pikirannya dan itu membuat Celia kesal.Sikap acuh tak acuhnya pada Luxian hanya sebuah topeng kepalsuan untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya. Karena baginya menunjukkan perasaan yang sebenarnya merupakan suatu kelemahan.Namun, siapa sangka hari ini Tuan Cedro membuat mereka berakting dengan tema ‘Bertemu Selingkuhan Suamiku’ dan dia juga menunjuk Abigail sebagai sang pelakor. Dan sudah bisa ditebak, Celia yang mendapat peran sebagai istri yang teraniaya.Apa-apaan! Apa Tuan Cedro alien yang bisa membaca pikiran manusia? Kenapa bisa kebetulan?Walaupun peran itu sesuai dengan kenyataan dalam hidupnya, tapi dia bukan tipe wanita
Celia mencoba untuk fokus pada makanannya, tetapi matanya terus melirik ke arah gelang tersebut. "Tidak mungkin, itu pasti kebetulan saja," bisik Celia dalam hatinya, tetapi keraguan terus menghantuinya. Tangannya gemetar saat menyentuh sendok, dan pikirannya terus berputar tentang gelang itu. Sebenarnya dia juga tidak tahu dari mana asal gelang safir biru itu. Saat kejadian di hotel dia sempat bingung dan bertanya-tanya dalam hati, namun, karena diburu waktu agar segera sampai di kantor dia segera mengabaikannya. Apalagi pada hari yang sama ibunya masuk rumah sakit dan meninggal. Celia benar-benar lupa akan gelang itu.Walaupun begitu, sebelum dia melepas dan menyimpannya dia sering menatap gelang itu lekat-lekat karena terlihat sangat indah membuat dia hafal setiap detailnya. Jadi tidak mungkin salah mengenali.Tapi bagaimana jika di dunia ini banyak gelang yang serupa dan merupakan model pasaran? Akan sangat memalukan jika dia langsung mengakui gelang milik Abigail dan ternyata di
Celia menatap Abigail dengan perasaan sakit hati yang luar biasa. Dia ingin maju dan membalas, tapi Amy mencegahnya agar tidak memperburuk keadaan. Biasanya dia selalu bangkit melawan, tapi kali ini dia berusaha menahan diri karena berpikir jika kali ini dia sudah bertindak terlalu gegabah.Tapi tadi dia terlalu menginginkan gelang itu, seperti itu memang miliknya. Seolah memiliki suatu ikatan yang tidak bisa diucapkan dengan kata-kata.Kerumunan mulai bisik-bisik, gosip menyebar dengan cepat. Situasi semakin memburuk saat pelatih Mateo tiba dan meminta penjelasan dari Marcus dan Celia. Marcus dengan tegas menuduh Celia sebagai pencuri, sementara Celia berusaha keras untuk menjelaskan niat sebenarnya.“Pelatih, jika anda tidak menangani kasus ini dengan baik maka saya tidak akan sungkan untuk membuat berita ini viral di media sosial maupun elektronik, agar mendapat perhatian khusus dari para pimpinan Starlight!”Pelatih Mateo terdiam sesaat lalu dia melihat ke sekeliling, mencoba mene
Abigail sangat terkejut saat Luxian tiba-tiba menutup teleponnya. Karena merasa diabaikan dia menjadi marah dan semakin membenci Celia karena menganggap gadis itu sebagai penyebab perilaku Luxian yang sedikit berubah padanya.Dia kemudian teringat saat pertengkaran Celia dan Patricia, mereka sempat menyebut nama Eliza. “Marcus, bantu aku mencari informasi tentang Eliza dan Celia, ada hubungan apa diantara mereka.” Kata Abigail sambil mengusap gelang safir di pergelangan tangannya.Malam itu setelah menyelesaikan tugas tambahan, Celia kembali ke kabinnya bersama Amy. Saat sedang asik ngobrol sambil makan cemilan, seorang staf datang menjemput Celia dan mengantar ke ruangan Pelatih Mateo.“Luxian?” Gumam Celia. Dia berpikir jika Luxian bisa datang ke camp pelatihan pasti karena ingin bertemu Abigail seperti yang pria itu lakukan terakhir kali saat dia pingsan. Tidak ada trainee yang diperbolehkan menerima kunjungan kecuali jika orang itu punya pengaruh yang bisa membujuk manajemen. Abi
Sedikit terkejut dengan perkataan Luxian, Celia mengangkat wajahnya dan pandangan mereka bertemu. Celia melihat ketulusan di matanya, mata yang indah, teduh namun tajam. Menghancurkan benteng kepura-puraannya yang selama ini tak tergoyahkan.Celia tahu dia harus menolak.Selama dia menolaknya dan mengatakan "tidak”, walaupun Luxian bukan seorang dewa, dia yakin pria itu juga tidak akan menjadi iblis yang akan memaksakan kehendaknya sesuka hati.Namun, seolah tersihir oleh pesonanya Celia tidak menolak saat Luxian menundukkan wajah dan menciumnya lagi. Awalnya dia hanya terdiam dan tidak membalas ciuman panas pria itu, namun tiba-tiba saja Luxian membelai lembut perutnya dengan telapak tangannya yang kuat. Celia tidak mengerti kenapa Luxian melakukan hal itu. Tapi hatinya terasa hangat, dan membuatnya semakin kehilangan kendali atas dirinya. Dia membuka sedikit mulutnya dan membiarkan Luxian masuk dan menjarah isinya dengan serakah. Celia berusaha keras mengimbangi hingga lidah mereka
“Aku akan menyimpan janjimu ini, dan saat aku sudah memutuskannya, aku akan meminta semuanya sekaligus darimu, suamiku tersayang.” Jari Celia meluncur turun dengan mulus dari kening, hidung, bibir, leher, tulang selangka, dada dan perutnya. “Lagipula, aku tidak menyesal tidur dengan sosok Luxian yang menjadi idola dan rebutan gadis-gadis cantik.”Setelah berbicara Celia berbalik keluar menuju tempat tugas tambahannya, meninggalkan Luxian dengan wajah muram. Dia sangat geram karena hari yang ia mulai dengan sempurna tapi berakhir menyebalkan. Dia meremas ponselnya yang kembali menyala.Celia buru-buru keluar karena setiap pagi Amy selalu datang menjemputnya di kabin. Dan hari ini dia tidak ingin itu terjadi. Dia dengan cepat menarik Amy ke halaman belakang, pagi ini tugasnya adalah menyapu daun kering yang berserakan.“Tunggu…tunggu…”Amy berusaha bicara dengan terengah-engah. Sampai di halaman belakang mereka baru berhenti. Celia terkejut karena halamannya sudah bersih, daun kering d
Malam itu setelah camp pelatihan selesai, Abigail pergi ke sebuah gazebo di tepi sebuah danau. Tempat itu di luar area camp pelatihan tapi masih merupakan bagian dari Lembah Emerald.Karena dia tidak bisa meninggalkan camp pelatihan terlalu jauh, kemarin di telepon Abigail membujuk Eliza agar mau datang ke tempat itu. Abigail duduk di gazebo sambil menikmati keindahan pemandangan, namun wajahnya terlihat angkuh dan penuh kebencian. Dia memperhatikan Eliza dengan seksama saat dia bicara, berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang Celia, jadi dia akan bersikap sangat baik pada Eliza.Abigail tersenyum lembut, menyembunyikan niat aslinya. “Aku hanya penasaran tentang Celia. Ada apa sebenarnya antara kalian berdua?”Eliza mendengus, duduk dengan elegan di depan Abigail. “Celia adalah beban bagi keluargaku. Dia bukan siapa-siapa, hanya anak pungut yang merepotkan. Bibi kami mengasihani dia, tapi bagiku, dia selalu menjadi duri dalam daging.”
Langit masih gelap ketika embun pagi mulai membasahi dedaunan, menciptakan kilauan halus di bawah cahaya bintang yang tersisa. Udara pagi membawa aroma segar tanah basah, seperti sebuah simfoni alami yang menyapa hidung dengan kelembutan. Hari ini Celia bangun pagi-pagi sekali dengan penuh semangat. Semalam dia mendapat telepon dari nenek Iris untuk menanyakan kapan dia akan pulang ke Ashford, karena semua orang disana sudah sangat merindukannya. Jadi pagi ini dia berencana untuk melakukan perjalan ke Ashford. Karena banyak yang harus dikerjakan, Amy terpaksa tidak bisa ikut dengannya.Celia berencana naik taksi online. Tapi saat dia keluar apartemen, Maybach hitam sudah menunggunya. Jendela mobil perlahan turun terbuka menunjukkan wajah tampan yang duduk di belakang kemudi.“Masuklah, kita pergi bersama ke Ashford.”Celia sedikit terkejut melihat Luxian ada di sana. Tapi dia tetap berjalan mendekat dan masuk ke dalam mobil dengan santai.“Bagaimana kau tahu aku akan pergi ke Ashfor