Pernikahan Kedua Saling Terbuka Bab 73Deswita membawa Miu pulang ke apartemennya. Kini gadis itu tinggal bersamanya, sedangkan rumah Miu akan ia kontrakan untuk biaya sekolah anak itu nantinya.Deswita juga sudah menghubungi Redi perihal lamaran itu, agar Marco datang ke apartemen saja. Marco ternyata sudah menghubungi Regi duluan. Dia menyiapkan seserahan tanpa sepengetahuan Deswita.Ragi pun demikian, dia merahasiakannya dengan Deswita. Kakaknya itu hanya tau, Marco saja yang akan datang. Kini dia telah menunggu di apartemen, sambil bermain dengan Miu."Udah jam sembilan kok belum datang, Reg? Jangan-jangan nggak jadi lagi," tebak Deswita pura-pura cemas padahal dihatinya tertawa. Ting nongBaru saja di obrolin, sudah ada yang bertamu."Nah itu mereka datang." Regi segera beranjak ingin membukakan pintu. "Mereka?" Deswita mematung, belum terjawab pertanyaan tentang 'mereka,' Masuklah Marco diikuti oleh dua wanita yang sudah tua berkisar enam puluhan lalu seorang pria tua, dan
Pernikahan Kedua Di Kelabui MarcoBab 74Marco baru saja mendapat laporan dari asisten rumah tangganya yang ia tugaskan untuk menguping pembicaraan Oma Renita.Ternyata dia menghubungi putrinya dan mengadukan tentang pernikahan Marco. Tanpa mereka ketahui Marco bisa lebih cerdik dari mereka. Marco sudah menyuruh seseorang untuk memantau pertemuan antara ibu dan anak itu. Marco tidak ingin kecolongan. Tugasnya sekarang adalah meyakinkan Selomita agar tetap percaya padanya. CeklekSelo yang ternyata belum tidur, menoleh pada pintu yang terbuka. "Papa!"Marco masuk dan duduk disisi putrinya itu. "Selo belum tidur?" dia membeli rambut hitam putrinya. Selo memang lebih mirip kedia, dari pada Gres yang berwajah bule."Belum ngantuk, Pa," jawab Selo."Selo, ada yang ingin papa sampaikan!""Pasti tentang Oma." Gadis itu langsung menebak."Kok Selo tahu?" Marco menyipit."Tadi Oma menyuruh Selo melarang papa supaya nggak nikah lagi. Kata Oma mama akan kembali kesini!" Marco cukup terkejut
Pernikahan Kedua Gertakan Oma RenitaBab 75Janji suci pernikahan antara Marco dan Deswita telah berlangsung khidmat. Rencana menikah dibandung adalah ide dari Marco. Deswita sih senang saja karena kebetulan Budenya tinggal di bandung.Pagi mereka berangkat duluan dengan Regi juga Miu. Siangnya Marco dan keluarga menyusul.Keluarga Deswita sangat terkejut dengan berita mendadak ini, namun juga senang karena Deswita akhirnya menemukan jodohnya. Mereka tak mempermasalahkan status dan usia Marco. Selisih tiga belas tahun itu masih biasa. Kini mereka telah sah menjadi suami istri. Selesai akad mereka langsung menuju hotel. Semua keluarga menginap disana, hingga menunggu esok pagi kembali kejakarta. Ternyata Marco sudah menyiapkan bulan madu ke bali untuk mereka. Rencananya besok pagi mereka berangkat."Kok tiba-tiba nikahnya di bandung sih, Pak?" Pertanyaan yang belum sempat ditanyakan pada Marco."Masak Bapak, Des? Emang nggak ada panggilan lain gitu?" Alih-alih menjawab. Marco malah
Pernikahan Kedua Ratu DramaBab 76Malam telah tiba menggantikan sore yang telah beranjak. Tubuh tegap tinggi itu baru saja pulang. Betapa senangnya disambut sang istri. Deswita mencium tangan suaminya, Marco mengusap rambut itu lembut.Tas kerja diletakkan di atas ranjang mereka. Marco segera membersihkan diri. Deswita menunggu suaminya selesai untuk bertanya sesuatu. "Apa benar, Mbak Gres akan kesini?" Deswita tak ingin menyimpan rasa penasarannya.Marco mendudukkan diri setelah selesai memakai pakaiannya. "Iya, dia menghubungiku tadi. Katanya ingin mengucapkan selamat pada kita.""Pantas saja, Bi Sumi sampai memasak makanan kesukaannya," ucap Deswita.Kening Marco mengerut. "Makanan kesukaan?""Hmm, mungkin atas perintah Omanya Selo." Deswita, mengangkat kedua bahunya."Hah, masih ingin mengatur mereka dirumah ini. Apa haknya menyuruh Sumi memasak makanan kesukaan putrinya? Dia semakin melunjak." Marco tampak tidak suka dengan yang dikatakan Deswita barusan."Mas, marah?" Deswit
Pernikahan Kedua Permintaan Maaf DeswitaBab 77Selomita berlari menuju kamarnya saat kedua orang tuanya akan menghampirinya dan itu sukses membuat penanrin baru itu tercengang."Mas, jangan-jangan Selo melihatnya tadi. Aku jadi tidak enak, Mas." Tak dipungkiri Deswita jadi cemas. Apalagi Selo yang terbilang masih kecil belum tentu memahami apa yang terjadi tadi."Semoga saja tidak!" harap Marco meskipun sebenarnya ia tak kalah cemas, namun dia harus bisa juga bersikap dewasa agar Deswita tidak merasa bersalah."Tapi dia menghindar." Deswita menggigit ujung ibu jarinya. Belum berhasil mendapatkan hati anak sambungnya, kini sudah terjadi sesuatu yang mungkin bisa memberikan pandangan negatif dari Selo untuknya.Marco mengusap punggung istrinya. "Tenanglah, jangan panik. Masuklah kekamar, biar mas yang bicara pada Selo.""Aku takut dia akan benci sama aku, Mas!" Sungguh Deswita jadi takut melihat reaksi yang ditunjukkan Selo tadi mungkin sebagai pertanda dia membenci Deswita. "Belum
Pernikahan KeduaMengajak RujukBab 78Pagi ini benar-benar pagi yang indah bagi Marco. Dimana tadi Selomita dan Deswita yang saling memeluk, menerima satu sama lain. Tinggal satu yang belum berhasil ia lakukan, yaitu memindahkan Oma Renita dari rumahnya.Memindahkan bukan berarti mengusir, bahkan Marco sudah menyiapkan rumah untuknya atau bisa juga ia tinggal dengan putrinya, karena Gres juga punya rumah hadiah dari Marco dulu. Hadiah ulang tahun pernikahan yang ke tiga belas, namun dirumah itulah Marco tau tentang hubungan gelap Gres kala itu.Marco memasuki kantor dengan wajah semringah, hingga menambah pesona si mantan duda itu. Dia berjalan santai sambil memasukkan tangan di dalam kantong. "Selamat siang, Pak?" sekretaris berhijab itu berdiri seraya membungkuk menyapa bosnya. Mejanya berada di luar ruangan Marco. "Loh, bukannya ini masih pagi?" Marco mengernyit."Wah Bapak, tampak bahagia hari ini jadi ingin pagi terus ya, Pak?" Sekretaris menahan senyumnya."Oh, ya ampun, sa
Pernikahan KeduaSeperti ArtisBab 79"Apa gunanya mama tinggal disitu, kalau tidak bisa mempengaruhi Selo?" Oma Renita jadi sasaran amarah Gres. Dia merasa direndahkan oleh istri mantan suaminya. Gres tidak terima dirinya dihina. Entah sudah seperti apa rumahnya kini. Semua jadi sasaran amarahnya. Guci, figura-figura yang tersusun rapi, vas bunga semua sudah tidak berbentuk lagi. Berantakan, belum lagi wajahnya yang cemong, akibat usapan kasar dari tangannya. Nafasnya masih memburu. "Kau pikir Selo sama seperti dulu? tidak Gres, dia sekarang tidak mau mendengarkan aku. Harusnya Kau lebih dekat padanya, Kau ibunya. Andai Kau perhatian padanya, tentu ini tidak akan sulit bagi kita. Sekarang semua hancur, wanita itu dalam waktu sekejap sudah bisa membuat Marco bertekuk lutut." Oma Renita tidak terima dengan amarah putrinya yang seolah menyalahkan dirinya. Gres semakin berang. PrangFoto dirinya dan Selo kini jadi sasaran. Tidak tersentuh sedikitpun dia menatap foto itu.Arggghh"Wa
Pernikahan Kedua Jangan Pernah Berpikir Untuk MenduakankuBab 80Deswita menyimak dengan baik permohonan yang disampaikan oleh Oma Renita. Setelah tidak bisa menjatuhkan dengan cara menghina, kini dengan cara memelas namun merendahkan. Deswita tampak tenang sebelum membuka suara. Kenapa aku harus meninggalkan suamiku demi Mbak Gres? Deswita masih tak habis pikir dengan jalan pikiran Oma dan putrinya itu. Demi mendapat kebahagiaan, mereka rela mengusik kebahagiaan orang lain."Maaf Oma, aku tidak punya hubungan apapun dengan Mbak Gres, jadi sangat mustahil kalau aku mundur demi dia. Sedangkan Selo, selama aku disini dia baik-baik saja. Mas Marco apalagi, dia tampak bahagia hidup denganku. Jadi tidak ada alasan untukku meninggalkan mereka, dan tentang uang yang Oma janjikan, maaf aku tidak tertarik. Suamiku masih mampu memberiku uang." Deswita menyandarkan tubuhnya di kursi taman setelah mengatakan itu, menunggu reaksi Oma Renita selanjutnya."Kau memang keras kepala!" umpatnya penu
Pernikahan Kedua (Ending) Semangat Demi AdeliaBab 150Kondisi Adelia benar-benar drop kali ini. Bahkan bobotnya turun drastis, hal itu sangat membuat kedua oran tuanya sedih, terlebih sang mama."Dok, apakah proses kelahiran anak ketigaku bisa di percepat?" Risti mendatangi dokter kandungan langganannya."Bisa saja, Bu. Tapi tentunya harus cesar. Apa ini terkait dengan kesehatan Adelia?" tanya Dokter Tiara.Risti yang bewajah sedih itu mengangguk disertai buliran bening yang turut meluncur di kedua pipinya. Dia mengusap dengan ujung jarinya."Baiklah, akan saya pastikan kapan waktu yang pas," kata Dokter Tiara. Dia, sangat memahami kondisi pasiennya ini sekarang. Tentu tidak mudah untuknya menghadapi ini. "Di usia kehamilan tiga puluh delapan minggu kita akan lakukan operasinya, saya tinggal mempersiapkan harinya saja," lanjut Dokter Tiara. "Baik, Dok. Saya permisi!" Risti pun pergi kembali keruangan dimana putrinya di rawat. "Aku sudah memutuskannya. Dua minggu lagi aku akan me
Pernikahan Kedua Masa Lalu Yang DatangBab 149"Oh ayolah, ini sudah hampir jam masukmu, Sayang!" Risti sedang memegang seragam sekolah Liu yang akan di pakaikan, namun Liu selalu menghindarinya. Entah sudah keberapa kali bujukan ini keluar dari bibir ibu dari dua anak itu."No, mama! Liu mau pindah sekolah saja." Dia menolak dengan tegas. Dia ternyata tidak main-main dengan ucapannya semalam."Kenapa harus pindah?" Risti bertanya lagi apa alasan putranya itu sebenarnya."Miss Sarah genit, dia mau merebut papa dari mama," katanya tegas.Risti yang sedang berdiri memegang baju sekolah Liu itu pun dibuat tak percaya oleh jawaban anaknya. Bisa-bisanya dia berpikir seperti itu.Liu berdiri di atas sofa menghindari sang mama yang sedang memaksanya memakai baju sekolah. Liu kini hanya memakai cd dan kaos tak berlengan saja.Risti mendesah. Anaknya ini memang susah untuk membujuknya. "Lalu apa yang akan Kau lakukan dirumah seharian ini?" Risti bertanya untuk memancingnya lagi."Aku akan
Pernikahan Kedua Jangan Sentuh Papaku! Bab 148Setelah dari rumah sakit keluarga itu langsung menuju mall, untuk menunaikan janji mereka.Adelia dan Liu boleh memilih apa saja untuk mereka dan bermain apa saja. Mereka begitu riang, terutama Liu yang sangat aktiv. Tony harus extra mengawasinya sedangkan Adelia hanya bermain yang ringan saja karena tidak boleh terlalu lelah."Hai Liu tampan!" O ow, semua menoleh ke asal suara sapaan itu terdengar."Oh, Hai Miss Sarah!" balasnya datar. Dia memang suka dibilang tampan, tapi Liu tidak menunjukkannya, dia bersikap seolah sudah dewasa."Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oh iya, apa ini Daddymu?" Miss Sarah tak dapat untuk bertanya kala melihat Tony. Dia memang tahu, hanya basa basi saja karena terpesona dengan Tony yang terlihat matang. Meski sudah berusia empat puluham Tony memang terbilang masih macho, kekuatan uang menambah pesonanya."Bukan, dia papaku." Liu menjawab dengan dingin. Miss Sarah tertawa, dia terlalu gemes dengan a
Pernikahan Kedua Mama Takut Papa Akan LariBab 147Tidak terasa waktu terus bergulir. Risti telah melewati trimester pertamanya dan trimester kedua pun akan segera berakhir. Kini kehamilannya sudah berusia enam bulan. Adelia belum pernah lagi di rawat di rumah sakit. Hanya mengkonsumsi obat di rumah secara rutin dan kontrol rutin kepada dokternya yang datang khusus kerumah.Meski banyak drama setiap kali ingin meminum obatnya. Bayangan rumah sakit selalu menjadi momok menakutkan untuknya dan itu menjadi andalan mereka, Adelia akan takut bila dikatakan akan dibawa ke rumah sakit lalu akan meminum obatnya. Hari ini mereka akan melakukan pemeriksaan sekaligus ingin mengetahui jenis kelamin bayi ketiga mereka.Tony sudah tidak sabar ingin segera mengetahuinya. "Kira-kira apa ya Yang?" tanyanya seraya mempersiapkan diri. Dia baru saja selesai mandi dan tubuhnya hanya dibalut handuk saja. Risti duduk di depan meja rias, untuk mempercantik penampilannya. "Apapun itu, aku tidak terlalu p
Pernikahan Kedua Terlalu PosesifBab 146Tidak mudah memang membuat kedua bocah itu mengerti. Segala apapun yang ditawarkan sepanjang perjalanan pulang, tidak ada yang mengena dihati mereka.Di tawarkan ice cream, mainan serta ke taman hiburan, keduanya kompak menggeleng sambil mengerucutkan bibir.Sang papa sampai mengusap wajahnya berulang kali melihat kedua bocahnya yang tidak bisa menerima bahwa mereka akan punya adik.Risti tidak terlalu ambil pusing dia masih bisa tersenyum dan mengusap lengan suaminya. "Udah nggak usah di pikirin, Yang. Biasa itu terjadi, nanti pelan-pelan kita kasih penjelasan pasti ngerti." kata Risti menenangkan suaminya. "Kamu lihat itu bibir maju semua, heran aku, anak siapa sih mereka? Perasaan aku nggak gitu deh Yang," gerutu Tony."Haha, emang Kamu ingat Yang, Kamu pikir aku gitu? Aku ini anak yang baik budi loh waktu kecil, bahkan sampai dewasa?" tanya Risti tak percaya.Tony menggedikkan kedua bahunya.Kini mereka telah sampai dirumah. Kedua anakn
Pernikahan Kedua Astaga Sayang! Bagaimana Ini? Bab 145Tidak ada cara yang bisa membujuk Liu malam itu. Risti menemaninya di kamar bermain sebentar dan membacakan dongeng sebelum Liu tertidur.Risti bangkit dari tempat tidur setelah merasa Liu sudah terlelap. Dia segera beranjak keluar. Harus melihat kondisi putrinya. "Yah, Ras! Aku pergi dulu, kalau Liu bangun sebisa mungkin bujuk dia ya!" ucap Laras. Dia akan menyetir sendiri malam ini karena suaminya sudah pergi sejak tadi."Hati-hati Ris!" pesan ayahnya sebelum Risti berangkat. Liu benar-benar hanya ingin mamanya, bahkan dengan Tony pun dia tidak mau. Dia seperti anak yang takut di tinggalkan oleh sang mama. Tidak butuh waktu yang lama, Risti telah sampai dirumah sakit, dia langsung menuju kamar rawat Adelia. Disitu sudah ada suaminya yang sedang menatap putrinya dalam diam.Dia langsung menghampiri putrinya. "Bagaimana keadaannya, Sayang?" tanyanya sambil menatap wajah lelap Adelia. "Dia gelisah terus, mau tak mau dokter
Pernikahan Kedua Bisakah Aku Menunda Keberangkatanku? Bab 144Regi menolong Selo untuk bangkit dan hal itu di manfaatkan oleh Selo. Sedangkan Regi hanya karena kasihan."Ini terlalu sakit, Om. Bawa aku ke sofa saja!" pintanya. Regi menganggap ini hal biasa, dia pun melakukannya. Menganggap mungkin Selo sedang khilaf tadi.Regi mengangkat tubuh Selo ke depan tepatnya di sofa, Regi meletakkannya perlahan karena khawatir akan menambah rasa sakit Selo nantinya. Saat itu Selo bergerak cepat dan menarik Regi dalam pelukannya, hingga hal serupa terjadi. Selo menahan kepala Regi dengan kedua tangannya.Sedetik kemudia pikiran buruk merasuki Regi, dia terhanyut dan mengikuti keinginan Selomita. Sisi kelelakiannya muncul. Tidak cukup sampai disitu, Selo menuntut untuk lebih lagi, dia menarik tangan Regi menuju sesuatu yang berharga miliknya. Tiba-tiba Regi berdiri dan hal itu membuat Selomita kecewa. Regi menyadari perbuatannya. Dia segera masuk kedalam kamar dan langsung mengunci diri di
Pernikahan Kedua Lebay Banget Kamu SelBab 143Selomita tidak terlihat keluar dari kamarnya sejak Marco menyuruhnya masuk ke dalam kamar. Dia mengurung diri di dalam, dan ini sudah pukul tujuh malam, bahkan dia tidak turun untuk makan malam. Dia teramat takut papanya tidak menyetujuinya menikah dengan Regi.Ah, seandainya itu terjadi, Selomita harus apa? Dia teramat mencintai Regi. Dia tidak akan sanggup jauh dari pria itu. Di usia hampir dua puluh, baru ini dia merasakan ketertarikan dengan lawan jenis dan sayangnya itu Regi adik dari mama sambungnya sendiri. Selo membuka ponselnya, hari ini dia belum bertemu muka dengan pria yang di cintainya itu. Dia akan menghubungi nomornya setidaknya mendengar suaranya saja. Tidak di angkat, hingga lima kali dan yang keenam nomor itu sudah tidak aktiv lagi. Selomita kesal, dia pun menangis. Dia memang terlalu cengeng bila menyangkut masalah dengan pria itu. Kenapa Regi tidak mengangkat telponnya? Atau papanya sudah mengancam Regi? Selomita
Pernikahan Kedua Kau Wanita Luar Biasa, SayangBab 142Hari ini perasaan setiap orang campur aduk. Kekhawatiran akan kondisi Riri, takut terjadi apa-apa yang tidak diinginkan, namun ada rasa syukur atas kesembuhan Gilang.Yah, pria itu telah berjalan kembali. Setelah cukup melatih kakinya agar tidak kaku lagi. Kini dia duduk bersama kedua mertuanya. "Mama panik sekali saat Harsa menghubungi tadi tentang keadaan kalian. Mama benar-benar takut, Lang," ungkap Mama Anita. Tidak di pungkiri bahkan sampai sekarang dia masih syok."Saat itu tidak ada orang dirumah, Ma. Gilang baru saja keluar dari kamar, niatnya mau kasih makan ikan-ikan diluar, biar nggak bosan, tapi suara terjatuh disusul benda-benda lainnya membuat Gilang berputar ke arah dapur." Gilang pun masih merasa takut sekarang. Takut istrinya tidak bisa melewati persalinan ini.Gilang menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Dia menangis dan terisak. Betapa merasa bersalahnya dia sudah mengabaikan istrinya belakangan in