Pernikahan KeduaSean Bertemu DioBab 65Nadia tengah menikmati kopi bersama Priska. Priska gadis yang dipilihkan Erwin untuk mengikuti kemana Akmal pergi.Nadia tau malam waktu itu setelah pulang dari rumahnya, Akmal pergi kerumah sakit. Sulit memang untuk tak peduli. Selain sudah hampir lima tahun bersama, anak yang ternyata bukan darah daging suaminya itu dekat dengan Akmal.Tentunya tak mudah menjelaskan masalah ini pada anak sekecil itu, ditambah lagi kondisi sang anak yang tidak fit, dia punya penyakit jantung bawaan."Bapak memang menemuinya, Bu, tapi semata hanya menemui anaknya saja, dia tidak bicara, apapun selain hanya tentang penyakit anak itu." Priska menjelaskan apa yang ia ketahui."Terimakasih, Pris!"Priska mengangguk. "Apa tugas saya selesai, Bu?""Belum, Kamu ikuti dia di titik yang mencurigakan saja, seperti dikantor atau dirumah Mertua saya, tidak usah." Lagi Nadia memberi perintah."Baik, Bu! Oh ya, kalau sudah tidak ada, saya permisi, Bu. Ini sudah mau masuk ku
Pernikahan Kedua Tidak Berani Jujur Bab 66"Ma, tadi ada anak kecil yang peluk papa. Dia bilang 'papa' gitu, Ma!" kata Sean. Dia masih teringat dengan kejadian tadi. Dia belum bisa tidur. Mereka masih berbaring. Malam ini dia mau tidur bersama Nadia.Nadia sebenarnya sudah melihat videonya, dia dapat kiriman dari Priska tadi. Dio, anak itu tidak tau apa-apa. Sepertinya Wirenlah disini yang mengada-ada dan mencari masalah. Inilah salah satu dampaknya, Sean jadi kepikiran, dan selalu bertanya-tanya tentang siapa anak itu. Hingga malam ini dia tidak dapat tidur karena pikirannya terusik dengan anak yang memanggil papanya dengan sebutan papa."Namanya Dio, anaknya Om Handy," jawab Nadia jujur. Dia mengusap kepala Sean agar segera terlelap."Kenapa dia manggil papa Sean juga papa, Ma?" Sean adalah tipe pengingat, dia juga banyak bertanya tentang hal yang membuat dia penasaran. "Itu, mmmm, mungkin dia, kangen sama Papanya," Nadia menjawab dengan hati-hati."Oh iya ya, Om Handy kan di
Pernikahan KeduaHijrah NirmalaBab 67Nirmala memutuskan untuk mengirim pesan pada Adrian. Berbicara langsung rasanya dia tak akan sanggup, lebih baik berkirim pesan. Pikirnya.Dia tidak boleh menunda lagi kejujurannya. Dia mulai mengetik cerita masalalu yang memalukan itu, cukup panjang. Nirmala meyakinkan lagi hatinya. Apapun yang terjadi, apapun pilihan Adrian dia harus siap menerimanya. Benar kata ibunya, seberat apapun masalahnya, kalau susah jodoh pasti bersama.SendPesan itu terkirim dan langsung centang dua, namun belum dibaca. Hatinya tak karuan menunggu balasan chat itu. Sepuluh menit berlalu belum ada balasan. Nirmala rasanya semakin takut saja. Dia alihkan dengan membaca novel di platform bahagia, membaca kisah drama kehidupan sehari-hari.Nirmala mencari cerita yang tamat, sambil dibaca marathon olehnya. Nirmala menguap, matanya sudah ingin terpejam saja. Dia tutup bacaannya lalu membuka lagi aplikasi berwarna hijau itu.Centang dua itu telah berubah jadi biru, namun
Pernikahan KeduaDuda machoBab 68Setelah menimbang-nimbang serta menyesuaikan dengan modal yang ada, Deswita memutuskan untuk membuka usaha mini market. Lokasinya tidak begitu jauh dari rumah yang di tempati Bi Arum dan Miu."Akhirnya! Selesai juga." Deswita mengusap peluh di kening dan lehernya. Baru saja menyusun barang-barang dagangan di dalam rak, juga berbagai minuman di dalam lemari pendingin. Tinggal pemasangan ac.Deswita merekrut empat karyawan sekaligus, dua jaga malam, dua jaga siang, setiap minggu bergantian. Agar mereka tidak bosan dan terlalu capek.Segalanya di atur sedemikian rupa, Dia memastikan semuanya berjalan dengan baik, dia pun tetap bisa bekerja dengan tenang dan Miu tetap memiliki masa depan, juga Bi Arum yang tetap bisa mendapatkan gaji untuk dikirim pada keluarganya.Baru saja Deswita menghenyakkan tubuhnya di kursi depan meja rias. Wanita itu baru saja selesai mandi dan ingin menggunakan skincare malamnya sebelum tidur.Ponselnya berdering, Deswita meli
Pernikahan Kedua Iseng-iseng BeneranBab 69Deswita terdiam disisi mobilnya menatap pada bangunan minimarket yang sudah rata dengan tanah. Baru kemarin mereka mengisi minimarket itu dengan berbagai barang yang akan dijual, namun kini semua lenyap tak bersisa. Para pemadam masih bekerja menyirami puing-puing agar asapnya berhenti keluar.Deswita sampai dilokasi tadi, tak ada lagi yang bisa diselamatkan, semua ludes, minimarket yang akan baru di buka besok itu pun sirna begitu saja. Sesak rasanya. Dengan segala upaya dilakukannya agar Miu memiliki masa depan dan Bi Arum juga bisa tetap bekerja mengasuh Miu, namun Tuhan berkehendak lain. Deswita pergi kerumah yang ditempati oleh Miu dan Bi Arum. Setelah melihat Miu sebentar, Deswita, balik lagi kekantor, dengan semangat yang nyaris hilang."Des, ada apa? Kok main pergi saja?" tegur salah seorang karyawan begitu Deswita melewati meja mereka."Nanti saja, ya, aku lelah ingin keruanganku dulu." Deswita lagi tak ingin bercerita. Dia me
Pernikahan KeduaSerius MelamarBab 70Marco benar-benar pergi menemui Regi. Dia menunggu di teras rumah, karena Regi baru saja pulang dari dinas malamnya, karena ada urusan tadi, jam sepuluh baru sampai dirumah.Cepat-cepat dibereskannya rumah, sebelum menyuruh Marco masuk. Regi pun sudah mandi. Ketiga temannya pun tak ada dirumah."Silahkan, Pak! Maaf, menunggu diluar, rumahnya tadi masih berantakan." Regi menyambut lagi Marco sambil tersenyum ramah."Tak apa, saya, tidak buru-buru," balas Marco. Dia beranjak mengikuti Regi masuk kedalam. Di dalam rupanya sudah di buatkan teh oleh Regi tadi."Jujur saya terkejut, saat Bapak bilang mau menemui saya. Pastilah ini ada hubungannya dengan Kak Des. Apa kakak saya ada masalah?" Regi memang khawatir tadi saat Marco memperkenalkan diri sebagai bosnya Deswita."Iya, ini masalah memang terkait kakakmu." Marco berhenti sejenak untuk memilih kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada Regi.Regi jadi sedikit takut, jangan-jangan kakaknya terlibat
Pernikahan Kedua Tidak Bisa DitolerirBab 71Seperti biasa, setiap hari minggu Deswita akan menghabiskan waktunya dengan Miu. Kadang membawanya jalan-jalan atau bermain dirumah.Deswita sudah siap dengan boneka sapi di sebelahnya, juga berbagai Snack untuk Miu. Rasanya sudah tidak sabar melihat antusias anak itu menerima hadiah darinya. "Miu mana, Bik?" tanyanya setelah masuk kerumah sederhana itu. Miu tidak terlihat olehnya, biasanya anak itu akan menyambutnya dengan bahagia, tapi kali ini tidak. "Miu sedang istirahat dikamar, bangun tidur tadi pagi dia demam, Non," jawab Bibi pelan."Sudah diberi obat Bi?" Deswita sedikit khawatir. Dia kemudian berjalan menuju kekamar Miu. "Sudah, Bibik kasi sirup penurun panas tadi, setelah itu langsung tertidur." Bik Arum mengikuti langkah Deswita sambil menjawab. Deswita membuka pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat. Di atas, ranjang terbaring Miu dengan ditutupi selimut. Ia masuk dan melihat Miu. Disentuhnya kening anak itu. Masih p
Pernikahan KeduaMenyerahBab 72Dengan langkah gontai Deswita keluar dari ruangan Marco, dia menghampiri mejanya menatap sekeliling. Dimana tempat ini sudah bertahan-tahun dihuninya sebagai wadah mencari rezeki. Apes bener hidupnya, padahal hanya ingin menolong Miu saja dia harus kehilangan pekerjaan. Deswita masih bergeming, bulir bening itu akhirnya luruh juga. Karena ingin memperjuangkan Miu, dia kini kehilangan pekerjaan. Pekerjaan yang dari situlah dia bertahan hidup dan bisa memiliki mobil juga apartemen.TringSuara pesan masuk membuyarkan lamunannya itu, segera dihapusnya air mata itu, lalu mengambil ponsel dari dalam tas.Membuka pesan dari Regi. [Kak Des! Cepetan dong, ini Miu nya nangis terus loh, aku juga sudah harus pergi ini, baru dapat telpon dari rumah sakit.] pesan Regi. Deswita langsung berpikir capat, tidak mungkin juga kan karena hal ini, adiknya harus kehilangan pekerjaan juga. Deswita mengemas barang pribadi miliknya, mengumpul dalam satu kardus lalu beran