Share

part 5 omel

Penulis: Asnafa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-22 17:45:47

Di kamar mandi Aldi menatap pantulan wajahnya pada cermin, kotoran di matanya sudah hilang dan hanya meninggalkan tetes demi tetes air yang jatuh dari ujung dagunya.

"Akh sial, aku diremehkan," batin Aldi sambil memegang kening, merasa buruk.

"Tapi... Gadis itu bernama Ana kan, aku seperti pernah mendengarnya, dimana ya...?"

Kening pria 31 tahunan itu berkerut, telinganya seolah pernah mendengar nama familiar itu. "Kalau dia keponakan ibuku berarti dia sepupu ku. Tapi, kapan aku pernah bertemu dengannya?"

Pada dasarnya sejak 31 tahun lalu sampai saat ini keluarga Aldi telah mendapat perlakuan yang berbeda. Itulah yang menyebabkan Aldi sama sekali tak pernah dipertemukan dengan keluarga dari pihak sang ibu.

Semakin dipikir lagi, ingatannya malah membawa Aldi pada detik-detik kelam, terutama saat dia menyatakan cinta pada seorang gadis desa yang dia suka.

Plak!

"Pikiranku ayolah, padahal aku sudah berusaha melupakan kejadian itu." Aldi mendaratkan tamparan di keningnya.

"Ah sudahlah, nanti pasti ingat sendiri." Tangannya yang besar lantas mengambil handuk lalu dikaitkan di atas tengkuk.

"Yang penting, dia tidak boleh jadi penguasa dirumah ini."

...

Sementara ditempat lain, Ana sedang menata pakaian didalam lemari. Kamar yang cukup luas membuatnya sempat melamun sejenak.

"Kasurnya saja bahkan muat untuk tiga orang," batin Ana lalu merebahkan diri usai lelah membereskan perlengkapan dalam lemari.

Langit-langit ditatap, bayangan tentang masa depan tiba-tiba sekilas melintas, membuat gadis itu lagi-lagi harus berpikir.

"Setelah ini, aku harus memperlakukannya bagaimana ya?" Ana berfikir sambil membuat gambar abstrak di atas angin.

"Kalau ku anggap seperti kakakku, sepertinya akan menjadi masalah deh," Ana termenung bingung, mengingat sikapnya yang spontan tanpa pernah berpikir terlebih dahulu, terutama pada sang kakak yang selalu menjadi objek sikap diluar nalarnya.

Dalam situasi tersebut tiba-tiba...

BAK!

"Ana, kita harus bicara!" Suara Aldi meledak di awang pintu usai didobrak dengan sangat keras.

"Sial, jantungku hampir saja copot," batin Ana sambil mengelus dada dengan cepat.

Kedua bola matanya yang jernih lantas tertuju pada pria di awang pintu. Melihat perawakan itu, Ana membatin. "Dia masih sama seperti dulu, hanya saja versi lebih tua saja."

Begitu mengingat itu, Ana langsung mengutuk diri, melepas ingatan kelam yang tiba-tiba hinggap dipikirannya. Kisah kelam tentang pernyataan cinta, dengan seutas tangkai mawar di depan pagar pada sepupu tampannya.

"Dulu pernah ada kejadian itu ya, memalukan saja," pekik Ana sambil memutar bola mata.

Aldi yang masih menunggu, lalu melangkahkan kakinya mendekati penghuni baru di rumah ini. Kedua tangannya sengaja dimasukan dalam saku untuk memperlihatkan aura penguasa utama yang mengintimidasi.

"Kenapa kau harus tinggal disini?" Aldi melayangkan pertanyaan dengan ekspresi tak menyenangkan.

"Aku mau kuliah, karena jarak yang dekat, jadi numpang tinggal disini," jawab Ana.

"Kenapa kau tidak ngekost saja, banyak kost-kostan disekitar sini."

"Mahal, jadi mending pilih yang gratis."

Mendengar itu, Aldi tampak curiga, dia menyipitkan mata lalu membungkukkan badan dan mendekatkan wajahnya pada sepupu yang masih duduk di atas ranjang. "Tidak ada maksud lain kan? Seperti kau di suruh...."

"Enggak ada! Kakak jangan berpikir aneh-aneh deh," potong Ana cepat sambil mendorong Aldi menjauh.

"Aku belum beres-beres, lebih baik Kakak pergi saja sekarang." Secepat mungkin Ana meraih koper kosong lalu menggerakkan tangan seolah terlihat sibuk. Menyembunyikan ingatan tentang pernyataan cinta sepihak dulu.

"Tck, membereskan koper kosong saja, sesibuk itu," ucap Aldi meremehkan.

Bibir yang jauh berbeda dengan gerak pikiran, lantas mengucapkan kata-kata spontan dengan dibalut sulutan.

"Ini juga pekerjaan, Kakak yang tidak suka beres-beres mana tahu kerapihan."

"Kau mengataiku?"

Aldi segera mendekati sepupunya yang masih menyibukkan diri dengan angin.

"Ingat, disini tak ada yang bisa mengataiku, merendahkan ku, meremehkanku sembarangan, jadi kau yang masih bocah ini, setidaknya harus tau diri paham?"

"Kakak yang duluan, kenapa aku yang disalahkan."

"Ya memang kau yang salah, kedatanganmu kesini juga salah tahu."

Mendengar jawaban itu, Ana menghela nafas dengan sangat berat, bola matanya memutar seolah tak ingin memperpanjang percekcokan.

Pelan tapi pasti, Ana mulai menghadap pria jangkung itu, menempelkan kedua telapak tangannya di depan dada lalu membungkuk hormat seperti memohon ampunan pada sang Baginda raja.

"Mohon ampuni saya yang mulia, namun saat ini saya sedang tidak menerima tamu, jadi silahkan pergi, pintunya ada di belakang anda, jika anda masih kesulitan menemukannya, dengan senang hati saya akan mengantar anda," ucap Ana dengan nada penuh hormat.

Aldi menyipitkan matanya "kau sedang meledekku lagi?"

Sungguh lelah harus bercekcok ditengah hari yang melelahkan, gadis itu menarik nafas lalu mengeluarkannya secara perlahan "huh terserah Kakak saja deh, aku capek."

"Ana..."

Belum sempat menyelesaikan kalimat, Nias datang dengan selimut yang dilipat rapi di tangannya.

"Eh Aldi, kenapa kau disini?" Nias mendekat dengan pandangan curiga.

"Itu, aku sedang bertanya saja ma."

"Enggak Tante, Kak Aldi bohong, Kakak menyuruhku untuk tidak tinggal dirumah ini, lalu menyuruhku angkat kaki," adu Ana.

Mendengar itu, Nias menatap tajam putra satu-satunya.

"Aldi! Jangan menakutinya! sudah mama bilang berapa kali pun kenapa kau selalu saja tidak mendengar perkataan mama."

"Mana ada aku tidak mendengar perkataan mama, hanya saja..." Aldi mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Hanya apa?"

"Aku seperti familiar mendengar nama dia, tapi aku tidak bisa mengingatnya."

"Kau lupa? Kau kan pernah bertemu dengan Ana saat mama mengantarmu untuk kuliah di Jogja waktu itu, kau kan pernah menceritakan ada anak kecil yang mengatakan suka padamu, itu kan..."

mendengar itu mata Ana seketika membulat "TANTE!" potong Ana cepat dengan wajah cemas.

"Ana." lanjut Nias sembari melihat ke arah Ana.

"Biar Ana ambil selimutnya, pasti Tante berat membawanya terus seperti itu." Secepat mungkin Ana mengambil selimut dari tangan Nias untuk mengalihkan pembicaraan. Sementara Aldi terdiam mengingat kejadian kala itu.

Terlihat, Aldi sesekali mengusap bawah hidungnya sembari menatap Ana dengan lekat. "Bocah berkuncir dua waktu itu... adalah kau?"

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 6 kesepakatan

    Keesokan hari di ruang makan, seisi keluarga tengah menikmati sarapan sambil berbincang riang. Tentu setelah peristiwa kemarin, Ana menjadi santapan lezat sebagai topik pembicaraan. "Hahaaa...anak kecil itu kamu? Aku tak habis pikir bocah itu akan tinggal disini sekarang hahaha," Ejek Aldi dengan terbahak-bahak. "Sudah Aldi, kau membuat Ana malu." Ana yang sudah bermuka merah, hanya bisa diam tertunduk sambil menyantap makanannya. "Dia seberani itu menyatakan cinta padaku, mana mungkin dia bisa malu hahaha." Aldi memegang perutnya sambil sesekali memukul meja, tak kuat menahan tawa. "Kakak bisa tidak jangan terus mengungkit itu, itu kan masa lalu." Di lihat sekilas saja sudah terlihat pipi gadis berkacamata itu telah merah sempurna, dan begitu Aldi melihat kedua pipi merah itu seketika tawanya pecah kembali. "Hahaha itu wajah atau tomat bisa merah begitu." Mendengar ejekan sang putra yang mungkin menyakiti hati Ana, lantas Nias segera menyela. "Aldi bisakah kau tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 7 ranjangku!

    Dengan wajah terkejut, Ana mematung sejenak, matanya membulat, dan tiba-tiba ... "Domeng ngejar tikus lagi ma, kami mengejarnya sampai ke garasi ini." Aldi tiba-tiba datang dengan membawa kucing bercorak belang-belang di tangan kanannya. "Aa Domeng mami sini." Nias melebarkan tangannya dan langsung menyambut kucing tersebut dalam pelukan. "Ga boleh makan tikus ya, nanti mulutnya bau, anak mami pulang ya, ayo." Seolah lupa dengan niat mencari sang putra, Nias malah fokus memperhatikan kucing kesayangan. "Jangan keluar sembarangan ya, mending sama mami nonton TV yu," ajak Nias pada sang kucing sambil mengusapnya perlahan lalu berjalan menuju ruang tengah. Setelah Nias pergi, Aldi masih setia berdiri dibelakang gadis itu. Plak! Satu pukulan mendarat dikepala gadis berkacamata itu. "Apasih kak!" Ketus Ana sambil melirik dengan tatapan tajam. "Bodoh, kau seharusnya lihat-lihat dulu sebelum keluar." "Tck, kalau ketahuan pun memangnya bakal kenapa si?" Balas Ana sambil mengusap bek

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 11 poin pertanyaan

    Aldi tak menyia-nyiakan kesempatan, banyak permintaan yang telah mengantri di ujung lidahnya. "Emmm... Hal sederhana saja, aku ingin kau menjawab setiap pertanyaan ku hingga aku puas, dan kau jangan pernah terpikirkan untuk bohong sedikitpun." Mendengar hal itu, jelas membuat Ana menganga tak percaya. "Kakak bukankah itu berlebihan." Ana tak habis pikir dengan permintaan itu, bisa dikatakan permintaan barusan adalah induk dari beribu poin pertanyaan selanjutnya. "Baiklah jika kau tidak mau, aku akan pergi sekarang." Aldi berniat pergi. "Eh jangan dong kak, aish... Iya deh aku setuju, asal jangan pertanyaan aneh aja, awas ya." Walau bagaimanapun, pada akhirnya dengan terpaksa Ana menyetujui permintaan memberatkan itu. "Oke, tidak akan aneh kok, sekarang aku ingin dengar dulu penjelasan tentang aku sebagai tetangga Tante mu itu." "Umm... Tapi kakak jangan marah ya?" "Iya, jawab dengan jujur saja." Aldi fokus menatap sepasang mata yang terlihat bimbang di depannya. "Sebenarnya a

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 12 pak dosen

    Tak terasa pagi menjemput kembali, Ana telah berada di mobil, siap berangkat bersama sang sepupu setelah perdebatan panjang pagi tadi."Aku sudah bilang tidak usah repot-repot loh," ucap Ana telah duduk manis di jok depan."Segala hal tentang mu memang selalu merepotkan," jawab Aldi, pasalnya permintaan mengantar Ana adalah perintah dari sang baginda ratu.Ana terlihat mengerucutkan bibir "yasudah." Gadis itu membuang muka sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.Aldi yang menyaksikan marahnya seorang Ana, hanya bisa merasakan betapa masih kekanak-kanakannya gadis itu. Apakah gadis dewasa bisa membuat gumpalan lemak di pipinya seperti itu?Aldi yang tak mau terlarut dalam kegemasan sementara lantas segera memutar kunci lalu tancap gas menuju universitas ternama di ibukota....Masih dalam suasana orientasi, para mahasiswa baru turut berdatangan dengan setelan yang sama. Aldi membuka kaca jendela untuk memastikan ketidak hadiran bocah bernama Ben disekitar mereka."Kakak mengu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 13 perjodohan

    Deg Degup dada semakin kencang terasa saat sebuah microphone ditodongkan padanya. "Anda bisa tolong berdiri," pinta sang dosen. Begitu sial hari ini, akibat obrolan sederhana yang bahkan tidak diketahui maknanya, malah membuat dia berada di situasi menegangkan seperti sekarang. "Ma-af pak sebelumnya jika saya kurang memperhatikan." "Tidak apa-apa namun lain kali usahakan untuk diperhatikan ya. Sekarang anda boleh jawab terlebih dahulu pertanyaan saya." "Baik pak," jawab Ana sembari melirik Ben di sampingnya. "Menurut pandangan saya, leadership merupakan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidupnya, Kemampuan leadership ini bisa meliputi banyak hal salah satunya adalah adaptasi yang tentunya kini sedang kami jalani sebagai mahasiswa baru dalam dunia baru di perkuliahan ini. Mungkin sekian jawaban saya terimakasih." Ana dengan segera langsung duduk. "Jangan dulu duduk, saya ingin bertanya kembali," sela sang dosen. Begitu sang dosen menyuruhnya berdiri ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 16 tawaran pekerjaan

    Keesokan hari, setelah mengantar Ana pergi menuju kampus. Di ruang kamar pribadi, Aldi tengah mencoret coret tablet, membuat ukiran gambar kartun unik nan lucu disana. "Huh, akhirnya selesai." Begitu hasil desain yang dirancang menggunakan ilusi gambar hidup, Aldi lalu menyalakan laptopnya kembali untuk mengirimkan hasil pada sang klien. Sambil menunggu balasan, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan sebuah pesan baru saja masuk. Dibukanya pesan tersebut dan terlihat salah satu temannya mengirim pesan berisi tawaran pekerjaan. 'Aldi, aku punya tawaran pekerjaan nih, lagi sibuk ga?' tulis Alif, teman satu pekerjaannya. 'Ga, pekerjaan apa?' balas Aldi sembari sesekali memainkan kursor pada laptopnya. 'Ada kenalan ku, dia butuh bantuan untuk membuat video penjelasan tentang anatomi tubuh manusia untuk pembelajaran. Kau kan pernah belajar yang seperti itu, jadi kau pasti lebih faham, aku sedang sibuk mengerjakan projek lain.' 'Baiklah, tapi tenggat waktu selesainya kapan?' 'Sep

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 15 setan?

    Dalam dekapan yang menakutkan, Ana terus melantunkan ayat kursi dalam hati, tangannya bahkan telah berubah begitu dingin saking ketakutannya dia saat ini. Sementara itu Aldi masih menelaah. Apa itu perasaan jernih? Dia sama sekali tidak merasakan perasaan itu sama sekali. "Perasaan jernih apa, wanita itu pasti berbohong," batin Aldi. Sebelum sadar sepenuhnya akan tindakan gegabah tersebut, Aldi perlahan meraih tangan sang sepupu, dan di saat itu pula dia baru sadar akan sesuatu. Brugh... Ana didorong secara spontan dan langsung tersungkur ke lantai. "Ugh," rintih gadis itu. Aldi yang hendak meraih sang sepupu yang mungkin kesakitan akibat ulahnya tiba-tiba terhenti dan langsung memegang kening akibat denyutan yang tiba-tiba datang. "Ugh... Kepalaku ini kenapa lagi?" Terlihat di depan sana Ana terjatuh ke lantai. Dan di sana Aldi samar-samar dapat melihat, dibalik kacamata khasnya, genangan air mata menggenang hampir terjatuh dari ujung pelupuk. "Akh Ana maaf, kau tidak apa-a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 14 salah faham

    Nias tampak terkejut namun tak sampai mengomel seperti biasanya. Begitupun Aldi hampir saja menyusul, sebelum sang ibu tiba-tiba menghentikannya. "Ana, barangnya nanti saja diambilnya ya, Tante mau bicara dengan Aldi dulu sebentar," ucap Nias menahan sang putra. "Oke Tante, aku ke kamar dulu." Ana berlari bagai kilat untuk menutupi sandiwara yang mungkin saja dapat terlihat. Begitu gadis itu sendiri, dia melihat bekas jejak langkahnya lagi, tak ada siapapun disana, jauh sekali dengan perkiraannya. "Kakak maaf, tapi aku sudah berusaha menepati janjinya," batin Ana tak mampu mengambil tindakan lebih jauh lagi untuk menarik Aldi. Saat pintu kamar terbuka terlihat sebuah kotak tersimpan di ranjang. Dengan segera gadis itu melempar tas lalu mengambil gunting untuk membuka kotak tersebut. SK SK SK Tak membutuhkan waktu lama, dilihatnya setumpuk buku yang membahas serba serbi Desain, ada di hadapannya. "Satu, dua, .... Ada lima buku." Ana membolak balikan buku tersebut.

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 13 perjodohan

    Deg Degup dada semakin kencang terasa saat sebuah microphone ditodongkan padanya. "Anda bisa tolong berdiri," pinta sang dosen. Begitu sial hari ini, akibat obrolan sederhana yang bahkan tidak diketahui maknanya, malah membuat dia berada di situasi menegangkan seperti sekarang. "Ma-af pak sebelumnya jika saya kurang memperhatikan." "Tidak apa-apa namun lain kali usahakan untuk diperhatikan ya. Sekarang anda boleh jawab terlebih dahulu pertanyaan saya." "Baik pak," jawab Ana sembari melirik Ben di sampingnya. "Menurut pandangan saya, leadership merupakan jiwa kepemimpinan yang dimiliki seseorang dalam menjalani hidupnya, Kemampuan leadership ini bisa meliputi banyak hal salah satunya adalah adaptasi yang tentunya kini sedang kami jalani sebagai mahasiswa baru dalam dunia baru di perkuliahan ini. Mungkin sekian jawaban saya terimakasih." Ana dengan segera langsung duduk. "Jangan dulu duduk, saya ingin bertanya kembali," sela sang dosen. Begitu sang dosen menyuruhnya berdiri ke

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 12 pak dosen

    Tak terasa pagi menjemput kembali, Ana telah berada di mobil, siap berangkat bersama sang sepupu setelah perdebatan panjang pagi tadi."Aku sudah bilang tidak usah repot-repot loh," ucap Ana telah duduk manis di jok depan."Segala hal tentang mu memang selalu merepotkan," jawab Aldi, pasalnya permintaan mengantar Ana adalah perintah dari sang baginda ratu.Ana terlihat mengerucutkan bibir "yasudah." Gadis itu membuang muka sembari melipatkan kedua tangannya di depan dada.Aldi yang menyaksikan marahnya seorang Ana, hanya bisa merasakan betapa masih kekanak-kanakannya gadis itu. Apakah gadis dewasa bisa membuat gumpalan lemak di pipinya seperti itu?Aldi yang tak mau terlarut dalam kegemasan sementara lantas segera memutar kunci lalu tancap gas menuju universitas ternama di ibukota....Masih dalam suasana orientasi, para mahasiswa baru turut berdatangan dengan setelan yang sama. Aldi membuka kaca jendela untuk memastikan ketidak hadiran bocah bernama Ben disekitar mereka."Kakak mengu

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 11 poin pertanyaan

    Aldi tak menyia-nyiakan kesempatan, banyak permintaan yang telah mengantri di ujung lidahnya. "Emmm... Hal sederhana saja, aku ingin kau menjawab setiap pertanyaan ku hingga aku puas, dan kau jangan pernah terpikirkan untuk bohong sedikitpun." Mendengar hal itu, jelas membuat Ana menganga tak percaya. "Kakak bukankah itu berlebihan." Ana tak habis pikir dengan permintaan itu, bisa dikatakan permintaan barusan adalah induk dari beribu poin pertanyaan selanjutnya. "Baiklah jika kau tidak mau, aku akan pergi sekarang." Aldi berniat pergi. "Eh jangan dong kak, aish... Iya deh aku setuju, asal jangan pertanyaan aneh aja, awas ya." Walau bagaimanapun, pada akhirnya dengan terpaksa Ana menyetujui permintaan memberatkan itu. "Oke, tidak akan aneh kok, sekarang aku ingin dengar dulu penjelasan tentang aku sebagai tetangga Tante mu itu." "Umm... Tapi kakak jangan marah ya?" "Iya, jawab dengan jujur saja." Aldi fokus menatap sepasang mata yang terlihat bimbang di depannya. "Sebenarnya a

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 10 bohong

    "Eh, kakak?" Ana menaikan kedua alisnya. Teman laki-laki disampingnya juga ikut kebingungan dengan kedatangan Aldi yang tiba-tiba. "Kenapa kau tidak angkat teleponnya? bikin khawatir saja." Tanpa sadar, Aldi mengangkat tangan kiri Ana sembari menggenggamnya dengan erat. "Maaf anda siapa?" tanya Ben sembari mencoba melepaskan genggaman tangan Aldi yang terlihat kuat, sudah tahu Ana pasti tengah kesakitan karenanya. "Aku adalah..." "DIA TETANGGA SEBELAH RUMAH TANTEKU!" potong Ana cepat. "Apa?" Aldi mengerutkan kening tak terima. "Haha, kejadiannya cukup panjang dan kami jadi semakin akrab setiap harinya, jadi begitu haha," jawab Ana dengan tawa paksa sembari menepuk lengan Aldi beberapa kali. "Owh maaf aku kira anda sepupu menyebalkan yang Ana ceritakan." "Apa kau bilang?" Aldi semakin dibuat kesal, dia melirik kedua mahasiswa tersebut silih berganti dengan tatapan penuh tanya. "Haha, ini berarti nomor kakak ya, nanti aku simpan ya, dadah aku harus segera pergi." "Ayo Ben."

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 9 teman lama

    Berada di kamar, Ana langsung memasukan beberapa perlengkapan untuk persiapan masa orientasi di kampusnya. Tak lupa setelah berkemas, ponsel langsung diraihnya untuk segera melakukan panggilan. "Ayolah jawab," harap Ana sembari memegang ponsel dengan sungguh-sungguh. Tak perlu waktu lama, layar ponselnya menunjukan detik jam yang mulai berjalan menandakan panggilan telah tersambung. "Ben, kamu berangkat bawa motor sendiri ga?" tanya Ana pada teman satu universitas yang sama. Ben adalah seorang pria yang pernah menjadi teman satu SMA dengan Ana dan hanya bertahan dalam satu semester. Entah karena apa Alfin Beniqno yang kerap kali disapa Ben tersebut harus kembali menempuh pendidikan di tanah kelahirannya-Jakarta sehingga memisahkan mereka untuk beberapa tahun terkahir. "Bawa, mau ikut?" "Iya, mau ikut. Kau mau berangkat jam berapa?" "Sekitar jam lima, kau mau dijemput dimana? Kalo harus ke bandung, maaf gak bisa jemput." "Ga ke bandung kok, nanti aku share lokasinya, masih di l

  • Pernikahan Rahasia Dengan Sepupu Tampan   part 8 maaf ya kak

    Keesokan hari... "Kakak!" Sapa Ana sambil meloncat, memeluk Aldi yang tengah memasak untuk sarapan di bagi buta seperti ini. "Pergi sana," jawab Aldi ketus. "Kakak masih marah ya?" Tanya Ana sambil memiringkan kepala, sementara tubuhnya telah duduk tepat di samping kompor berada. "Gak." "Tuh kan kakak marah, aku minta maaf ya." "Pergilah, kau menghalangi pemandangan ku," ketus Aldi masih sibuk mengaduk nasi goreng dihadapannya. Ana langsung menyipitkan mata, terlihat senyum licik tiba-tiba muncul lalu perlahan Ana turun dari meja dan... Set "Maapin ya." Ana tiba-tiba menggelitik tubuh sang sepupu dari belakang membuat Aldi seketika melonjak terkejut. "Berhenti, aku bilang berhenti!" "Tidak akan, sebelum kakak bilang iya." Aldi segera mematikan kompor lalu dengan cepat mengambil kedua tangan gadis itu yang berkeliaran di perutnya. Set Tak perlu waktu lama, kedua tangan Ana berhasil tertangkap, namun sialnya Ana malah menunjukan tampang tak bersalah persis seperti tampang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status