Share

Bab 955

Author: Anggur
"Hendra, kamu sudah pernah berurusan sama aku, ‘kan!? Kalau kamu tetap nggak mau bicara, kamu pasti tahu kalau aku bisa sayat wajahmu itu sekarang juga. Mukamu itu sudah jelek, jerawatan pula. Kalau sampai kena sayatan pisau lagi, sudah pasti makin kelihatan menakutkan. Kamu nggak akan pernah bisa punya istri, jadi bujang lapuk.”

Hendra pucat pasi, dengan terbata-bata berkata, "Aku, aku nggak bisa bilang apa-apa ...."

Ketika Hendra mengatakan itu, Olivia tahu bahwa kerabat-kerabatnya di kampung pasti sedang merencanakan sesuatu untuk mencelakai dirinya.

Kemudian Olivia berkata kepada dua pengawalnya, "Bawa dia masuk, biar kuurus adik sepupuku ini.”

"Kak, aku bisa masuk sendiri, jangan suruh mereka menyentuhku. Mereka kasar banget." Hendra melompat mengikuti Olivia masuk ke dalam toko.

Saat tertangkap basah oleh Olivia, Hendra sadar bahwa tak akan ada untungnya jika dia tidak bicara. Hendra justru akan dihajar sampai babak belur.

Setelah masuk ke dalam toko, Hendra takut-takut mempersil
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 956

    Akan tetapi di mata kerabat-kerabat kampung itu, Odelina tidaklah sebanding dengan Olivia.Bagi mereka, Odelina adalah seorang wanita malang yang rumah tangganya berantakan, dan sendirian mengasuh anaknya. Sedangkan Olivia, adalah istri dari pewaris kekayaan keluarga Adhitama, si pengusaha kaya raya. Bahkan anak umur tiga tahun pun tahu siapa yang lebih bernilai di antara mereka berdua."Pergi sana!" teriak Olivia.Hendra ragu-ragu bertanya, "Kak, ongkos taksinya ...."Olivia melotot, membuat Hendra langsung pergi.Dasar ingkar janji! Suka memanfaatkan orang!Bisa-bisanya Hendra punya sepupu seperti Olivia?Hendra mengutuk Olivia sambil kembali ke rumah kontrakan yang di sewa kakaknya.Sedangkan mobil mewah kakaknya, bannya kempes. Hendra tidak bisa membawa kembali mobil mewah itu. Terpaksa Bobby yang harus cari cara. Untung saja Hendra masih mengantongi kunci mobil itu.Bobby tahu adik sepupunya gagal. Mobilnya ditinggalkan begitu saja di depan toko Olivia. Bobby sangat marah.Dia m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 957

    Setelah Hendra pergi, Junia berkata, "Oliv, orang-orang jahat itu kayaknya punya rencana jahat lagi deh sama kamu.""Bukan kayaknya lagi, mereka benar-benar merencanakannya."Olivia duduk di meja kasir, wajahnya tampak sedikit lelah.Odelina dan Olivia merasa sangat sial, sampai berhubungan dengan orang-orang jahat seperti itu.Apalagi mereka masih keluarga sedarah!"Kakak ketiga yang dibilang Hendra tadi lebih atau lebih muda darimu?" tanya Junia."Kami seumuran, aku lebih tua satu minggu sih," jawab Olivia.Kemudian, Olivia memikirkan sepupu perempuan seumurannya yang hanya terpaut satu minggu darinya. Setelah tidak bertemu selama belasan tahun, Olivia hampir tidak bisa mengingat wajahnya lagi. Memangnya dia mirip dengan Olivia?Dulu saat orang tua mereka masih hidup, mereka berangkat sekolah bersama-sama, bahkan menjadi teman sekelas. Orang-orang pernah mengatakan bahwa mereka terlihat agak mirip.Sebenarnya mereka hanya memiliki sedikit kesamaan. Apakah dia pikir dengan meniru Oli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 958

    "Angin mah bertiup dari mana-mana. Ada saja angin yang berhembus ke sini.”Nenek mendorong tangan Calvin yang hendak memapahnya, "Nggak perlu kamu bantu, nenekmu masih kuat. Nggak akan mati sampai kalian semua menikah dan punya anak.""Kalau gitu aku nggak akan menikah dan punya anak, biar Nenek bisa hidup sampai dua ratus tahun."Kata-kata Calvin belum selesai, Nenek langsung memukulnya."Bocah nakal, hari ini aku datang ke sini sama kakakmu, mau ngomongin hal penting buat hidupmu.”Calvin terdiam.Apa sekarang dia masih punya kesempatan untuk melarikan diri?Tentu saja tidak.Calvin segera membantu neneknya duduk di sofa, lalu berjongkok di depan Nenek sambil memijat kakinya dengan rasa ingin tahu dan sedikit gugup, "Nenek, suka sama siapa? Orangnya aku kenal nggak?”Calvin sadar beberapa waktu terakhir, sang Nenek selalu memperhatikan dirinya.Karena dia adalah anak kedua, maka setelah kakaknya menikah, itu berarti giliran Calvin tiba."Nenek, aku mau bilang dulu, ya. Aku nggak mau

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 959

    "Memangnya dia cewek?” tanya Calvin sambil menunjuk ke pria tampan di dalam foto."Dia sama adik laki-lakinya itu anak kembar identik. Mereka dibesarkan kayak anak laki-laki semua. Makanya kepribadiannya jadi kayak laki-laki. Orang-orang sampai nganggap dia itu pewaris utama keluarga mereka.”"Gimana Nenek bisa tahu kalau dia itu perempuan?”Calvin pernah mendengar tentang Aileen, juga pernah melihat fotonya. Sekilas, Aileen memang terlihat seperti seorang pria, tetapi dia tidak sedang menyengaja menyamar. Aileen suka berpakaian netral. Karena bentuk tubuhnya yang “rata”, makanya orang-orang keliru mengira dia adalah seorang pria.Namun, pria tampan di foto tidak sama seperti Aileen. Di foto itu dia sengaja mengenakan pakaian laki-laki. Alisnya tebal, ekspresinya serius dengan tubuh tinggi besar. Dengan setelah jas lengkap, siapa pun pasti mengira dia adalah seorang pria.Calvin membalik foto lainnya. Di belakang foto ada informasi tentang orang tersebut.Rika, 28 tahun, "anak tertua"

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 960

    "Nggak ada lagi. Nenek cuma bantu pilihin pasangan buat kamu sama Ricky saja. Yang lain tidak perlu buru-buru," ujar Nenek.Calvin berusaha menyeret adik-adiknya yang lain dengan berkata, "Lah, selain Sandy yang masih di bawah umur, sama Nicho yang usianya baru saja dua puluh tahun, yang lainnya ‘kan sudah masuk usia legal menikah, Nek. Nenek, jangan pilih kasih gitu dong. Suruh mereka semua menikah. Dengan begitu, Nenek jadi punya lebih banyak calon menantu. Peluang punya cucu perempuan juga makin besar, ‘kan?”Nenek berkata, "Nenek harap Olivia bisa kasih cucu perempuan. Peramal bilang kalau anak pertama Olivia nanti pasti perempuan.”Calvin berkata, "Sejak kapan Nenek percaya tahayul gitu?”"Sejak kakakmu benar-benar jatuh cinta sama Olivia, Nenek mulai percaya. Ini ilmu mistis peninggalan nenek moyang kita, loh. Kalau kamu bisa benar-benar paham, pasti ada yang bisa dipegang.”Setelah Nenek selesai bicara, dia berdiri, "Ya sudah, Nenek nggak ganggu kamu lagi. Nenek mau lihat-lihat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 961

    “Ibu Direktur.”Kedua resepsionis yang berada di lobi depan langsung menyapa dan tersenyum sopan begitu melihat Olivia datang.Olivia tersenyum ramah, membalas senyuman mereka berdua. Kedua resepsionis itu selalu memperlakukan Olivia dengan baik.Salah seorang resepsionis itu berjalan keluar dari balik meja mereka, lalu mengantar Olivia menuju lift, sambil melirik ke arah tempat makan siang kedap udara yang dibawa oleh Olivia.“Akhir-akhir ini lambung Stefan sedang bermasalah, aku mau mengantarkannya makan siang. Sebentar lagi waktu istirahat, ‘kan?”Olivia sengaja datang lebih cepat.Resepsionis di depan bertanya dengan khawatir, “Oh, lambung Pak Stefan belakangan ini lagi sakit, yah? Kalau begitu harus banyak istirahat.”Dalam hatinya, Resepsionis itu berkata, Direktur Utama mereka, setiap hari bekerja terus menerus dari pagi hingga malam, tidak pernah makan tepat waktu. Rata-rata Shelvi yang membeli makan siang untuk Pak Stefan. Namun karena kesibukan Pak Stefan, makanan itu dilupak

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 962

    “Olivia, Kenapa kamu nggak bilang ke aku kalau mau datang. Aku kan bisa menjemput kamu di bawah.”Stefan buru-buru mengambil dua buah kotak makan siang kedap udara yang dibawa oleh Olivia, seolah takut kotak-kotak makan siang itu dapat membuatnya kelelahan. Kemudian menaruh kotak-kotak makan siang itu di atas meja kantornya dan menarik tangan Olivia menuju sofa.Pria itu terus menerus menatap Olivia dengan pandangan berapi-api.Calvin berani bersumpah, kalau kedua bola mata kakaknya ini bisa dilepas dan ditempelkan di tubuh Kakak Iparnya, pasti Kakaknya sudah melakukan hal tersebut sejak awal.“Ini bukan pertama kalinya aku datang ke kantormu, nggak usah jemput aku. Aku membawakanmu makan siang, cepat dimakan selagi panas. Setiap hari harus makan tepat waktu, agar lambung kamu nggak sakit lagi.”Stefan tersenyum hingga matanya mengecil, “Terima kasih, istriku.”Olivia tertawa melihat tingkah laku pria itu, dirinya tidak dapat menahan diri untuk tidak mencubit wajah Stefan. “Apakah peru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 963

    Saat ini, Stefan tertarik ingin melihatnya karena Olivia berada di sana.Ada berita hangat terbaru tentu saja Stefan harus berbagi gosip tersebut kepada istri kesayangannya.Calvin juga tidak bodoh. Mana mungkin dirinya tidak tahu bahwa Kakaknya bermaksud untuk menceritakan gosip kepada Kakak Iparnya mengenai perjodohannya dan Ricky.Kakaknya sedang mengorbankan adiknya hanya demi membuat Kakak Iparnya ini senang.Calvin menyodorkan kedua foto itu kepada Kakaknya, sambil mencaci maki dirinya sendiri di dalam hati. Jelas-jelas Kakaknya sedang mengorbankan dirinya sendiri untuk membuat hati Kakak Iparnya gembira, dirinya malah mengikuti dengan patuh.Semoga saja, suatu hari kelak apabila hubungan percintaannya sedang tidak lancar, kedua pasangan ini dapat membantunya.Cih! Apa yang sedang dipikirkan olehnya!Hubungan percintaannya pasti berjalan dengan lancar.Yang terpenting dirinya tidak buru-buru untuk menikah, tidak menutupi identitas dirinya sendiri, tidak membohongi orang, dijamin

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3518

    Sarah pun tidak marah. Dia justru berkata, “Sekarang transportasi sudah mudah. Ada pesawat terbang, kereta cepat, mau ke mana-mana gampang. Pagi di Kota Mambera, siang sudah di luar negeri. Takut apa jauh? Yang penting orangnya baik, cocok untuk anak-anak. Kalian harusnya senang, malah bilang orang yang aku pilihkan kejauhan. Kalau suruh kalian yang urus, rambut kalian pasti akan semakin cepat beruban. Mana bisa santai seperti sekarang.”Sarah menyentuh rambut putihnya dan berkata lagi, “Rambutku putih semua karena mengkhawatirkan pernikahan mereka.”Dewi melihat rambut putih ibu mertuanya dan bercanda, “Mama bisa saja cat rambut Mama jadi hitam. Mama rawat diri dengan baik, kelihatan seperti baru usia awal enam puluhan. Kalau rambut Mama dicat hitam, pasti kelihatan lebih muda.”“Nggak mau. Harus berani hadapi kenyataan kalau aku sudah tua.”Orang yang datang adalah Rosalina. Baru saja masuk ke ruangan, dia mendengar percakapan santai antara ibu mertua dan menantunya.“Nenek, Tante.”

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3517

    Setelah Olivia dan yang lainnya pergi, Dewi baru menelepon Yuna. Yuna pun segera mengangkat telepon.“Oliv sudah berangkat?” tanya Yuna.“Baru saja berangkat. Aku lihat dia dan Russel naik ke helikopter, sampai helikopternya terbang jauh, aku baru berani telepon kamu. Dia nggak akan bisa dengar percakapan kita, kecuali dia punya pendengaran super.”“Oke, terima kasih sudah kasih kabar.”“Sama saudara sendiri nggak perlu sungkan-sungkan. Toh, tujuan kita sama,” kata Dewi.“Kamu juga sungkan sama aku. Setelah semuanya selesai, ayo kita makan bareng. Aku yang traktir.”Keduanya adalah perempuan paling terhormat di Kota Mambera, tapi mereka tidak pernah makan bersama di luar. Karena Olivia menjadi menantu keluarga Adhitama, keduanya baru menjadi sadara. Namun, keduanya belum pernah membuat janji makan bersama.Mereka juga tidak sedekat Dewi dengan ibunya Bram dan ibunya Daniel. Namun, keluarga Ardaba dan keluarga Lumanto memang sangat dekat dengan keluarga Adhitama. Wajar saja Dewi dekat d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3516

    “Aku dan Tante akan pulang sebelum Tahun Baru. Om Stefan bilang habis dari luar kota, dia akan pergi ke sana jemput aku dan Tante.”Dewi tersenyum. “Kalau begitu kita nggak akan bisa bertemu selama belasan hari.”Dewi menarik Russel ke dekatnya lagi dan memeluknya sebentar. Kemudian, dia mencium pipi Russel dan berkata, “Selamat bersenang-senang di sana. Nanti ceritkan pada Nenek kamu dan Liam main apa saja, pergi ke mana, makan apa, terus bawa oleh-oleh dari sana buat kami.”Seandainya bukan karena khawatir Olivia akan mengetahui bahwa semua orang menyembunyikan situasi di Kota Cianter darinya, Dewi pasti tidak akan membiarkan Russel pergi ke Vila Ferda secepat ini.Di hari biasa, Russel harus masuk sekolah. Akhir pekan belum tentu anak itu datang. Hanya sesekali, itu pun untuk satu atau dua hari saja. Semua orang merindukan anak itu. Sekarang Russel sedang libur panjang, tapi dia malah merengek ingin pergi bertemu teman sepermainannya.“Oliv, karena kalian pergi main, bersenang-senan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3515

    “Kami nggak pilih kasih. Russel satu-satunya cucu keluarga Pamungkas. Kami juga sangat sayang Russel. Dulu, dulu ... karena kami yang asuh Aiden, jadi lebih dekat dengan Aiden. Otomatis juga jadi pilih kasih, lebih sayang Aiden. Sekarang nggak akan seperti itu lagi,” janji Rita.Rita tahu kalau Roni kesal terhadap mereka. Dia juga menyadari kalau ini salah mereka, karena mereka selalu lebih mengutamakan Shella.Terutama karena terakhir kali, ketika Shella mengajak mertuanya makan di restoran. Shella ingin menipu Olivia dan membuatnya bayar tagihan, tapi tentu saja dia gagal. Tidak disangka, Shella malah menelepon Rita dan minta Rita yang bayar. Rita tidak tahu Shella sedang menipunya, dia pun mentransfer uang ke rekening Shella.Russel yang mengungkapkan hal itu. Saat Roni tahu, dia marah besar kepada mereka, bilang kalau mereka lebih sayang Shella. Kalau begitu, mereka pindah saja ke rumah Shella. Roni tidak akan memberikan biaya hidup kepada mereka lagi.Sekarang Roni menjadi sopir t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3514

    Seumur hidupnya, Roni hanya memiliki satu anak, yaitu Russel. Baginya, yang penting Russel masih mau mengakuinya sebagai ayah. Meskipun tidak dekat, setidaknya anaknya tidak menjauh. Itu sudah termasuk penghiburan bagi Roni.Setelah mengakhiri panggilan telepon, Russel mengembalikan ponsel ke Olivia dan berkata, “Papa mau jemput aku dan suruh aku menginap di rumahnya selama beberapa hari. Aku bilang nggak mau. Besok kita mau pergi cari Liam. Aku nggak mau ke sana dan main sama Kak Aiden. Kak Aiden selalu ganggu aku. Tapi sekarang aku sudah nggak takut dengan Kak Aiden lagi. Aku sudah belajar ilmu bela diri.”Meskipun Russel tidak memiliki banyak bakat dalam seni bela diri, setelah menjalani latihan dalam waktu lama, tubuhnya menjadi lebih kuat dan bertenaga. Pelatih bilang kalau dia terus berlatih, Russel akan memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri. Russel tidak serakah. Dia hanya ingin memiliki kemampuan seperti Olivia.“Iya, kalau kamu nggak mau pulang ke sana ya nggak u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3513

    “Angkat saja.”Pada akhirnya Russel mengangkat telepon dari ayahnya. Olivia menyerahkan ponselnya kepada Russel dan menyuruhnya mengangkat telepon. Selama bisa tidak bicara dengan Roni, Olivia tidak akan bicara dengan pria itu.“Papa,” panggil Russel.Roni menjawab dan bertanya sambil tertawa pelan, “Russel belum tidur?”“Ini sudah mau tidur. Tiba-tiba Papa telepon. Papa sudah pulang kerja? Ribut sekali di sana.”“Papa belum pulang kerja. Tapi kalau Papa mau pulang kerja juga nggak apa-apa. Tantemu ada di sana, nggak?” tanya Roni.“Ada. Papa cari Tante?”“Russel, kamu mau ke sini selama beberapa hari, nggak? Kamu lagi libur, kan. Bagaimana kalau kamu ke sini? Kakek dan nenekmu kangen sama kamu.”Roni menelepon untuk berdiskusi dengan Olivia. Dia ingin menjemput Russel ke rumahnya dan tinggal di sana selama beberapa hari. Toh, anak sekolah sedang libur. Apalagi orang tuanya juga rindu dengan cucu mereka.Shella mengantar Aiden ke sana. Kalau hanya ada Aiden, rasanya terlalu bosan. Jadi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3512

    Ingatan anak sebelum usia tiga tahun biasanya akan hilang seiring bertambahnya usia. Namun, kejadian itu meninggalkan luka yang terlalu dalam bagi Russel, sehingga dia tidak dapat melupakannya.Setelah kejadian itu, Russel mengalami mimpi buruk untuk waktu yang lama. Dia juga selalu ingat adegan di mana ibunya terluka dan berlumuran darah ketika menyelamatkannya.“Aku hanya percaya Mama, Tante, Om Stefan, Om Daniel dan yang lainnya.” Russel berkata dengan serius, “Aku nggak berani percaya papaku dan yang lainnya.”Russel mengerti segalanya. Olivia mengelus wajah mungil keponakannya dan menatapnya dengan lembut.“Kamu segalanya bagi mamamu. Apa pun yang terjadi, Tante nggak akan biarkan kalian terpisah. Russel, mamamu sudah melewati banyak masa-masa sulit. Setelah dewasa, kamu harus berbakti pada mamamu.”“Pasti, Tante. Kalau aku sudah besar, aku akan cari banyak uang untuk beli rumah besar dan mobil baru untuk Mama. Biar Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi. Aku juga akan belikan ru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3511

    Pukul sembilan malam, Kota Mambera.Setelah melakukan panggilan video dengan kakaknya, Olivia berkata kepada Russel, “Kamu sudah selesai kemas barangmu, belum? Jangan lupa bawa hadiah untuk Liam.”“Sudah. Aku hanya bawa beberapa mainan dan hadiah untuk Liam,” jawab Russel. “Biar aku yang ketinggalan, hadiah untuk Liam juga nggak akan ketinggalan.”Olivia tertawa pelan. “Kalau kamu ketinggalan, siapa yang kasihkan hadiah untuk Liam?”Russel tersipu malu. Olivia menggendongnya, lalu mendudukkannya di tempat tidur. “Om Stefan lagi ke luar kota. Malam ini kamu tidur sama Tante. Besok pagi habis sarapan, kita langsung pergi ke rumah Om Yose. Suruh kamu pergi bareng kakek-kakek itu, kamu nggak mau. Padahal mereka suka banget sama kamu. Mereka akan jaga kamu dengan baik.”Russel baring di tempat tidur, tapi dia menyandarkan kepalanya di paha Olivia dan berkata, “Mereka sangat suka sama aku. Tapi aku nggak terlalu kenal mereka. Tante dan Mama sering bilang jangan mau pergi dengan orang lain se

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3510

    Kepala pelayan hanya bisa menghela napas dalam hati. Bahkan Cakra saja tidak memiliki kebebasan seperti ini, padahal dia adalah suami dari Patricia. Namun, perempuan itu lebih memercayai Dikta. Dia adalah asisten setia yang telah menemani Patricia sepanjang hidupnya. Sementara itu, sejak skandal perselingkuhannya, Cakra sudah tidak memiliki posisi apa pun di hati Patricia. Jika bukan karena mereka memiliki anak, demi mempertimbangkan masa depan anak dan cucunya, mungkin mereka sudah lama bercerai. Setelah naik ke lantai atas, Dikta langsung menuju ruang kerja. Dia mengetuk pintu beberapa kali. Setelah mendapatkan izin dari Patricia, barulah lelaki itu masuk. Di dalam, Patricia sedang berlatih kaligrafi. Dikta berjalan mendekat dan mengamati tulisan yang dibuatnya. "Bagaimana menurutmu?" Patricia bertanya. "Tulisan tanganku ini." "Hati Bu Patricia sedang gelisah. Tulisan tangan pun ikut gelisah. Lebih baik berhenti saja, jangan buang-buang tinta dan kertas." Dikta adalah satu-sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status