Olivia bersandar ke pelukan Stefan. Dia menguap dan berkata, “Ada sesuatu yang lupa kuberitahukan padamu.”“Ada apa?” Stefan sangat peduli dengan apa yang dikatakan istrinya, meskipun itu masalah kecil.“Sanak keluargaku yang ada di kampung itu memikirkan cara aneh, berniat menyuruh adik sepupuku untuk melakukan operasi plastik agar terlihat seperti aku, kemudian menggantikanku menjadi menantu keluarga Adhitama.”Raut muka Stefan menjadi masam.“Sepupuku itu seumuran denganku. Papanya agak mirip dengan papaku, dan kami berdua mirip papa kami. Jadi, aku dan dia cukup mirip. Banyak yang bilang begitu waktu kami masih kecil.”“Sejak orang tuaku meninggal, aku juga sudah belasan tahun nggak bertemu dengannya. Aku juga nggak tahu dia seperti apa sekarang.”Stefan berkata dengan wajah dingin, “Orang-orang itu benar-benar aneh. Oliv, apa papamu benar-benar putra kandung kakek nenekmu?”“Itu nggak penting lagi. Anak kandung kalau ketemu dengan orang tua yang pilih kasih, hidupnya juga nggak ak
Jadi, mereka hanya bisa menunggu orang-orang itu melanggar hukum. Setelah itu, mereka baru memiliki kesempatan untuk memasukkan orang-orang itu ke penjara.“Apa mereka punya hobi yang buruk?”“Berjudi. Hampir semua orang tua di kampung suka berjudi. Mereka pergi berjudi setelah makan siang setiap harinya. Aku nggak tahu paman-pamanku berjudi apa nggak, tapi aku rasa pasti ada.”Mata Stefan berbinar. Dia punya rencana di benaknya, tetapi dia tidak mengatakannya. Dia hanya berkata kepada Olivia, “Serahkan semuanya padaku. Kamu nggak perlu khawatir tentang itu. Ada aku di sini. Langit runtuh pun akan aku tahan untukmu. Kamu hanya perlu melakukan apa yang ingin kamu lakukan.”“Apa aku benar-benar nggak harus menemanimu ke pesta malam ini? Sayang, kita belum pernah menghadiri pesta bersama.”Olivia menyipitkan mata pada Stefan dan berkata, “Kamu adalah tuan muda keluarga Adhitama. Kalaupun kamu mau mengadiri pesta itu, kamu harus membawa pengawal. Orang awam sepertiku kalau mau melihat waja
Setelah kembali ke ruangannya, Stefan bukannya langsung bekerja, tapi malah menelepon ibunya dulu.Stefan termasuk orang yang jarang berinisiatif untuk menghubungi ibunya, jadi ketika Dewi menerima telepon dari putra sulungnya, jantungnya langsung berdebar-debar.Dia merasa, kalau putra sulungnya yang super jarang menghubunginya ini tiba-tiba meneleponnya, pasti karena ada sesuatu yang penting. Jadi, dia sangat gugup dan takut. Terlebih lagi, hubungan antara Stefan dan Olivia masih belum membaik. Dia sebagai ibu dan ibu mertua juga tidak bisa dan tidak boleh melakukan apa-apa.“Stefan.”Stefan bisa mendengar kekhawatiran dari suara ibunya ketika menyapanya. Dia tidak sengaja menghibur ibunya, tetapi berkata pada ibunya dengan nada santai, “Ma, istrinya Aksa hamil.”Mendengar itu, Dewi tertegun sejenak dan langsung berkata sambil tersenyum, “Itu sesuatu yang patut diberi selamat.”Keluarga Sanjaya belum mengumumkan kabar kehamilan Tiara ke publik. Keluarga kaya biasanya menganggap hal i
Itu artinya, tidak ada satu pun property yang dia ingin berikan pada Olivia berhasil ditransfer ke atas nama istrinya itu. Olivia tidak menginginkannya.Dasar wanita yang keras kepala!Namun, dia sangat mencintai wanita itu!“Mama ada pernah bilang padamu, supaya menyuruh Olivia belajar etika ….”“Ma, dia sudah meminta bantuan tantenya. Malam ini, dia akan mulai ikut dengan tantenya untuk hadir dalam berbagai pesta. Tante Yuna yang akan mengajarinya. Itu lebih cepat dan efektif, dibandingkan pergi ke sekolah yang mengajari etika.”Dewi berkata, “Kalau begitu Mama nggak khawatir lagi. Kalau dia mau, Mama sebenarnya juga bisa membawanya.”Namun, dia pikir dia adalah ibu mertua Olivia. Mereka juga jarang menghabiskan waktu bersama. Ditambah lagi, jauh di dalam lubuk hatinya, dia selalu merasa latar belakang Olivia agak rendah, merasa wanita itu tidak cocok untuk putra sulungnya. Kalau dia membawa Olivia untuk berbaur dengan kalangan kelas atas, dia akan sangat tegas, dan itu akan memengar
Mendengar perkataan adiknya, kakak kedua Yenny berkata dengan takut, “Yenny, wanita itu ada yang mendukung di belakang. Kalaupun kita membayar beberapa preman untuk membuat masalah di sana, kita juga akan ketahuan pada akhirnya. Keluarganya itu punya uang dan kekuasaan. Kita nggak boleh mencari masalah dengan mereka.”“Kamu bilang adik iparnya itu putra pertama keluarga Adhitama? Kalau begitu, lebih nggak boleh dicari masalah lagi. Kamu nggak tahu siapa keluarga Adhitama? Kami di kampung saja pernah dengan nama mereka. Sudahlah, kamu hanya kasih Kakak uang jajan beberapa puluh juta saja, nggak seberapa dengan risiko yang harus Kakak tanggung kalau melakukan itu.”Ekspresi Yenny berubah masam. “Kak, aku ini adik Kakak. Adik kandung. Adik Kakak ditindas orang, tapi Kakak nggak mau membantuku?”Kakaknya berkata, “Coba katakan, bagaimana cara wanita itu menindasmu? Kamu bukan hanya berbohong pada kami. Waktu kamu pacaran dengan Roni, pria itu punya istri dan anak. Kamu jadi selingkuhannya
“Dulu waktu Papa dan Mama mau minta uang mahar, apa Kakak yang menyuruh mereka minta sebanyak itu? Di sekitar kita, keluarga mana yang mau menghabiskan 1,3 miliar untuk menikahi anak mereka? Kalian juga punya anak laki-laki. Kalau keluarga menantu kalian meminta uang mahar sebanyak itu di masa depan, apa yang akan kalian pikirkan?”“Kalau uang mahar sebanyak itu nantinya akan diberikan untuk keluarga kecil kami, aku pasti akan meminta Roni memberikannya. Lagi pula, itu hanya sebuah prosedur saja. Tapi, kalian bilangnya gimana? Uang maharnya supaya kehidupan kami lancar. Yang lancar hanya hidup kalian. Mereka memberi uang mahar sebanyak itu, tapi keluarga kita nggak memberi apa-apa sebagai penyerta pernikahan.”“Masa Papa dan Mama hanya akan menyimpan 120 juta, sisanya 1 miliar untuk kalian berdua masing-masing 500 juta. Atas dasar apa? Kita semua sama-sama anak dari Papa dan Mama, tapi kenapa mereka seperti mau menjual anak perempuan untuk membantu anak laki-laki? Mereka hanya memikirk
Odelina tidak meminta mahar dulu, makanya bisa diperlakukan seperti itu.Namun, uang mahar juga tidak boleh lebih dari yang biasa diminta orang. Orang tuanya langsung menyebut nilai yang besar seperti itu, sama saja dengan memeras keluarga suaminya agar bisa mensubsidi kedua kakaknya. Sama saja dengan menyuruhnya untuk hidup dengan susah setelah menikah.Dia tidak bisa menyetujui hal itu.Apalagi sekarang Roni sudah menyuruhnya mengatur uang. Roni tidak akan mengeluarkan sepeser pun untuk membeli apa pun yang perlu dibeli untuk renovasi rumah mereka. Dia yang akan mengeluarkannya. Setiap kali mengeluarkan uang, dia merasa sayang.Kalau belum menikah memang belum tahu kalau biaya berumah tangga itu sangat mahal.Dia sudah berumah tangga sekarang, jadi dia mulai belajar untuk mengatur anggaran dengan cermat. Terlebih lagi, dia dan Roni sedang menganggur sekarang.Meskipun mereka punya sedikit tabungan, tapi tidak punya pemasukan dan hanya ada pengeluaran sekarang. Jadi, mereka harus teta
Rita melangkah maju untuk menggendong Russel, lalu menciumi wajah anak itu sampai anak itu mengerutkan keningnya, baru dia berhenti.“Russel, Nenek datang buru-buru tadi, jadi nggak membelikanmu mainan. Nenek kasih Russel uang saja, ya. Kamu simpan uangnya dan minta Mama untuk mengantar Russel beli mainan. Russel bisa membeli apa pun yang Russel mau.”Sambil mengatakan itu, Rita mengeluarkan segepok uang, mengambil beberapa ratus ribu dan memberikannya kepada Russel.“Tante.” Odelina buru-buru menghentikan Rita. Dia menggendong putranya kembali dan berkata, “Tante, jangan berikan uang kepada Russel. Dia masih kecil. Kalau dia terbiasa diberi uang, nanti dia akan minta uang terus untuk membeli barang. Itu kebiasaan yang buruk.”Rita berkata, “Kalau begitu kamu saja yang ambil. Uangnya dari Mama, untuk beli barang Russel.” Dia menyerahkan uang itu kepada Odelina seraya mengatakan itu.Odelina mendorong kembali uang itu dan berkata, “Tante, Russel nggak butuh apa-apa sekarang. Nggak per