“Suamiku, kita bicarakan besok lagi saja. Ini sudah sangat larut. Kalau kita terlalu bising, nanti membangunkan yang lain.” Bella membujuk suaminya agar tidak mengetuk pintu lagi.“Suasana hati Albert sedang nggak bagus. Mungkin dia minum alkohol di kamar, dan sangat mabuk, jadi nggak mendengar ketukan di pintu.”Albert sering mabuk di kamarnya akhir-akhir ini. Ada bar kecil di kamarnya. Dia telah memindahkan semua anggur berkualitas yang dikoleksi ayahnya ke kamarnya.Hanya saja, kalau dia sering minum alkohol untuk menghilangkan kesedihannya, dia jadi tidak bisa fokus bekerja, sampai akhirnya sering melakukan kesalahan.Adam sangat kesal, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dia pun akhirnya kembali ke kamarnya sendiri setelah dibujuk istrinya.Setelah masuk ke kamar, Bella bertanya kepada suaminya, “Adam, Pak Stefan memberi tahu kita bahwa Olivia adalah istrinya. Apa kita perlu merahasiakannya? Sepertinya dia belum sepenuhnya mengumumkan hubungannya dengan Olivia kepada publik.”Keponak
“Setelah tahun baru, suruh dia pindah dan bekerja di kantor cabang yang sada di Kota Harindang selama beberapa tahun, untuk mendapatkan pengalaman. Setelah dia benar-benar melupakan Olivia dan menjadi lebih dewasa, baru kita dipindahkan dia kembali ke sini. Kemudian, kita asah lagi kemampuannya selama dua tahun. Kalau dia pantas untuk menjabat posisi yang tinggi, kita bisa langsung menyuruhnya mengambil alih kepemimpinan di Pratama Group.”Adam selalu berharap putranya bisa menjadi penerus bisnis keluarga Pratama. Namun, syaratnya adalah, putranya harus layak dan memiliki kemampuan untuk memikul tanggung jawab besar tersebut. Kalau putranya lebih mementingkan cinta daripada masa depan, maka dia terpaksa harus memilih salah satu di antara banyak keponakannya untuk jadi penerusnya.Raut muka Bella berubah. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, “Kita suruh dia pergi 4 hari setelah tahun baru. Selain itu, nggak usah kasih dia uang jajan lagi. Dia sudah bekerja, jadi hidup pakai uang gajiny
Saat Olivia selesai menyiapkan sarapan, Stefan belum juga keluar dari kamar.Dia masuk ke kamar, memandangi pria yang berada di tempat tidur itu untuk waktu yang lama, lalu mengulurkan tangan untuk mengecek napas pria itu dan menyentuh dahi pria itu. Masih hidup dan tidak demam.“Jangan-jangan baru pulang pagi ini? Kenapa tidurnya nyenyak sekali?” gumam Olivia, tetapi tidak membangunkan Stefan.Dia mulai mengemasi pakaian suaminya itu, supaya ketika pria itu terbangun, pria itu bisa langsung sarapan dan mereka bisa langsung berangkat.“Kring. Kring. Kring.” Odelina menelepon.“Kak.”“Kamu dan Stefan sudah berangkat?”“Belum. Dia masih tidur. Tunggu dia bangun dan sarapan, setelah itu baru kami berangkat. Kak, ada apa?”Odelina berkata, “Kalau begitu, kamu tunggu aku di rumah. Aku akan ke sana sekarang. Aku sudah menyiapkan amplop untuk kalian, tapi lupa memberikannya pada kalian.”“Kakak, nggak perlu. Di luar lagi turun hujan dan anginnya besar. Dingin banget. Kakak nggak punya mobil,
“Cuci mukamu. Sarapan sudah siap. Setelah mandi dan sarapan, kita bisa langsung berangkat. Kamu bilang jaraknya agak jauh, jadi kita harus berangkat lebih cepat.”“Cium aku, dong.”“Kenapa harus aku yang menciummu? Nggak bisa kamu yang menciumku?”Stefan tersenyum, berbalik badan, dan hendak membungkuk untuk mencium bibir merah Olivia.Namun, wanita itu menutupi mulutnya dengan tangannya yang mulus.“Cium aku setelah mandi.” Olivia mendorong pria itu menjauh, lalu berbalik badan dan menutup ritsleting kopernya.Stefan tidak bisa berkata-kata. Istrinya jijik dengannya ketika baru bangun tidur.“Waktu cuci muka nanti, ingat cukup janggut dan kumismu, supaya nggak menusuk,” ujar Olivia, lalu menarik koper keluar dari kamar.Setelah itu, dia pergi menyirami bunga dan mengurus ketiga hewan peliharaan mereka.Tiga hewan peliharaan itu harus diantar ke rumah kakaknya nanti. Dia harus minta tolong pada kakaknya untuk menjaga mereka untuk sementara waktu.“Sayang, aku datang.”Selesai mandi, St
Olivia mengambil satu potong sayap ayam, lalu berkata sambil makan, “Waktu aku nggak memberi tahu kamu satu hal, kamu langsung bilang aku nggak menganggapmu sebagai keluarga dan marah padaku. Lihat kamu sendiri. Waktu Pak Reiki mengajakmu keluar untuk minum alkohol, kamu bahkan menyembunyikannya dariku, sampai aku mimpi buruk.”Stefan terdiam beberapa saat, lalu berkata, “Semua salahku. Lain kali kalau Pak Reiki mengajakku keluar lagi, aku akan mengajakmu ikut. Kalau kamu yang menolak alkoholnya, mereka nggak akan bisa berkata apa-apa.”“Itu akan membuat mereka mengira kamu takut istri.”“Kalau dikira aku takut istri, ya biarkan saja. Mereka masih lajang, mau takut istri juga nggak bisa.”Olivia tertawa mendengar kata-katanya.Selama suaminya ini tidak melakukan hal-hal yang mengganggu kesehatannya, Olivia sebenarnya juga tidak peduli.Setelah makan, Olivia memeriksa barang-barang yang akan mereka bawa lagi, apa sudah dibawa semua dan memastikan tidak ada yang kurang.Mereka akan meng
“Nenek sudah tua, jadi setiap harinya sangat berharga. Nenek berharap semuanya bisa menikah dan berkeluarga sebelum Nenek meninggal.”Sarah memutuskan untuk menjelajahi Mambera dan mencarikan istri untuk cucu-cucunya yang lain. Kemudian, dia akan memberi cucu-cucunya itu tugas untuk mengejar dan mendapatkan hati istri yang dia pilihkan untuk mereka.Jika ada di antara mereka yang tidak bisa menyelesaikan tugas mereka, jangan coba-coba untuk menghadiri pesta ulang tahunnya di akhir Agustus.“Nenek, Nenek pasti akan berumur panjang.”“Nenek juga berharap bisa panjang umur, lebih bagus lagi kalau bisa melihat cicit perempuan Nenek lahir.”Setelah mengungkit tentang cicit perempuan, Sarah memandangi perut Olivia.Olivia berkata dengan malu-malu, “Nek, nggak perlu dilihat. Aku baru mulai menstruasi hari ini.”Sarah terdiam.Padahal Stefan sudah berusaha keras, tapi tetap tidak bisa menghasilkan cicit perempuan untuknya.Setelah Calvin dan yang lainnya kabur dan pulang ke kota, Stefan dan Ol
Ekspresi Stefan melembut.Para jurnalis terdiam.Tuan muda keluarga Adhitama sangat mencintai istrinya. Mendengar istrinya ditanyakan saja bisa membuat ekspresi di wajahnya melembut.Selain ekspresi lembut yang mereka ambil secara diam-diam ketika Stefan sedang liburan bersama istrinya kemarin, dulu kalau mereka punya kesempatan untuk melihat Stefan, ekspresi di wajah pria itu selalu dingin. Pria itu selalu memancarkan aura yang tidak mudah didekati.Kekuatan cinta ternyata begitu dahsyat, hingga mampu mengubah pria yang sedingin es menjadi pribadi yang lembut dan penuh kasih sayang.“Istriku bukan putri dari keluarga kaya, tetapi dia adalah menantu dari keluarga Adhitama. Dia sudah menjadi nyonya keluarga kaya. Nama depannya adalah Olivia, dan nama belakangnya adalah Hermanus. Dia baru berusia 26 tahun tahun ini. Dia bahkan belum merayakan ulang tahunnya yang ke-26. Mau bilang dia berumur 26 tahun jadinya ketuaan.”Para jurnalis itu berpikir, “Wah, wah. Kalau lagi membicarakan Olivia,
“Aku juga merasa aku sangat beruntung.” Ekspresi dingin di wajah Stefan kembali melunak, dan ekspresi lembutnya kembali muncul. Senyum bahagia tersungging di sudut mulutnya.Ketika dia sedang flu yang parah dan Olivia menyusulnya untuk merawatnya, meskipun Olivia memaksanya untuk minum satu gelas besar obat tradisional setiap harinya, sampai dia mau muntah minumnya, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia bisa merasakan cinta Olivia terhadapnya. Dia merasakan manisnya kebahagiaan.“Pak Stefan, kudengar Bapak dan istri Bapak menikah saat baru saling kenal. Apa itu benar?”Stefan dengan jujur mengakui hal itu. “Memang benar. Aku bahkan belum pernah bertemu dengannya sebelum menikah dengannya. Tapi, aku tahu bahwa ada seorang yang bernama Olivia, karena dia adalah orang yang menyelamatkan nenekku.”“Apa Pak Stefan menikahinya karena nenek Bapak?”“Iya, aku bisa menikah dengan Olivia tanpa mengenalnya dengan lebih dalam karena nenekku. Tapi, aku sangat berterima kasih pada nenekku sekarang.