Share

part 6 kesepakatan

Author: Asnafa
last update Last Updated: 2024-11-03 20:26:02

Keesokan hari di ruang makan, seisi keluarga tengah menikmati sarapan sambil berbincang riang. Tentu setelah peristiwa kemarin, Ana menjadi santapan lezat sebagai topik pembicaraan.

"Hahaaa...anak kecil itu kamu? Aku tak habis pikir bocah itu akan tinggal disini sekarang hahaha," Ejek Aldi dengan terbahak-bahak.

"Sudah Aldi, kau membuat Ana malu."

Ana yang sudah bermuka merah, hanya bisa diam tertunduk sambil menyantap makanannya.

"Dia seberani itu menyatakan cinta padaku, mana mungkin dia bisa malu hahaha." Aldi memegang perutnya sambil sesekali memukul meja, tak kuat menahan tawa.

"Kakak bisa tidak jangan terus mengungkit itu, itu kan masa lalu."

Di lihat sekilas saja sudah terlihat pipi gadis berkacamata itu telah merah sempurna, dan begitu Aldi melihat kedua pipi merah itu seketika tawanya pecah kembali.

"Hahaha itu wajah atau tomat bisa merah begitu."

Mendengar ejekan sang putra yang mungkin menyakiti hati Ana, lantas Nias segera menyela.

"Aldi bisakah kau tidak mengejek Ana? dari kemarin mama tidak henti mendengar ejekanmu terus, mama pusing mendengarnya."

"Mama serius sekali, aku kan hanya..."

BAK!

"Kakak..." Seketika semua orang terdiam. Semua indra penglihatan yang ada langsung terfokus pada gadis yang baru saja membuat suara menggelegar pada meja. Tangan kecil itu terlihat mengepal seolah kesal dengan ejekan yang tiada henti pagi ini.

"Kakak juga kan pernah menyatakan cinta pada guruku, tapi aku tidak pernah mengejek Kakak karena itu."

Seketika raut Aldi berubah 180 derajat, "A-apa maksudmu, mana ada aku menyatakan cinta pada gurumu," elak Aldi lalu meminum air dari gelas yang terisi penuh dalam sekali teguk.

"Ana siapa nama gurumu?" Nias menghentikan makan, penasaran dengan sosok wanita yang pernah disukai putranya.

"Namanya itu..."

Seketika sebelum berhasil menyebutkan nama, Aldi membungkam mulut Ana secepat mungkin.

"Kalau kau berkata lagi, aku seret kau keluar," ancam Aldi sambil berbisik.

Melihat itu Nias menghentikan sarapannya. "Aldi lepaskan, kau menyakitinya," perintah Nias.

Disisi lain, ketika Ana mendengar ancaman itu tak lantas membuatnya sedikitpun takut. Dia langsung sigap mendorong tubuh sepupunya dan menjerit sekuat tenaga.

"HMMMPP!"

Tangannya yang kecil terus di kepak-kepak, namun sayang beribu sayang, sekuat apapun berusaha, tenaga Aldi jauh lebih besar, membuat gadis berkacamata itu hanya bisa terombang ambing terseret menuju luar.

"Aldi jangan lakukan itu, kau mau membawanya kemana Aldi!" bentak Nias histeris sambil berlari mengejar sang putra.

...

Di garasi...

Berdua, Ana dan Aldi berada dalam satu ruangan sepi yang sama. Raut kesal nampak jelas di wajah cantik Ana, membuat gadis itu sesekali melemparkan tatapan tak suka.

"Kau jangan bilang apa-apa tentang itu ya, kalau tidak..."

"Memangnya apa peduliku, Kakak saja mengejekku seharian kemarin dan juga hari ini, masa aku tidak bisa mengejek Kakak balik."

"Iya deh, aku salah," tegas Aldi tertunduk mengaku salah.

"Sekarang aku tak akan mengejek mu lagi, jadi jangan katakan apapun pada Mama mengerti?"

Semakin dilarang, api semangatnya untuk mengatakan peristiwa memalukan itu malah semakin berkobar-kobar.

"TANTE!" teriak Ana dari dalam garasi.

Secepat mungkin Aldi kembali membungkam mulut gadis itu.

"Kau ini bisa diam tidak? kalau Mama datang ke sini bagaimana, kau tahu kan mama ku selalu ingin aku menikah, bisa-bisa kau yang jadi pengantinnya kalau ketahuan kita disini bersama." Aldi celingukan memastikan tidak ada siapapun disekitar mereka.

Sementara itu Ana langsung terdiam dengan bola mata membulat sempurna. Gadis itu menampar tangan Aldi dengan kasar untuk segera berhenti menutup mulutnya.

"Gak akan, kalau kau teriak aku yang repot," balas Aldi.

Ana menggeleng meyakinkan bahwa dia tidak akan berteriak.

"Kau janji?" tanya Aldi dan dibalas dengan anggukan.

Tangannya yang besar perlahan di angkat hingga gadis itu dapat berbicara kembali dengan lebih nyaman.

"Kakak merusak wajahku," kesal Ana sambil meraba kedua pipinya yang chubby.

"Makannya patuh, disuruh diam malah ngeyel."

Mata cantik gadis itu tak bisa menutupi rasa kesalnya. Jauh di lubuk hati terdalam Ana masih mempertanyakan, mengapa dia dulu bisa jatuh cinta pada seseorang sepertinya?

Melihat pria dihadapannya bersikap angkuh, semakin mendorong Ana untuk memberi pukulan telak di hadapan wajah menyebalkan itu, namun dia tahu hasil dari pukulan itu justru akan berbalik buruk padanya. Jadi apa yang bisa dia lakukan saat ini?

"Kak, bagaimana kalau kita membuat kesepakatan."

"Kau memangnya siapa berani membuat kesepakatan denganku?"

"Kalau tidak mau ya sudah, aku akan bilang pada Tante." Ana hendak berlari namun kerah bajunya seketika ditarik dari belakang.

"Eitsss... tunggu dulu, kau ingin membuat kesepakatan apa?"

"Sip, masuk perangkap" batin Ana senang.

"Ummm... bagiamana sebagai ganti aku menutup mulut, Kakak memberiku upah per hari, rincian biayanya adalah untuk menyenangkan hatiku soalnya kalau aku tidak bahagia mulutku susah diatur, jadi Kakak setuju dengan ideku kan?"

"Yang benar saja, mana ada biaya seperti itu."

"Tuh kan, hatiku jadi tidak senang sekarang, aduh TANTE..."

Sebelum benar-benar berteriak, Aldi lagi-lagi harus membungkam mulut gadis itu.

"Iya-iya, dasar bocah licik." Aldi mengeluarkan lembaran uang berwarna merah muda beberapa lembar lalu meletakkannya pada kedua tangan gadis berkacamata didepannya.

"Untuk sebulan, kau tidak boleh mengatakan apapun pada Mama oke."

warna merah muda dengan senyum gembira ternyata dapat membawa aura bahagia. Ana mengantongi uang tersebut dalam sakunya lalu membuat isyarat menutup mulut dengan kedua jarinya.

"Aman, biaya tutup mulut diterima."

Setelah melakukan kesepakatan singkat itu, Ana terbirit-birit keluar dan tanpa sengaja matanya dikejutkan dengan sosok wanita yang berdiri seolah menanti dirinya.

"Ana, kau darimana?"

Related chapters

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 7 ranjangku!

    Dengan wajah terkejut, Ana mematung sejenak, matanya membulat, dan tiba-tiba ... "Domeng ngejar tikus lagi ma, kami mengejarnya sampai ke garasi ini." Aldi tiba-tiba datang dengan membawa kucing bercorak belang-belang di tangan kanannya. "Aa Domeng mami sini." Nias melebarkan tangannya dan langsung menyambut kucing tersebut dalam pelukan. "Ga boleh makan tikus ya, nanti mulutnya bau, anak mami pulang ya, ayo." Seolah lupa dengan niat mencari sang putra, Nias malah fokus memperhatikan kucing kesayangan. "Jangan keluar sembarangan ya, mending sama mami nonton TV yu," ajak Nias pada sang kucing sambil mengusapnya perlahan lalu berjalan menuju ruang tengah. Setelah Nias pergi, Aldi masih setia berdiri dibelakang gadis itu. Plak! Satu pukulan mendarat dikepala gadis berkacamata itu. "Apasih kak!" Ketus Ana sambil melirik dengan tatapan tajam. "Bodoh, kau seharusnya lihat-lihat dulu sebelum keluar." "Tck, kalau ketahuan pun memangnya bakal kenapa si?" Balas Ana sambil mengusap bek

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

    Last Updated : 2024-12-10
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

    Last Updated : 2024-12-17
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

    Last Updated : 2024-12-24
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 11 poin pertanyaan

    Aldi tak menyia-nyiakan kesempatan, banyak permintaan yang telah mengantri di ujung lidahnya. "Emmm... Hal sederhana saja, aku ingin kau menjawab setiap pertanyaan ku hingga aku puas, dan kau jangan pernah terpikirkan untuk bohong sedikitpun." Mendengar hal itu, jelas membuat Ana menganga tak percaya. "Kakak bukankah itu berlebihan." Ana tak habis pikir dengan permintaan itu, bisa dikatakan permintaan barusan adalah induk dari beribu poin pertanyaan selanjutnya. "Baiklah jika kau tidak mau, aku akan pergi sekarang." Aldi berniat pergi. "Eh jangan dong kak, aish... Iya deh aku setuju, asal jangan pertanyaan aneh aja, awas ya." Walau bagaimanapun, pada akhirnya dengan terpaksa Ana menyetujui permintaan memberatkan itu. "Oke, tidak akan aneh kok, sekarang aku ingin dengar dulu penjelasan tentang aku sebagai tetangga Tante mu itu." "Umm... Tapi kakak jangan marah ya?" "Iya, jawab dengan jujur saja." Aldi fokus menatap sepasang mata yang terlihat bimbang di depannya. "Sebenarnya a

    Last Updated : 2024-12-31
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 12 pak dosen

    Tak terasa pagi menjemput kembali, Ana telah berada di mobil, siap berangkat bersama sang sepupu setelah perdebatan panjang pagi tadi."Aku sudah bilang tidak usah repot-repot loh," ucap Ana telah duduk manis di jok depan."Segala hal tentang mu memang selalu merepotkan," jawab Aldi, pasalnya permintaan mengantar Ana adalah perintah dari sang baginda ratu.Ana terlihat mengerucutkan bibir "yasudah." Gadis itu membuang muka sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.Aldi yang menyaksikan marahnya seorang Ana, hanya bisa merasakan betapa masih kekanak-kanakannya gadis itu. Apakah gadis dewasa bisa membuat gumpalan lemak di pipinya seperti itu?Aldi yang tak mau terlarut dalam kegemasan sementara lantas segera memutar kunci lalu tancap gas menuju universitas ternama di ibukota....Masih dalam suasana orientasi, para mahasiswa baru turut berdatangan dengan setelan yang sama. Aldi membuka kaca jendela untuk memastikan ketidak hadiran bocah bernama Ben disekitar mereka."Kakak mengu

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 13 perjodohan

    Deg Degup dada semakin kencang terasa saat sebuah microphone ditodongkan padanya. "Anda bisa tolong berdiri," pinta sang dosen. Begitu sial hari ini, akibat obrolan sederhana yang bahkan tidak diketahui maknanya, malah membuat dia berada di situasi menegangkan seperti sekarang. "Ma-af pak sebelumnya jika saya kurang memperhatikan." "Tidak apa-apa namun lain kali usahakan untuk diperhatikan ya. Sekarang anda boleh jawab terlebih dahulu pertanyaan saya." "Baik pak," jawab Ana sembari melirik Ben di sampingnya. "Menurut pandangan saya, leadership merupakan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidupnya, Kemampuan leadership ini bisa meliputi banyak hal salah satunya adalah adaptasi yang tentunya kini sedang kami jalani sebagai mahasiswa baru dalam dunia baru di perkuliahan ini. Mungkin sekian jawaban saya terimakasih." Ana dengan segera langsung duduk. "Jangan dulu duduk, saya ingin bertanya kembali," sela sang dosen. Begitu sang dosen menyuruhnya berdiri ke

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 14 salah faham

    Nias tampak terkejut namun tak sampai mengomel seperti biasanya. Begitupun Aldi hampir saja menyusul, sebelum sang ibu tiba-tiba menghentikannya. "Ana, barangnya nanti saja diambilnya ya, Tante mau bicara dengan Aldi dulu sebentar," ucap Nias menahan sang putra. "Oke Tante, aku ke kamar dulu." Ana berlari bagai kilat untuk menutupi sandiwara yang mungkin saja dapat terlihat. Begitu gadis itu sendiri, dia melihat bekas jejak langkahnya lagi, tak ada siapapun disana, jauh sekali dengan perkiraannya. "Kakak maaf, tapi aku sudah berusaha menepati janjinya," batin Ana tak mampu mengambil tindakan lebih jauh lagi untuk menarik Aldi. Saat pintu kamar terbuka terlihat sebuah kotak tersimpan di ranjang. Dengan segera gadis itu melempar tas lalu mengambil gunting untuk membuka kotak tersebut. SK SK SK Tak membutuhkan waktu lama, dilihatnya setumpuk buku yang membahas serba serbi Desain, ada di hadapannya. "Satu, dua, .... Ada lima buku." Ana membolak balikan buku tersebut.

    Last Updated : 2025-01-21

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 15 setan?

    Dalam dekapan yang menakutkan, Ana terus melantunkan ayat kursi dalam hati, tangannya bahkan telah berubah begitu dingin saking ketakutannya dia saat ini. Sementara itu Aldi masih menelaah. Apa itu perasaan jernih? Dia sama sekali tidak merasakan perasaan itu sama sekali. "Perasaan jernih apa, wanita itu pasti berbohong," batin Aldi. Sebelum sadar sepenuhnya akan tindakan gegabah tersebut, Aldi perlahan meraih tangan sang sepupu, dan di saat itu pula dia baru sadar akan sesuatu. Brugh... Ana didorong secara spontan dan langsung tersungkur ke lantai. "Ugh," rintih gadis itu. Aldi yang hendak meraih sang sepupu yang mungkin kesakitan akibat ulahnya tiba-tiba terhenti dan langsung memegang kening akibat denyutan yang tiba-tiba datang. "Ugh... Kepalaku ini kenapa lagi?" Terlihat di depan sana Ana terjatuh ke lantai. Dan di sana Aldi samar-samar dapat melihat, dibalik kacamata khasnya, genangan air mata menggenang hampir terjatuh dari ujung pelupuk. "Akh Ana maaf, kau tidak apa-a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 14 salah faham

    Nias tampak terkejut namun tak sampai mengomel seperti biasanya. Begitupun Aldi hampir saja menyusul, sebelum sang ibu tiba-tiba menghentikannya. "Ana, barangnya nanti saja diambilnya ya, Tante mau bicara dengan Aldi dulu sebentar," ucap Nias menahan sang putra. "Oke Tante, aku ke kamar dulu." Ana berlari bagai kilat untuk menutupi sandiwara yang mungkin saja dapat terlihat. Begitu gadis itu sendiri, dia melihat bekas jejak langkahnya lagi, tak ada siapapun disana, jauh sekali dengan perkiraannya. "Kakak maaf, tapi aku sudah berusaha menepati janjinya," batin Ana tak mampu mengambil tindakan lebih jauh lagi untuk menarik Aldi. Saat pintu kamar terbuka terlihat sebuah kotak tersimpan di ranjang. Dengan segera gadis itu melempar tas lalu mengambil gunting untuk membuka kotak tersebut. SK SK SK Tak membutuhkan waktu lama, dilihatnya setumpuk buku yang membahas serba serbi Desain, ada di hadapannya. "Satu, dua, .... Ada lima buku." Ana membolak balikan buku tersebut.

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 13 perjodohan

    Deg Degup dada semakin kencang terasa saat sebuah microphone ditodongkan padanya. "Anda bisa tolong berdiri," pinta sang dosen. Begitu sial hari ini, akibat obrolan sederhana yang bahkan tidak diketahui maknanya, malah membuat dia berada di situasi menegangkan seperti sekarang. "Ma-af pak sebelumnya jika saya kurang memperhatikan." "Tidak apa-apa namun lain kali usahakan untuk diperhatikan ya. Sekarang anda boleh jawab terlebih dahulu pertanyaan saya." "Baik pak," jawab Ana sembari melirik Ben di sampingnya. "Menurut pandangan saya, leadership merupakan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidupnya, Kemampuan leadership ini bisa meliputi banyak hal salah satunya adalah adaptasi yang tentunya kini sedang kami jalani sebagai mahasiswa baru dalam dunia baru di perkuliahan ini. Mungkin sekian jawaban saya terimakasih." Ana dengan segera langsung duduk. "Jangan dulu duduk, saya ingin bertanya kembali," sela sang dosen. Begitu sang dosen menyuruhnya berdiri ke

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 12 pak dosen

    Tak terasa pagi menjemput kembali, Ana telah berada di mobil, siap berangkat bersama sang sepupu setelah perdebatan panjang pagi tadi."Aku sudah bilang tidak usah repot-repot loh," ucap Ana telah duduk manis di jok depan."Segala hal tentang mu memang selalu merepotkan," jawab Aldi, pasalnya permintaan mengantar Ana adalah perintah dari sang baginda ratu.Ana terlihat mengerucutkan bibir "yasudah." Gadis itu membuang muka sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.Aldi yang menyaksikan marahnya seorang Ana, hanya bisa merasakan betapa masih kekanak-kanakannya gadis itu. Apakah gadis dewasa bisa membuat gumpalan lemak di pipinya seperti itu?Aldi yang tak mau terlarut dalam kegemasan sementara lantas segera memutar kunci lalu tancap gas menuju universitas ternama di ibukota....Masih dalam suasana orientasi, para mahasiswa baru turut berdatangan dengan setelan yang sama. Aldi membuka kaca jendela untuk memastikan ketidak hadiran bocah bernama Ben disekitar mereka."Kakak mengu

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 11 poin pertanyaan

    Aldi tak menyia-nyiakan kesempatan, banyak permintaan yang telah mengantri di ujung lidahnya. "Emmm... Hal sederhana saja, aku ingin kau menjawab setiap pertanyaan ku hingga aku puas, dan kau jangan pernah terpikirkan untuk bohong sedikitpun." Mendengar hal itu, jelas membuat Ana menganga tak percaya. "Kakak bukankah itu berlebihan." Ana tak habis pikir dengan permintaan itu, bisa dikatakan permintaan barusan adalah induk dari beribu poin pertanyaan selanjutnya. "Baiklah jika kau tidak mau, aku akan pergi sekarang." Aldi berniat pergi. "Eh jangan dong kak, aish... Iya deh aku setuju, asal jangan pertanyaan aneh aja, awas ya." Walau bagaimanapun, pada akhirnya dengan terpaksa Ana menyetujui permintaan memberatkan itu. "Oke, tidak akan aneh kok, sekarang aku ingin dengar dulu penjelasan tentang aku sebagai tetangga Tante mu itu." "Umm... Tapi kakak jangan marah ya?" "Iya, jawab dengan jujur saja." Aldi fokus menatap sepasang mata yang terlihat bimbang di depannya. "Sebenarnya a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 7 ranjangku!

    Dengan wajah terkejut, Ana mematung sejenak, matanya membulat, dan tiba-tiba ... "Domeng ngejar tikus lagi ma, kami mengejarnya sampai ke garasi ini." Aldi tiba-tiba datang dengan membawa kucing bercorak belang-belang di tangan kanannya. "Aa Domeng mami sini." Nias melebarkan tangannya dan langsung menyambut kucing tersebut dalam pelukan. "Ga boleh makan tikus ya, nanti mulutnya bau, anak mami pulang ya, ayo." Seolah lupa dengan niat mencari sang putra, Nias malah fokus memperhatikan kucing kesayangan. "Jangan keluar sembarangan ya, mending sama mami nonton TV yu," ajak Nias pada sang kucing sambil mengusapnya perlahan lalu berjalan menuju ruang tengah. Setelah Nias pergi, Aldi masih setia berdiri dibelakang gadis itu. Plak! Satu pukulan mendarat dikepala gadis berkacamata itu. "Apasih kak!" Ketus Ana sambil melirik dengan tatapan tajam. "Bodoh, kau seharusnya lihat-lihat dulu sebelum keluar." "Tck, kalau ketahuan pun memangnya bakal kenapa si?" Balas Ana sambil mengusap bek

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status