Pernikahan Kedua Tidak Berani Jujur Bab 66"Ma, tadi ada anak kecil yang peluk papa. Dia bilang 'papa' gitu, Ma!" kata Sean. Dia masih teringat dengan kejadian tadi. Dia belum bisa tidur. Mereka masih berbaring. Malam ini dia mau tidur bersama Nadia.Nadia sebenarnya sudah melihat videonya, dia dapat kiriman dari Priska tadi. Dio, anak itu tidak tau apa-apa. Sepertinya Wirenlah disini yang mengada-ada dan mencari masalah. Inilah salah satu dampaknya, Sean jadi kepikiran, dan selalu bertanya-tanya tentang siapa anak itu. Hingga malam ini dia tidak dapat tidur karena pikirannya terusik dengan anak yang memanggil papanya dengan sebutan papa."Namanya Dio, anaknya Om Handy," jawab Nadia jujur. Dia mengusap kepala Sean agar segera terlelap."Kenapa dia manggil papa Sean juga papa, Ma?" Sean adalah tipe pengingat, dia juga banyak bertanya tentang hal yang membuat dia penasaran. "Itu, mmmm, mungkin dia, kangen sama Papanya," Nadia menjawab dengan hati-hati."Oh iya ya, Om Handy kan di
Pernikahan KeduaHijrah NirmalaBab 67Nirmala memutuskan untuk mengirim pesan pada Adrian. Berbicara langsung rasanya dia tak akan sanggup, lebih baik berkirim pesan. Pikirnya.Dia tidak boleh menunda lagi kejujurannya. Dia mulai mengetik cerita masalalu yang memalukan itu, cukup panjang. Nirmala meyakinkan lagi hatinya. Apapun yang terjadi, apapun pilihan Adrian dia harus siap menerimanya. Benar kata ibunya, seberat apapun masalahnya, kalau susah jodoh pasti bersama.SendPesan itu terkirim dan langsung centang dua, namun belum dibaca. Hatinya tak karuan menunggu balasan chat itu. Sepuluh menit berlalu belum ada balasan. Nirmala rasanya semakin takut saja. Dia alihkan dengan membaca novel di platform bahagia, membaca kisah drama kehidupan sehari-hari.Nirmala mencari cerita yang tamat, sambil dibaca marathon olehnya. Nirmala menguap, matanya sudah ingin terpejam saja. Dia tutup bacaannya lalu membuka lagi aplikasi berwarna hijau itu.Centang dua itu telah berubah jadi biru, namun
Pernikahan KeduaDuda machoBab 68Setelah menimbang-nimbang serta menyesuaikan dengan modal yang ada, Deswita memutuskan untuk membuka usaha mini market. Lokasinya tidak begitu jauh dari rumah yang di tempati Bi Arum dan Miu."Akhirnya! Selesai juga." Deswita mengusap peluh di kening dan lehernya. Baru saja menyusun barang-barang dagangan di dalam rak, juga berbagai minuman di dalam lemari pendingin. Tinggal pemasangan ac.Deswita merekrut empat karyawan sekaligus, dua jaga malam, dua jaga siang, setiap minggu bergantian. Agar mereka tidak bosan dan terlalu capek.Segalanya di atur sedemikian rupa, Dia memastikan semuanya berjalan dengan baik, dia pun tetap bisa bekerja dengan tenang dan Miu tetap memiliki masa depan, juga Bi Arum yang tetap bisa mendapatkan gaji untuk dikirim pada keluarganya.Baru saja Deswita menghenyakkan tubuhnya di kursi depan meja rias. Wanita itu baru saja selesai mandi dan ingin menggunakan skincare malamnya sebelum tidur.Ponselnya berdering, Deswita meli
Pernikahan Kedua Iseng-iseng BeneranBab 69Deswita terdiam disisi mobilnya menatap pada bangunan minimarket yang sudah rata dengan tanah. Baru kemarin mereka mengisi minimarket itu dengan berbagai barang yang akan dijual, namun kini semua lenyap tak bersisa. Para pemadam masih bekerja menyirami puing-puing agar asapnya berhenti keluar.Deswita sampai dilokasi tadi, tak ada lagi yang bisa diselamatkan, semua ludes, minimarket yang akan baru di buka besok itu pun sirna begitu saja. Sesak rasanya. Dengan segala upaya dilakukannya agar Miu memiliki masa depan dan Bi Arum juga bisa tetap bekerja mengasuh Miu, namun Tuhan berkehendak lain. Deswita pergi kerumah yang ditempati oleh Miu dan Bi Arum. Setelah melihat Miu sebentar, Deswita, balik lagi kekantor, dengan semangat yang nyaris hilang."Des, ada apa? Kok main pergi saja?" tegur salah seorang karyawan begitu Deswita melewati meja mereka."Nanti saja, ya, aku lelah ingin keruanganku dulu." Deswita lagi tak ingin bercerita. Dia me
Pernikahan KeduaSerius MelamarBab 70Marco benar-benar pergi menemui Regi. Dia menunggu di teras rumah, karena Regi baru saja pulang dari dinas malamnya, karena ada urusan tadi, jam sepuluh baru sampai dirumah.Cepat-cepat dibereskannya rumah, sebelum menyuruh Marco masuk. Regi pun sudah mandi. Ketiga temannya pun tak ada dirumah."Silahkan, Pak! Maaf, menunggu diluar, rumahnya tadi masih berantakan." Regi menyambut lagi Marco sambil tersenyum ramah."Tak apa, saya, tidak buru-buru," balas Marco. Dia beranjak mengikuti Regi masuk kedalam. Di dalam rupanya sudah di buatkan teh oleh Regi tadi."Jujur saya terkejut, saat Bapak bilang mau menemui saya. Pastilah ini ada hubungannya dengan Kak Des. Apa kakak saya ada masalah?" Regi memang khawatir tadi saat Marco memperkenalkan diri sebagai bosnya Deswita."Iya, ini masalah memang terkait kakakmu." Marco berhenti sejenak untuk memilih kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada Regi.Regi jadi sedikit takut, jangan-jangan kakaknya terlibat
Pernikahan Kedua Tidak Bisa DitolerirBab 71Seperti biasa, setiap hari minggu Deswita akan menghabiskan waktunya dengan Miu. Kadang membawanya jalan-jalan atau bermain dirumah.Deswita sudah siap dengan boneka sapi di sebelahnya, juga berbagai Snack untuk Miu. Rasanya sudah tidak sabar melihat antusias anak itu menerima hadiah darinya. "Miu mana, Bik?" tanyanya setelah masuk kerumah sederhana itu. Miu tidak terlihat olehnya, biasanya anak itu akan menyambutnya dengan bahagia, tapi kali ini tidak. "Miu sedang istirahat dikamar, bangun tidur tadi pagi dia demam, Non," jawab Bibi pelan."Sudah diberi obat Bi?" Deswita sedikit khawatir. Dia kemudian berjalan menuju kekamar Miu. "Sudah, Bibik kasi sirup penurun panas tadi, setelah itu langsung tertidur." Bik Arum mengikuti langkah Deswita sambil menjawab. Deswita membuka pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat. Di atas, ranjang terbaring Miu dengan ditutupi selimut. Ia masuk dan melihat Miu. Disentuhnya kening anak itu. Masih p
Pernikahan KeduaMenyerahBab 72Dengan langkah gontai Deswita keluar dari ruangan Marco, dia menghampiri mejanya menatap sekeliling. Dimana tempat ini sudah bertahan-tahun dihuninya sebagai wadah mencari rezeki. Apes bener hidupnya, padahal hanya ingin menolong Miu saja dia harus kehilangan pekerjaan. Deswita masih bergeming, bulir bening itu akhirnya luruh juga. Karena ingin memperjuangkan Miu, dia kini kehilangan pekerjaan. Pekerjaan yang dari situlah dia bertahan hidup dan bisa memiliki mobil juga apartemen.TringSuara pesan masuk membuyarkan lamunannya itu, segera dihapusnya air mata itu, lalu mengambil ponsel dari dalam tas.Membuka pesan dari Regi. [Kak Des! Cepetan dong, ini Miu nya nangis terus loh, aku juga sudah harus pergi ini, baru dapat telpon dari rumah sakit.] pesan Regi. Deswita langsung berpikir capat, tidak mungkin juga kan karena hal ini, adiknya harus kehilangan pekerjaan juga. Deswita mengemas barang pribadi miliknya, mengumpul dalam satu kardus lalu beran
Pernikahan Kedua Saling Terbuka Bab 73Deswita membawa Miu pulang ke apartemennya. Kini gadis itu tinggal bersamanya, sedangkan rumah Miu akan ia kontrakan untuk biaya sekolah anak itu nantinya.Deswita juga sudah menghubungi Redi perihal lamaran itu, agar Marco datang ke apartemen saja. Marco ternyata sudah menghubungi Regi duluan. Dia menyiapkan seserahan tanpa sepengetahuan Deswita.Ragi pun demikian, dia merahasiakannya dengan Deswita. Kakaknya itu hanya tau, Marco saja yang akan datang. Kini dia telah menunggu di apartemen, sambil bermain dengan Miu."Udah jam sembilan kok belum datang, Reg? Jangan-jangan nggak jadi lagi," tebak Deswita pura-pura cemas padahal dihatinya tertawa. Ting nongBaru saja di obrolin, sudah ada yang bertamu."Nah itu mereka datang." Regi segera beranjak ingin membukakan pintu. "Mereka?" Deswita mematung, belum terjawab pertanyaan tentang 'mereka,' Masuklah Marco diikuti oleh dua wanita yang sudah tua berkisar enam puluhan lalu seorang pria tua, dan
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in