Share

154. Itu Razeena, Adikku

Eve duduk di sisi ranjang sambil memegangi tangan Maria yang berada di samping tubuhnya. Maria berbaring telentang di salah satu kamar tamu Rumah Besar D dengan infus di tangan satunya. Dia tampak sangat rapuh saat menutup matanya dan pipinya mulai kering dari air mata seperti itu. Wajar saja kalau mungkin Maria malas membuka matanya karena ini memang terlalu mengejutkan untuknya. Dokter sudah memeriksa keadaannya dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan, hanya perlu menunggu dia bangun.

Kalau Eve bisa melihat masa depan dan ini akan terjadi, dia tidak akan menjalankan rencananya. Rencana bodoh, gerutunya dalam hati. Lalu kenapa kalau Maria tidak pernah menyaksikan Daniel berulang tahun dan bahagia di tengah keluarga yang menyayanginya. Toh Maria tidak akan rugi dengan tidak mengetahui apa-apa soal Daniel.

Saat Eve berlari masuk ke dalam rumah setelah mendengar teriakan pelayan, otaknya segera mencerna apa yang terjadi. Salah! Ini salah Eve seorang! Seharusnya dia meny

Josie Milos

Terima kasih sudah membaca novel ini. Semoga kalian suka. Terima kasih atas dukungan kalian, thank you, xie xie, gracias.... Hug and kiss, Josie

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status