“Pak Yose, kamu sudah berpengalaman, jadi aku berencana minta saran dari Pak Yose. Dulu bagaimana caranya jujur dengan istrimu? Waktu istrimu mengetahuinya, bagaimana reaksinya? Apa yang kamu lakukan agar membuatnya menerimamu dengan sepenuh hati dan nggak memikirkan reaksi orang di luar sana?”Yose mengerti dengan kegundahan yang ada di pikiran Stefan. Lelaki itu bukan tidak ingin jujur mengenai identitasnya pada sang istri, dia hanya takut istrinya akan terluka jika dia jujur nanti. Selain itu, keberadaan Amelia memang merupakan sebuah masalah. Jika diselesaikan dengan cara yang tidak tepat, maka Amelia akan iri dan hubungan keduanya akan rusak bahkan menjadi musuh.Dengan begitu maka akan berdampak pada hubungan Stefan dan juga istrinya. Yose mengangkat gelasnya dan menyesapnya sambil berkata, “Pak Stefan, keadaan kita berdua nggak sama. Meski aku dan istriku menikah mendadak, itu semua karena rencanaku sendiri.”“Aku sudah sejak lama sekali suka dengan istriku selama 11 tahun. Aku
“Lebih baik Pak Stefan yang jujur langsung dibandingkan dia tahu dari orang lain,” kata Yose yang mengerti dengan perasaan Stefan.Mungkin kalau kala itu Yose yang jujur secara langsung dengan Mulan mengenai identitasnya, reaksi perempuan itu tidak akan berlebihan karena hal itu menunjukkan Yose mempercayai perempuan itu sehingga dia memutuskan jujur.Akan tetapi karena Mulan mengetahuinya dari Owen, Mulan merasa Yose tidak percaya pada dirinya dan merahasiakan hal tersebut darinya. Ditambah dengan kedua mertuanya yang merasa jarak keduanya sangat jauh dan khawatir bahwa Mulan akan direndahkan oleh keluarga Yose. Oleh karena itu, kedua orang tua Mulan pernah menolak kebersamaan mereka berdua.“Kalau kamu yang bilang sama dia secara langsung, dia merasa kamu sudah percaya dengannya. Kalau orang lain yang bilang, dia akan marah dan merasa kalau di dunia ini hanya dia yang nggak mengetauinya dan kamu sudah membohonginya. Dia merasa kamu nggak percaya dengan dia dan juga bersikap waspada d
Adiknya yang ketiga, Jody dan juga yang kelima, Jonas, merupakan anak-anak yang paling membuat kedua orang tuanya khawatir. Karena mereka tidak dilahirkan dari ibu yang sama, usia keduanya tidak jauh berbeda. Orang-orang seusia Jonas rata-rata sudah memiliki dua anak.“Aku ingin sekali bantu Pak Jonas cari kekasih tapi sayangnya aku nggak kenal banyak perempuan muda. Mungkin aku nggak bisa bantu Pak Jonas untuk hal ini. Tapi aku bisa minta istriku bantu carikan. Atau mungkin aku bisa sampaikan pada nenekku. Dia lagi mencarikan pasangan buat adikku, mungkin dia bisa bantu carikan juga untuk Pak Jonas?”Jonas hanya diam saja dan tidak berkata apa pun. Dia memang belum pernah bertemu dengan Nenek Sarah. Akan tetapi, gosip yang beredar mengatakan bahwa Nenek Sarah merupakan orang yang jeli.“Kalau begitu aku hanya bisa merepotkan Nenek Sarah saja.”Yose juga merasa akan sangat sulit jika Stefan yang membantu Jonas mencari jodoh. Stefan merupakan lelaki yang tidak suka didekati oleh perempu
Setelah keluar dari Vila Ferda, Stefan memutuskan untuk tidak menetap lebih lama di Kota Aldimo. Dia berangkat kembali ke Mambera di hari yang sama. Stefan tidak memberi tahu Olivia terlebih dahulu kalau dia hendak pulang karena ingin memberikan kejutan untuk perempuan itu.Selama perjalanan pulang, Stefan memikirkan kembali ucapan Yose. Lelaki itu menyarankan dia untuk jujur atas semuanya tanpa perlu memikirkan perasaan Amelia. Bukan urusan Stefan jika Amelia menyukainya karena Stefan tidak pernah mendekati perempuan itu.Kalau dia memikirkan perasaan Amelia dan seperti permintaan Aksa yang menunggu Amelia melupakannya dulu baru memberi tahu Olivia, maka sampai kapan dia harus menunggu? Selain itu Amelia bukan siapa-siapa bagi Stefan, untuk apa dia harus mendengarkan ucapan Aksa?Dia harus memilih hari di mana Olivia sedang senang dan hari yang spesial. Stefan berencana menggunakan cara spesial untuk jujur pada perempuan itu.“Dimas.”“Iya, Pak,” sahut Dimas dengan santun.“Coba kamu
Dimas mengingatkan lelaki itu. Kala itu atasannya ini tidak peduli dengan Olivia. Bahkan nama istrinya saja juga tidak diingat olehnya. Mereka yang selalu mengingatkan Stefan siapa nama istrinya.Untuk hari ulang tahun pernikahan juga jangan harap Stefan bisa mengingatnya. Lelaki itu tidak ada sifat romantis dalam dirinya.“Kamu yakin 10 Oktober?” ujar Stefan memastikan.“Biar saya lihat buku nikah saat pulang nanti,” ujar Stefan lagi.Melihat perasaan Stefan yang jauh lebih baik dibandingkan ketika datang langsung memberanikan diri bertanya, “Pak, Pak Stefan berencana kasih kejutan buat Ibu?”“Memangnya kamu pikir mau kasih kamu kejutan?” Dimas hanya terdiam dan tidak berani berkata apa pun lagi.Saat ini Olivia sedang meminta kakaknya untuk menemani dia belanja di pasar. Stefan bilang lelaki itu akan membawanya pulang untuk merayakan tahun baru, oleh karena itu dia harus membeli barang untuk dibawa pulang. “Aku juga nggak tahu mereka suka apa. Kak, kakak ikuti saja waktu dulu beli
Mendengar ucapan Roni membuat Yenny berkata, “Aku juga nggak melarang kamu menggendong anakmu. Aku hanya nggak mau kamu ke sana sendirian. Harus ada aku yang menemani kamu.”Dia memeluk lengan lelaki itu dengan mesra dan membuat Roni tersenyum sambil menyentil kening perempuan itu dengan lembut dan berkata, “Kamu ini suka sekali cemburu. Aku cerai dengan dia karena nggak cinta dengannya lagi. Kamu jangan dengar ucapan mama dan kakakku. Aku nggak akan kembali dengan Odelina.”Ibu dan kakaknya merasa Odelina sudah bertemu dengan tantenya yang kaya raya dan kemungkinan besar akan sangat membantu masa depannya kelak. Roni sendiri juga mengakui kalau dia tidak sanggup bekerja lagi di kantornya. Akan tetapi selama atasannya masih belum menghentikan dia dan mengurangi semua fasilitasnya, Roni tidak akan pergi.Dia ingin mendapatkan penghasilan lebih sebelum pergi karena dia masih harus menikahi Yenny dan membutuhkan uang banyak. Setelah Odelina bertemu dengan tantenya, perempuan itu juga tida
“Pak Roni, kamu salah sangka karena ini aku beli untuk keluarga mertuaku, bukan kakakku!”Olivia berkata dengan datar dan santai, “Walaupun kakakku mempersiapkan parsel tahun baru, uang yang dia gunakan juga bukan uangmu. Nggak perlu kamu yang cerewet!”Bisa-bisanya lelaki ini minta catatan uang perawatan anak yang diberikan pada Russel. Dasar lelaki pelit!Rita masih bisa tidak tahu malu meminta Odelina kembali dengan Roni? Benar-benar tidak tahu malu! Dia pikir di dunia ini hanya ada satu lelaki saja? Sungguh konyol!“Punya kamu? Kamu siapkan parsel sebanyak ini untuk keluarga mertua kamu?” tanya Roni dengan terkejut. Dia pikir kedua kakak adik ini yang menyiapkan parsel untuk keluarga Sanjaya, ternyata Olivia yang menyiapkannya untuk keluarga mertuanya. Ternyata perempuan ini sangat loyal sekali.Apakah Olivia memiliki uang sebanyak itu? Apakah dia meminta uang dari kakaknya?“Terserah aku mau kasih siapa saja, apa urusannya dengan kamu? Kalau kamu iri, bilang saja sama perempuan di
Odelina tersenyum dan berkata, “Dengar-dengar pekerjaan kalian nggak lancar? Kemungkinan saja kalian bisa kehilangan pekerjaan kalian kapan pun. Gaji juga kemungkinan nggak akan kalian terima lagi. Lalu apa yang harus kalian sombongkan?”“Meski aku dan dia sebelum cerai semuanya bagi dua, setelah cerai aku mendapatkan uang dari dia. Kalau dia kehilangan pekerjaan, nggak akan mempengaruhi kehidupan aku dan anakku.”Yenny terdiam sedangkan Roni tampak mengepalkan tangannya sambil berkata, “Kata siapa kami berdua kehilangan pekerjaan? Pekerjaan kami sangat lancar!”“Mama kamu yang bilang. Dia hampir setiap hari cari kakakku dan mengeluh tentang kamu yang sudah digoda oleh siluman! Katanya Yenny itu perusak hubungan orang dan boros. Dia nggak kasihan sama kamu yang susah payah cari uang. Mama kamu juga bilang orang tua Yenny itu sama saja menjual anaknya, bukan menikahkan anaknya! Satu keluarga sifatnya sama saja,” kata Olivia.Wajah Yenny menggelap seketika. Roni terdiam karena mengingat
Sepasang ibu dan anak yang belum tidur semalaman itu sedang menikmati waktu sunyi berdua dengan berjalan santai di halaman rumah. Meski di luar udara sangat dingin, mereka berdua terlihat seperti tidak terpengaruh. Tidak ada pula dendam atau kebencian yang tersirat dari obrolan mereka. Mereka berdua mengobrol hal-hal biasa seperti tidak terjadi apa-apa. Di momen itu mereka hanyalah ibu dan anak biasa.Entah berapa lama kemudian, Patricia berkata, “Felicia, ayo duduk. Aku sudah tua, nggak bisa jalan terlalu jauh.”Patricia berkata sembari duduk di kursi panjang yang terbuat dari batu. Felicia pun ikut duduk di kursi itu bersama ibunya.“Langitnya sudah mau terang,” ucap Patricia mendongak ke angkasa. “Di musim dingin, malam lebih panjang dari siang. Kalau di musim panas, jam segini langit pasti sudah terang.”Dia menarik jaketnya dan bertanya, “Felicia, kamu kedinginan, nggak?”“Iya. Suhu udara di luar rumah lumayan dingin.”“Kamu pakai jaket terlalu tipis. Seharusnya kamu pakai jaket y
Meski perjamuan malam ini menyimpan bahaya yang tersembunyi, Cakra tetap akan menemani Patricia terjun ke dalam jurang.“Tapi acara malam ini pasti bakal jadi pertumpahan darah. Kalian harus ikuti terus Felicia, biar aku yang jagain kalian,” kata Cakra. “Mama kalian nggak bakal membiarkan anak putri satu-satunya celaka. Makanya dia pasti sudah menyiapkan jalan keluar untuk Felicia. Kalian awasi terus Felicia, dijamin kalian pasti selamat.”“Pa, itu kan cuma dugaan saja. Kita ini juga anak kandung Mama. Kalau ada bahaya, masa iya Mama bakal sengaja minta kita datang ke sini? Papa mikirnya jangan terlalu mengada-ada.Mendengar itu, Cakra langsung memelototi anak sulungnya. “Kamu ini selalu saja membantah. Kalau saja kalain menurut apa kataku, malam ini kita semua sudah ada di kampung halamanku. Aku juga nggak perlu khawatir. Sekarang dinasihati baik-baik malah melawan. Mama kamu itu benci aku dan nggak pernah mau lihat wajahku, tapi tiba-tiba aku dipanggil untuk menginap di sini. Kamu pi
“Pa, kenapa?” Ivan menyuarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Dengan suara lirih Cakra menjawab, “Mama kamu mau mengundang yang dari Mambera untuk makan-makan di rumah ini. Kamu pikir itu hal yang baik? Kalaupun mama kalian mengadakan acara makan-makan itu dengan niat yang baik, mereka nggak akan berubah pikiran. Mereka datang murni dengan tujuan untuk balas dendam.”“Mereka juga cuma mencurigai Mama yang membunuh kepala keluarga Gatara sebelumnya, tapi mereka nggak punya buktinya,” kata Julio.Erwin mengangguk setuju. “Mereka semua orang-oran yang punya jabatan tinggi. Mereka nggak mungkin menuduh Mama tanpa bukti yang kuat, kecuali kalau mereka mau masuk penjara. Yang rugi juga mereka sendiri.”Ivan berkata, “Dengar-dengar, asistennya kepala keluarga sebelum Mama juga datang. Pak tua itu kuat juga bisa hidup sampai hampir seratus tahun. Dia termasuk satu-satunya orang yang masih hidup yang tahu tentang kejadian itu,” ujar Ivan.”Aku takutnya yang kita hadapi nggak semudah itu.
Patricia memang pilih kasih. Dia lebih menyayangi anak perempuan daripada anak laki-laki. Namun apa boleh buat, siapa suruh Ivan dan adik-adiknya terlahir di keluarga Gatara. Bahkan anak-anak perempuan mereka juga tidak pernah teralu dianggap. Yang Patricia anggap layak sebagai penerus keluarga Gatara di masa depan hanyalah anak perempuan yang lahir dari rahimnya Felicia.Andaikan Ivan tidak terlahir di keluarga Gatara dan harus mengandalkan Gatara Group untuk bertahan hidup, dia ingin menghancurkan perusahaan itu dan merombak tradisi keluarga yang tidak masuk akal.Keluarga lain di mana-mana menjadikan laki-laki sebagai kepala keluarga, tetapi di keluarga Gatara terbalik. Justru wanitalah yang menjadi kepala keluarga.“Pa, kira-kira Mama dan Felicia pergi ke mana pagi-pagi begini? Kalau cuma jalan-jalan rasanya terlalu pagi. Di luar kan dingin, apa mereka nggak takut?”Udara di luar tidak seperti di dalam ruangan yang nyaman karena terdapat penghangat ruangan. Meski di luar tidak trun
Meski disindir oleh ibunya, Felicia tetap tak goyah. Dia berkata, “Tentu saja aku perhatian sama mamaku sendiri. Mau sejahat apa pun, aku tetap bakal peduli.”“Memangnya aku apain kamu? Apa aku ada jahat sama kamu selama ini. Kalau kamu bukan anak kandungku, dari apa yang sudah kamu lakukan selama ini, punya sembilan nyawa pun nggak cukup.”“Iya, iya. Aku seharusnya berterima kasih karena karena aku masih dikasih hidup.”Mendengar itu, Patricia refleks mengangkat tangannya untuk memukul Felicia.“Waduh.”Felicia sengaja menjerit kesakitan, lalu menutup bagian bagian yang terpukul dan berjongkok di lantai. Patricia kaget melihatnya dan memelototinya. “Aku cuma mukul kamu pelan memangnya bikin tangan kamu patah? Dasar cengeng, begitu saja sampai teriak.”“Aduh … sakit! Sakit banget!” Alih-alih menanggapi ibunya, Felicia terus menjerit kesakitan sambil memegangi bagian tubuhnya yang tadi dipukul.Seketika Patricia terdiam untuk beberapa saat. Lalu dia berjongkok untuk memeriksa tangan Fel
“Vandi, menurut kamu, besok mamaku bakal apain aku? Apa dia bakal membiusku lagi? Atau bikin aku pingsan?”Vandi terdiam. Dia dapat memikirkan berbagai macam cara untuk membuat Felicia tak berdaya, tetapi dia tidak tahu cara mana yang akan Patricia gunakan. Felicia pun tidak menanya lebih jauh. Dia tahu ibunya suka berubah-ubah dan tidak mudah ditebak. Lagi pula Vandi bukan asistennya Patricia. Tidak mungkin dia langsung tahu apa saja yang Patricia rencanakan.“Sudah malam, kamu istirahatlah dulu. Aku juga sudah mau tidur.”Felicia mengirimkan pesan kepada Vandi untuk segera beristirahat. Dia meletakkan ponselnya di atas meja kecil samping kasur dan mematikan lampu kecil. Hanya saja, terlalu banyak hal yang mengusik hati Felicia, membuat dia kesulitan untuk tidur meski sudah berguling ke sana kemari cukup lama.Entah sudah berapa menit berlalu Felicia pun masih tidak bisa tidur, akhirnya dia pun duduk dan menyalakan lampu kecil, mengambil ponselnya dan melihat jam yang ternyata sudah m
Vandi menjawab, “Kalau diselidiki sekarang pun nggak akan dapat apa-apa, waktunya terlalu mepet. Bu Patricia sudah menyuruh pelayan rumah pergi ke rumah keluarga Arahan untuk mengantar undangannya supaya besok malam Bu Yuna dan yang lain datang. Dia juga mengundang beberapa anggota keluarga Gatara yang lain. Kurasa kalau Bu Patricia mau beraksi, pasti akan dia lakukan besok di pesta.”Undangan perjamuan yang Patricia adakan kali ini berbeda dengan yang pertama kali. Pertama kali dia mengundang Odelina, lalu Ricky dan Rika juga datang. Meski Patricia mau menghabisi Odelina dalam perjalanan sesuai dengan rencananya, sayang upaya itu gagal.Setelah itu, Patricia dan Odelina sempat beberapa kali bertemu, tetapi Patricia sudah tidak lagi mengundang Odelina ke rumah. Dalam perjuaman kali ini ada banyak yang datang dari Mambera. Yang datang semuanya adalah orang-orang kaya dan penting. Tanpa perlu ditanya pun sudah tahu kalau mereka datang bertujuan untuk memberi dukungan kepada Odelina.Alas
“Kalau ada waktu, Stefan juga suka baca-baca buku mengasuh anak supaya ada pengetahuan dasar untuk jadi papa.”Mulan tertawa, “Sama kayak Yose dulu.”Tak heran meski Stefan dan Yose jarang berhubungan, mereka saling percaya satu sama lain. Bisnis yang mereka jalani juga makin lama makin makmur. Mereka berdua adalah tipe orang yang serupa.Sekali lagi Olivia dan Mulan saling bertatapan dan bertukar senyum. Kebahagiaan mereka terpancar dengan sangat jelas melalui sorot mata. Baik itu Stefan atau Yose, mereka berdua adalah pria yang luar biasa, dan sama-sama bertanggung jawab sebagai kepala keluarga.Mereka begitu sibuk, tetapi tetap tidak melupakan keluarga dan anak istri. Mereka tetap bekerja keras menunaikan tanggung jawab sebagai ayah dan suami yang baik. Sebagai istri mereka berdua, Olivia dan Mulan merasa sangat bahagia. Pantas saja begitu banyak wanita lain di luar sana yang menambakan mereka.“Kamu juga cepat tidur, deh. Good night.”“Good night.”Setelah mengucapkan selamat malam
Dokter Panca mau Liam untuk menyalin tidak masalah, asal jangan terlalu banyak sehingga mengganggu waktu istirahat dan bermainnya. Sekarang sudah masuk musim liburan dan anak-anak seharusnya bisa bermain dengan gembira. Seiring dengan berjalannya usia, waktu untuk bersenang-senang akan makin berkurang. Studi dan karir menjadi prioritas, yang mana otomatis akan memotong waktu bermain.Dengan khawatir Liam bertanya, “Mama, apa Kakek Guru bakal dengar permintaan Mama? Dokter Kellin lagi nggak di rumah. Kalau Dokter Kellin yang ngomong pasti Kakek Guru mau dengar.”“Tenang saja, Dokter Panca pasti mau dengar,” kata Mulan dengan hangat. “Apa pun yang terjadi, kamu tetap anak Mama. Sekeras apa pun Dokter Panca, dia tetap harus mendengar pendapat dari orang tua murid. Sudah, tidur, gih. Besok pagi jangan lupa latihan. Habis sarapan, baru kamu lanjutkan tugas menyalinmu. Habis itu baru boleh main sama Russel. Sorenya juga sama, habis tidur siang, kerjain dulu tugasmu selama satu jam, baru sisa