Benarkah dia hilang selama dua hari?Mengapa dia tidak ingat kalau dia hilang selama dua hari terakhir ini?Dia hanya ingat Jeremy menariknya dengan paksa di depan mal dan bahwa dia menyaksikan tabrakan mobil. Lalu tiba-tiba, dia ada di sini.Jeremy berdiri di tempat yang sama tanpa bergerak saat dia melihat Felipe perlahan menghilang bersama Madeline di ujung jalan yang ramai.Sentuhan kecemasan dan sikap posesif yang gila diam-diam meluap di matanya yang kesepian.‘Linnie, aku tak akan pernah membiarkanmu lepas dariku lagi.’‘Tak akan pernah.’…Madeline dibawa Felipe pulang ke apartemen.Dalam perjalanan pulang, Madeline masih menggenggam pembatas buku itu di tangannya. Kata-kata Jeremy bergema di benaknya, "Linnie, jika kamu masih menyimpan pembatas buku ini, artinya jauh di lubuk hatimu kamu masih peduli padaku.”‘Tentang apa sih pembatas buku ini?’Setelah memasuki apartemen, Madeline dengan lugas mengajukan pertanyaan kepada Felipe untuk menghilangkan keraguan di hatinya, "Fel
Madeline segera melawan dan menyikut orang di belakangnya.Laki-laki itu itu tidak memblokir sikutannya tetapi malah memeluknya. "Linnie, ini aku."Suara dalam dan berat laki-laki itu menyelinap ke telinganya.Untuk sesaat Madeline tertegun saat dia mencium aroma samar-samar kayu cedar yang familier."Jangan takut, Linnie. Aku tak akan menyakitimu. Aku hanya tak ingin dirimu membuat keputusan yang akan kau sesali seumur hidupmu," kata Jeremy lembut dengan nada bicara meminta dengan rendah hati. "Tolong, maukah kau ikut denganku?”Sepasang alis indah Madeline mengerut. "Lepaskan aku dulu."Ketika Jeremy mendengar apa yang dia katakan, pria itu melepaskannya meski pun enggan.Madeline berbalik dan melihat wajah tampan yang begitu dekat dengan wajahnya. Api di kedua matanya menyala dalam sekejap.Tanpa dia duga, Jeremy melihat api kebencian di mata Madeline dan dia sedikit terkejut.Kepribadian yang mengendalikan tubuh Madeline sebelumnya hanya membencinya dan menghindarinya, jadi mengapa
Jeremy merasa seolah-olah dia akan jadi gila, dan ketenangan awalnya telah lama terlempar keluar jendela.Dia memeluk Madeline seperti orang gila dan terus bersikeras, berkata, "Tidak, Linnie! Kau tidak mencintai Felipe, kau mencintai aku! Sejak pertama kali kita bertemu saat kita masih remaja, akulah satu-satunya pria yang telah memiliki hatimu!"Madeline mendorongnya dengan keras. "Lepaskan aku, Jeremy! Aku tak mungkin jatuh cinta pada bajingan berdarah dingin sepertimu! Lepaskan aku!"Sreet!Tirai kamar pas tiba-tiba terbuka.Saat Ava dan Eloise mendengar suara-suara itu, mereka bergegas masuk. Begitu melihat Jeremy memeluk Madeline saat mereka membuka tirai, Ava bergegas maju dan menarik Jeremy menjauh."Bajingan kau, Jeremy! Apa yang kau lakukan di sini? Lepaskan Maddie sekarang! Lepaskan dia!"Ava memarahi pria itu dan menarik Jeremy pergi dengan paksa."Bajingan kau! Kapan kau akan berhenti menyiksa Maddie?!”Jeremy tertegun mendengar bentakan Ava.‘Menyiksa.’Apakah dia sedang
Malam tanpa cahaya bulan sama gelapnya dengan wadah tinta yang dibalik.Di dalam bar, lampu warna-warni berpendar saat suasana romantis seakan menyelimuti dan menelan semua orang yang masuk. Pada saat ini, dua laki-laki yang duduk di depan meja bar sambil mendentingkan gelas-gelas mereka mengabaikan wanita-wanita seksi yang mendatangi mereka untuk mengobrol.Setelah Daniel mengetahui kondisi Madeline dari Adam, dia menyetir dengan marah untuk menghentikan Jeremy. Dia mengira akan ada perang di antara mereka, tetapi mereka berdua berakhir di bar dan mulai saling menyindir."Sukurin kamu, Jeremy." Daniel mengejek. Dia jarang minum alkohol, tapi hari ini, dia minum beberapa gelas dalam diam."Madeline kecil akhirnya menjadi milik orang lain. Dia tak pernah menjadi milikku." Daniel terkekeh getir dan meminum gelas berikutnya. Cairan dingin masuk ke kerongkongannya dan turun ke dadanya. Terasa menyengat.Dia patah hati lagi.Sikapnya yang biasanya lembut dan elegan hancur berantakan saat se
Satu malam telah berlalu dan dia bahkan tidak bisa tidur. Sepasang matanya yang dalam tampak merah sementara pembuluh darahnya terlihat.Wajahnya yang serius tetap memukau, namun beberapa tanda hilangnya kehidupan juga bisa ditemukan di sana.Hujan terus mengguyur saat tetesan-tetesan air hujan menghantam tanah.Sekitar pukul 09.00, armada mobil pengantin Felipe tiba.Sesaat kemudian, dia menyaksikan Madeline berjalan keluar dari rumah.Wanita itu tampak menakjubkan dalam gaun pengantin putihnya. Dengan riasan di wajahnya, dia tampak bagaikan sebuah karya seni murni sementara tangannya memegang buket bunga segar.Madeline tiba-tiba menyunggingkan seulas senyum lembut, citra gerakan anggunnya jauh mengendap di dalam kedua bola mata Jeremy.Dia mencengkeram setir saat rasa posesif yang kuat muncul di kedua matanya.'Linnie, kau milikku. Selain aku, aku tak akan mengizinkan laki-laki lain memilikimu.'Bibir tipisnya terkatup rapat saat dia mulai mengikuti armada mobil pengantin Felipe.Fe
Jeremy muncul dengan suaranya yang mendominasi.Hanya ada beberapa orang di ruangan, dan mereka semua berbalik untuk melihatnya.Jeremy berpakaian serba hitam, wajahnya memancarkan aura mendominasi.Dia berjalan maju dengan langkah cepat, anggun bagaikan semburan angin. Lalu, dia sudah berada di sebelah Madeline.Jeremy memegang tangan Madeline saat semua orang masih tercengang. "Linnie, jangan menikah dengannya. Kamu adalah istriku. Kamu hanya milikku."Madeline terkejut. Dia membuka mulut mungilnya sedikit, dan ketika dia akan berbicara, Felipe muncul di depannya. Dia menarik Madeline ke sisinya.Dia berhadapan dengan Jeremy dan memperlihatkan ekspresi kaku di wajahnya yang tampan dan berwibawa. "Jeremy, mengingat bahwa kamu adalah keponakanku, aku tidak akan memperpanjang masalah ini jika kamu pergi sekarang.""Memperpanjang masalah ini?" Jeremy mencibir, "Felipe Whitman, menurutmu aku tidak tahu apa yang telah kamu lakukan. Aku pasti mengejutkanmu karena aku masih bisa muncul hidup
Madeline terlihat sangat memukau dalam balutan gaun pengantinnya. Namun, Jeremy dengan egoisnya berharap dirinya adalah satu-satunya orang yang memiliki sisi cantik wanita itu.Madeline mencoba mengingat mengapa dia akhirnya mengenakan gaun pengantin, tetapi tidak membuahkan hasil.Jeremy tahu bahwa ingatan dan sikap Madeline saat ini telah kembali ke masa ketika wanita ini masih sangat mencintainya. Dia merasa bersyukur tapi sakit pada saat yang bersamaan. Dia membawanya ke tempat tidur dan duduk. Tangannya dengan lembut dia sentuhkan di kedua alis indah Madeline sembari berkata, "Linnie, jangan dipikirkan lagi. Kamu tak bisa mengingatnya karena kamu telah kehilangan ingatanmu.""Aku? Kehilangan ingatanku?” Sepasang mata Madeline melebar dalam kebingungan.Jeremy menatapnya dan mengangguk, merasakan sejumput rasa sakit di hatinya. "Linnie, kita menikah enam tahun yang lalu. Hanya saja, ada yang salah dengan ingatanmu dan kamu telah melupakan banyak hal. Dokter berhasil menyembuhkan tu
Felipe masih mengenakan pakaian pengantin pria yang dibuat khusus untuk hari ini.Dia memegang payung saat hujan mulai semakin deras. Dia masih tampak elegan seperti biasanya, tetapi kehangatan tak lagi terlihat di kedua matanya.Madeline menatap Felipe yang berdiri di hadapannya sementara pikirannya berkelap-kelip dengan berbagai kenangan, mengatakan kepadanya bahwa entah bagaimana dia mengenal pria di hadapannya ini.Waktu berlalu di tengah hujan yang terus turun dengan deras, dan Felipe masih memegang payung dan mengenakan tuksedo hitamnya. Dia berjalan ke arah Madeline. "Felipe, kenapa kau di sini?" Suara Jeremy membuat Madeline tersentak dari lamunannya.Dia menaikkan pandangannya dan secara tidak sengaja melihat bibir Felipe melengkung ke atas."Aku di sini bukan untukmu." Tatapan Felipe tertuju pada wajah Madeline, yang kemudian menjadi sangat menenangkan. "Madeline, kau pasti sangat bingung kenapa tadi kamu akan menikahiku di upacara pernikahan itu. Itu karena—""Felipe Whitma
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka