"Aku tidur di sofa, kamu tidur di ranjang!" seru Camilla.Tanpa mengucapkan apa pun, Liam mengambil bantal dan berjalan ke sofa."Sofa ini sangat kecil, sedangkan kamu tinggi, kamu akan merasa nggak nyaman. Badanku kecil, jadi cocok untuk tidur di sofa," kata Camilla sambil meletakkan bantal itu kembali di atas ranjang.Dengan tatapan gelap, Liam berkata, "Kondisi tulang lehermu nggak bagus dan akan makin parah kalau kamu tidur di sofa."Camilla menggulung dua handuk menjadi bantal dan berkata, "Dengan ketinggian ini, aku nggak akan merasa nggak nyaman lagi. Sudahlah, sudah malam, cepat tidur."Camilla mengambil selimut dan berbaring di atas sofa.Liam melirik sekilas ke arah Camilla, lalu berbaring di atas ranjang, tetapi dia tidak bisa terlelap.Begitu pula dengan Camilla.Camilla pun membuka matanya. Dari posisinya, dia bisa melihat Liam yang berbaring di atas ranjang dengan jelas.Bagian samping wajahnya digariskan oleh cahaya redup dengan sangat jelas, layaknya lukisan yang diluki
Kemudian, Hilda menanyakan banyak sekali pertanyaan tentang keseharian pasangan ini. Saat dia menyadari ekspresi Camilla yang cuek dan tidak menunjukkan kelembutan seperti orang yang baru menikah, dia menebak bahwa Camilla mungkin merasakan penolakan terhadap hubungan dengan pria setelah kejadian saat itu.Jika Camilla mengabaikan Liam karena hal ini, bukankah hubungan mereka akan terpengaruh?"Apa itu hubungan? Kalau kamu bersikap baik padaku, aku juga bersikap baik padamu. Kalau kita saling memberi dan menerima, hubungan kita baru bisa mendalam.""Pada dasarnya, manusia itu egois. Ada berapa orang yang bisa memperlakukan anak orang lain dengan begitu tulus? Awalnya, aku juga nggak memperlakukanmu dan Andy dengan baik. Kalau dibandingkan dengan Liam, aku bahkan merasa malu.""Meskipun Liam lebih miskin, sikapnya terhadap Shella sudah cukup untuk membuktikan bahwa dia baik hati dan memiliki sifat terbuka. Sekarang, sudah jarang ada orang seperti ini."Camilla mendengar omelan Hilda den
Mungkin saja Liam sudah berpikir terlalu jauh.Pemikiran mendalam seperti apa yang bisa dimiliki oleh seorang anak?Shella hanya merasakan kasih sayang seorang ayah darinya, makanya Shella mendapatkan ide untuk memintanya menjadi ayah Shella.Shella seharusnya lebih memerlukan kasih sayang dari ayah kandungnya."Shella, apakah Shella ingin bertemu dengan ayah Shella?" tanya Liam dengan suara rendah.Shella mengernyit dan berkata, "Bukankah Ayah sudah meninggal? Bagaimana Shella bisa bertemu dengan Ayah?""Bagaimana kalau dia belum meninggal?" Liam yakin bahwa ayah kandungnya Shella belum meninggal.Dari sikapnya Camilla setiap mereka mengungkit tentang orang tersebut, ayahnya Shella kemungkinan besar adalah Shawn.Jika kebencian Camilla terhadap Shawn memutuskan hubungan darah Shella dengan ayah kandungnya, hal ini terlalu kejam bagi Shella.Shella berhak untuk menikmati kasih sayang seorang ayah.Namun, sebelum Liam membuat keputusan, dia tetap harus memeriksa karakter Shawn.Anggap s
Leony tahu bahwa Liam sangat pandai menjaga rahasia, jadi dia tidak akan mendapatkan jawaban apa pun dari pihak Liam.Dia pun menargetkan Freddie.Namun, Freddie juga tidak mudah untuk dibodohi. Setiap kali Leony menghubunginya, Leony hanya bisa mengobrol dengannya.Setelah mengobrol selama dua hari, Leony berpura-pura meminta Freddie untuk membawakan oleh-oleh untuknya saat Freddie pulang dari perjalanan bisnisnya.Leony sudah menghitung hal ini dengan saksama. Liam bisa pergi bolak-balik setiap hari dan masih bisa menyelesaikan pekerjaannya di perusahaan. Oleh karena itu, tempat yang dia kunjungi tidak jauh dari ibu kota. Leony pun menyebut semua produk khas kota-kota di sekitar ibu kota dengan santai.Freddie tidak ingin diganggu terus oleh Leony lagi, jadi dia bertanya, "Bagaimana dengan Kue Yunara?""Boleh, aku paling suka makan Kue Yunara! Bawakan satu kotak besar untukku, ya!" kata Leony sambil tersenyum.Kue Yunara jelas-jelas adalah produk khas Kota Yunara!Setelah memastikan
Jika Shawn melakukan hal sebesar membalas dendam pada Berry, dia pasti akan datang untuk memamerkan hal ini pada Camilla."Sudahlah, siapa pun boleh! Dia pantas meninggal, siapa suruh dia sejahat itu! Dia bahkan bisa menindas seorang anak berusia empat tahun!" seru Luna.Luna yang mengikuti Camilla naik ke lantai tujuh merasa kelelahan hingga napasnya terengah-engah. "Camilla, aku akan memberimu uang, sewa lantai bawah, ya.""Pemandangan di luar jendela lantai tujuh bagus," kata Camilla."Bagus apanya?! Tinggi sekali, bahkan kakiku pun gemetaran!" seru Luna."Artinya kamu harus olahraga," kata Camilla sambil menyeka keringat di ujung hidungnya. Kemudian, dia pergi ke dapur untuk mempersiapkan makan malam.Liam sedang menemani Shella menggambar. Dia terdiam sejenak, lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan untuk Freddie, menyuruh Freddie untuk membeli rumah."Apa syaratnya, Bos?" tanya Freddie.Liam berpikir sejenak. Camilla suka melukis, jadi harus ada satu ruang baca.
Sedangkan Camilla duduk di sofa dengan ekspresi serbasalah.Apakah dia benar-benar harus tidur sekamar dengan Liam?Saat Liam selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya yang masih basah, dia bertanya pada Camilla yang tampak serbasalah, "Kamu mau ketahuan, ya?"Camilla tentu saja tidak ingin ketahuan. Dia hanya berkata, "Aku ... aku belum mengantuk."Liam hanya meliriknya sekilas tanpa mengucapkan apa pun. Kemudian, dia pergi ke dapur dan menuang segelas air, lalu meminumnya secara perlahan.Camilla diam-diam menatap Liam. Pria ini baru mandi, jadi rambutnya tidak serapi biasanya dan menutupi keningnya, membuatnya terlihat jauh lebih lembut dan ramah.Melihat Liam mengenakan pakaian rumah berwarna abu-abu yang Camilla belikan untuknya, wajah Camilla terasa agak panas. "Pas di badanmu, ya," kata Camilla.Liam hanya menunduk untuk melihat pakaiannya, lalu mengiakan ucapan Camilla sambil meletakkan gelasnya. Kemudian, dia berjalan ke arah kamar.Camilla berpikir, 'Bagaimana kalau mal
Kepala Camilla miring, menunjukkan garis lehernya yang indah, membuat Liam kembali merasa sengsara.Dia menarik selimut dan menyelimuti seluruh tubuh Camilla dengan selimut itu, lalu menarik sisi lain selimut itu dan berbaring.Malam ini, Camilla tidur sangat lelap.Saat cahaya matahari pagi menyinari ruangan, bulu matanya yang panjang bergetar, lalu dia membuka matanya secara perlahan.Ketika dia melihat wajah pria tampan yang dekat dengannya, dia seketika tersentak dan langsung tersadar.Sejak kapan dia berpelukan dengan Liam?Dia bahkan menggunakan lengan Liam sebagai bantalnya!Camilla langsung mendorong Liam dan bertanya, "Kenapa kamu memelukku?"Liam yang bangun karena suara Camilla pun mengernyit dengan kesal dan berkata, "Kamulah yang tidurnya aneh, bersikeras mau memelukku dan nggak bisa dilepas!"Selama semalaman, Liam merasa sangat tersiksa!Sudut bibirnya Camilla berkedut. Saat dia hendak turun dari ranjang, tubuhnya dibalikkan oleh Liam dan ditahan di atas ranjang."Semala
Camilla hampir tertawa dengan absurd. "Apa maksudmu? Jelas-jelas akulah yang seharusnya bilang kalau aku nggak akan menganggap serius kejadian itu!""Saat kita menikah, aku sudah bilang, jangan punya ide yang nggak-nggak. Aku nggak akan menyukai wanita mana pun!" kata Liam. Dengan sebelah tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya, dia menatap Camilla dengan tatapan dominan.Camilla merasa tersinggung, dia pun berkata, "Tuan Liam, kamu narsis sekali, ya! Kamu kira semua wanita di dunia ini punya niat tersembunyi terhadapmu?"'Aneh sekali!''Aku yang dicium secara paksa, tapi malah aku yang disalahkan!' pikir Camilla."Memangnya bukan, ya?" Liam mendengus dengan sinis.Dia sudah berpikir keras sepanjang pagi.Dengan pengendalian dirinya, dia tidak mungkin terus-menerus kehilangan kendali seperti ini, pasti Camilla melakukan sesuatu padanya!Adapun bagaimana Camilla melakukannya, seharusnya selama ini, setelah mengetahui bahwa dia tidak menyukai wanita yang genit dan licik, Camilla men