Share

Bab 32: Kembali

Penulis: path
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-19 23:45:24

Hari-hari magang terasa membosankan setelah tidak ada lagi 'waktu makan es buah'. Seolah seperti robot dia menjalani rutinitasnya. Namun, Feliz yang semakin lucu dapat menghiburnya.

Feliz mulai belajar berbicara. Dia senang bersuara tidak karuan. Tanpa lelah, Mentari mengajarkannya mengucapkan kata 'Mama'. Kata ibunya, kata 'Mama' lebih mudah diucapkan bayi daripada 'Ibu', maka Mentari gigih mengulang-ulang kata itu pada Feliz. Dia tidak ingin anaknya lebih bisa berucap 'Papa' seperti di video-video Tiktok yang ditontonnya.

"Tari, kenapa dipaksakan?" tegur Cahya mendengar Mentari yang telah lebih dari sepuluh kali menyuruh Feliz memanggilnya 'Mama'.

Mentari pun menyerah. Dia membiarkan Feliz yang sudah bisa duduk, bermain dengan bola kecil. Feliz menyukai bola pemberian Winar itu.

"Argan tidak pulang lagi?" tanya Cahya.

"Ga tahu," jawab Mentari tak peduli.

"Bicaralah dengannya, jangan didiamkan."

"Untuk apa bicara jika dia tidak ingin mendengarkan?"

"Kamu harus minta maaf."

Mentari te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 33: Keputusan

    "Kamu sudah tidak berhubungan lagi dengan si pria itu?" tanya Argan saat Mentari akan beranjak tidur. Berputar kembali video Mentari dan Adrian dalam benaknya."Kami hanya teman, bukan seperti yang kamu pikirkan," jawab Mentari ketus masih sakit hati. Karena ulah Argan, kini dia tidak memiliki teman bicara lagi. Dia berbaring menghadap dinding, membelakangi Argan."Bukan itu pertanyaanku. Kalian masih bertemu?" suara Argan terdengar kesal."Tidak," jawab Mentari datar. Matanya masih terbuka memandangi lubang di dinding. Dia ingin segera tidur."Baguslah." Argan menurunkan punggungnya yang bersandar di dinding hendak berbaring dan tidur."Bagus untukmu, tidak untukku." Mentari membalikkan badannya menatap suaminya yang balas menatapnya. Punggung Argan berada pada posisi canggung, antara bersandar di dinding dan ranjang.Mendengar jawaban Mentari, pikiran-pikiran curiga mulai merasuki benak Argan, "Apa maksudmu?""Apa pernah terpikir olehmu kalau aku tidak lagi memiliki teman sejak meni

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 34: Acara Tak Terduga

    Argan sesekali pulang dan tidur di rumah, namun tak sekalipun Mentari mengajaknya bicara. Jika Argan bertanya, Mentari hanya menjawab sekedarnya, lalu meninggalkannya. Dia tidak ingin diperlakukan seperti orang bodoh yang bisa diperdayai lagi.Meskipun diperlakukan seperti itu, Argan tidak merasa canggung. Dia malah akan mengajak ibu, Cahya atau Winar bercakap-cakap. Terkadang dia akan melirik Feliz dan mengajaknya bicara sebentar. Saat melihat itu, Mentari hanya menahan emosinya, padahal dalam hati dia ingin meneriaki Argan yang tidak bersikap layaknya seorang bapak."Papa dan Mama ingin bertemu Feliz," ucap Argan saat mereka sedang makan malam suatu hari."Silakan. Mereka bisa mengunjungi Feliz," ucap Mentari datar. Mentari semakin pintar menyembunyikan perasaannya di depan Argan. Kata Cahya, Mentari menjadi semakin dewasa dan sabar. Itu sebuah pujian yang disukai Mentari, karena dia tahu, usahanya sedang membuahkan hasil.Argan meletakkan sendok dan garpu di piring, lalu menatap Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 35: Kenyataan Pahit

    Keluarga kecil itu tiba di rumah orang tua Argan hampir jam dua belas siang. Argan sengaja mengendarai mobilnya lebih cepat dari biasanya untuk mengejar waktu makan siang."Keluargaku tepat waktu. Makan siang selalu jam dua belas pas," pamer Argan dalam perjalanan."Kalau demi mengejar itu dan kita kecelakaan, tidak ada artinya!" seru Mentari yang tidak menyukai cara mengemudi Argan yang asal-asalan melambung kendaraan lainnya.Telah beberapa kali Mentari menegur Argan setelah dia dan Feliz hampir terjungkal ke kaca mobil depan, karena Argan melakukan rem mendadak. Tapi, seolah tidak menganggap Mentari, dia terus melaju dengan kecepatan semaksimal yang dia bisa.Kekesalan membuncah dalam dada Mentari ketika mobil telah tiba, namun dia harus bersikap baik pada keluarga Argan. Bagaimanapun mereka telah menjadi keluarganya juga.Ayah Argan menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Dia memeluk Mentari."Bagaimana kabarmu, Tari? Sehat?""Iya, Pak. Tari sehat."Argan menatap Mentari tajam

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 36: Pertengkaran Lagi

    Tidak biasanya Argan berada di rumah sore ini. Mentari menemukannya sedang duduk memegang ponsel di teras depan."Tumben kamu di rumah jam segini," tanya Mentari."Kamu ga dengar kata Papa kemarin?" Jawaban Argan membuat emosi Mentari bergejolak."Kalau tidak lanjut kuliah, lalu kamu mau apa?" Suara Mentari terdengar ketus."Menurutmu apa lagi? Di rumahlah."Jawaban yang salah. Mentari hendak menanggapinya, namun ibu terlanjur keluar bersama Feliz di gendongannya."Ibu sudah pulang," bisik ibu di telinga Feliz. Feliz menggeliat meminta dipeluk Mentari."Sebentar ya, Sayang, Ibu cuci tangan dulu."Setelah mencuci tangan, Mentari mengambil Feliz dari ibunya dan kembali ke teras depan, akan berbicara dengan Argan."Kalau kamu hanya di rumah saja, urus Feliz."Mendengarnya, Argan bersungut tak jelas dengan pandangan masih tertuju pada permainan di ponselnya."Kalau begitu cari kerja."Argan berdiri dan meninggalkan Mentari. Mentari mengejarnya ke ruang tamu."Kamu tidak lagi kuliah, tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 37: Malas dan Egois

    Ucapan Cahya yang tidak bisa menahan kemarahan di dalam hatinya, sangat menyinggung Argan.Argan memandangi Cahya dengan emosi meluap. Kedua tangannya terkepal. Andai saja Cahya itu pria, Argan pasti telah menghajarnya. Dia meninggalkan rumah."Selalu melarikan diri seperti itu. Benar kata Kakak, dia memang anak manja," ucap Mentari menatap kepergiannya. Beban di hatinya sedikit berkurang setelah melampiaskannya pada Argan."Tari, kenapa Argan tidak melanjutkan kuliahnya?" tanya ibu yang telah kembali duduk."Itu tadi, Bu, karena mereka sedang kesulitan keuangan sekarang.""Bukankah dia sebentar lagi selesai?" Ibu tidak habis pikir. Pikirannya sama seperti Mentari, relasi mereka banyak, jalan terbuka lebar bagi Argan.Dengan judes Cahya menanggapi, "Dia saja yang malas, Bu. Dia sudah terlambat beberapa semester, kan?""Oh, ya?" Ibu tidak paham tentang perkuliahan dan sistemnya."Iya, Bu, seharusnya dia sudah lulus kuliah tahun lalu," terang Mentari yang menghela napas panjang."Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 38: Fakta yang Disembunyikan

    Akhirnya magang kerja Mentari selesai. Dia mempoleh sertifikat magang dengan predikat baik. Tidak seperti yang diharapkannya, namun itu sudah cukup, setidaknya dia memiliki sertifikat yang bisa memudahkannya melamar pekerjaan nanti.Dia tidak menunggu lama untuk mencari pekerjaan. Dia telah mulai mengirimkan lamaran dengan referensi sertifikat yang didapatnya. Tinggal selangkah lagi untuk wisuda, setahun lagi.Setiap lamaran yang dikirimkannya, tidak mendapat respon baik, bahkan beberapa tidak menanggapi sama sekali. Mentari berpikir untuk melamar kembali setelah memiliki ijazah tahun depan."Bu, bagaimana kalau aku bekerja sambilan?" tanya Mentari saat makan malam."Untuk apa?""Untuk kebutuhanku dan Feliz.""Ibu masih sanggup membiayai kalian, Tari." Ibu meyakinkan Mentari, juga dirinya sendiri."Feliz semakin besar, Bu. Kebutuhannya semakin banyak."Ibu tersenyum mengambil sepotong ikan lagi. "Habiskan ikannya, besok rasanya tidak enak lagi."Ikan balado di mangkuk besar masih bany

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 39: Maaf

    Berdasarkan penuturan Gempita, keluarga Argan benar-benar bangkrut. Semua aset Papanya disita, bahkan masih meninggalkan hutang berjumlah besar. Itulah alasan sebenarnya keluarga Argan pindah dari Jakarta. Gempita pun baru mengetahuinya beberapa waktu lalu saat acara arisan keluarga besar. Beberapa saudaranya dengan senang hati menceritakan semuanya, tentu saja dengan bumbu-bumbu penyedap dan pemanis."Kenapa bisa bangkrut?" tanya Mentari dengan dahi berkerut."Setelah aku konfirmasikan kembali ceritanya pada Bapakku, kata Bapak, Om terlibat investasi saham dan properti sejak lama, namun keduanya tidak berjalan mulus. Menurut saudaraku, Om kurang paham dunia saham, tidak mengerti cara main yang tepat. Sudah pernah diperingatkan, tapi Om tidak mendengarkan."Tatapan Mentari yang belum puas dengan penjelasan Gempita membuat Gempita menceritakan lebih banyak lagi,"Berdasarkan desas-desus yang aku dengar," Gempita maju mendekati Mentari dan berbisik, "Om pakai dukun."Mata Mentari membel

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 40: Yang Lama Telah Kembali

    Fakta yang disembunyikan Argan selama ini menyebabkan kemarahan dalam hati Mentari. Namun dia tidak akan membiarkan kemarahan itu menghancurkan hidupnya. Biarlah hidup Argan saja yang hancur, Mentari akan bangkit sendiri, tanpa memerlukan bantuan keluarga Argan."Bekerja di perusahaan kenalan Papa Argan? Tidak, terima kasih. Dengan usahaku sendiri, aku bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan besar," ucap Mentari saat mengoleskan krim penangkal nyamuk di tangan dan kakinya.Akhir-akhir ini nyamuk berkeliaran tanpa henti di rumah Mentari. Sekarang di pertengahan tahun, seharusnya adalah musim kemarau, namun beberapa minggu terakhir, cuaca tidak menentu, hujan lebih mendominasi.Saat akan beranjak tidur, dia memandangi Feliz yang terlelap di sampingnya dengan kedua tangan terangkat. Mentari mencium dahinya dan berjanji dalam hati, bahwa dia akan memberikan hidup yang layak bagi buah hatinya itu.Mentari pun memejamkan mata. Peristiwa tadi siang di kantin kembali berputar di kepalanya. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23

Bab terbaru

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 120: Pulang

    Keheranan Mentari masih berlanjut. Dua hari kemudian Argan menyatakan bahwa dia akan kembali ke rumahnya, rumah orang tuanya. "Di sini juga rumahmu, Argan. Keluargamu juga di sini," kata ibu menyahuti pernyataan Argan. "Istri dan anakmu di sini." Ibu menekankan kata-kata itu. "Aku mendapatkan pekerjaan penting, terlalu jauh dan beresiko kalau harus bolak-balik ke sini." Dengusan Cahya terdengar pelan, seperti hendak disembunyikan. "Proyek jalan tol?" tanya ibu. "Iya, Bu. Ini proyek besar yang memerlukan banyak waktu dan fokusku. Jadi, aku benar-benar harus dalam kondisi terbaikku dan berada dalam lingkungan yang sepenuhnya mendukungku," sahut Argan penuh percaya diri sambil melirik Mentari sebelum memasukkan sesendok ayam bumbu ke dalam mulutnya. Mentari tersindir, namun dia tidak ingin menanggapi. Hanya tersirat keheranan di wajahnya. Apakah mertuanya sudah kembali? "Papa dan Mama sudah pulang?" kalimat itu meluncur begitu saja, padahal dia tidak ingin bicara dengan Ar

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 119: Curiga

    Wajah Mentari sepucat kertas putih. Tangkapan matanya seolah tidak dapat diproses otaknya. Matanya mencari-cari ke arah pekarangan rumah. Diapun berjalan maju dengan cepat, berharap motornya ada di pekarangan depan.Kosong.Dia berbalik memandangi kakaknya yang sedang mendekatinya dengan ekspresi bingung."Bu?""Motormu dipinjam Argan, Tari. Ada hal penting yang harus dikerjakannya."Pernyataan ibu menyambar Mentari seperti sebuah petir. Tidak yakin, dia kembali memastikan, "Apa, Bu?""Argan harus menghadiri rapat untuk membahas pelaksanaan proyek jalan tol yang diceritakannya pada kita. Rapat itu mulai jam delapan pagi. Dia hendak meminta izin padamu tadi pagi untuk memakai motormu, tapi kamu masih terlelap, jadi Ibu memberikan kunci motornya."Di telinga Mentari, penjelasan ibu terdengar tidak masuk akal. Setelah yang dilakukan Argan padanya dan motornya seminggu yang lalu, bagaimana mungkin ibu masih meminjamkan motor itu pada Argan?Mulut Mentari menganga, hendak melontarkan keber

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 118: Hilang

    "Dia memang harus ke dokter. Dokter jiwa," seloroh Cahya saat dia mencuci piring. "Kepalanya terbentur, pasti pikirannya terganggu, semakin parah dari sebelumnya."Sindiran Cahya mengundang tatapan tajam ibu. Namun tatapan itu segera teralihkan oleh bayangan Mentari yang muncul dari balik pintu."Ayo, duduk. Ibu ambilkan nasi."Dengan patuh, Mentari duduk sambil berusaha menekan perutnya yang mulai menimbulkan bunyi."Ini rumahmu, Tari. Jangan bodoh dengan membiarkan dirimu kelaparan di rumahmu sendiri."Sigap, Cahya mengeluarkan kembali lauk yang telah dimasukkannya ke lemari. Bahkan dia menuangkan segelas air dan meletakkannya di meja depan Mentari. Dari samping kiri, ibu meletakkan sepiring nasi beserta sendok.Mata Mentari menerawangi makanan di depannya. Rasa laparnya membuncah, namun otakknya tidak mengarahkan tangannya untuk meraih sendok.Kembali, Cahya dengan sigap mengambil tangan kanan Mentari lalu menggenggamkannya pada sendok di hadapannya.Seolah tersadar dari lamunan, M

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 117: Kecelakaan

    Teriakan Mentari membahana hingga ke kamar ibu dan Cahya yang segera keluar, diiringi Feliz dan Winar sambil menenteng mobil-mobilan yang sedang mereka mainkan."Tari, ada apa?" suara panik ibu menyita perhatian Mentari."Di mana Argan?""Ada apa, Tari?" Ada dugaan pada intonasi suara Cahya saat mendengar pertanyaan Mentari.Seperti seorang anak kecil yang ditarik ibunya, Cahya terseret mengikuti tarikan tangan adiknya."Ka, lihat ini," tunjuk Mentari ke arah motornya.Mata Cahya menangkap beberapa garis di badan motor Mentari. Garis-garis itu tidak beraturan seolah memberikan motif baru pada motor Mentari. Cahya berkeliling dan mendapat garis-garis yang sama di bagian motor lainnya.Tak sanggup berkata-kata, Cahya mendongakkan kepalanya memandang Mentari yang dadanya naik-turun.Ibu yang kini juga memandangi motor Mentari pun terdiam."Apa yang dilakukan Argan dengan motorku?"Tanpa menunggu balasan dari ibu dan

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 116: Motor

    Hasil dari pemeriksaan dokter pada kaki Argan adalah dia sudah sembuh total. Begitulah penuturan ibu berdasarkan ucapan dokter. Itulah inti yang ingin didengar Mentari, bukan kronologi pemeriksaan Argan yang disertai bumbu-bumbu pemanis yang berkesan sombong. Argan hanya keseleo, itulah yang tersimpan di benak Mentari sejak mendengar berita Argan kecelakaan.Tak ada lagi bangun tengah malam untuk mengantarkan Argan ke toilet dan tidak ada lagi peran asisten rumah tangga yang harus selalu siap melayani tuan besarnya.Begitulah sangka Mentari."Tari, besok aku ke rumah temanku, ada bisnis yang harus kami diskusikan. Kamu tahu 'kan Dani?"Setengah hati Mentari mendengarkan. Dia baru saja selesai mengoleskan pelembab di wajahnya dan hendak bersiap untuk makan malam.Ketika Mentari dengan acuhnya melangkah ke arah pintu, Argan menghentikannya dengan sebuah berkata, "Kamu harus mengantarkanku."Mentari melirik Argan."Kamu tahu sendiri mobilku tidak di sini, jadi kamu yang harus mengantarka

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 115: Kekesalan

    "Maaf mendadak, Pak. Iya, benar. Iya, Pak. Iya." Mentari meletakkan ponselnya di meja dapur setelah dengan patuh menerima ceramah penuh konsekuensi dari kepala toko akan ketidakhadirannya hari ini. Kepala Cahya menyembul dari balik pintu dapur. Tangannya ditarik Winar hendak menuju kamar "Kamu dimarahi?" Hanya anggukan sebagai jawaban dari Mentari. "Apa kata kepala toko?" Sebenarnya Mentari tidak ingin membahasnya, tapi dia mengerti benar kalau pertanyaan kakaknya menuntut jawaban. "Gajiku dipotong," kata-kata itu berat mengalir dari mulut Mentari. "Berapa?" Dahi Cahya mengernyit. "Ibu, ayo cepat, nanti kita terlambat." Kali ini tarikan keras dari Winar melenyapkan wajah Cahya dari balik pintu. Ada kelegaan hinggap di wajah Mentari. Namun, dalam hati dia meringis. Dua ratus ribu. Tatapan jengkel Mentari melepas kepergian Argan bersama ibu. Tak henti-hentinya dia menyalahkan Argan akan keputusan sembrono kepala toko. 'Keputusan apa itu? Bagaimana mungkin gajinya dipotong du

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 114: Konflik

    "Antarkan aku ke dokter besok." Bukan permintaan, tapi sebuah perintah yang keluar dari mulut Argan membuat darah mengalir deras ke kepala Mentari. Mentari hendak beranjak keluar kamar untuk berangkat kerja, namun langkah kakinya terhenti ketika telinganya menangkap kata-kata Argan. Setelah menghela napas, Mentari berbalik menghadap Argan yang sedang duduk di tepi ranjang berusaha mengeluarkan bungkusan rokok dari dalam kantong celananya. "Aku tidak bisa." Jawaban singkat Mentari disambut amarah oleh Argan. "Pikirmu aku bisa sendirian ke dokter?" Suara bungkus rokok menyentuh kasur terdengar cukup keras. "Aku harus kerja." Mentari menambahkan. "Pekerjaan terus yang kamu urusi, suamimu tidak kamu urusi." Argan kini berdiri menghadap Mentari. Seolah telah menunggu saat Argan mengucapkan kalimat ini, Mentari menyahut menyeringai, "Kalau aku tidak bekerja, siapa yang akan membiayai kebutuhan Feliz?" Sebelum menyambung, Mentari melirik rokok yang tergeletak di atas ranjang, "Dan itu,

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 113: Lembur

    Ponsel Mentari berdering nyaring, namun karena terburu-buru tiba di toko, ia tidak mengindahkannya. Dan setelah berada di loker, tanpa memeriksa notifikasi, dia mengganti ke mode getar dan menonaktifkan data.Saat makan siang tiba, ia disambut pesan yang tidak diharapkannya ketika kembali mengaktifkan data.Helaan nafas Mentari mengundang tanggapan Feri yang juga sedang istirahat siang.“Ada apa?” tanya Feri prihatin.Tanpa berpikir, Mentari menyahut karena jengkel, “Biasa, perusak hari.”“Perusak hari?” ulang Feri tidak mengerti. Setelah berpikir sejenak karena tidak mendapatkan respon dari Mentari, dia berkata, “Kabar buruk?”Menyadari kalau dia tidak seharusnya mengungkapkan permasalahan pribadinya di tempat kerja, dia menjawab, “Kabar angin.”“Kalau kabar angin, tidak usah diambil pusing.”Ucapan Feri mengalir seperti sungai kecil. Tak satu pun yang didengarkan Mentari, dia terpaku pada pesan di ponselnya.‘Mentari, Mama dan Papa belum bisa kembali minggu ini. Urusannya belum sele

  • Pernikahan Tak Seindah Status di Media Sosial   Bab 112: Pemeriksaan Dokter

    “Argan benar-benar tidak tahu diri, Tari!” berang Cahya saat Mentari baru saja tiba di rumah sore harinya. Cahya menghampirinya yang sedang mencuci tangannya.“Ada apa, Kak?” Tangan Mentari tergantung basah. Airnya menetes di atas lantai. Kemarahan di raut Cahya membuat Mentari kuatir.Sepanjang hari ini pikirannya tidak bisa difokuskan pada pekerjaannya. Dia berkali-kali menelepon ibu untuk mengetahui posisinya dan keadaannya yang sedang mengantarkan Argan untuk melakukan pemeriksaan. Ternyata, ibu melupakan ponselnya di rumah. Ponsel itu tergeletak di atas meja kamarnya. Cahya-lah yang mengangkat teleponnya.“Kamu tahu siapa yang membayar biaya taksi online?” Tanpa menunggu jawaban Mentari, Cahya meneruskan, “Ibu!”Kaget, Mentari tidak mampu berkata-kata.“Biaya pulang pergi mereka ibu yang membayari, begitu juga dengan makanan dan minuman yang mereka konsumsi selama berada di rumah sakit,&rdq

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status