Junia seketika terdiam, tidak bisa membalas perkataan Reiki. Sesaat kemudian, dia baru berkata, “Pada saat kita kencan buta, aku pernah tanya kamu bisa, nggak? Aku bahkan nggak ingat. Aku hanya ingat kamu bawa bunga mawar dengan mulutmu dan datang dengan sepeda.”“Kamu juga mau berikan aku mawar yang kamu bawa dengan mulutmu. Untung saja aku lihat saat kamu datang. Kalau nggak, aku pasti sudah terima. Ngomong-ngomong, kamu juga sama sekali nggak tulus. Kalau kamu tulus, hari itu kamu langsung beri tahu aku kalau kamu adalah tuan muda dari keluarga Ardaba.”Kalau Junia tahu Reiki berasal dari keluarga Ardaba, keluarga misterius di Kota Mambera, dia tidak akan pernah melakukan kencan buta dengan Reiki.Reiki spontan bergumam di dalam hati. Semua gara-gara dia melihat bosnya menyembunyikan identitasnya untuk melakukan pernikahan dadakan. Meskipun Stefan telah menipu istrinya habis-habisan, dia justru bisa mencari tahu orang seperti apa Olivia. Kalau Olivia mencintai Stefan, dia harus menc
Reiki, “....”Stefan dan istrinya yang berjalan di depan mereka sedang mengucapkan kata-kata cinta. Sedangkan dia dan Junia ....Olivia menyadari kalau Reiki dan Junia tidak mengikuti. Dia pun menoleh dan melihat keduanya tampak seperti sedang bertengkar. Karena itu dia berkata, “Stefan, kenapa aku merasa mereka sepertinya sedang bertengkar, ya?”Stefan melirik sahabatnya dan berkata dengan santai, “Nggak, kok. Pak Reiki memiliki temperamen yang sangat baik.”Orang-orang yang pernah ditindas oleh Reiki spontan berkata kalau Reiki memiliki temperamen yang baik, maka tidak akan ada orang yang memiliki temperamen buruk.“Nggak usah pedulikan mereka. Ayo pergi.”Stefan meminta Olivia terus memegang lengannya. Mereka berdua menjadi sangat dekat.“Stefan, istri CEO kalian datang juga, kan?”“Kenapa?” tanya Stefan.“Nggak apa-apa. Aku hanya ingin lihat dia. Aku nggak tahu apa aku punya kesempatan untuk bicara dengannya.”Olivia merasa harus berteman terlebih dahulu dengan perempuan itu. Setel
Stefan tertawa pelan, “Setelah pulang ke rumah, aku baru berubah jadi serigala yang mesum.”Olivia mencubit punggung tangan Stefan. Pria itu malah menarik tangan Olivia dengan penuh kasih sayang, lalu mencium punggung telapak tangan Olivia.Pada saat Olivia hendak mencubitnya lagi, Stefan justru menggandeng tangannya dan berjalan ke depan dengan serius. Hal itu membuat Olivia merasa tidak enak hati untuk mencubitnya lagi.Stefan membawa Olivia ke pesta tahunan perusahaan. Seluruh karyawan Adhitama Group tidak terkejut. Semua petinggi perusahaan bersikap sopan kepada Olivia.Sebaliknya, semua orang terkejut ketika melihat pendamping Reiki tahun ini berubah menjadi Junia, bukan perempuan dengan nama belakang Ardaba lagi. Karyawan perempuan yang menaruh perasaan pada Reiki menjadi sangat sensitif. Begitu mereka mendengar Reiki memperkenalkan Junia, mereka pun menebak kalau perempuan itu adalah orang yang disukai Reiki. Mereka spontan menatap Junia dengan tatapan iri dan benci.Reiki terny
“Oliv, mungkin aku harus melakukan perjalanan bisnis lagi.”Olivia yang berada dalam pelukannya spontan mendongakkan kepala, lalu bertanya dengan bingung, Beberapa hari lagi perusahaan kalian sudah libur. Kamu masih harus melakukan perjalanan bisnis?”“Bukan perjalanan jauh. Hanya pergi ke Kota Aldimo. Dua atau tiga hari juga sudah bisa pulang.”Stefan menundukkan kepalanya dan mencium kening Olivia. Matanya yang hitam berkilau menatap lekat wajah Olivia yang cantik. Dia pun bertanya dengan suara serak, “Nggak rela aku pergi?”“Kapan berangkatnya? Aku akan bantu kamu siapkan barang bawaanmu dan antar kamu ke bandara.”Stefan, “....”Tadinya Stefan mengira Olivia enggan berpisah dengannya. Siapa sangka perempuan itu hanya memastikan apakah Stefan benar-benar akan melakukan perjalanan bisnis. Kemudian, perempuan itu dengan senang hati membantu Stefan mengepak barang bawaannya. Olivia bahkan mengantarnya ke bandara tanpa menanyakan apa yang Stefan lakukan dalam perjalanan bisnis.Stefan m
Stefan melihat sebuah gazebo yang berada tidak jauh dari sana. Dia melangkah ke arah gazebo tersebut. Di sekitar gazebo terdapat banyak salju palsu yang sengaja dibuat untuk mendapatkan kesan musim dingin.Lelaki itu duduk di meja yang ada di gazebo tersebut. Dia menatap salju palsu tersebut dan mendadak merasa sebentuk perasaan dingin. Dia berkata pada Jonas, “Dekorasi salju palsunya sangat bagus. Cocok dengan pemandangannya.”“Karena tahun baru, ada baiknya dekorasi yang baru biar semua orang merasakan suasana tahun baruan dan natal. Di vila kita bisa bermain ski, kalau Pak Stefan tertarik, saya bisa bawa Pak Stefan ke sana.”“Saya suka main ski di daerah utara yang memang ada saljunya,” kata Stefan dengan tenang.Jonas tertawa dan berkata, “Kebetulan sekali, aku juga menyukainya. Lain kali kalau ada waktu, kita janjian untuk main bersama dan menikmati pemandangan di daerah utara.”“Pak Stefan sedang ada pikiran karena masalah hati?” tanya Jonas lagi.Jonas tidak memiliki kekasih, te
Sepuluh menit kemudian, Yose muncul di gazebo tempat mereka sedang duduk.“Pak Yose,” sapa Stefan sambil bangkit berdiri.“Maaf mengganggu waktu Pak Yose.”Karena malam ini Stefan harus kembali ke Mambera, dia harus mengganggu waktu Yose sekarang juga. Yose hanya tertawa kecil dan berkata, “Nggak apa-apa, Pak Stefan. Silakan duduk.”Setelah dia mempersilakan Stefan untuk duduk, Yose meminta adiknya untuk memanggil pelayan agar dapat mempersiapkan minuman dan makanan ringan.“Apa yang Pak Stefan ingin tanyakan padaku?”Stefan tersenyum dan tampak sedikit salah tingkah. Dengan pelan dia berkata, “Ini tentang urusan perasaan pribadi. Aku mau sedikit belajar dari Pak Yose karena kita berdua sama-sama mengalami pernikahan dadakan.”Yose sendiri masih belum tahu kalau ternyata Stefan menikah secara mendadak. Jonas tidak mengatakan apa pun ketika pulang ke rumah. Mendengar ucapan Stefan, Yose tampak sangat terkejut. Lelaki seperti Stefan ternyata bisa menikah secara dadakan?“Pak Stefan sudah
“Setelah pernikahan dadakan kalian, bagaimana hubungan kalian berdua?” tanya Yose ingin tahu.Dia dan Mulan memang menikah secara mendadak, tetapi keduanya sudah saling mengenal selama 11 tahun lamanya. Selain itu Mulan merupakan sosok yang sudah dia tunjuk sebagai masa depan. Karena usia perempuan itu terlalu muda, Yose menutupi perasaannya seorang diri.Hingga ketika Mulan tidak berani pulang karena paksaan menikah dari orang rumahnya, perempuan itu dengan terpaksa memintanya menjadi kekasih bohongan. Yose menangkap kesempatan tersebut untuk menjebak Mulan dan membuat perjanjian pernikahan.Karena Yose menikah dengan orang yang telah dikenal, keadaannya cukup berbeda dengan Stefan yang menikah dengan orang asing. Tiba-tiba rasa ingin tahu mengelilingi benak Yose.“Sebelum menikah, aku sudah menjelaskannya pada nenekku kalau aku nggak masalah harus menikahi dia, asalkan setelah menikah, Nenek nggak boleh ikut campur urusanku lagi. Aku menutupi identitasku dengan tujuan untuk memantau
“Pak Yose, kamu sudah berpengalaman, jadi aku berencana minta saran dari Pak Yose. Dulu bagaimana caranya jujur dengan istrimu? Waktu istrimu mengetahuinya, bagaimana reaksinya? Apa yang kamu lakukan agar membuatnya menerimamu dengan sepenuh hati dan nggak memikirkan reaksi orang di luar sana?”Yose mengerti dengan kegundahan yang ada di pikiran Stefan. Lelaki itu bukan tidak ingin jujur mengenai identitasnya pada sang istri, dia hanya takut istrinya akan terluka jika dia jujur nanti. Selain itu, keberadaan Amelia memang merupakan sebuah masalah. Jika diselesaikan dengan cara yang tidak tepat, maka Amelia akan iri dan hubungan keduanya akan rusak bahkan menjadi musuh.Dengan begitu maka akan berdampak pada hubungan Stefan dan juga istrinya. Yose mengangkat gelasnya dan menyesapnya sambil berkata, “Pak Stefan, keadaan kita berdua nggak sama. Meski aku dan istriku menikah mendadak, itu semua karena rencanaku sendiri.”“Aku sudah sejak lama sekali suka dengan istriku selama 11 tahun. Aku
Calvin ingin menjemput Rosalina di bandara, tapi Rosalina tidak mengizinkannya pergi. Rosalina pulang bersama pengawalnya. Rosalina bilang dia sudah bisa melihat. Calvin tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi. Biar dia bisa jadi lebih mandiri.Baiklah, Calvin hanya bisa menuruti apa kata istrinya. Kebetulan dia juga sangat sibuk. Rosalina perhatian padanya, tidak butuh Calvin jemput di bandara. Calvin pun segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang untuk menunggu Rosalina.Calvin sudah menyiapkan satu meja penuh dengan makanan favorit istrinya. Rosalina sudah makan di pesawat. Namun sesampainya di rumah, dia sudah lapar lagi. Jarak bandara dan rumahnya agak jauh.Entah kapan hujan yang menetes di luar berhenti. Akan tetapi, ada air di mana-mana. Langit masih mendung. Suhu lebih rendah dibandingkan tadi pagi.Begitu mendengar suara mobil, Calvin langsung keluar untuk menyambut Rosalina. Tepat saat Rosalina keluar dari mobil, Calvin pun segera menuruni tangga sambil tersenyum. “Sud
“Bukannya Ronny kerja dengan baik? Yohanna juga nggak pilih-pilih masakan yang dia buat.”Risa bertanya dengan heran. Tanpa menunggu jawaban Jaka, dia pun berkata lagi, “Padahal masakannya benar-benar enak. Tapi dia sendiri sudah jadi bos. Mungkin dia nggak bisa terima perubahan status secara tiba-tiba.”Bekerja sebagai koki pribadi di keluarga Pangestu sama saja dengan menjadi pelayan. Ronny memiliki kemampuan, dia juga telah menjadi bos. Dia tidak kekurangan uang. Dia menjadi koki pribadi keluarga Pangestu hanya untuk sebuah tantangan. Wajar saja kalau dia sudah tidak tahan lagi.Sayang sekali, baru dua hari sudah harus diganti lagi. Risa sudah terbiasa dengan seringnya pergantian koki di rumahnya.“Tommy sangat suka sarapan yang dibuat Ronny. Banyak jenis, bahkan bisa buat bentuk hewan kecil. Tommy dan yang lainnya sangat suka.”Jaka menunggu hingga Risa selesai bicara. Setelah itu, dia baru menjelaskan, “Bukan karena Ronny nggak kerja, Bu. Bu Yohanna mau ke luar kota, jadi Ronny ik
Rasanya Jaka yang menjadi kepala pengurus villa ini sangat mengkhawatirkan Yohanna. Yohanna mau ke luar kota, Jaka pun pesan kepada Ronny berulang kali. Satu hal diulang terus berulang kali, seolah takut Ronny akan lupa.Awalnya Jaka ingin meminta Ronny menjaga Yohanna. Mungkin karena Jaka mengingat Ronny masih muda dan belum menikah, begitu pula dengan Yohanna. Jaka pun berubah pikiran.Pria dan perempuan lajang tinggal bersama, mudah untuk terjadi masalah. Jadi Jaka tidak boleh membiarkan Ronny punya niat tidak baik. Lebih baik biarkan Ronny hanya bertanggung jawab memasak. Ada pengawal perempuan yang menjaga Yohanna.Padahal Ronny sama sekali tidak punya niat jahat. Lagi pula, dia baru saja hadir dalam kehidupan Yohanna. Meskipun sejak awal dia sudah tahu kalau Yohanna adalah calon istri yang neneknya pilihkan untuknya. Mereka baru saja saling kenal. Bagaimana mungkin ada perasaan di antara mereka?Tanpa perasaan, Ronny tidak menginginkan apa pun. Dia hanya ingin fokus memasak. Jika
Ronny dan Jaka datang dengan mobil yang sama. Dalam perjalanan pulang, Ronny bertanya pada Jaka, “Biasa kalau Bu Yohanna dinas ke luar kota, dia tinggal di hotel atau dia ada beli rumah dan tinggal sendiri?”“Bu Yohanna nggak bilang mau ke mana. Kalau tempat yang ada perusahaan cabang, biasanya ada rumah sendiri. Setiap kali ke sana, Bu Yohanna tinggal di rumahnya sendiri. Rumahnya mungkin nggak besar, tapi ada karyawan. Barang kebutuhan sehari-hari pasti sudah ada,” jawab Jaka.“Kalau dia pergi sekadar bahas kerja sama dengan orang lain, Bu Yohanna akan tinggal di hotel. Sekalipun tinggal di hotel, dia akan tinggal di kamar presidential suite. Bisa masak sendiri. Saat ikut Bu Yohanna ke luar kota, kamu hanya perlu bawa barang yang kamu butuhkan. Kalau nggak bisa masak, dia nggak akan bawa kamu ke sana.”Ronny berpikir sejenak. “Benar juga, ya. Kalau begitu aku pulang dan beres-beres dulu. Nggak perlu bawa banyak barang. Cukup bawa bumbu. Untuk bahan-bahan, beli di sana saja.”Sungguh
Ternyata Yohanna mau keluar kota. Ronny pun menjawab dengan hormat, “Baik, Bu.”Saat ini, Jaka tiba-tiba bertanya, “Bu Yohanna mau keluar kota, nggak bawa Ronny?”Yohanna begitu pilih-pilih makanan. Saat berada di luar kota, sulit baginya untuk menemukan makanan yang bisa dia makan. Lebih baik kalau dia membawa koki pribadinya. Dulu, Yohanna jarang dinas ke luar kota.Yohanna terdiam. Sementara itu, Ronny membersihkan meja tanpa bersuara. Dalam hati justru berkata, “Dia begitu pemilih. Kalau bepergian jauh, dia pasti kelaparan terus.”Setelah berpikir selama beberapa menit dan mempertimbangkan perutnya, Yohanna baru berkata dengan suara pelan, “Kalau begitu, Ronny, kamu pulang dan siap-siap. Jam lima sore kamu datang ke sini lagi. Ikut aku ke luar kota. Pak Jaka, jangan beritahu siapa pun selain keluargaku soal Ronny ikut aku keluar kota.”Yohanna takut kalau orang lain tahu dia ke luar kota dengan membawa koki pribadi muda, mereka akan bicara ini-itu dan membuat segala macam rumor. Se
Dulu Fendi sering menindas Dira, sehingga Dira sering berkelahi dengannya. Setelah dewasa, meskipun tidak berkelahi lagi, Dira sebisa mungkin menghindar jika seseorang membahas Fendi.Dira benar-benar membenci mata Fendi. Pria itu selalu menatap Dira sambil tersenyum. Bagi yang tidak tahu akan mengira Fendi menyukainya.“Baiklah,” kata Dira dengan enggan.“Balik ke kantormu sana. Istirahat dulu, nanti sore ada rapat.”Yohanna mengambil kotak dessert dan menjejalkannya ke tangan Dira, lalu berkata, “Kalau Fendi berani ganggu kamu, tunggu aku pulang, aku akan bantu kamu balas dia.”“Sekarang dia nggak akan kelahi denganku. Sekalipun dia main tangan, aku juga nggak takut. Aku nggak pernah kalah saat kelahi dengannya.”Begitu teringat Dira yang dulu suka menggila, Yohanna sengaja memasang raut wajah cemas. “Kamu tangguh begitu, gimana mau nikah? Bikin orang cemas saja.”Dira spontan memasang wajah cemberut. “Aku hanya tangguh di depan Fendi. Di depan orang lain, aku tetap perempuan yang ba
Apalagi Ronny sudah bilang kalau dia memiliki bisnisnya sendiri. Ronny punya beberapa perusahaan. Ditambah lagi auranya, penampilannya, tutur katanya membuat orang langsung tahu kalau Ronny bukan dari keluarga biasa. Wajar saja kalau orang tua Yohanna berpikir macam-macam.Orang tua Yohanna tidak ingin Yohanna menikah dengan pria dari kota lain dan pindah ke tempat yang jauh dari rumah. Yohanna sendiri juga tidak mau. Namun dalam kondisi terdesak, bisa saja orang tua Yohanna akan meminta Ronny untuk pindah ke Kota Aldimo.“Nggak. Mana mungkin Om dan Tante suruh aku ngomong begini? Ronny baru kerja dua hari. Semua orang belum terlalu kenal dia,” jawab Dira sambil tertawa pelan. “Malam hari kalau lagi nggak bisa tidur, biasanya aku baca novel. Makanya aku jadi lebih sensitif. Aku sering bayangkan diri sendiri masuk ke dalam alur novel.”“Kamu nggak bisa tidur? Itu artinya kamu kurang sibuk. Kamu follow up proyek dengan Banjaya saja,” kata Yohanna.“Kak, aku nggak mau proyek itu. Penanggu
“Kak Yohanna bahkan nggak perlu olahraga. Bentuk badanmu tetap standar model, karena kurang makan.”Kalau Yohanna merasa makanan itu tidak enak, dia lebih memilih kelaparan. Dia sering tidak makan, tekanan pekerjaan juga besar. Tidak heran kalau dia tidak bisa gemuk.“Ronny buat Kakak makan dengan nyaman. Bukankah itu perhatian? Aku nggak bisa bilang dessert yang dia siapkan adalah dessert kesukaan Kakak. Itu karena Kakak nggak ada dessert favorit. Tapi yang dia siapkan adalah makanan yang bisa Kakak makan.”“Aku sudah bandingkan. Dessert untuk aku ini kesannya lebih asal-asalan. Tentu saja, makanan yang dia buat sangat cantik dan rasanya juga enak. Tapi tetap saja bisa dilihat mana yang benar-benar dia siapkan dengan sepenuh hati. Selama dua hari ini, kita jadi punya lebih banyak waktu untuk istirahat. Sore Kakak jadi nggak perlu minum terlalu banyak kopi.”“Dira, aku benar-benar curiga kamu sudah disuap Ronny. Apa motifnya dengan suruh kamu ngomong hal-hal baik tentangnya di depanku?
“Bu Dira.”Ronny dan Jaka berdiri di depan pintu kantor. Begitu pintu terbuka, kedua orang itu menyapa Dira dengan hormat. Saat ini, baru waktunya pulang kerja. Sekretaris juga siap-siap turun untuk makan malam.Ronni meminjam dapur perusahaan untuk menyiapkan makan siang untuk Yohanna. Ronny juga mengontrol waktunya dengan baik. Beberapa menit sebelum jam pulang kerja, dia sudah mengantar makanan buatannya ke lantai atas. Dengan begitu, dia bisa menghindari karyawan lainnya dengan sempurna. Selain itu, dia juga tidak akan menyita waktu kerja Yohanna.Butuh beberapa menit bagi Ronny dan Jaka untuk pergi dari kantin perusahaan ke gedung kantor, lalu naik lift menuju lantai paling atas.“Pak Jaka, Ronny, kalian sudah datang.”Dira minggir ke samping agar kedua pria itu bisa masuk. “Kami baru saja pulang kerja,” kata Dira.Jaka dan Ronny masuk ke kantor. “Bu Yohanna.”Keduanya menyapa Yohanna dengan sopan, lalu berjalan ke sofa dan meletakkan kotak bekal di atas meja. Kemudian, mereka mem