Mungkin karena cahaya lampu yang remang-remang, mungkin juga karena Yasmine merendahkan suaranya sehingga menjadi lebih lembut. Jadi, Carlos merasa wanita di hadapannya ini berbeda dengan yang ditemuinya sore hari tadi.Wanita ini tidak lagi terlihat seperti bunga mawar yang berduri, melainkan seperti bunga lily yang suci dan lembut. Sekarang, dia menjadi sangat mirip dengan Yasmine."Apa wanita jahat itu menyakiti Matteo?" tanya Fidela sambil buru-buru menghampiri. Suaranya yang panik ini pun membuat Carlos tersadar kembali.Carlos seperti terbangun dari mimpinya. Ketika menatap wanita dengan riasan tebal itu lagi, dia sama sekali tidak merasa ada kemiripan dengan Yasmine. Mungkin, dia hanya berhalusinasi barusan.Carlos menenangkan dirinya, lalu berjalan ke samping ranjang untuk menggendong Matteo. Dia masih tertidur lelap, tetapi tangan mungilnya memegang baju Yasmine dengan erat.Sorot mata Carlos terlihat suram. Dia bertanya dengan curiga, "Apa yang kamu lakukan pada Matteo?"Yasm
Yasmine menatap Matteo dengan terkejut, lalu bertanya, "Dik, kenapa kamu kemari lagi?"Matteo berdiri di samping pintu sembari memegang jarinya dengan malu-malu. Dia menjawab, "Kak, aku ingin bermain denganmu."Carlos menggendongnya pergi kemarin malam. Sepertinya, Matteo diam-diam menyelinap ke kamar ini lagi.Yasmine tidak ingin disalahkan Carlos lagi sehingga menimpali, "Kamu harus beristirahat dengan baik. Ayo, cepat pergi tidur ....""Aku sudah tidur dari tadi. Aku bosan sekali, nggak mau kembali ke kamar dulu. Kak, tolong temani aku bermain sebentar, ya?" tanya Matteo dengan tatapan sedih dan penuh harapan. Siapa pun tidak akan tega untuk menolaknya.Yasmine pun tidak tahan melihatnya. Dia melambaikan tangannya dengan tidak berdaya, lalu bertanya, "Kemarilah, kamu mau main apa? Aku hanya bisa menemanimu di kamar ini."Bagaimanapun, tangan Yasmine diborgol. Melihat borgol di tangan Yasmine, Matteo menganggukkan kepalanya dengan patuh sambil menyahut, "Nggak apa-apa."Saat ini, Car
Matteo sudah berusia 3 tahun, tetapi tidak pernah meminta apa pun dari Carlos. Jadi, ini pertama kalinya dia memohon pada ayahnya.Menurut akal sehat, Carlos tidak seharusnya menyetujui permintaan ini. Namun, dia justru mengiakan tanpa rasa ragu sedikit pun, "Oke."Matteo langsung tertawa gembira, lalu berkata, "Papa memang yang terbaik!"Tiba-tiba, Matteo teringat pada Qaila yang mengatakan bahwa Carlos paling membenci melihat anak kecil tertawa. Dia pun segera menutup mulutnya, lalu bersikap penakut seperti biasanya lagi.....Setelah menanyakan saran Yogi, Carlos membawa Matteo bermain layang-layang. Namun, keputusan ini malah menjadi penyesalan terbesarnya. Dia bahkan ingin membunuh Yogi sekarang.Ternyata, Carlos yang serbabisa tidak memiliki pengalaman bermain layang-layang. Dia tidak tahu cara menerbangkan layang-layang sehingga hanya bisa bertatapan dengan Matteo di lapangan rumput.Setelah waktu yang lama, Carlos baru bertanya dengan suara rendah, "Bagaimana kalau kita main ya
"Te ... terima kasih!" Yasmine segera pulih dari keterkejutannya, lalu melepaskan diri dari pelukan Carlos karena merasa tidak nyaman."Kak, apa kamu terluka?" Matteo langsung melemparkan layang-layangnya, lalu berlari menghampiri dengan panik.Yasmine memanfaatkan kesempatan ini untuk mengalihkan pandangannya. Dia berjongkok memeluk Matteo dan menyahut, "Tenang saja, aku baik-baik saja."Di sisi lain, Carlos merasa kecewa saat pelukannya tiba-tiba menjadi kosong melompong. Dia menatap Yasmine lekat-lekat. Perasaan terkejut dan bingung bercampur menjadi satu.Menurut Carlos, wanita ini jelas-jelas begitu berbeda dengan Yasmine. Namun, pelukan barusan malah membuatnya merasa sangat familier, seolah-olah dirinya sedang memeluk Yasmine.Yasmine merasa tidak nyaman dengan tatapan Carlos. Dia tidak berani melirik Carlos sehingga berniat untuk membawa Matteo kembali bermain layang-layang.Tiba-tiba, Yasmine yang menyadari sesuatu pun berseru, "Ya ampun, layang-layangnya terbang! Apa ada laya
Meskipun ekspresi Matteo menunjukkan dengan jelas bahwa dia menyukai makanan tersebut, dia tetap tidak akan memakan lebih. Total makanan yang ada di atas karpet ada 8 macam. Jadi, dia hanya memakan 8 suap.Matteo jelas belum kenyang, tetapi dia sudah meletakkan peralatan makannya dan menyeka mulutnya. Kemudian, dia duduk dengan patuh di tempatnya.Penampilan ini sama sekali tidak mirip dengan anak kecil berusia 3 tahun yang rakus dan aktif. Matteo duduk layaknya boneka kayu, membuat siapa pun yang melihatnya merasa kurang nyaman.Ketika teringat pada Matteo yang cukup kurus, Yasmine mengerutkan dahinya sembari bertanya lirih, "Matteo, kamu sudah kenyang?"Matteo tidak langsung menjawab, melainkan mengangguk dengan takut setelah melirik Carlos. Sikap seperti ini benar-benar penuh waspada.Sepertinya, anak ini takut pada Carlos? Apakah Carlos yang menetapkan aturan ini? Namun, sepertinya ada yang tidak beres. Carlos terlihat sangat menyayangi Matteo sehingga tidak akan begitu pelit dalam
Tatapan Carlos seketika menjadi sangat suram, lalu dia menatap Yasmine dengan tatapan misterius. Sementara itu, Yasmine yang sedang menggerogoti sayap ayam seketika membeku di tempatnya.Kata "mama" ini seperti arus listrik yang mengalir di hatinya. Ketika bertatapan dengan mata Matteo yang penuh harapan, Yasmine tanpa sadar mulai berkhayal .... Seandainya, Matteo adalah putranya."Matteo, apa yang kamu katakan? Mamamu ada di sini!" tegur Qaila dengan jengkel. Begitu tiba, dia langsung mendengar Matteo berbicara seperti itu. Saking kesalnya, Qaila mengangkat Matteo sambil meneruskan, "Kamu bodoh, ya? Mana ada orang yang sembarangan memanggil wanita lain 'mama'?"Senyuman di wajah Matteo sontak hilang saat melihat kedatangan Qaila. Wajah kecilnya terlihat gugup dan ketakutan. Matteo berdiri dengan tegak, lalu meminta maaf secara spontan, "Maaf ...."Qaila masih ingin menghardik. Namun, ketika teringat bahwa Carlos sedang memperhatikan mereka, dia terpaksa berusaha menahan emosinya.Kemu
Begitu mendengarnya, Yasmine langsung merasa makin tidak nyaman. Matteo jelas-jelas begitu suka makan sayap ayam, tetapi Qaila yang merupakan ibunya malah melarang hanya karena tangan anaknya sulit untuk dibersihkan? Bahkan, nada bicaranya terdengar begitu kesal.Ketika teringat pada Matteo yang hanya berani makan sesuap, Yasmine mulai merasa curiga. Apakah semua ini adalah ajaran Qaila? Kalau benar begitu, apa tujuannya mendidik Matteo seperti ini? Sambil berpikir demikian, Yasmine perlahan-lahan berjalan pergi dengan murung.Di sisi lain, setelah Matteo pergi cuci tangan, Qaila pindah ke samping Carlos. Kemudian, dia bersandar ke tubuh Carlos layaknya manusia tak bertulang. "Carlos, aku rindu sekali ...."Begitu tubuh Qaila mendekat, Carlos langsung bangkit dari tempat duduknya. Qaila pun tidak sempat bersandar, bahkan terjatuh di atas karpet. Senyuman di wajahnya sontak membeku. "Carlos ...."Carlos merapikan jasnya, lalu berkata dengan tidak acuh, "Matteo sudah kenyang, piknik bera
Selera makan Yasmine seketika hilang. Dia ingin sekali berbalik dan pergi. Namun, sikap seperti ini tidak sesuai dengan karakternya. Dia memaksakan diri untuk berhadapan dengan Qaila, lalu sengaja tertawa mencibir dan berkata, "Dia lebih memilih untuk lembur daripada tidur denganmu. Kalau ada waktu luang, sebaiknya kamu introspeksi diri."Qaila memang hanya berpura-pura sehingga ucapan ini sangat mengenai hatinya. Ekspresinya sontak berubah. Dia memaki dengan gusar, "Apa katamu!"Yasmine tidak memedulikannya dan langsung menuruni tangga. Di sisi lain, Qaila masih merasa sangat terhina meskipun hanya melihat punggung Yasmine.Qaila sungguh murka. Tidak masalah jika hanya ditolak oleh Carlos, tetapi dirinya bahkan dihina oleh seorang tahanan sekarang.Qaila membentak, "Apa yang kamu sombongkan? Kamu itu hanya tahanan! Selain itu, kalaupun kamu telanjang di hadapan Carlos, dia nggak akan tertarik dengan wanita jahat sepertimu, apalagi melirikmu. Dia hanya akan mengusirmu!"Langkah kaki Ya