Jadi, mereka hanya bisa menunggu orang-orang itu melanggar hukum. Setelah itu, mereka baru memiliki kesempatan untuk memasukkan orang-orang itu ke penjara.“Apa mereka punya hobi yang buruk?”“Berjudi. Hampir semua orang tua di kampung suka berjudi. Mereka pergi berjudi setelah makan siang setiap harinya. Aku nggak tahu paman-pamanku berjudi apa nggak, tapi aku rasa pasti ada.”Mata Stefan berbinar. Dia punya rencana di benaknya, tetapi dia tidak mengatakannya. Dia hanya berkata kepada Olivia, “Serahkan semuanya padaku. Kamu nggak perlu khawatir tentang itu. Ada aku di sini. Langit runtuh pun akan aku tahan untukmu. Kamu hanya perlu melakukan apa yang ingin kamu lakukan.”“Apa aku benar-benar nggak harus menemanimu ke pesta malam ini? Sayang, kita belum pernah menghadiri pesta bersama.”Olivia menyipitkan mata pada Stefan dan berkata, “Kamu adalah tuan muda keluarga Adhitama. Kalaupun kamu mau mengadiri pesta itu, kamu harus membawa pengawal. Orang awam sepertiku kalau mau melihat waja
Setelah kembali ke ruangannya, Stefan bukannya langsung bekerja, tapi malah menelepon ibunya dulu.Stefan termasuk orang yang jarang berinisiatif untuk menghubungi ibunya, jadi ketika Dewi menerima telepon dari putra sulungnya, jantungnya langsung berdebar-debar.Dia merasa, kalau putra sulungnya yang super jarang menghubunginya ini tiba-tiba meneleponnya, pasti karena ada sesuatu yang penting. Jadi, dia sangat gugup dan takut. Terlebih lagi, hubungan antara Stefan dan Olivia masih belum membaik. Dia sebagai ibu dan ibu mertua juga tidak bisa dan tidak boleh melakukan apa-apa.“Stefan.”Stefan bisa mendengar kekhawatiran dari suara ibunya ketika menyapanya. Dia tidak sengaja menghibur ibunya, tetapi berkata pada ibunya dengan nada santai, “Ma, istrinya Aksa hamil.”Mendengar itu, Dewi tertegun sejenak dan langsung berkata sambil tersenyum, “Itu sesuatu yang patut diberi selamat.”Keluarga Sanjaya belum mengumumkan kabar kehamilan Tiara ke publik. Keluarga kaya biasanya menganggap hal i
Itu artinya, tidak ada satu pun property yang dia ingin berikan pada Olivia berhasil ditransfer ke atas nama istrinya itu. Olivia tidak menginginkannya.Dasar wanita yang keras kepala!Namun, dia sangat mencintai wanita itu!“Mama ada pernah bilang padamu, supaya menyuruh Olivia belajar etika ….”“Ma, dia sudah meminta bantuan tantenya. Malam ini, dia akan mulai ikut dengan tantenya untuk hadir dalam berbagai pesta. Tante Yuna yang akan mengajarinya. Itu lebih cepat dan efektif, dibandingkan pergi ke sekolah yang mengajari etika.”Dewi berkata, “Kalau begitu Mama nggak khawatir lagi. Kalau dia mau, Mama sebenarnya juga bisa membawanya.”Namun, dia pikir dia adalah ibu mertua Olivia. Mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama. Ditambah lagi, jauh di dalam lubuk hatinya, dia selalu merasa latar belakang Olivia agak rendah, merasa wanita itu tidak cocok untuk putra sulungnya. Kalau dia membawa Olivia untuk berbaur dengan kalangan kelas atas, dia akan sangat tegas, dan itu akan memengar
Mendengar perkataan adiknya, kakak kedua Yenny berkata dengan takut, “Yenny, wanita itu ada yang mendukung di belakang. Kalaupun kita membayar beberapa preman untuk membuat masalah di sana, kita juga akan ketahuan pada akhirnya. Keluarganya itu punya uang dan kekuasaan. Kita nggak boleh mencari masalah dengan mereka.”“Kamu bilang adik iparnya itu putra pertama keluarga Adhitama? Kalau begitu, lebih nggak boleh dicari masalah lagi. Kamu nggak tahu siapa keluarga Adhitama? Kami di kampung saja pernah dengan nama mereka. Sudahlah, kamu hanya kasih Kakak uang jajan beberapa puluh juta saja, nggak seberapa dengan risiko yang harus Kakak tanggung kalau melakukan itu.”Ekspresi Yenny berubah masam. “Kak, aku ini adik Kakak. Adik kandung. Adik Kakak ditindas orang, tapi Kakak nggak mau membantuku?”Kakaknya berkata, “Coba katakan, bagaimana cara wanita itu menindasmu? Kamu bukan hanya berbohong pada kami. Waktu kamu pacaran dengan Roni, pria itu punya istri dan anak. Kamu jadi selingkuhannya
“Dulu waktu Papa dan Mama mau minta uang mahar, apa Kakak yang menyuruh mereka minta sebanyak itu? Di sekitar kita, keluarga mana yang mau menghabiskan 1,3 miliar untuk menikahi anak mereka? Kalian juga punya anak laki-laki. Kalau keluarga menantu kalian meminta uang mahar sebanyak itu di masa depan, apa yang akan kalian pikirkan?”“Kalau uang mahar sebanyak itu nantinya akan diberikan untuk keluarga kecil kami, aku pasti akan meminta Roni memberikannya. Lagi pula, itu hanya sebuah prosedur saja. Tapi, kalian bilangnya gimana? Uang maharnya supaya kehidupan kami lancar. Yang lancar hanya hidup kalian. Mereka memberi uang mahar sebanyak itu, tapi keluarga kita nggak memberi apa-apa sebagai penyerta pernikahan.”“Masa Papa dan Mama hanya akan menyimpan 120 juta, sisanya 1 miliar untuk kalian berdua masing-masing 500 juta. Atas dasar apa? Kita semua sama-sama anak dari Papa dan Mama, tapi kenapa mereka seperti mau menjual anak perempuan untuk membantu anak laki-laki? Mereka hanya memikirk
Odelina tidak meminta mahar dulu, makanya bisa diperlakukan seperti itu.Namun, uang mahar juga tidak boleh lebih dari yang biasa diminta orang. Orang tuanya langsung menyebut nilai yang besar seperti itu, sama saja dengan memeras keluarga suaminya agar bisa mensubsidi kedua kakaknya. Sama saja dengan menyuruhnya untuk hidup dengan susah setelah menikah.Dia tidak bisa menyetujui hal itu.Apalagi sekarang Roni sudah menyuruhnya mengatur uang. Roni tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk membeli apa pun yang perlu dibeli untuk renovasi rumah mereka. Dia yang akan mengeluarkannya. Setiap kali mengeluarkan uang, dia merasa sayang.Kalau belum menikah memang belum tahu kalau biaya berumah tangga itu sangat mahal.Dia sudah berumah tangga sekarang, jadi dia mulai belajar untuk mengatur anggaran dengan cermat. Terlebih lagi, dia dan Roni sedang menganggur sekarang.Meskipun mereka punya sedikit tabungan, tapi tidak punya pemasukan dan hanya ada pengeluaran sekarang. Jadi, mereka harus teta
Rita melangkah maju untuk menggendong Russel, lalu menciumi wajah anak itu sampai anak itu mengerutkan keningnya, baru dia berhenti.“Russel, Nenek datang buru-buru tadi, jadi nggak membelikanmu mainan. Nenek kasih Russel uang saja, ya. Kamu simpan uangnya dan minta Mama untuk mengantar Russel beli mainan. Russel bisa membeli apa pun yang Russel mau.”Sambil mengatakan itu, Rita mengeluarkan segepok uang, mengambil beberapa ratus ribu dan memberikannya kepada Russel.“Tante.” Odelina buru-buru menghentikan Rita. Dia menggendong putranya kembali dan berkata, “Tante, jangan berikan uang kepada Russel. Dia masih kecil. Kalau dia terbiasa diberi uang, nanti dia akan minta uang terus untuk membeli barang. Itu kebiasaan yang buruk.”Rita berkata, “Kalau begitu kamu saja yang ambil. Uangnya dari Mama, untuk beli barang Russel.” Dia menyerahkan uang itu kepada Odelina seraya mengatakan itu.Odelina mendorong kembali uang itu dan berkata, “Tante, Russel nggak butuh apa-apa sekarang. Nggak per
“Odelina, kamu butuh karyawan nggak di tokomu? Aku lagi nggak punya pekerjaan sekarang, dan umurku juga sudah semakin tua, jadi nggak mudah mendapatkan pekerjaan lagi. Aku nggak bisa bersaing dengan gadis-gadis yang masih muda.”“Kalau kamu mau cari orang, pekerjakan aku saja. Aku nggak akan meminta gaji yang terlalu tinggi. Kasih aku 14 sampai 16 juta saja sebulan. Aku akan menanggung biaya makan dan tempat tinggal sendiri.” Shella mengubah topik pembicaraan.Rita juga mendukung perkataan putrinya, berkata kepada mantan menantunya, “Odelina, Shella sudah lama menganggur, Kamu juga pasti terlalu capek kalau membuka toko sendiri sambil harus menjaga Russel. Kalau kamu mempekerjakan orang, kamu juga bisa lebih santai. Shella bukan orang asing. Dia juga bisa melakukannya. Lebih baik kamu mempekerjakan dia daripada orang lain. Kalau nanti orang yang kamu pekerjakan ternyata nggak jujur, jadinya seperti mengundang serigala ke dalam rumah.”“Russel Mama saja yang jaga. Kamu bisa berbisnis de
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa
Orang lain tidak pernah ada yang mengatakannya terang-terangan, dan Olivia juga anggap saja tida tahu apa-apa. Toh makin bahagia hidupnya, orang lain yang makin iri padanya.“... Sayang, sudah malam, nih. Kamu cepat tidur, deh. Kamu mungkin belum mau tidur, tapi anak kita sudah mau,” kata Stefan. Dia buru-buru mengganti topik obrolan dan membujuk istrinya untuk segera tidur. Namun di satu sisi, dia belum ingin menyudahi percakapannya dengan istri tercinta. Namun akhirnya Olivia-lah yang mengakhiri pembicaraan mereka.Setelah meletakkan ponselnya, Olivia mengelus perutnya sambil berkata kepada anak yang masih di dalam perutnya itu, “Sayang, Papa nggak mau jujur sama Mama. Walaupun maksudnya baik, dia tetap saja berbohong.”Setelah keheningan sesaat, Olivia berkata lagi, “Tapi kita nggak boleh nyalahin Papa. Dia berbohong demi kebaikan kita. Sekarang Mama nggak boleh gegabah karena harus menjaga kamu. Semua orang yang sayang sama kamu nggak mau Mama kenapa-napa. Sayang, menurut kamu, Pap
Sementara itu di kamar sebelah, setelah Russel pergi, sekarang giliran Olivia yang mengobrol dengan Stefan.“Sayang, kamu bawa Russel main di rumahnya keluarga Junaidi saja. Biar dia main di sana sampai puas tanpa perlu mikir apa-apa. Kalau aku sudah selesai, aku jemput kalian di sana,” kata Stefan.“Muka kamu kelihatannya capek banget. Kamu yang lebih butuh istirahat dari aku. Tugas yang bisa dioper ke orang lain dioper saja, nggak perlu semuanya kamu yang kerjain sendiri,” ujar Olivia membalas. “Kalau semuanya kamu yang kerjain sendiri pasti capek banget. Jangan pikir mentang-mentang masih muda jadi boleh bergadang. Kebanyakan bergadang nanti jadi cepat tua dan malah kasih dampak buruk ke badan kamu. Risiko meninggal tiba-tiba juga jadi meningkat. Stefan, kamu harus ingat, sekarang kamu nggak sendiri lagi. Kamu punya istri dan sebentar lagi punya anak. Aku dan anak kita menunggu kamu pulang.”“Iya, Sayang. Tenang saja. Aku selalu ingat kamu waktu mengerjakan apa pun. Aku bisa melindu
“Mama kamu sudah sibuk seharian pasti butuh istirahat, kita kasih dia waktu untuk istirahat sebentar, ya.”Russel sejenak berpikir, lalu dengan berat hati dia menyahut, “Oke, kalau begitu aku mau tidur dulu. Besok pagi baru aku telepon Mama. Tante Olivia, besok bangunin aku, ya.”“Oke. Jam 7.30 besok Tante bangunin, ya. Seharusnya jam segitu mama kamu lagi sarapan,” ujar Olivia.Dengan berat hati Russel melambaikan tangannya sambil berpamitan dengan Stefan, dia lalu meninggalkan amarnya Olivia dan kembali ke kamar tidur dia dan Liam.Di kamarnya Liam sedang menyalin nama-nama obat beserta khasiat dan larangan penggunaan dari setiap jenisnya. Saat melihat Russel kembali, dia langsung mengangkat kepalanya dan bertanya, “Russel, kamu sudah ketemu sama mama kamu?”Russel menghampiri dan melihat nama obat yang Lam tulis. Hanya sedikit saja huruf yang bisa dia baca. “Mama masih sibuk, jadi nggak ada waktu untuk ngobrol. Tante Olivia suruh aku untuk istirahat dulu. Besok pagi baru aku bisa ng
Tanpa pikir panjang Russel menjawab,”Jelas suka, dong! Aku suka Om Daniel. Asyik juga nambah satu papa lagi. Orang lain cuma punya satu papa, aku punya dua.”Pada saat awal-awal Daniel mencari tahu apakah Russel menginginkan ayah baru, Russel bilang kalau dia sudah punya ayah. Dia tidak ingin serakah, satu ayah saja sudah cukup. Sekarang ketika Russel sudah lebih besar, dia mulai membangun hubungan ayah dan anak dengan Daniel, dan sekarang dia sudah bisa menerima Daniel sebagai ayah barunya. Di luar itu, saat ini hubungan Russel dengan Daniel justru lebih dekat dibandingkan ayah kandungnya.Alasan utamanya adalah karena keluarga Pamungkas suka membuat masalah yang perlahan mengikis hubungan mereka dengan Russel. Russel sekarang masih kecil. Sebenarnya asal keluarga Pamungkas mau memperlakukan Russel dengan baik dan tidak memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan pribadi, dan benar- benar menyayangi Russel dengan tulus, Russel juga pasti akan senang dengan mereka. Jika menunggu sampai R