Reiki, “....”Stefan dan istrinya yang berjalan di depan mereka sedang mengucapkan kata-kata cinta. Sedangkan dia dan Junia ....Olivia menyadari kalau Reiki dan Junia tidak mengikuti. Dia pun menoleh dan melihat keduanya tampak seperti sedang bertengkar. Karena itu dia berkata, “Stefan, kenapa aku merasa mereka sepertinya sedang bertengkar, ya?”Stefan melirik sahabatnya dan berkata dengan santai, “Nggak, kok. Pak Reiki memiliki temperamen yang sangat baik.”Orang-orang yang pernah ditindas oleh Reiki spontan berkata kalau Reiki memiliki temperamen yang baik, maka tidak akan ada orang yang memiliki temperamen buruk.“Nggak usah pedulikan mereka. Ayo pergi.”Stefan meminta Olivia terus memegang lengannya. Mereka berdua menjadi sangat dekat.“Stefan, istri CEO kalian datang juga, kan?”“Kenapa?” tanya Stefan.“Nggak apa-apa. Aku hanya ingin lihat dia. Aku nggak tahu apa aku punya kesempatan untuk bicara dengannya.”Olivia merasa harus berteman terlebih dahulu dengan perempuan itu. Setel
Stefan tertawa pelan, “Setelah pulang ke rumah, aku baru berubah jadi serigala yang mesum.”Olivia mencubit punggung tangan Stefan. Pria itu malah menarik tangan Olivia dengan penuh kasih sayang, lalu mencium punggung telapak tangan Olivia.Pada saat Olivia hendak mencubitnya lagi, Stefan justru menggandeng tangannya dan berjalan ke depan dengan serius. Hal itu membuat Olivia merasa tidak enak hati untuk mencubitnya lagi.Stefan membawa Olivia ke pesta tahunan perusahaan. Seluruh karyawan Adhitama Group tidak terkejut. Semua petinggi perusahaan bersikap sopan kepada Olivia.Sebaliknya, semua orang terkejut ketika melihat pendamping Reiki tahun ini berubah menjadi Junia, bukan perempuan dengan nama belakang Ardaba lagi. Karyawan perempuan yang menaruh perasaan pada Reiki menjadi sangat sensitif. Begitu mereka mendengar Reiki memperkenalkan Junia, mereka pun menebak kalau perempuan itu adalah orang yang disukai Reiki. Mereka spontan menatap Junia dengan tatapan iri dan benci.Reiki terny
“Oliv, mungkin aku harus melakukan perjalanan bisnis lagi.”Olivia yang berada dalam pelukannya spontan mendongakkan kepala, lalu bertanya dengan bingung, Beberapa hari lagi perusahaan kalian sudah libur. Kamu masih harus melakukan perjalanan bisnis?”“Bukan perjalanan jauh. Hanya pergi ke Kota Aldimo. Dua atau tiga hari juga sudah bisa pulang.”Stefan menundukkan kepalanya dan mencium kening Olivia. Matanya yang hitam berkilau menatap lekat wajah Olivia yang cantik. Dia pun bertanya dengan suara serak, “Nggak rela aku pergi?”“Kapan berangkatnya? Aku akan bantu kamu siapkan barang bawaanmu dan antar kamu ke bandara.”Stefan, “....”Tadinya Stefan mengira Olivia enggan berpisah dengannya. Siapa sangka perempuan itu hanya memastikan apakah Stefan benar-benar akan melakukan perjalanan bisnis. Kemudian, perempuan itu dengan senang hati membantu Stefan mengepak barang bawaannya. Olivia bahkan mengantarnya ke bandara tanpa menanyakan apa yang Stefan lakukan dalam perjalanan bisnis.Stefan m
Stefan melihat sebuah gazebo yang berada tidak jauh dari sana. Dia melangkah ke arah gazebo tersebut. Di sekitar gazebo terdapat banyak salju palsu yang sengaja dibuat untuk mendapatkan kesan musim dingin.Lelaki itu duduk di meja yang ada di gazebo tersebut. Dia menatap salju palsu tersebut dan mendadak merasa sebentuk perasaan dingin. Dia berkata pada Jonas, “Dekorasi salju palsunya sangat bagus. Cocok dengan pemandangannya.”“Karena tahun baru, ada baiknya dekorasi yang baru biar semua orang merasakan suasana tahun baruan dan natal. Di vila kita bisa bermain ski, kalau Pak Stefan tertarik, saya bisa bawa Pak Stefan ke sana.”“Saya suka main ski di daerah utara yang memang ada saljunya,” kata Stefan dengan tenang.Jonas tertawa dan berkata, “Kebetulan sekali, aku juga menyukainya. Lain kali kalau ada waktu, kita janjian untuk main bersama dan menikmati pemandangan di daerah utara.”“Pak Stefan sedang ada pikiran karena masalah hati?” tanya Jonas lagi.Jonas tidak memiliki kekasih, te
Sepuluh menit kemudian, Yose muncul di gazebo tempat mereka sedang duduk.“Pak Yose,” sapa Stefan sambil bangkit berdiri.“Maaf mengganggu waktu Pak Yose.”Karena malam ini Stefan harus kembali ke Mambera, dia harus mengganggu waktu Yose sekarang juga. Yose hanya tertawa kecil dan berkata, “Nggak apa-apa, Pak Stefan. Silakan duduk.”Setelah dia mempersilakan Stefan untuk duduk, Yose meminta adiknya untuk memanggil pelayan agar dapat mempersiapkan minuman dan makanan ringan.“Apa yang Pak Stefan ingin tanyakan padaku?”Stefan tersenyum dan tampak sedikit salah tingkah. Dengan pelan dia berkata, “Ini tentang urusan perasaan pribadi. Aku mau sedikit belajar dari Pak Yose karena kita berdua sama-sama mengalami pernikahan dadakan.”Yose sendiri masih belum tahu kalau ternyata Stefan menikah secara mendadak. Jonas tidak mengatakan apa pun ketika pulang ke rumah. Mendengar ucapan Stefan, Yose tampak sangat terkejut. Lelaki seperti Stefan ternyata bisa menikah secara dadakan?“Pak Stefan sudah
“Setelah pernikahan dadakan kalian, bagaimana hubungan kalian berdua?” tanya Yose ingin tahu.Dia dan Mulan memang menikah secara mendadak, tetapi keduanya sudah saling mengenal selama 11 tahun lamanya. Selain itu Mulan merupakan sosok yang sudah dia tunjuk sebagai masa depan. Karena usia perempuan itu terlalu muda, Yose menutupi perasaannya seorang diri.Hingga ketika Mulan tidak berani pulang karena paksaan menikah dari orang rumahnya, perempuan itu dengan terpaksa memintanya menjadi kekasih bohongan. Yose menangkap kesempatan tersebut untuk menjebak Mulan dan membuat perjanjian pernikahan.Karena Yose menikah dengan orang yang telah dikenal, keadaannya cukup berbeda dengan Stefan yang menikah dengan orang asing. Tiba-tiba rasa ingin tahu mengelilingi benak Yose.“Sebelum menikah, aku sudah menjelaskannya pada nenekku kalau aku nggak masalah harus menikahi dia, asalkan setelah menikah, Nenek nggak boleh ikut campur urusanku lagi. Aku menutupi identitasku dengan tujuan untuk memantau
“Pak Yose, kamu sudah berpengalaman, jadi aku berencana minta saran dari Pak Yose. Dulu bagaimana caranya jujur dengan istrimu? Waktu istrimu mengetahuinya, bagaimana reaksinya? Apa yang kamu lakukan agar membuatnya menerimamu dengan sepenuh hati dan nggak memikirkan reaksi orang di luar sana?”Yose mengerti dengan kegundahan yang ada di pikiran Stefan. Lelaki itu bukan tidak ingin jujur mengenai identitasnya pada sang istri, dia hanya takut istrinya akan terluka jika dia jujur nanti. Selain itu, keberadaan Amelia memang merupakan sebuah masalah. Jika diselesaikan dengan cara yang tidak tepat, maka Amelia akan iri dan hubungan keduanya akan rusak bahkan menjadi musuh.Dengan begitu maka akan berdampak pada hubungan Stefan dan juga istrinya. Yose mengangkat gelasnya dan menyesapnya sambil berkata, “Pak Stefan, keadaan kita berdua nggak sama. Meski aku dan istriku menikah mendadak, itu semua karena rencanaku sendiri.”“Aku sudah sejak lama sekali suka dengan istriku selama 11 tahun. Aku
“Lebih baik Pak Stefan yang jujur langsung dibandingkan dia tahu dari orang lain,” kata Yose yang mengerti dengan perasaan Stefan.Mungkin kalau kala itu Yose yang jujur secara langsung dengan Mulan mengenai identitasnya, reaksi perempuan itu tidak akan berlebihan karena hal itu menunjukkan Yose mempercayai perempuan itu sehingga dia memutuskan jujur.Akan tetapi karena Mulan mengetahuinya dari Owen, Mulan merasa Yose tidak percaya pada dirinya dan merahasiakan hal tersebut darinya. Ditambah dengan kedua mertuanya yang merasa jarak keduanya sangat jauh dan khawatir bahwa Mulan akan direndahkan oleh keluarga Yose. Oleh karena itu, kedua orang tua Mulan pernah menolak kebersamaan mereka berdua.“Kalau kamu yang bilang sama dia secara langsung, dia merasa kamu sudah percaya dengannya. Kalau orang lain yang bilang, dia akan marah dan merasa kalau di dunia ini hanya dia yang nggak mengetauinya dan kamu sudah membohonginya. Dia merasa kamu nggak percaya dengan dia dan juga bersikap waspada d
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi
“Pa, kenapa?” Ivan menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Dengan suara lirih Cakra menjawab, “Mama kamu mau mengundang yang dari Mambera untuk makan-makan di rumah ini. Kamu pikir itu hal yang baik? Kalaupun mama kalian mengadakan acara makan-makan itu dengan niat yang baik, mereka nggak akan berubah pikiran. Mereka datang murni dengan tujuan untuk balas dendam.”“Mereka juga cuma mencurigai Mama yang membunuh kepala keluarga Gatara sebelumnya, tapi mereka nggak punya buktinya,” kata Julio.Erwin mengangguk setuju. “Mereka semua orang-oran yang punya jabatan tinggi. Mereka nggak mungkin menuduh Mama tanpa bukti yang kuat, kecuali kalau mereka mau masuk penjara. Yang rugi juga mereka sendiri.”Ivan berkata, “Dengar-dengar, asistennya kepala keluarga sebelum Mama juga datang. Pak tua itu kuat juga bisa hidup sampai hampir seratus tahun. Dia termasuk satu-satunya orang yang masih hidup yang tahu tentang kejadian itu,” ujar Ivan.”Aku takutnya yang kita hadapi nggak semudah itu.
Patricia memang pilih kasih. Dia lebih menyayangi anak perempuan daripada anak laki-laki. Namun apa boleh buat, siapa suruh Ivan dan adik-adiknya terlahir di keluarga Gatara. Bahkan anak-anak perempuan mereka juga tidak pernah teralu dianggap. Yang Patricia anggap layak sebagai penerus keluarga Gatara di masa depan hanyalah anak perempuan yang lahir dari rahimnya Felicia.Andaikan Ivan tidak terlahir di keluarga Gatara dan harus mengandalkan Gatara Group untuk bertahan hidup, dia ingin menghancurkan perusahaan itu dan merombak tradisi keluarga yang tidak masuk akal.Keluarga lain di mana-mana menjadikan laki-laki sebagai kepala keluarga, tetapi di keluarga Gatara terbalik. Justru wanitalah yang menjadi kepala keluarga.“Pa, kira-kira Mama dan Felicia pergi ke mana pagi-pagi begini? Kalau cuma jalan-jalan rasanya terlalu pagi. Di luar kan dingin, apa mereka nggak takut?”Udara di luar tidak seperti di dalam ruangan yang nyaman karena terdapat penghangat ruangan. Meski di luar tidak trun
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa