Di kediaman tua Keluarga Lingga, Qaila membawa Matteo yang terluka pulang. Dia membumbui ceritanya dengan ekspresi yang sangat sedih.Awalnya, Qaila mengira Paulus dan Fidela akan marah besar, lalu memukul Yasmine. Alhasil, Paulus hanya duduk di sofa dengan tenang dan memandang Qaila dengan acuh tak acuh. Paulus sama sekali tidak berbicara.Bahkan, Fidela yang biasanya gampang emosi hanya memperhatikan luka Matteo dan tidak mengungkit hukuman Yasmine sedikit pun. Qaila sangat terkejut dan tidak rela.Kemudian, Qaila melanjutkan perkataannya dengan geram, "Yasmine pasti sengaja menghasut anaknya untuk memukul Matteo. Kita nggak boleh melepaskannya begitu saja karena membuat Matteo terluka parah."Fidela memeluk Matteo yang lukanya sudah selesai diobati seraya menatap Qaila dengan acuh tak acuh. Dia berkata, "Kenapa nggak boleh melepaskannya?""Tentu saja kita harus menangkap Yasmine, lalu membalas Yasmine berkali-kali lipat atas luka yang diderita Matteo. Kalau anak yang berbuat salah,
Ketika sampai di kediaman tua, Yasmine baru tahu bahwa Carlos sudah membawa Matteo pulang. Kemudian, Yasmine pun pergi ke vila Carlos.Pengawal yang berjaga bahkan tidak mengadang Yasmine. Gempita malah berucap sambil tersenyum lebar, "Nyonya Yasmine, kamu sudah pulang."Yasmine merasa canggung saat pulang ke vila Carlos. Dia bertanya, "Matteo di mana?"Sebelum Gempita sempat menjawab, suara seorang pria yang acuh tak acuh terdengar dari tangga. "Dia sudah tidur."Carlos yang memakai kemeja abu-abu berdiri di tangga dan memandang Yasmine dengan sikap yang arogan. Raut wajah Carlos tampak dingin.Jantung Yasmine berdebar kencang. Hari ini, Louis memukul Matteo. Jadi, Carlos pasti marah.Yasmine bertanya dengan canggung, "Apa aku boleh melihatnya?"Carlos hanya memandang Yasmine dengan ekspresi muram dan tidak berbicara. Suasana di ruangan sangat hening. Yasmine makin merasa canggung dan malu.Yasmine meremas tangannya dan berujar, "Maaf .... Aku nggak mengajari Louis dengan baik makanya
Perasaan ini membuat Yasmine memberanikan dirinya. Bukan menghindar, tetapi menghadapi.Sementara itu, di luar vila Keluarga Lingga, mobil Carlos pun berhenti di tepi jalan setelah meninggalkan vila. Carlos memandang vilanya dari jarak jauh dengan ekspresi muram.Yogi yang tidak mengerti bertanya, "Tuan Muda Carlos, Nyonya Jasmine jarang-jarang bisa datang. Kenapa kamu nggak tinggal di vila bersamanya?" Malam yang sunyi ini adalah kesempatan yang langka. Momen ini juga bisa mendekatkan hubungan mereka.Carlos menjawab, "Dia tidak nyaman." Di depan Carlos, Yasmine sangat kagok. Kemudian, Carlos memberi perintah, "Selidiki Louis lagi. Anak ini tidak biasa."....Di kediaman Keluarga Bahar. Qaila yang kesal membanting meja untuk melampiaskan emosinya. Namun, sebelum selesai meluapkan seluruh kekesalannya, Lisa berjalan keluar dan menampar Qaila.Tenaga Lisa sangat kuat sehingga Qaila tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang berdarah."Lisa, beraninya kamu pukul aku! Kamu gila, ya?" te
Leo berkata dengan suara rendah, "Lingkungan tempat tinggal Louis sangat buruk sejak kecil. Bisa dibilang bahwa kamu adalah satu-satunya orang yang bersikap baik terhadapnya dan kalian memiliki hubungan darah. Dia sangat bergantung padamu sekarang. Dia pasti takut kamu direbut oleh orang lain."Dengan kata lain, Louis melukai Matteo karena Yasmine bersikap baik terhadapnya. Ini adalah perasaan iri yang dimiliki oleh anak kecil. Apalagi, Louis yang sangat kekurangan perasaan aman.Yasmine tidak bisa mendeskripsikan perasaannya untuk sekarang. Dia berharap Louis dan Matteo bisa menjadi sahabat, tetapi tidak menyangka bahwa Louis akan cemburu seperti ini. Dia sudah ceroboh sehingga menyebabkan kedua anak ini sama-sama terluka."Yasmine, demi kebaikan Louis, sebaiknya kamu menjauh dari Matteo," usul Leo. Sorot matanya samar-samar menunjukkan bahwa dia berharap Yasmine akan menyetujuinya. Asalkan Yasmine menjauh dari Matteo, dia pasti juga akan menjauh dari Carlos yang merupakan musuh terbe
Wajah Matteo ditempel plester, rona wajahnya juga sudah lebih baik daripada kemarin. Begitu melihat Yasmine, matanya langsung berbinar-binar. Dia hendak berlari menghampiri dan memeluk kaki Yasmine, tetapi sontak berhenti saat melihat Louis.Penampilannya yang ketakutan ini benar-benar membuat Yasmine merasa sedih. Kemudian, Yasmine menggandeng Louis ke hadapan mereka. Dia berkata, "Louis sudah menyadari kesalahannya. Dia juga berjanji akan berteman baik dengan Matteo.""Serius?" Matteo sangat senang mendengarnya. Dia mengulurkan tangannya dengan senang sembari memanggil, "Kak Louis."Louis menatap tangan mungil Matteo dengan ekspresi kaku dan tidak merespons. Melihat ini, ekspresi Matteo yang dipenuhi harapan menjadi makin suram seiring berlalunya waktu.Yasmine tahu sikap Louis yang kaku. Meskipun telah berjanji akan berteman baik dengan Matteo, anak ini tidak mungkin berinisiatif mendekati orang.Ketika Yasmine hendak menghibur Matteo, dia tiba-tiba mendapati bahwa Louis sudah mengu
Beberapa saat kemudian, Yasmine baru membalas, "Aku kurang pintar masak. Matteo, gimana kalau kita pesan makanan saja?"Matteo tentu tidak keberatan asalkan dia bisa makan bersama Yasmine. Ketika dia ingin mengangguk dengan patuh, Carlos tiba-tiba menyela sambil menatap Yasmine dengan tatapan tajam, "Kamu selalu pesan makanan dari luar?"Tidak masalah jika Yasmine selalu memesan makanan dari luar, tetapi anak kecil tidak boleh. Yasmine pun merasa sangat malu karena pertanyaan ini. Jadi, dia menjawab dengan lirih, "Aku sedang belajar masak."Keterampilan medis Yasmine sangat luar biasa, tetapi keterampilan memasaknya sangat buruk. Hingga saat ini, rasa masakannya masih tidak enak.Melihat Yasmine yang sama sekali tidak memiliki kemajuan, Carlos berkata dengan pasrah, "Aku yang akan memasak."Yasmine merasa sangat canggung. "Eh, begini kurang bagus, 'kan ...."Carlos maju selangkah sehingga jaraknya menjadi makin dekat dengan Yasmine. Dia menatap Yasmine dengan sorot mata mendalam, lalu
Seiring berjalannya waktu, Yasmine mulai terbiasa. Dia justru merasa ada yang kurang kalau Carlos dan Matteo tidak datang.Louis juga sudah berubah menjadi lebih baik. Meskipun masih tidak berbicara, dia terlihat lebih rukun dengan Matteo.Ketika melihat kedua anak yang bermain bersama, Yasmine merasa mereka berempat seperti keluarga. Semua orang yang dicintainya ada di sisinya.Malam ini, langit tiba-tiba turun hujan deras setelah mereka selesai makan. Karena Matteo sedang flu, Carlos pun mengusulkan untuk menginap di rumah Yasmine malam ini.Yasmine tentu tidak keberatan jika Matteo menginap di rumahnya, tetapi dia merasa sangat canggung jika pria dewasa seperti Carlos yang menginap. Jadi, dia menolak dengan lembut, "Aku nggak punya piama pria yang cocok untukmu.""Kamu khawatir aku telanjang?" tanya Carlos dengan tatapan menggoda, seakan-akan Yasmine sangat ingin melihatnya telanjang. Kemudian, dia melanjutkan, "Tenang saja, kamu seberuntung itu. Yogi akan mengantarkan pakaian untuk
Pisau yang tajam itu membawa niat membunuh, lalu mengenai leher Louis. Dalam sekejap, terlihat luka goresan yang dangkal di leher putihnya. Sementara itu, Louis yang tertidur lelap tidak tahu bahwa dirinya hampir dibunuh. Wajahnya pun terlihat sangat polos.Namun, apakah Louis memang sepolos ini? Carlos menatap dengan tatapan tajam. Kemungkinannya hanya 2, Louis memang tertidur lelap atau tak kenal takut hingga berani mempertaruhkan nyawanya."Louis, kalau kamu berani melukai Yasmine, aku tetap akan membunuhmu meskipun kamu putranya!" ancam Carlos dengan sinis. Kemudian, dia menyimpan pisau buah tersebut dan pergi.Begitu pintu ditutup, Louis yang pura-pura tertidur lelap akhirnya membuka matanya. Tangan kecilnya memegang lehernya, sementara sorot matanya terlihat sangat tajam. Carlos telah mencurigainya, itu artinya dia harus mempercepat rencananya.....Yasmine bangun pagi-pagi karena ada tamu di rumahnya. Dia berniat pergi membeli sarapan. Sesudah keluar dari kamarnya, tercium aroma