Share

part 2 berontak

Author: Asnafa
last update Last Updated: 2024-04-16 09:26:32

Setelah mendengar balasan singkat itu Ana terdiam. Ruang makan seketika terasa bisu, hanya suara bentrokan sendok dan piring saja yang mengisi kekosongan ruangan yang diselimuti awan mendung.

...

Setelah menghabiskan makan malam, Ana bergegas menerobos masuk ruang kamar Aldi.

Bak!

"Kakak, kita harus bicara!" Wajah Ana tampak serius, sementara Aldi masih setia mencoret tablet dengan stylus pen kesayangannya di meja kerja.

Saat Melihat Ana memakai pakaian tidur datang menemuinya, Aldi seketika tersenyum miring. "Kau sedang menyerahkan dirimu sekarang?" Aldi melihat setiap inci pakaian sepupunya yang bercorak boneka.

Ana melihat sekilas pakaiannya, dia tahu betul tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan baju yang dia kenakan. "Memangnya aku ini apa menyerahkan diri pada Kakak, aku sedang menuntut pernikahan yang dibicarakan Tante tadi ya, kenapa Kakak mengajakku menikah itu kan tidak masuk akal!" keluh Ana dengan ekspresi kesal.

Ana lalu duduk di ranjang tanpa permisi seperti biasa, sementara Aldi melanjutkan kembali aktivitas menggambarnya. Melihat itu, Ana benar-benar emosi, stylus pen yang dipegang sepupunya langsung di rebut paksa sampai Aldi berbalik memperhatikannya.

"Bisakah kakak dengarkan aku, aku sedang bicara!" Kedua alis Ana mengkerut kesal sementara Stylus pen telah berada di tangan Ana dijunjung tinggi agar tidak mudah diraih.

Aldi menoleh tenang, dia lihat Ana di sampingnya tengah berdiri dengan ekspresi kesal. "Apapun yang kau lakukan tak akan ada yang berubah Ana, kita tetap akan menikah," jawab Aldi dengan seringai puas.

"Kenapa tidak bisa? Kakak tinggal bilang kakak akan menikahi wanita lain, apa susahnya?"

Aldi menghela nafas, gadis kecil didepannya ini entah mengapa hari ini begitu merepotkan. "Haish...kau ini masih kecil, jadi patuh saja, kenapa harus bersikap begini sih."

"Ya gara-gara Kakak juga, bagaimana kehidupan kuliahku jika teman-temanku tahu aku sudah menikah dengan sepupu sendiri, kakak pernah tidak memikirkan ku sekali saja? aku tidak mau menikah."

"Tck, lagi pula pernikahan ini rahasia, siapa yang akan mengetahuinya jika bukan kau yang menyebarkannya sendiri."

Ana semakin meremas stylus pen dalam genggamannya, amarah yang telah ditahan dalam-dalam kini hampir melampaui batas hingga muncul jejak air mata dipelupuk matanya.

"KAKAK!" Tanpa disangka Ana tiba-tiba berteriak sambil menahan air mata yang hampir berjatuhan.

Melihat itu, Aldi segera berdiri dengan panik lalu menutup mulut gadis itu dengan spontan.

"Eh, kau jangan berisik, bagaimana kalau mama datang kesini." Aldi terus celingukan memastikan Nias tidak ada disekitar mereka.

"Haish...kau ini benar-benar merepotkan." Aldi terus menggerutu sambil menyeka air mata sang sepupu. Hingga tanpa disadari seseorang wanita paruh baya tengah diam mematung di awang pintu yang sedikit terbuka.

"Kalian sedang apa?"

Begitu mendengar suara tersebut Aldi langsung menoleh. "Mama?"

"Aldi, kau sedang apa? Ana kau menangis?" Belum selesai dengan Aldi, Nias langsung mengalihkan perhatian pada Ana dan segera menariknya untuk menjauh dari putranya. Sementara itu Ana terus menangis dalam pelukan Nias tanpa henti.

"Bukan seperti itu Ma, aku tidak melakukan apa-apa padanya."

"Ana sampai menangis, bagaimana bisa mama percaya padamu?"

"Ana kau tidak apa-apa kan?" Nias mengusap Ana memastikan tak ada yang terluka.

Aldi masih terdiam, dia tak bisa memikirkan apapun untuk memberikan pembelaan.

"Aldi, Mama tak menyangkan kau melakukan ini."

"Aku tidak melakukan apa-apa ma! Ayolah Ana bicara pada mamaku aku tidak melakukan apapun."

Ana semakin memeluk Nias berencana menghindari perintah Aldi.

"Besok mama akan menghubungi Rangga, kalian harus segera dinikahkan."

Begitu mendengar ucapan tersebut keduanya tersentak. "Besok?" Bola mata Ana dan Aldi membulat membuat Nias silih berganti memandang kedua calon pengantin tersebut.

Awal rencana meminta belas kasih Nias, Ana pada akhirnya menyeka air mata dengan tenang lalu berbicara dengan santai. "Akh... Tante sebenarnya Kakak tidak melakukan apa-apa padaku." Masih dalam keadaan mengusap pipi yang basah, Ana berbicara.

"Sudah Ana, tidak apa-apa masalah biaya kamu tidak perlu menghawatirkan apapun." Nias menenangkan.

"Tidak Tante, ini terlalu mendadak dan juga..."

Sebelum tuntas berbicara, Nias menyela "stt...sudah, besok kalian menikah ya, kamu harus beristirahat malam ini, jangan sampai matamu terlihat sembab saat akad nanti," ucapnya sembari membelai rambut Ana dengan lembut.

"Pergilah ke kamarmu, disini tidak aman," pinta Nias diiringi senyuman lembut.

Tanpa mampu membantah, Ana kembali menuju kamar dengan lesu "baik Tante."

....

Keesokan hari...

Ana dan Aldi telah siap memakai setelan kebaya putih, menghadap penghulu untuk mengucap akad. Sementara itu Rangga dan Nias tengah menghela nafas berat melihat ekspresi kedua pengantin didekatnya.

"Ingat ini gara-gara kau bukan aku," bisik Aldi.

"Tak ada yang lebih bersalah selain kakak dalam masalah ini."

"Tch, kalau kau tidak menangis aku bisa saja membatalkannya."

"Kalau sejak awal kakak tidak membuat karangan cerita untuk menikah, ini tidak akan terjadi."

"Memang dasarnya kakak tidak laku, jadi maksa menikah begini."

"Heh apa katamu? wanita banyak menganti di belakangku tahu."

"Buktinya mana, tidak ada satupun tuh."

"Baiklah lihat saja nanti."

"Silahkan saya akan menunggunya dengan senang hati."

Disamping itu Nias menghela nafas berat melihat interaksi mereka sejak tadi.

"Disaat seperti inipun bisa-bisanya mereka sempat bertengkar, aku tak bisa membayangkan bagaimana kehidupan pernikahan mereka nanti."

...

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 3 ajakan pindah

    Rangga menepuk bahu Nias dengan pandangan khawatir. "Ini tidak apa-apa Tante? Mereka seperti tidak saling..." Rangga menggantungkan kalimat. "Tidak apa-apa, mereka memang selalu seperti itu, mungkin bahasa cinta mereka memang seperti itu," jawab Nias tidak ambil pusing. Segera akad pun dimulai, Rangga sebagai kakak mengulurkan tangan untuk melakukan ijab qobul. Tangan Aldi dijabat, lantunan kalimat akad lalu terucap. Momen sakral tersebut begitu terasa hidmat, dan begitu kata sah terlantun. "SAH!" Disaat itu pula air mata Rangga menetes. Dia tertunduk lalu menyela cairan yang tiba-tiba saja jatuh membasahi pipi. "Ana..." Begitu melihat sang kakak untuk pertama kali menangis, membuat Ana mendekat secara spontan. "Kakak, Kakak tidak apa-apa?" Mata Ana tampak polos bertanya. "Kakak baik-baik saja," jawab Rangga mengusap kasar air mata sementara Ana masih menatapnya dengan khawatir. Usapan pelan lantas mendarat di bahu sang adik. "Berbahagialah, tunjukan pada Kakak, ag

    Last Updated : 2024-09-26
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 4 pindah

    "Kau berpikir Aldi cocok menikahi pekerjaannya Ana?" tanya Nias menaikan sebelah alisnya. "Tidak Tante, Ana hanya bercanda, hehe." Mendengar balasan tersebut, wanita dengan rambut diikat itu pada akhirnya dapat mengelus dada dengan tenang. "Untung saja hanya bercanda," batin Nias hampir tak siap menerima orang kedua dengan pemikiran yang sama seperti putranya. "Kalau begitu, besok berangkatnya ya, dan hari ini Tante boleh menginap di sini dulu kan?" "Boleh banget Tante, sebentar aku siapkan dulu kamarnya." Rangga langsung terbirit-birit membereskan kamar untuk sang Tante, sementara Ana sedang tersenyum, bergelut dengan isi pikirannya sendiri. "Ana kau sedang memikirkan apa?" tanya Nias khawatir melihat ekspresi Ana menahan tawa sendirian. "Enggak Tante, Tante mau kedalam dulu? Aku mau mengemasi barang-barangku dulu untuk besok." "Oh yasudah, kau kemasi barang-barang mu saja, Tante ada urusan dulu sebentar disekitar sini." "Baiklah Tante, Ana kedalam dulu ya." Nia

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 5 omel

    Di kamar mandi Aldi menatap pantulan wajahnya pada cermin, kotoran di matanya sudah hilang dan hanya meninggalkan tetes demi tetes air yang jatuh dari ujung dagunya. "Akh sial, aku diremehkan," batin Aldi sambil memegang kening, merasa buruk. "Tapi... Gadis itu bernama Ana kan, aku seperti pernah mendengarnya, dimana ya...?" Kening pria 31 tahunan itu berkerut, telinganya seolah pernah mendengar nama familiar itu. "Kalau dia keponakan ibuku berarti dia sepupu ku. Tapi, kapan aku pernah bertemu dengannya?" Pada dasarnya sejak 31 tahun lalu sampai saat ini keluarga Aldi telah mendapat perlakuan yang berbeda. Itulah yang menyebabkan Aldi sama sekali tak pernah dipertemukan dengan keluarga dari pihak sang ibu. Semakin dipikir lagi, ingatannya malah membawa Aldi pada detik-detik kelam, terutama saat dia menyatakan cinta pada seorang gadis desa yang dia suka. Plak! "Pikiranku ayolah, padahal aku sudah berusaha melupakan kejadian itu." Aldi mendaratkan tamparan di keningnya. "Ah su

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 6 kesepakatan

    Keesokan hari di ruang makan, seisi keluarga tengah menikmati sarapan sambil berbincang riang. Tentu setelah peristiwa kemarin, Ana menjadi santapan lezat sebagai topik pembicaraan. "Hahaaa...anak kecil itu kamu? Aku tak habis pikir bocah itu akan tinggal disini sekarang hahaha," Ejek Aldi dengan terbahak-bahak. "Sudah Aldi, kau membuat Ana malu." Ana yang sudah bermuka merah, hanya bisa diam tertunduk sambil menyantap makanannya. "Dia seberani itu menyatakan cinta padaku, mana mungkin dia bisa malu hahaha." Aldi memegang perutnya sambil sesekali memukul meja, tak kuat menahan tawa. "Kakak bisa tidak jangan terus mengungkit itu, itu kan masa lalu." Di lihat sekilas saja sudah terlihat pipi gadis berkacamata itu telah merah sempurna, dan begitu Aldi melihat kedua pipi merah itu seketika tawanya pecah kembali. "Hahaha itu wajah atau tomat bisa merah begitu." Mendengar ejekan sang putra yang mungkin menyakiti hati Ana, lantas Nias segera menyela. "Aldi bisakah kau tid

    Last Updated : 2024-11-03
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 7 ranjangku!

    Dengan wajah terkejut, Ana mematung sejenak, matanya membulat, dan tiba-tiba ... "Domeng ngejar tikus lagi ma, kami mengejarnya sampai ke garasi ini." Aldi tiba-tiba datang dengan membawa kucing bercorak belang-belang di tangan kanannya. "Aa Domeng mami sini." Nias melebarkan tangannya dan langsung menyambut kucing tersebut dalam pelukan. "Ga boleh makan tikus ya, nanti mulutnya bau, anak mami pulang ya, ayo." Seolah lupa dengan niat mencari sang putra, Nias malah fokus memperhatikan kucing kesayangan. "Jangan keluar sembarangan ya, mending sama mami nonton TV yu," ajak Nias pada sang kucing sambil mengusapnya perlahan lalu berjalan menuju ruang tengah. Setelah Nias pergi, Aldi masih setia berdiri dibelakang gadis itu. Plak! Satu pukulan mendarat dikepala gadis berkacamata itu. "Apasih kak!" Ketus Ana sambil melirik dengan tatapan tajam. "Bodoh, kau seharusnya lihat-lihat dulu sebelum keluar." "Tck, kalau ketahuan pun memangnya bakal kenapa si?" Balas Ana sambil mengusap bek

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

    Last Updated : 2024-12-17
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

    Last Updated : 2024-12-24

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 16 tawaran pekerjaan

    Keesokan hari, setelah mengantar Ana pergi menuju kampus. Di ruang kamar pribadi, Aldi tengah mencoret coret tablet, membuat ukiran gambar kartun unik nan lucu disana. "Huh, akhirnya selesai." Begitu hasil desain yang dirancang menggunakan ilusi gambar hidup, Aldi lalu menyalakan laptopnya kembali untuk mengirimkan hasil pada sang klien. Sambil menunggu balasan, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan baru saja masuk. Dibukanya pesan tersebut dan terlihat salah satu temannya mengirim pesan berisi tawaran pekerjaan. 'Aldi, aku punya tawaran pekerjaan nih, lagi sibuk ga?' tulis Alif, teman satu pekerjaannya. 'Ga, pekerjaan apa?' balas Aldi sembari sesekali memainkan kursor pada laptopnya. 'Ada kenalan ku, dia butuh bantuan untuk membuat video penjelasan tentang anatomi tubuh manusia untuk pembelajaran. Kau kan pernah belajar yang seperti itu, jadi kau pasti lebih faham, aku sedang sibuk mengerjakan projek lain.' 'Baiklah, tapi tenggat waktu selesainya kapan?' 'Sep

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 15 setan?

    Dalam dekapan yang menakutkan, Ana terus melantunkan ayat kursi dalam hati, tangannya bahkan telah berubah begitu dingin saking ketakutannya dia saat ini. Sementara itu Aldi masih menelaah. Apa itu perasaan jernih? Dia sama sekali tidak merasakan perasaan itu sama sekali. "Perasaan jernih apa, wanita itu pasti berbohong," batin Aldi. Sebelum sadar sepenuhnya akan tindakan gegabah tersebut, Aldi perlahan meraih tangan sang sepupu, dan di saat itu pula dia baru sadar akan sesuatu. Brugh... Ana didorong secara spontan dan langsung tersungkur ke lantai. "Ugh," rintih gadis itu. Aldi yang hendak meraih sang sepupu yang mungkin kesakitan akibat ulahnya tiba-tiba terhenti dan langsung memegang kening akibat denyutan yang tiba-tiba datang. "Ugh... Kepalaku ini kenapa lagi?" Terlihat di depan sana Ana terjatuh ke lantai. Dan di sana Aldi samar-samar dapat melihat, dibalik kacamata khasnya, genangan air mata menggenang hampir terjatuh dari ujung pelupuk. "Akh Ana maaf, kau tidak apa-a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 14 salah faham

    Nias tampak terkejut namun tak sampai mengomel seperti biasanya. Begitupun Aldi hampir saja menyusul, sebelum sang ibu tiba-tiba menghentikannya. "Ana, barangnya nanti saja diambilnya ya, Tante mau bicara dengan Aldi dulu sebentar," ucap Nias menahan sang putra. "Oke Tante, aku ke kamar dulu." Ana berlari bagai kilat untuk menutupi sandiwara yang mungkin saja dapat terlihat. Begitu gadis itu sendiri, dia melihat bekas jejak langkahnya lagi, tak ada siapapun disana, jauh sekali dengan perkiraannya. "Kakak maaf, tapi aku sudah berusaha menepati janjinya," batin Ana tak mampu mengambil tindakan lebih jauh lagi untuk menarik Aldi. Saat pintu kamar terbuka terlihat sebuah kotak tersimpan di ranjang. Dengan segera gadis itu melempar tas lalu mengambil gunting untuk membuka kotak tersebut. SK SK SK Tak membutuhkan waktu lama, dilihatnya setumpuk buku yang membahas serba serbi Desain, ada di hadapannya. "Satu, dua, .... Ada lima buku." Ana membolak balikan buku tersebut.

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 13 perjodohan

    Deg Degup dada semakin kencang terasa saat sebuah microphone ditodongkan padanya. "Anda bisa tolong berdiri," pinta sang dosen. Begitu sial hari ini, akibat obrolan sederhana yang bahkan tidak diketahui maknanya, malah membuat dia berada di situasi menegangkan seperti sekarang. "Ma-af pak sebelumnya jika saya kurang memperhatikan." "Tidak apa-apa namun lain kali usahakan untuk diperhatikan ya. Sekarang anda boleh jawab terlebih dahulu pertanyaan saya." "Baik pak," jawab Ana sembari melirik Ben di sampingnya. "Menurut pandangan saya, leadership merupakan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidupnya, Kemampuan leadership ini bisa meliputi banyak hal salah satunya adalah adaptasi yang tentunya kini sedang kami jalani sebagai mahasiswa baru dalam dunia baru di perkuliahan ini. Mungkin sekian jawaban saya terimakasih." Ana dengan segera langsung duduk. "Jangan dulu duduk, saya ingin bertanya kembali," sela sang dosen. Begitu sang dosen menyuruhnya berdiri ke

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 12 pak dosen

    Tak terasa pagi menjemput kembali, Ana telah berada di mobil, siap berangkat bersama sang sepupu setelah perdebatan panjang pagi tadi."Aku sudah bilang tidak usah repot-repot loh," ucap Ana telah duduk manis di jok depan."Segala hal tentang mu memang selalu merepotkan," jawab Aldi, pasalnya permintaan mengantar Ana adalah perintah dari sang baginda ratu.Ana terlihat mengerucutkan bibir "yasudah." Gadis itu membuang muka sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.Aldi yang menyaksikan marahnya seorang Ana, hanya bisa merasakan betapa masih kekanak-kanakannya gadis itu. Apakah gadis dewasa bisa membuat gumpalan lemak di pipinya seperti itu?Aldi yang tak mau terlarut dalam kegemasan sementara lantas segera memutar kunci lalu tancap gas menuju universitas ternama di ibukota....Masih dalam suasana orientasi, para mahasiswa baru turut berdatangan dengan setelan yang sama. Aldi membuka kaca jendela untuk memastikan ketidak hadiran bocah bernama Ben disekitar mereka."Kakak mengu

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 11 poin pertanyaan

    Aldi tak menyia-nyiakan kesempatan, banyak permintaan yang telah mengantri di ujung lidahnya. "Emmm... Hal sederhana saja, aku ingin kau menjawab setiap pertanyaan ku hingga aku puas, dan kau jangan pernah terpikirkan untuk bohong sedikitpun." Mendengar hal itu, jelas membuat Ana menganga tak percaya. "Kakak bukankah itu berlebihan." Ana tak habis pikir dengan permintaan itu, bisa dikatakan permintaan barusan adalah induk dari beribu poin pertanyaan selanjutnya. "Baiklah jika kau tidak mau, aku akan pergi sekarang." Aldi berniat pergi. "Eh jangan dong kak, aish... Iya deh aku setuju, asal jangan pertanyaan aneh aja, awas ya." Walau bagaimanapun, pada akhirnya dengan terpaksa Ana menyetujui permintaan memberatkan itu. "Oke, tidak akan aneh kok, sekarang aku ingin dengar dulu penjelasan tentang aku sebagai tetangga Tante mu itu." "Umm... Tapi kakak jangan marah ya?" "Iya, jawab dengan jujur saja." Aldi fokus menatap sepasang mata yang terlihat bimbang di depannya. "Sebenarnya a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status