Share

4. Moskow

Penulis: Tari suhendri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

" Sudah saatnya kau bangkit, sayang," ujar kakek seraya membuka hordeng jendela.

Cahaya silau masuk membuatku menggeliat. Rasanya nyaman sekali berada dikasur empuk di pagi yang sejuk ini.

Aku sudah satu minggu berada dirumah kakek tanpa keluar sama sekali. Kerja ku hanya makan tidur dan berpikir. Aku berjanji akan ikut kakek hari ini ke suatu tempat.

Kakek hanya tinggal seorang diri dirumah yang sederhana ini. Sebenarnya selama ini, aku hanya tau rumah kakek yang ada di kanada.

Setiap liburan aku dan Josh akan menginap disana selama beberapa hari. Disana ada asisten rumah tangga kakek yang mengurus semua keperluan kami.

Kakek selalu mengajak kami main ski saat bersalju. Melatihku memanah dengan berburu rusa di hutan bersamanya. Kadang kami juga main baseball untuk melatih kecepatanku.

Aku tidak menyadari sudah dilatih sejak kecil. Di sekolah juga aku mengikuti kelas karate meskipun aku tidak pernah ikut dalam turnamen.

Ibu dan ayah melarangku untuk ikut serta.

Setelah selesai bersiap, kakek membawaku berkeliling Moskow selama satu jam. Barulah dia membawaku ke tempat tujuan kami sebenarnya.

Kakek sempat membelikan aku beberapa potong pakaian yang tak sempat aku bawa. Bahkan paman tidak menyiapkannya untukku.

Kami sampai disebuah gedung besar mirip benteng. Kakek memakai pakaian dinasnya. Sementara aku memakai kaos dan jeans belel. Sungguh kontras.

Kami masuk kedalam ruangan, yang sepertinya merupakan kantor kakek. Aku bisa duduk nyaman di sofa tamu sementara kakek memeriksa beberapa hal penting.

Tak lama, beberapa orang dengan wajah serius dan licik masuk. Membuatku merasa takut dan ingin berlari, namun kakek memeluk pinggangku untuk duduk bersamanya.

Aku ingat, salah seorang wanita itu mirip dengan rekan paman Moriarty yang datang kerumah sakit tempo hari. Kilat mata yang sama, lengkung bibir, gurat kening dan potongan rambutnya.

Aku sempat berpikir mereka kembar. Tapi setelah aku perhatikan lebih seksama mereka bukan kembar, melainkan memiliki profesi yang sama.

"Perkenalkan, Natalya Kazeev," katanya memperkenalkan diri.

Aku menggamit tangannya juga dengan sopan, "Hannah Thompson,"

"Kita langsung saja ke intinya," kata Natalya kaku.

Aku melirik kakek yang hanya membalas senyuman. Aku sempat berpikir kenapa para pria disini tidak ada yang memperkenalkan diri padaku?

"Jadi, Hannah. Apakah kau bersedia bergabung bersama kami?"

"Jelaskan secara rinci apa tepatnya itu," jawabku gusar.

Natalya menaikkan alisnya pada kakek, lalu dia mencoba tersenyum hangat padaku.

"Kami merupakan organisasi yang membentuk pribadi mata-mata wanita yang cerdas, memikat dan mematikan di dunia,"

Aku mengangguk paham, tentu saja ini tentang mata-mata. Betapa naifnya aku bertanya sebelumnya.

Kakek memang sedikit menjelaskan tentang semua hal yang terjadi di antara keluarga kami. Dia tidak memaksaku untuk bergabung, tapi aku begitu sakit hati dengan paman Moriarty hingga ingin membalas dendam.

Ditambah lagi adikku Josh masih dalam pengawasan mereka. Bagaimana bisa aku hidup tenang? Satu-satunya yang bisa aku lakukan sekarang adalah dengan bergabung.

Kakek sudah menjelaskan rincian bagaimana tepatnya pelatihan itu. Sebuah tempat kejam yang tidak berperikemanusiaan.

"Kau harus tau segalanya agar siap. Kakek tidak dapat membantumu disana. Kau hanya dapat keluar jika berhasil,"

"Jika tidak?" kurasa aku sudah tau jawabannya.

"Kau akan dimusnahkan, karena dianggap sudah mendapatkan informasi tentang organisasi,"

Aku cukup terkejut, meskipun itu alasan yang masuk akal. Tenggorokanku tercekat, hingga menelan air ludah dengan susah payah.

"Intinya, jika sudah maju aku tidak bisa mundur?" tanyaku untuk memastikan sekali lagi.

Mereka semua mengangguk bersamaan, kecuali satu pria yang sejak tadi mengawasiku bagai elang yang mengincar mangsa.

Kakek mengusap bahuku lembut, "tidak ada yang dapat memaksamu, cucuku. Hanya kau yang dapat membuat keputusannya,"

"Tentu, Kakek. Tapi ada yang lebih mendesak dari sekedar kemauanku," jawabku tertekan.

Bayangan Josh memakai banyak kabel ditubuhnya mengisi pelupuk mataku. Suara terakhir sebelum aku tak sadarkan diri, terngiang-ngiang di otakku setiap waktu.

Setelah menarik nafas dalam dan meyakinkan diri. Akhirnya aku mengangguk setuju dengan mantap. Kakek tampak rileks disebelahku.

"Kakek bangga padamu,"

"Terima kasih kek,"

"Bagus kalau begitu, besok bawa saja dia padaku, Gregory," ujar Natalya dengan suara lantang.

Aku curiga Natalya seusia dengan kakek, mengingat bagaimana mereka berinteraksi.

Mereka semua berpamitan, kecuali pria elang itu. Sedikitpun, dia tidak mengalihkan pandangannya padaku. Tapi dia juga tidak tersenyum atau menyapaku.

"Siapa dia kek?" kataku bertanya seraya duduk seakan tidak terlalu tertarik.

"Siapa?" tanya kakek pura-pura tidak tau. Dia menahan senyuman.

" Pria bermata elang itu, dia terus mengawasiku tapi tidak mau menyapaku,"

"Oh, nanti kau akan mengenalnya," jawab kakek enteng.

Aku melihatnya tak percaya, bisa- bisanya kakek melirikku dengan tatapan geli. Aku merasa dia sedang menggodaku.

***

Keesokan harinya, aku sudah bersiap sejak matahari terbit. Kakek rupanya sudah pergi untuk lari pagi. Selama disini aku memang selalu bangun terlambat, jadi tidak tau apa kegiatan kakek sejak bangun tidur.

Setelah sarapan yang tenang, kami berangkat.

Kabut menyelimuti pagi yang sedikit mendung karena awan gelap yang tipis. Seakan mengancam akan hujan sewaktu-waktu.

Aku mencoba memperhatikan jalan yang kami lalui. Awalnya kami pergi ke arah barat kota Budapest. Lalu melewati hutan pinus yang sejuk.

Angin sepoi-sepoi meniup wajahku. Aroma hutan pinus membuat saraf-sarafku terasa tenang. Aku yakin akan mengingat saat melewati jalan ini meski dengan mata tertutup.

Perjalanan terasa panjang sekali, aku sampai mengantuk karena memulai hari lebih awal. Pantas saja kakek memintaku bangun lebih awal.

"Apakah masih jauh kek?" keluhku sambil menguap.

"Sebentar lagi sampai,"

"Sejak tadi kakek bilang begitu, tapi kita belum sampai juga," gerutuku kesal.

Kakek tergelak mendengar nada sinisku, "kau mirip ibumu," katanya setelah tawanya berhenti.

Aku langsung melihat kakek, menatapnya penuh arti. Kakek mengalihkan pandangannya dariku. Gurat sedih menghiasi wajahnya yang terlihat lelah.

"Aku merasa paling mengenal ibuku kek, ternyata tidak begitu," ucapku kecewa.

Kakek menghembuskan nafas berat. Dia membelokkan mobil ke kiri kemudi, memasuki semak-semak yang tinggi dan basah.

Jalan setapak yang licin serta akar-akar pohon besar menyembul membuatku sedikit gugup. Tapi kakek begitu santai dan menikmati perjalanan ini.

Tepat saat aku melihat cahaya, pemandangan luar biasa menghiasi mataku.

Sebuah danau nan cantik tersembunyi di dalam hutan. Kakek menepikan mobil.

"Ayo, kakek tunjukkan sesuatu,"

Aku menurut saja. Mengikuti kakek menyusuri sepanjang danau yang dibasahi embun. Tampak sebuah pohon ek besar raksasa dikelilingi bentangan bunga cosmos, daisy dan aku seperti melihat bunga petunia warna-warni.

Kakek menaiki tangga kayu, diatas pohon ek itu terdapat sebuah pondok kecil berlumut. Aku sedikit takut, karena tangga yang licin dan pondok yang terlihat rapuh.

Begitu sampai di atas, seketika aku bergumam takjub.

Bab terkait

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   5. Kastil "The Wife"

    "Kastil?" tanyaku takjub pada kakek.Kakek tersenyum, "ya, kau menyukainya?""Hidup dikastil kerajaan mungkin menjadi impian setiap gadis kecil kakek,""Tapi itu bukan kastil kerajaan, sayangku,"Senyumanku lenyap, " Tentu saja," gumamku kecewa."Anna juga memandangi kastil itu dengan takjub sebelum dia pergi kesana sebagai gadis bertekad kuat, dan dia keluar sebagai " The Wife" Paling berbakat," ujar kakek sangat bangga."The wife?" aku sedikit bingung dengan sebutan itu,"Kau akan mengerti saat sudah tiba disana, sekarang ayo kita terbang kesana," Ajak kakek semangat."Terbang?" kali ini aku geli mendengarnya.Tapi kakek tidak bercanda soal terbang itu, terbang yang dia maksud merupakan bergelantungan diatas tali panjang sejauh mata memandang ke arah kastil.Aku berjingkrak senang karena kami sangat sering melakukan permainan ini ditaman hiburan. Awalnya aku takut, tapi karena paksaan kakek dan bimbingan darinya, aku jadi ketagihan.Setelah memasang sabuk pengaman kami berdua pun me

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   6.kehangatan

    "Ayah, kenalkan calon istriku," kata Alexey pada seorang pria tua beruban yang sedang menikmati sore yang cerah di halaman belakang rumahnya.Dia menatap ke arahku dan tersenyum begitu lebar. Barisan giginya yang rapi tampak sumringah, dia berdiri seraya merentangkan tangan padaku. Aku maju, dengan canggung menerima pelukan dari pria yang baru saja aku temui. Meski sudah tua, dia tampak sangat sehat dan berotot. Aku jadi tau dari mana Alexey mendapatkan senyumannya yang menawan."Vladimir, siapa namamu nona?" tanya nya sopan."Hannah Thompson," jawabku gugup."Cantik sekali seperti orangnya. Nah nak, mari temani aku bermain catur," ajak Vladimir pada putranya."Boleh aku saja yang temani?" tanyaku menawarkan diri. Aku sering mengalahkan ayah bermain catur. Dia sangat bangga padaku karena aku ahli dalam strategi. Dan sekarang, aku ingin mencoba kemampuanku pada orang lain. Apakah itu benar-benar kemampuanku atau ayah hanya mengalah untuk membesarkan hatiku.Vladimir cukup terkejut de

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   7. pernikahan

    "Bisa tolong pejamkan matamu?" pinta penata rias padaku. Aku menurut saja dan menikmati setiap polesan diwajahku.Aku sedang berada di dalam kamar pengantin. Kamar Alexey di rumah keluarga Ovechkin yang disulap menjadi kamar yang indah.Aku mendengar gumaman rendah para tamu yang hadir di pernikahan kami hari ini. Meskipun hanya pernikahan kontrak, tapi kegugupan membuat saraf-sarafku tegang.Setelah riasanku selesai, aku memakai gaun pengantin berwarna putih tulang. Gaun warisan ibunya Alexey yang ukurannya pas untukku. Alexey bersikeras ingin datang ke butik, tapi aku menolak karena Vladimir menunjukkanku gaun cantik itu. Vladimir sangat berterima kasih padaku dan memberikan cincin pernikahan mereka sebagai ungkapan bahagianya."Oh putriku yang cantik," Vladimir berseru di ambang pintu. Aku tersenyum malu seraya memperhatikan ekor gaun dengan detail payet berbentuk kupu-kupu. Vladimir datang untuk memelukku dan mengecup pucuk kepalaku."Jangan menangis, nanti maskaramu luntur," B

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   8. tidak terduga

    Deru angin menghiasi perjalanan udara kami. Pemandangan indah terhampar begitu hijau dengan undakan bukit-bukit batu yang curam dan terlihat berbahaya. Alexey mencoba menggenggam tanganku. Dia tampak terkejut karena tanganku yang dingin dan sedikit gemetar. Tatapan matanya seakan bertanya kenapa?Aku menggeleng lembut seraya tersenyum. Percuma berbicara di atas sini. Tidak akan terdengar apapun kecuali suara baling-baling dan angin. Helikopter itu membawa kami ke sebuah landasan yang tampak sepi. Alexey membantu melepaskan sabuk pengaman dan menarikku bersamanya menuruni helikopter itu.Aku merunduk sampai terasa suara baling-baling mulai menjauh. Alexey melambai tangan pada mereka dan terus membawaku bersamanya."Kita akan kemana?" tanyaku bingung."Ganti pesawat," jawab Alexey singkat padat dan jelas. Benar saja, sebuah pesawat jenis Airbus ACJ319neo terparkir cantik di landasan dan sudah siap berangkat . Aku sempat tertegun, seberapa jauh Alexey akan membawaku dengan pesawat itu

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   9. Hongkong

    "apa kau gila Alex? Hongkong?" pekikku tak percaya."sstttt, tenanglah istriku yang manis. kita akan memulai hidup baru disini," "disini " mataku semakin melotot.Alexey mengangguk sambil tersenyum cerah, "kita baru saja mendarat di hongkong," Aku ingin pingsan saja, tapi ingat kami memiliki misi penting untuk dilakukan. Meskipun Alexey sudah memastikan tidak banyak adegan berbahaya dalam tugas pertama ku ini, tapi aku tetap saja merasa gugup.Alexey membawa koper kami berdua keluar pesawat dengan dua tangannya, tapi memintaku menggandeng tangan kanannya. Aku menurut saja, daripada aku kesasar.Jika berangkat di landasan yang sepi, kali ini kami mendarat di bandara yang cukup padat. Beberapa mata menatap kami yang baru saja keluar dari pesawat jet pribadi.Aku begitu lengket pada Alexey, takut dengan suasana negara baru yang belum pernah aku kunjungi. Jika saja ini liburan sungguhan, mungkin aku akan menikmatinya. "bersikap santailah, Hannah, tidak ada yang akan mengenalimu disini,

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   10. Rumah baru tetangga baru

    Mobil berhenti didepan gang sempit yang sama sekali tidak muat dilalui kendaraan bermotor. Meskipun itu hanya sekedar sebuah sepeda motor. Sang sopir membantu kami membawakan koper Sementara aku berjalan mesra bersama Alexey menuju rumah baru kami.Rumah sederhana yang tidak terlalu besar. Aku merasa sangat heran karena aku sangat menyukai rumah baru kami. Senyuman cerah terbit diwajahku setelah merasa bisa betah disini. Tapi yang membuatku merasa pusing, beberapa barang rumah tangga berjejalan dihalaman. Sampai hampir menutupi halaman rumah tetangga baru kami.Saat Alexey membuka pintu. Seorang pria baru saja sampai dan dia merupakan tetangga baru kami.Alexey langsung menghampirinya dengan keramah tamahan yang belum pernah aku lihat."hai, kami baru saja pindah. maafkan barang-barang kami yang berserakan di halamanmu," kata Alexey basa- basi."oh tidak masalah, aku juga dulu pernah jadi orang baru. bahkan lebih parah dari ini," jawab pria itu sambil menertawakan diri sendiri. "

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   11. Lingerie

    Harry dan Lily benar-benar sangat membantu. Alexey yang biasanya selalu bugar juga tampak kelelahan. Banyak sekali barang-barang yang menurutku tidak terlalu dibutuhkan. "Alex," aku mencoba membangunkannya saat sudah selesai memasak makan malam. Dia bergumam sedikit lalu kembali terlelap.Terpaksa aku duduk di depan wajahnya. Alex memiliki wajah yang sempurna, bahkan tubuhnya. Aku tidak dapat mencegah tanganku menyusuri lengan Alex yang di hiasi otot juga urat-urat yang menonjol. "Apa kau sedang mengagumi suamimu yang sedang tidur, sayang?" Aku terlompat kaget, mungkin dengan ekspresi yang lucu hingga Alexey tertawa terbahak-bahak. Menunduk malu merupakan jalan terbaik saat ini."Hei," Alex menangkap daguku, "aku tidak masalah sayang, aku senang kau mengagumi ku, hmmm," "Maaf," jawabku merasa malu,"Untuk apa?" Alexey memaksaku menatap matanya yang indah. Sewarna ombak yang berpadu dengan badai, itu mempesonaku."Karena bertindak tidak sopan," suaraku seperti orang yang terhipnoti

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   1. Remuk Redam

    Aku memandang nanar kedalam liang lahat. Menyaksikan peti mati itu perlahan tenggelam didalam sana. Rasanya aku sudah tidak bisa menangis lagi.Adik kecilku terus meraung menangisi ibu kami yang telah terkubur bersama harapan kami. Josh kecil yang malang.Adikku pengidap autisme, tapi dia sangat mencintai ibu. Aku tidak tau bagaimana aku merawatnya tanpa ibu. Meskipun sebelum ini, ibu sudah setengah gila karena kehilangan ayah. Tanah makam ayah masih basah ketika ibu juga di makamkan disebelahnya. Karena belum dua bulan sejak kepergiannya. Masih teringat jelas di mataku bagaimana kecelakaan yang kami alami hari itu menewaskan ayah. Entah bagaimana kejadian itu begitu mengerikan tapi kami bertiga selamat. Hanya ayah yang langsung tewas ditempat.Ibu menjadi depresi. Satu minggu kami dirawat dirumah sakit dan sejak kejadian itu ibu sering diam dan melamun. Dia tidak pernah memikirkan bagaimana aku dan Josh melewati hari-hari menyedihkan itu.Ayahku seorang pemimpin organisasi rahasia

Bab terbaru

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   11. Lingerie

    Harry dan Lily benar-benar sangat membantu. Alexey yang biasanya selalu bugar juga tampak kelelahan. Banyak sekali barang-barang yang menurutku tidak terlalu dibutuhkan. "Alex," aku mencoba membangunkannya saat sudah selesai memasak makan malam. Dia bergumam sedikit lalu kembali terlelap.Terpaksa aku duduk di depan wajahnya. Alex memiliki wajah yang sempurna, bahkan tubuhnya. Aku tidak dapat mencegah tanganku menyusuri lengan Alex yang di hiasi otot juga urat-urat yang menonjol. "Apa kau sedang mengagumi suamimu yang sedang tidur, sayang?" Aku terlompat kaget, mungkin dengan ekspresi yang lucu hingga Alexey tertawa terbahak-bahak. Menunduk malu merupakan jalan terbaik saat ini."Hei," Alex menangkap daguku, "aku tidak masalah sayang, aku senang kau mengagumi ku, hmmm," "Maaf," jawabku merasa malu,"Untuk apa?" Alexey memaksaku menatap matanya yang indah. Sewarna ombak yang berpadu dengan badai, itu mempesonaku."Karena bertindak tidak sopan," suaraku seperti orang yang terhipnoti

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   10. Rumah baru tetangga baru

    Mobil berhenti didepan gang sempit yang sama sekali tidak muat dilalui kendaraan bermotor. Meskipun itu hanya sekedar sebuah sepeda motor. Sang sopir membantu kami membawakan koper Sementara aku berjalan mesra bersama Alexey menuju rumah baru kami.Rumah sederhana yang tidak terlalu besar. Aku merasa sangat heran karena aku sangat menyukai rumah baru kami. Senyuman cerah terbit diwajahku setelah merasa bisa betah disini. Tapi yang membuatku merasa pusing, beberapa barang rumah tangga berjejalan dihalaman. Sampai hampir menutupi halaman rumah tetangga baru kami.Saat Alexey membuka pintu. Seorang pria baru saja sampai dan dia merupakan tetangga baru kami.Alexey langsung menghampirinya dengan keramah tamahan yang belum pernah aku lihat."hai, kami baru saja pindah. maafkan barang-barang kami yang berserakan di halamanmu," kata Alexey basa- basi."oh tidak masalah, aku juga dulu pernah jadi orang baru. bahkan lebih parah dari ini," jawab pria itu sambil menertawakan diri sendiri. "

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   9. Hongkong

    "apa kau gila Alex? Hongkong?" pekikku tak percaya."sstttt, tenanglah istriku yang manis. kita akan memulai hidup baru disini," "disini " mataku semakin melotot.Alexey mengangguk sambil tersenyum cerah, "kita baru saja mendarat di hongkong," Aku ingin pingsan saja, tapi ingat kami memiliki misi penting untuk dilakukan. Meskipun Alexey sudah memastikan tidak banyak adegan berbahaya dalam tugas pertama ku ini, tapi aku tetap saja merasa gugup.Alexey membawa koper kami berdua keluar pesawat dengan dua tangannya, tapi memintaku menggandeng tangan kanannya. Aku menurut saja, daripada aku kesasar.Jika berangkat di landasan yang sepi, kali ini kami mendarat di bandara yang cukup padat. Beberapa mata menatap kami yang baru saja keluar dari pesawat jet pribadi.Aku begitu lengket pada Alexey, takut dengan suasana negara baru yang belum pernah aku kunjungi. Jika saja ini liburan sungguhan, mungkin aku akan menikmatinya. "bersikap santailah, Hannah, tidak ada yang akan mengenalimu disini,

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   8. tidak terduga

    Deru angin menghiasi perjalanan udara kami. Pemandangan indah terhampar begitu hijau dengan undakan bukit-bukit batu yang curam dan terlihat berbahaya. Alexey mencoba menggenggam tanganku. Dia tampak terkejut karena tanganku yang dingin dan sedikit gemetar. Tatapan matanya seakan bertanya kenapa?Aku menggeleng lembut seraya tersenyum. Percuma berbicara di atas sini. Tidak akan terdengar apapun kecuali suara baling-baling dan angin. Helikopter itu membawa kami ke sebuah landasan yang tampak sepi. Alexey membantu melepaskan sabuk pengaman dan menarikku bersamanya menuruni helikopter itu.Aku merunduk sampai terasa suara baling-baling mulai menjauh. Alexey melambai tangan pada mereka dan terus membawaku bersamanya."Kita akan kemana?" tanyaku bingung."Ganti pesawat," jawab Alexey singkat padat dan jelas. Benar saja, sebuah pesawat jenis Airbus ACJ319neo terparkir cantik di landasan dan sudah siap berangkat . Aku sempat tertegun, seberapa jauh Alexey akan membawaku dengan pesawat itu

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   7. pernikahan

    "Bisa tolong pejamkan matamu?" pinta penata rias padaku. Aku menurut saja dan menikmati setiap polesan diwajahku.Aku sedang berada di dalam kamar pengantin. Kamar Alexey di rumah keluarga Ovechkin yang disulap menjadi kamar yang indah.Aku mendengar gumaman rendah para tamu yang hadir di pernikahan kami hari ini. Meskipun hanya pernikahan kontrak, tapi kegugupan membuat saraf-sarafku tegang.Setelah riasanku selesai, aku memakai gaun pengantin berwarna putih tulang. Gaun warisan ibunya Alexey yang ukurannya pas untukku. Alexey bersikeras ingin datang ke butik, tapi aku menolak karena Vladimir menunjukkanku gaun cantik itu. Vladimir sangat berterima kasih padaku dan memberikan cincin pernikahan mereka sebagai ungkapan bahagianya."Oh putriku yang cantik," Vladimir berseru di ambang pintu. Aku tersenyum malu seraya memperhatikan ekor gaun dengan detail payet berbentuk kupu-kupu. Vladimir datang untuk memelukku dan mengecup pucuk kepalaku."Jangan menangis, nanti maskaramu luntur," B

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   6.kehangatan

    "Ayah, kenalkan calon istriku," kata Alexey pada seorang pria tua beruban yang sedang menikmati sore yang cerah di halaman belakang rumahnya.Dia menatap ke arahku dan tersenyum begitu lebar. Barisan giginya yang rapi tampak sumringah, dia berdiri seraya merentangkan tangan padaku. Aku maju, dengan canggung menerima pelukan dari pria yang baru saja aku temui. Meski sudah tua, dia tampak sangat sehat dan berotot. Aku jadi tau dari mana Alexey mendapatkan senyumannya yang menawan."Vladimir, siapa namamu nona?" tanya nya sopan."Hannah Thompson," jawabku gugup."Cantik sekali seperti orangnya. Nah nak, mari temani aku bermain catur," ajak Vladimir pada putranya."Boleh aku saja yang temani?" tanyaku menawarkan diri. Aku sering mengalahkan ayah bermain catur. Dia sangat bangga padaku karena aku ahli dalam strategi. Dan sekarang, aku ingin mencoba kemampuanku pada orang lain. Apakah itu benar-benar kemampuanku atau ayah hanya mengalah untuk membesarkan hatiku.Vladimir cukup terkejut de

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   5. Kastil "The Wife"

    "Kastil?" tanyaku takjub pada kakek.Kakek tersenyum, "ya, kau menyukainya?""Hidup dikastil kerajaan mungkin menjadi impian setiap gadis kecil kakek,""Tapi itu bukan kastil kerajaan, sayangku,"Senyumanku lenyap, " Tentu saja," gumamku kecewa."Anna juga memandangi kastil itu dengan takjub sebelum dia pergi kesana sebagai gadis bertekad kuat, dan dia keluar sebagai " The Wife" Paling berbakat," ujar kakek sangat bangga."The wife?" aku sedikit bingung dengan sebutan itu,"Kau akan mengerti saat sudah tiba disana, sekarang ayo kita terbang kesana," Ajak kakek semangat."Terbang?" kali ini aku geli mendengarnya.Tapi kakek tidak bercanda soal terbang itu, terbang yang dia maksud merupakan bergelantungan diatas tali panjang sejauh mata memandang ke arah kastil.Aku berjingkrak senang karena kami sangat sering melakukan permainan ini ditaman hiburan. Awalnya aku takut, tapi karena paksaan kakek dan bimbingan darinya, aku jadi ketagihan.Setelah memasang sabuk pengaman kami berdua pun me

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   4. Moskow

    " Sudah saatnya kau bangkit, sayang," ujar kakek seraya membuka hordeng jendela. Cahaya silau masuk membuatku menggeliat. Rasanya nyaman sekali berada dikasur empuk di pagi yang sejuk ini. Aku sudah satu minggu berada dirumah kakek tanpa keluar sama sekali. Kerja ku hanya makan tidur dan berpikir. Aku berjanji akan ikut kakek hari ini ke suatu tempat.Kakek hanya tinggal seorang diri dirumah yang sederhana ini. Sebenarnya selama ini, aku hanya tau rumah kakek yang ada di kanada. Setiap liburan aku dan Josh akan menginap disana selama beberapa hari. Disana ada asisten rumah tangga kakek yang mengurus semua keperluan kami. Kakek selalu mengajak kami main ski saat bersalju. Melatihku memanah dengan berburu rusa di hutan bersamanya. Kadang kami juga main baseball untuk melatih kecepatanku.Aku tidak menyadari sudah dilatih sejak kecil. Di sekolah juga aku mengikuti kelas karate meskipun aku tidak pernah ikut dalam turnamen. Ibu dan ayah melarangku untuk ikut serta. Setelah selesai b

  • Pernikahan Kontrak Agen Rahasia   3. Gregory Zakharov

    Hannah! Hannah!Hannah!Aku menoleh ke arah suara. Tempat ini sunyi, yang aku lihat hanya warna putih. Tidak ada apapun yang bisa aku lihat. Tapi suara itu begitu mendesakku untuk menemukan nya. Siapa disana? Aneh, aku tidak dapat bersuara. Aku menyentuh wajahku, dan bibir ku masih tertempel di tempatnya. Tapi kenapa aku tidak bisa bicara sama sekali?Keanehan ini hanya dapat terjadi di alam mimpi. Begitu lah otakku menyadarkan ku. Hingga aku berusaha sekuat tenaga untuk bangun. Hannah!Suara itu semakin dekat. Dan kali ini, aku bisa merasakan bibirku bergerak, kelopak mataku berkedut, dan tanganku dipegang seseorang.Aku membuka mata, tapi kemudian aku menjerit ketakutan. "Ada apa ini?" Pekik ku ketakutan.Paman Moriarty berdiri disebelahku. Sementara aku duduk di kursi roda seraya diikat kuat. Untung saja mulutku tidak di bungkam."Paman! Ada apa ini? Kenapa aku diikat dan siapa mereka semua!" aku berkata dengan marah. Baru saja aku mempercayainya.Paman tidak melihat ke arahk

DMCA.com Protection Status