Pisau yang tajam itu membawa niat membunuh, lalu mengenai leher Louis. Dalam sekejap, terlihat luka goresan yang dangkal di leher putihnya. Sementara itu, Louis yang tertidur lelap tidak tahu bahwa dirinya hampir dibunuh. Wajahnya pun terlihat sangat polos.Namun, apakah Louis memang sepolos ini? Carlos menatap dengan tatapan tajam. Kemungkinannya hanya 2, Louis memang tertidur lelap atau tak kenal takut hingga berani mempertaruhkan nyawanya."Louis, kalau kamu berani melukai Yasmine, aku tetap akan membunuhmu meskipun kamu putranya!" ancam Carlos dengan sinis. Kemudian, dia menyimpan pisau buah tersebut dan pergi.Begitu pintu ditutup, Louis yang pura-pura tertidur lelap akhirnya membuka matanya. Tangan kecilnya memegang lehernya, sementara sorot matanya terlihat sangat tajam. Carlos telah mencurigainya, itu artinya dia harus mempercepat rencananya.....Yasmine bangun pagi-pagi karena ada tamu di rumahnya. Dia berniat pergi membeli sarapan. Sesudah keluar dari kamarnya, tercium aroma
"Tentu saja. Kamu pergi dulu, nggak perlu menungguku hari ini," sahut Yasmine. Dia masih merasa takut saat teringat pada penampilan Carlos yang dipenuhi niat membunuh.Leo memandang ke arah pintu dengan tatapan suram. Dia mengernyit, lalu berkata setelah ragu-ragu sejenak, "Yasmine, apa kamu punya hubungan istimewa dengan Carlos?"Carlos hendak membuka pintu saat ini. Begitu mendengar ini, tangannya seketika membeku di gagang pintu. Dia berdiri dengan tegak sembari menahan napas karena menunggu jawaban Yasmine.Perasaan Yasmine seketika menjadi campur aduk. Pada akhirnya, dia terkekeh-kekeh dengan acuh tak acuh dan menyahut, "Apa yang kamu katakan? Aku nggak pernah memikirkan hal seperti itu."Leo pun tersenyum lembut seraya berkata, "Baguslah kalau begitu."Sesudah mengantar Leo ke lift, Yasmine baru membuka pintu rumahnya. Tatapannya langsung tertuju pada dapur, Carlos yang memegang pisau sudah tidak berdiri di sana lagi.Yasmine menghela napas lega karena tidak terjadi perkelahian.
Ciuman Carlos ini membawa aroma alkohol yang sangat menyengat. Dia mencium Yasmine dengan penuh hasrat, seolah-olah ingin melahapnya. Benar-benar mengerikan dan mematikan!Pikiran Yasmine seketika menjadi hampa. Sekujur tubuhnya menjadi lemas, seperti akan hanyut dalam pelukan Carlos.Akan tetapi, Yasmine tetap berusaha mempertahankan akal sehatnya. Dia tidak ingin menggila seperti Carlos. Jadi, Yasmine pun menggigit bibir Carlos dengan kuat.Setelah kesakitan, Carlos akhirnya melepaskan bibir Yasmine. Dia menatap Yasmine lekat-lekat, tetapi sikapnya menjadi makin galak sekarang. "Kamu menolakku sampai sebegitunya? Hanya Leo yang boleh menciummu, ya?"Yasmine seketika bergidik ngeri karena tatapan Carlos ini. Dia menimpali, "Tuan Muda, tenang sedikit, dengarkan penjelasanku ....""Yasmine, jangan harap kamu bisa bersamanya!" seru Carlos seraya menggertakkan giginya. Kemudian, dia sontak mengangkat Yasmine dan berjalan ke lantai atas dengan tergesa-gesa.Yasmine pun merasa sangat pusing
Kali ini, Yasmine mendorong Carlos begitu saja. Yasmine menatap Carlos yang duduk di tepi ranjang dengan kemeja yang berantakan, lalu beranjak pergi dengan perasaan yang tak karuan.Tiba-tiba, Carlos melingkarkan sepasang lengannya ke pinggang Yasmine dari belakang, lalu melekatkan wajahnya di punggung Yasmine sambil berbicara dengan nada rendah.Di bawah cahaya lampu yang remang-remang, Carlos membujuk, "Yasmine, aku menyukaimu. Aku harus bagaimana lagi supaya kamu membalas perasaanku?"Yasmine hanya diam dan tidak tahu harus berbuat apa. Sejak awal, dia sudah menduga bahwa Carlos memendam perasaan kepadanya. Namun, rasanya sangat berbeda saat mendengar Carlos menyatakan perasaan secara langsung. Ini sangat sulit untuk dielakkan.Dengan perasaan yang masih tak karuan, Yasmine akhirnya mencoba berkata dengan lembut, "Aku nggak berniat untuk berkeluarga lagi. Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku dengan Louis. Aku juga nggak akan suka pada siapa pun lagi. Maaf, aku nggak bisa membal
Keluarga Handoyo sangat dihormati semua orang sejak dulu. Meskipun 4 tahun yang lalu dihadapkan dengan masalah, mereka berhasil melewatinya. Dalam waktu 4 tahun, mereka mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan bantuan Keluarga Lingga hingga mencapai puncak kejayaan dan menjadi sangat terkenal.Sebagai Kepala Keluarga Handoyo, Yosef berhasil menapakkan kakinya di atas puncak, menjadi orang yang terhebat dan disegani orang-orang. Posisi seperti ini tentu saja diperebutkan oleh banyak orang. Namun ....Yasmine menjawab, "Aku sama sekali nggak menginginkan kekuasaan ataupun kekayaan. Aku hanya ingin bebas dari perselisihan dan hidup dengan damai bersama putraku.""Kakek, semoga Kakek selalu sehat. Sampai jumpa," tambah Yasmine sambil menggandeng tangan putranya untuk pergi. Louis pun mengikuti ibunya. Ketika keluar, Louis menoleh dan memandang ke arah keranjang buah dengan sinis.Di sisi lain, Yosef menghela napas panjang saat melihat kepergian kedua ibu dan anak itu. Kemudian, di
Yasmine hanya berdiri dengan perasaan yang sangat sedih. Dia tidak bisa lagi membendung air matanya. Saat ini, sekelompok orang berkerumun. Terdengar salah satu orang tua murid yang berteriak, "Tuan Muda Carlos sudah datang!"Terlihat Carlos yang mengenakan setelan menghampiri Matteo. Kemudian, dia sedikit membungkuk untuk menggendong putranya itu dari atas bangku.Melihat hal tersebut, wali kelas segera menceritakan kondisi Matteo pada Carlos dengan cemas, "Tuan Muda, pihak TK juga bertanggung jawab atas kejadian ini. Kami tentu saja akan menuntut keadilan, sekarang aku akan lapor polisi.""Tidak perlu," sahut Carlos.Wali kelas merasa bingung. Mengapa Carlos tidak melaporkan kejadian serius seperti ini kepada polisi? Apa dia ingin menyelesaikannya secara pribadi?Di sisi lain, Yasmine tentu saja paham alasan Carlos tidak melapor polisi. Hal ini membuatnya semakin sedih, air matanya mengalir makin deras. Dia berkata, "Maafkan aku ….""Tidak apa-apa, ini bukan salahmu." Carlos mengulu
Kali ini, Louis tidak lagi terdiam seribu bahasa. Dia menatap mata Yasmine, lalu ekspresinya pelan-pelan menjadi ganas. Saat berikutnya, dia menjawab dengan perlahan, "Mereka ... semua ... pantas ... mati!"Yasmine seketika bergidik ngeri. Dia ketakutan hingga menjauh dari Louis. Anak di depannya ini adalah putra kandungnya, dia begitu menyayangi Louis selama ini. Namun, sekarang dia justru merasa sangat asing pada Louis.Tubuh Yasmine tak kuasa gemetaran. Ketakutan yang tak terkendali menyelimuti hatinya. Kenapa Louis bisa menjadi seperti ini? Apakah ini karakter asli Louis? Yasmine akhirnya menyadari bahwa dia belum benar-benar memahami Louis sampai sekarang!"Yasmine." Carlos memegang bahu Yasmine, lalu mendekapkannya ke pelukan sembari menenangkan dengan suara rendah, "Dia mungkin memiliki masalah psikologis. Ini bukan penyakit mematikan, aku sudah mencarikan psikiater untuknya."Masalah psikologis? Memang benar. Apabila mental anak ini sehat, mana mungkin dia terus berusaha membun
Jeremy menggeleng seraya menimpali, "Ini sangat merepotkan. Sugesti ini berbeda dari yang biasa, hanya orang yang menanamkannya yang bisa menyingkirkannya."Orang yang menanamkan sugesti ini kemungkinan besar adalah Jonas. Memikirkan ini, Carlos berkata dengan suara rendah, "Aku akan membawamu menemuinya."Jonas masih perlu diinvestigasi sehingga Carlos mengurungnya di ruang bawah tanah untuk sementara waktu ini.Jonas dikurung dan dirantai di ruangan yang sempit. Dia bahkan disalib agar tidak bisa melakukan apa pun. Sekujur tubuhnya dipenuhi luka, ada yang sudah mengering, ada yang masih bercucuran darah.Jonas tampak sangat lesu dan kurus. Meskipun demikian, sepasang matanya itu masih memancarkan kilatan yang ganas. Dia seperti ular yang telah dikuliti dan masih berusaha untuk menggigit orang agar mati bersamanya. Benar-benar jahat.Yasmine benar-benar ingin membunuh Jonas saat melihatnya. Dia menyerbu masuk untuk mencekik Jonas, lalu bertanya dengan geram, "Kamu yang menghipnosis pu