Pernikahan KeduaDuda machoBab 68Setelah menimbang-nimbang serta menyesuaikan dengan modal yang ada, Deswita memutuskan untuk membuka usaha mini market. Lokasinya tidak begitu jauh dari rumah yang di tempati Bi Arum dan Miu."Akhirnya! Selesai juga." Deswita mengusap peluh di kening dan lehernya. Baru saja menyusun barang-barang dagangan di dalam rak, juga berbagai minuman di dalam lemari pendingin. Tinggal pemasangan ac.Deswita merekrut empat karyawan sekaligus, dua jaga malam, dua jaga siang, setiap minggu bergantian. Agar mereka tidak bosan dan terlalu capek.Segalanya di atur sedemikian rupa, Dia memastikan semuanya berjalan dengan baik, dia pun tetap bisa bekerja dengan tenang dan Miu tetap memiliki masa depan, juga Bi Arum yang tetap bisa mendapatkan gaji untuk dikirim pada keluarganya.Baru saja Deswita menghenyakkan tubuhnya di kursi depan meja rias. Wanita itu baru saja selesai mandi dan ingin menggunakan skincare malamnya sebelum tidur.Ponselnya berdering, Deswita meli
Pernikahan Kedua Iseng-iseng BeneranBab 69Deswita terdiam disisi mobilnya menatap pada bangunan minimarket yang sudah rata dengan tanah. Baru kemarin mereka mengisi minimarket itu dengan berbagai barang yang akan dijual, namun kini semua lenyap tak bersisa. Para pemadam masih bekerja menyirami puing-puing agar asapnya berhenti keluar.Deswita sampai dilokasi tadi, tak ada lagi yang bisa diselamatkan, semua ludes, minimarket yang akan baru di buka besok itu pun sirna begitu saja. Sesak rasanya. Dengan segala upaya dilakukannya agar Miu memiliki masa depan dan Bi Arum juga bisa tetap bekerja mengasuh Miu, namun Tuhan berkehendak lain. Deswita pergi kerumah yang ditempati oleh Miu dan Bi Arum. Setelah melihat Miu sebentar, Deswita, balik lagi kekantor, dengan semangat yang nyaris hilang."Des, ada apa? Kok main pergi saja?" tegur salah seorang karyawan begitu Deswita melewati meja mereka."Nanti saja, ya, aku lelah ingin keruanganku dulu." Deswita lagi tak ingin bercerita. Dia me
Pernikahan KeduaSerius MelamarBab 70Marco benar-benar pergi menemui Regi. Dia menunggu di teras rumah, karena Regi baru saja pulang dari dinas malamnya, karena ada urusan tadi, jam sepuluh baru sampai dirumah.Cepat-cepat dibereskannya rumah, sebelum menyuruh Marco masuk. Regi pun sudah mandi. Ketiga temannya pun tak ada dirumah."Silahkan, Pak! Maaf, menunggu diluar, rumahnya tadi masih berantakan." Regi menyambut lagi Marco sambil tersenyum ramah."Tak apa, saya, tidak buru-buru," balas Marco. Dia beranjak mengikuti Regi masuk kedalam. Di dalam rupanya sudah di buatkan teh oleh Regi tadi."Jujur saya terkejut, saat Bapak bilang mau menemui saya. Pastilah ini ada hubungannya dengan Kak Des. Apa kakak saya ada masalah?" Regi memang khawatir tadi saat Marco memperkenalkan diri sebagai bosnya Deswita."Iya, ini masalah memang terkait kakakmu." Marco berhenti sejenak untuk memilih kata-kata yang tepat untuk dikatakan pada Regi.Regi jadi sedikit takut, jangan-jangan kakaknya terlibat
Pernikahan Kedua Tidak Bisa DitolerirBab 71Seperti biasa, setiap hari minggu Deswita akan menghabiskan waktunya dengan Miu. Kadang membawanya jalan-jalan atau bermain dirumah.Deswita sudah siap dengan boneka sapi di sebelahnya, juga berbagai Snack untuk Miu. Rasanya sudah tidak sabar melihat antusias anak itu menerima hadiah darinya. "Miu mana, Bik?" tanyanya setelah masuk kerumah sederhana itu. Miu tidak terlihat olehnya, biasanya anak itu akan menyambutnya dengan bahagia, tapi kali ini tidak. "Miu sedang istirahat dikamar, bangun tidur tadi pagi dia demam, Non," jawab Bibi pelan."Sudah diberi obat Bi?" Deswita sedikit khawatir. Dia kemudian berjalan menuju kekamar Miu. "Sudah, Bibik kasi sirup penurun panas tadi, setelah itu langsung tertidur." Bik Arum mengikuti langkah Deswita sambil menjawab. Deswita membuka pintu kamar yang memang tidak tertutup rapat. Di atas, ranjang terbaring Miu dengan ditutupi selimut. Ia masuk dan melihat Miu. Disentuhnya kening anak itu. Masih p
Pernikahan KeduaMenyerahBab 72Dengan langkah gontai Deswita keluar dari ruangan Marco, dia menghampiri mejanya menatap sekeliling. Dimana tempat ini sudah bertahan-tahun dihuninya sebagai wadah mencari rezeki. Apes bener hidupnya, padahal hanya ingin menolong Miu saja dia harus kehilangan pekerjaan. Deswita masih bergeming, bulir bening itu akhirnya luruh juga. Karena ingin memperjuangkan Miu, dia kini kehilangan pekerjaan. Pekerjaan yang dari situlah dia bertahan hidup dan bisa memiliki mobil juga apartemen.TringSuara pesan masuk membuyarkan lamunannya itu, segera dihapusnya air mata itu, lalu mengambil ponsel dari dalam tas.Membuka pesan dari Regi. [Kak Des! Cepetan dong, ini Miu nya nangis terus loh, aku juga sudah harus pergi ini, baru dapat telpon dari rumah sakit.] pesan Regi. Deswita langsung berpikir capat, tidak mungkin juga kan karena hal ini, adiknya harus kehilangan pekerjaan juga. Deswita mengemas barang pribadi miliknya, mengumpul dalam satu kardus lalu beran
Pernikahan Kedua Saling Terbuka Bab 73Deswita membawa Miu pulang ke apartemennya. Kini gadis itu tinggal bersamanya, sedangkan rumah Miu akan ia kontrakan untuk biaya sekolah anak itu nantinya.Deswita juga sudah menghubungi Redi perihal lamaran itu, agar Marco datang ke apartemen saja. Marco ternyata sudah menghubungi Regi duluan. Dia menyiapkan seserahan tanpa sepengetahuan Deswita.Ragi pun demikian, dia merahasiakannya dengan Deswita. Kakaknya itu hanya tau, Marco saja yang akan datang. Kini dia telah menunggu di apartemen, sambil bermain dengan Miu."Udah jam sembilan kok belum datang, Reg? Jangan-jangan nggak jadi lagi," tebak Deswita pura-pura cemas padahal dihatinya tertawa. Ting nongBaru saja di obrolin, sudah ada yang bertamu."Nah itu mereka datang." Regi segera beranjak ingin membukakan pintu. "Mereka?" Deswita mematung, belum terjawab pertanyaan tentang 'mereka,' Masuklah Marco diikuti oleh dua wanita yang sudah tua berkisar enam puluhan lalu seorang pria tua, dan
Pernikahan Kedua Di Kelabui MarcoBab 74Marco baru saja mendapat laporan dari asisten rumah tangganya yang ia tugaskan untuk menguping pembicaraan Oma Renita.Ternyata dia menghubungi putrinya dan mengadukan tentang pernikahan Marco. Tanpa mereka ketahui Marco bisa lebih cerdik dari mereka. Marco sudah menyuruh seseorang untuk memantau pertemuan antara ibu dan anak itu. Marco tidak ingin kecolongan. Tugasnya sekarang adalah meyakinkan Selomita agar tetap percaya padanya. CeklekSelo yang ternyata belum tidur, menoleh pada pintu yang terbuka. "Papa!"Marco masuk dan duduk disisi putrinya itu. "Selo belum tidur?" dia membeli rambut hitam putrinya. Selo memang lebih mirip kedia, dari pada Gres yang berwajah bule."Belum ngantuk, Pa," jawab Selo."Selo, ada yang ingin papa sampaikan!""Pasti tentang Oma." Gadis itu langsung menebak."Kok Selo tahu?" Marco menyipit."Tadi Oma menyuruh Selo melarang papa supaya nggak nikah lagi. Kata Oma mama akan kembali kesini!" Marco cukup terkejut
Pernikahan Kedua Gertakan Oma RenitaBab 75Janji suci pernikahan antara Marco dan Deswita telah berlangsung khidmat. Rencana menikah dibandung adalah ide dari Marco. Deswita sih senang saja karena kebetulan Budenya tinggal di bandung.Pagi mereka berangkat duluan dengan Regi juga Miu. Siangnya Marco dan keluarga menyusul.Keluarga Deswita sangat terkejut dengan berita mendadak ini, namun juga senang karena Deswita akhirnya menemukan jodohnya. Mereka tak mempermasalahkan status dan usia Marco. Selisih tiga belas tahun itu masih biasa. Kini mereka telah sah menjadi suami istri. Selesai akad mereka langsung menuju hotel. Semua keluarga menginap disana, hingga menunggu esok pagi kembali kejakarta. Ternyata Marco sudah menyiapkan bulan madu ke bali untuk mereka. Rencananya besok pagi mereka berangkat."Kok tiba-tiba nikahnya di bandung sih, Pak?" Pertanyaan yang belum sempat ditanyakan pada Marco."Masak Bapak, Des? Emang nggak ada panggilan lain gitu?" Alih-alih menjawab. Marco malah