Share

Bab 972

Penulis: Anggur
“Aksa mungkin sudah membelinya.”

Mereka tetangga sebelah. Kalau Aksa membeli vila keluarga Nurwela yang ada di sebelah vilanya, lalu merobohkan tembok yang mengelilingi kedua vila, kedua vila jadi bisa terhubung, sehingga memperluas area vila keluarga Sanjaya.

Keluarga Sanjaya tidak kekurangan uang. Kalau Aksa mau membelinya, siapa yang bisa merebut vila itu darinya?

“Kalau kamu tertarik, aku akan membantumu mencari tahu sekarang. Tunggu, ya.”

Setelah membangunkan temannya, Daniel merasa bersalah dan ingin melakukan sesuatu untuk menebusnya.

Dia pun kepikiran hal ini.

Dia menggunakan ponselnya yang lain untuk menanyakan hal itu pada orang lain. Dia langsung mendapat jawabannya dengan cepat. Vila itu sudah dibeli orang.

Daniel pikir mungkin Aksa yang membelinya. Dia menanyakannya pada orang itu, tapi orang itu bilang dia tidak tahu siapa yang membelinya, yang jelas bukan Aksa. Aksa juga ingin membeli vila keluarga Nurwela untuk memperluas vila sendiri, tapi dia terlambat. Vila keluarga
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 973

    Olivia bersandar ke pelukan Stefan. Dia menguap dan berkata, “Ada sesuatu yang lupa kuberitahukan padamu.”“Ada apa?” Stefan sangat peduli dengan apa yang dikatakan istrinya, meskipun itu masalah kecil.“Sanak keluargaku yang ada di kampung itu memikirkan cara aneh, berniat menyuruh adik sepupuku untuk melakukan operasi plastik agar terlihat seperti aku, kemudian menggantikanku menjadi menantu keluarga Adhitama.”Raut muka Stefan menjadi masam.“Sepupuku itu seumuran denganku. Papanya agak mirip dengan papaku, dan kami berdua mirip papa kami. Jadi, aku dan dia cukup mirip. Banyak yang bilang begitu waktu kami masih kecil.”“Sejak orang tuaku meninggal, aku juga sudah belasan tahun nggak bertemu dengannya. Aku juga nggak tahu dia seperti apa sekarang.”Stefan berkata dengan wajah dingin, “Orang-orang itu benar-benar aneh. Oliv, apa papamu benar-benar putra kandung kakek nenekmu?”“Itu nggak penting lagi. Anak kandung kalau ketemu dengan orang tua yang pilih kasih, hidupnya juga nggak ak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 974

    Jadi, mereka hanya bisa menunggu orang-orang itu melanggar hukum. Setelah itu, mereka baru memiliki kesempatan untuk memasukkan orang-orang itu ke penjara.“Apa mereka punya hobi yang buruk?”“Berjudi. Hampir semua orang tua di kampung suka berjudi. Mereka pergi berjudi setelah makan siang setiap harinya. Aku nggak tahu paman-pamanku berjudi apa nggak, tapi aku rasa pasti ada.”Mata Stefan berbinar. Dia punya rencana di benaknya, tetapi dia tidak mengatakannya. Dia hanya berkata kepada Olivia, “Serahkan semuanya padaku. Kamu nggak perlu khawatir tentang itu. Ada aku di sini. Langit runtuh pun akan aku tahan untukmu. Kamu hanya perlu melakukan apa yang ingin kamu lakukan.”“Apa aku benar-benar nggak harus menemanimu ke pesta malam ini? Sayang, kita belum pernah menghadiri pesta bersama.”Olivia menyipitkan mata pada Stefan dan berkata, “Kamu adalah tuan muda keluarga Adhitama. Kalaupun kamu mau mengadiri pesta itu, kamu harus membawa pengawal. Orang awam sepertiku kalau mau melihat waja

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 975

    Setelah kembali ke ruangannya, Stefan bukannya langsung bekerja, tapi malah menelepon ibunya dulu.Stefan termasuk orang yang jarang berinisiatif untuk menghubungi ibunya, jadi ketika Dewi menerima telepon dari putra sulungnya, jantungnya langsung berdebar-debar.Dia merasa, kalau putra sulungnya yang super jarang menghubunginya ini tiba-tiba meneleponnya, pasti karena ada sesuatu yang penting. Jadi, dia sangat gugup dan takut. Terlebih lagi, hubungan antara Stefan dan Olivia masih belum membaik. Dia sebagai ibu dan ibu mertua juga tidak bisa dan tidak boleh melakukan apa-apa.“Stefan.”Stefan bisa mendengar kekhawatiran dari suara ibunya ketika menyapanya. Dia tidak sengaja menghibur ibunya, tetapi berkata pada ibunya dengan nada santai, “Ma, istrinya Aksa hamil.”Mendengar itu, Dewi tertegun sejenak dan langsung berkata sambil tersenyum, “Itu sesuatu yang patut diberi selamat.”Keluarga Sanjaya belum mengumumkan kabar kehamilan Tiara ke publik. Keluarga kaya biasanya menganggap hal i

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 976

    Itu artinya, tidak ada satu pun property yang dia ingin berikan pada Olivia berhasil ditransfer ke atas nama istrinya itu. Olivia tidak menginginkannya.Dasar wanita yang keras kepala!Namun, dia sangat mencintai wanita itu!“Mama ada pernah bilang padamu, supaya menyuruh Olivia belajar etika ….”“Ma, dia sudah meminta bantuan tantenya. Malam ini, dia akan mulai ikut dengan tantenya untuk hadir dalam berbagai pesta. Tante Yuna yang akan mengajarinya. Itu lebih cepat dan efektif, dibandingkan pergi ke sekolah yang mengajari etika.”Dewi berkata, “Kalau begitu Mama nggak khawatir lagi. Kalau dia mau, Mama sebenarnya juga bisa membawanya.”Namun, dia pikir dia adalah ibu mertua Olivia. Mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama. Ditambah lagi, jauh di dalam lubuk hatinya, dia selalu merasa latar belakang Olivia agak rendah, merasa wanita itu tidak cocok untuk putra sulungnya. Kalau dia membawa Olivia untuk berbaur dengan kalangan kelas atas, dia akan sangat tegas, dan itu akan memengar

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 977

    Mendengar perkataan adiknya, kakak kedua Yenny berkata dengan takut, “Yenny, wanita itu ada yang mendukung di belakang. Kalaupun kita membayar beberapa preman untuk membuat masalah di sana, kita juga akan ketahuan pada akhirnya. Keluarganya itu punya uang dan kekuasaan. Kita nggak boleh mencari masalah dengan mereka.”“Kamu bilang adik iparnya itu putra pertama keluarga Adhitama? Kalau begitu, lebih nggak boleh dicari masalah lagi. Kamu nggak tahu siapa keluarga Adhitama? Kami di kampung saja pernah dengan nama mereka. Sudahlah, kamu hanya kasih Kakak uang jajan beberapa puluh juta saja, nggak seberapa dengan risiko yang harus Kakak tanggung kalau melakukan itu.”Ekspresi Yenny berubah masam. “Kak, aku ini adik Kakak. Adik kandung. Adik Kakak ditindas orang, tapi Kakak nggak mau membantuku?”Kakaknya berkata, “Coba katakan, bagaimana cara wanita itu menindasmu? Kamu bukan hanya berbohong pada kami. Waktu kamu pacaran dengan Roni, pria itu punya istri dan anak. Kamu jadi selingkuhannya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 978

    “Dulu waktu Papa dan Mama mau minta uang mahar, apa Kakak yang menyuruh mereka minta sebanyak itu? Di sekitar kita, keluarga mana yang mau menghabiskan 1,3 miliar untuk menikahi anak mereka? Kalian juga punya anak laki-laki. Kalau keluarga menantu kalian meminta uang mahar sebanyak itu di masa depan, apa yang akan kalian pikirkan?”“Kalau uang mahar sebanyak itu nantinya akan diberikan untuk keluarga kecil kami, aku pasti akan meminta Roni memberikannya. Lagi pula, itu hanya sebuah prosedur saja. Tapi, kalian bilangnya gimana? Uang maharnya supaya kehidupan kami lancar. Yang lancar hanya hidup kalian. Mereka memberi uang mahar sebanyak itu, tapi keluarga kita nggak memberi apa-apa sebagai penyerta pernikahan.”“Masa Papa dan Mama hanya akan menyimpan 120 juta, sisanya 1 miliar untuk kalian berdua masing-masing 500 juta. Atas dasar apa? Kita semua sama-sama anak dari Papa dan Mama, tapi kenapa mereka seperti mau menjual anak perempuan untuk membantu anak laki-laki? Mereka hanya memikirk

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 979

    Odelina tidak meminta mahar dulu, makanya bisa diperlakukan seperti itu.Namun, uang mahar juga tidak boleh lebih dari yang biasa diminta orang. Orang tuanya langsung menyebut nilai yang besar seperti itu, sama saja dengan memeras keluarga suaminya agar bisa mensubsidi kedua kakaknya. Sama saja dengan menyuruhnya untuk hidup dengan susah setelah menikah.Dia tidak bisa menyetujui hal itu.Apalagi sekarang Roni sudah menyuruhnya mengatur uang. Roni tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk membeli apa pun yang perlu dibeli untuk renovasi rumah mereka. Dia yang akan mengeluarkannya. Setiap kali mengeluarkan uang, dia merasa sayang.Kalau belum menikah memang belum tahu kalau biaya berumah tangga itu sangat mahal.Dia sudah berumah tangga sekarang, jadi dia mulai belajar untuk mengatur anggaran dengan cermat. Terlebih lagi, dia dan Roni sedang menganggur sekarang.Meskipun mereka punya sedikit tabungan, tapi tidak punya pemasukan dan hanya ada pengeluaran sekarang. Jadi, mereka harus teta

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 980

    Rita melangkah maju untuk menggendong Russel, lalu menciumi wajah anak itu sampai anak itu mengerutkan keningnya, baru dia berhenti.“Russel, Nenek datang buru-buru tadi, jadi nggak membelikanmu mainan. Nenek kasih Russel uang saja, ya. Kamu simpan uangnya dan minta Mama untuk mengantar Russel beli mainan. Russel bisa membeli apa pun yang Russel mau.”Sambil mengatakan itu, Rita mengeluarkan segepok uang, mengambil beberapa ratus ribu dan memberikannya kepada Russel.“Tante.” Odelina buru-buru menghentikan Rita. Dia menggendong putranya kembali dan berkata, “Tante, jangan berikan uang kepada Russel. Dia masih kecil. Kalau dia terbiasa diberi uang, nanti dia akan minta uang terus untuk membeli barang. Itu kebiasaan yang buruk.”Rita berkata, “Kalau begitu kamu saja yang ambil. Uangnya dari Mama, untuk beli barang Russel.” Dia menyerahkan uang itu kepada Odelina seraya mengatakan itu.Odelina mendorong kembali uang itu dan berkata, “Tante, Russel nggak butuh apa-apa sekarang. Nggak per

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status