Stefan memeluk Olivia dan berencana untuk ikut terlelap. Setelah Stefan memejamkan matanya, dia teringat akan sesuatu. Dengan buru-buru tetapi masih perlahan, dia menjauhkan Olivia dan bangkit duduk.Dia mengulurkan tangan dan mengambil ponsel yang ada di meja samping kasur Olivia. Foto yang diunggah olehnya tadi sudah pasti akan menyebar. Stefan juga tidak takut foto tersebut disebar karena hanya sepasang tangan saja. Dia masih bisa melindungi Olivia dan tidak akan membuat perempuan itu tampil di depan publik atau dikejar oleh para wartawan.Akan tetapi, media sosial Olivia sudah pasti berteman dengan Amelia dan bisa dilihat oleh perempuan itu. Dengan kedekatan mereka berdua, sepertinya mereka sudah saling bertukaran akun media sosial. Nantinya Aksa akan melihat fotonya dari orang lain, dan Amelia dari akun milik Olivia, jika sama-sama dibandingkan, perempuan itu akan berhasil menebak bahwa Olivia lah yang menjadi istrinya.Untuk sementara dia tidak boleh membiarkan Amelia mengetahui
“Perhatian juga.”Olivia mengambil baju tersebut dan turun dari kasur dengan perlahan. Sebelah tangannya memeluk baju dan sebelah lagi memegang ponselnya. Dia memeriksa ponselnya yang ternyata dari kemarin malam tidak ada yang mengirimkan pesan untuknya. Hanya ada beberapa teman yang menyukai foto unggahannya kemarin.Hanya orang-orang yang paling dekat dengannya yang diizinkan oleh Olivia melihat foto unggahannya saja. Rekan kerja dan yang lainnya tidak dia izinkan sama sekali karena Olivia ingin menjaga privasinya.Unggahannya kemarin malam tentu saja disukai oleh Stefan pertama kali. Olivia bahkan sampai terkejut melihat itu, apakah dia pernah mengizinkan akun Stefan untuk melihat unggahan fotonya?Mungkin Olivia tidak memperhatikan hal ini ketika menambahkan akun Stefan sebagai teman. Olivia memikirkan kembali unggahan fotonya di media sosial setelah menikah. hanya foto hasil karyanya dan juga tanamannya di balkon saja, tidak pernah ada unggahan yang lainnya. Olivia menghela napas
Olivia dibuat meleleh oleh sikap Stefan. Sedangkan Amelia yang masih belum bangun seratus persen tiba-tiba seperti disiram oleh air dingin dan membuat hatinya membeku. Dia tidak melihat unggahan foto Olivia, tetapi kakak iparnya yang memberitahunya.Pagi-pagi sekali kakak iparnya sudah menggedor kamar Amelia dan menyodorkan sebuah foto ke hadapannya. Amelia yang baru terbangun masih belum mengerti dengan apa yang dilakukan oleh kakak iparnya itu.Dia bertanya, “Kak, siapa yang pamer kemesraan? Sengaja tunjukin ke aku biar aku stres karena masih sendirian?”Tiara diam dan menatapnya tanpa berkata apa pun. Sebenarnya Tiara mendukung adik iparnya ini mengejar cintanya. Stefan merupakan sosok lelaki sempurna yang sangat cocok dengan Amelia. Sayangnya, Stefan tidak menyukai adik iparnya itu.Amelia juga sudah mencoba menyerah dan hasilnya sia-sia setelah menghabiskan waktu beberapa tahun. Setelah itu adik iparnya memutuskan untuk menunjukkan dan mengejar lelaki itu secara terang-terangan. S
Tiara tidak tega melihat adik iparnya dan memberikan sebuah pelukan sambil berkata, “Amelia, Stefan sudah menikah, kita nggak perlu mengingat dia lagi. Di dunia ini ada banyak lelaki baik. Asalkan kamu melupakan dia, kamu akan menemukan lelaki baik yang lainnya.”“Amelia, di mata Kakak, kamu itu gadis yang sangat baik. Kamu juga jangan membenci dirimu karena Stefan. Dengar apa yang kakak katakan, lupakan Stefan! Kakak dan kakakmu akan membantumu mencari seseorang yang cocok buatmu,”“Kakak jamin kamu akan hidup jauh lebih bahagia dibandingkan Stefan. Lelaki itu dingin seperti es batu, perempuan yang menikah dengannya juga belum tentu bisa bahagia. Coba kamu pikirkan, siapa yang sudi setiap hari hidup bersama dengan gunung es?”Amelia menggigit bibirnya kuat-kuat dan berusaha keras untuk tidak menangis. Keadaan perempuan itu membuat Tiara khawatir Amelia akan membuat bibirnya sendiri berdarah. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat pada suaminya dan berkata, “Aksa jahat! Pagi
“Ini yang membuat Kakak kagum. Nggak seperti orang-orang yang merebut suami orang lain karena mereka sudah jatuh hati. Mereka merusak hubungan rumah tangga orang lain demi kepentingannya sendiri. Kakak nggak suka orang seperti itu.”Apa yang dikatakan oleh Tiara tadi memang berasal dari hatinya sendiri. Karena sifat Amelia yang baik, membuat Tiara bisa memaklumi adik iparnya itu seperti keluarga kandungnya sendiri. Jika tidak, Tiara juga malas menggubris adik iparnya.“Kak, aku nggak apa-apa. Kakak lanjut tidur sebentar dan bilang sama kakakku untuk jangan khawatir denganku. Aku juga bukannya nggak bisa menikah dengan orang lain.”“Iya, Kakak balik ke kamar lagi. Kamu mau tidur lagi?“Nggak, nanti aku mau main dengan Olivia. Oh iya, kemarin aku cobain kue buatan koki kita, lumayan enak! Kira-kira masih ada nggak ya? Aku mau bungkus untuk Olivia dan Junia, mereka pencinta makanan manis.”Mereka berdua sama seperti kakak iparnya yang pecinta makanan manis. Awalnya tidak ada koki khusus u
Aksa menghela napas berat. Benar juga, namanya hidup pasti akan ada penyesalan***Olivia datang ke rumah kakaknya untuk menjemput Bi Lesti dan Russel. Setelah itu dia dan Stefan berangkat menuju toko. Olivia tidak mengendarai mobil lelaki itu dan membuat Stefan berkeras kepala ingin mengantarkan istrinya. Mau tidak mau, Olivia hanya bisa menerimanya saja.Russel sudah jauh membaik dibawah perawatan mamanya. Dia bersedia ikut dengan Bi Lesti lagi sehingga Odelina bisa kembali ke kantor. Bagaimanapun Odelina masih belum selesai masa percobaan, dia tidak boleh minta izin secara terus menerus.Setibanya di toko, Stefan langsung mengingatkan Olivia perihal cincin.“Aku pakai, aku langsung pakai. Aku jamin selama jariku masih ada, dia juga ada,” sahut Olivia. Setelah itu dia melangkah ke arah meja kasir dan membuka laci. Cincin itu berada di pojokan laci kasir. Wajah Stefan berubah gelap. Olivia benar-benar sembarangan sekali!Perempuan itu mengambil cincin dan memasangnya di jari manisnya
Amelia menganggap dirinya salah lihat. Stefan selalu menggunakan Rolls-Royce setiap berpergian. Selain itu, akan ada beberapa mobil hitam milik anak buahnya yang mengikuti lelaki itu. Stefan tidak mungkin muncul di tempat ini.Keluarganya tidak ada yang bersekolah di SMP Negeri Kota Mambera. Oleh karena itu, Amelia memutuskan untuk mengabaikan hal ini. Setelah dia tiba di depan toko Olivia, perempuan itu memarkirkan mobil dan tampak Olivia yang keluar sambil menggendong Russel.“Olivia, kamu tahu aku datang? Jadi sengaja gendong Russel keluar menyambutku?” tanya Amelia sambil terkekeh.“Enak saja, aku itu mau bawa Russel ke supermarket.”Amelia mendekat dan mengulurkan tangannya untuk menggendong Russel. Akan tetapi bocah itu memeluk leher Olivia dengan erat sambil berkata, “Aku mau sama Tante Olivia.”Olivia mencoba menjelaskan, “Russel ada kemajuan, tapi dia Cuma mau dijaga beberapa orang tertentu saja.”“Keluarganya Roni benar-benar jahat!” marah Amelia.“Kakakmu dan lelaki itu suda
Setelah Amelia menghabiskan satu gelas teh, dia mulai menceritakan kesedihannya, “Olivia, Tuan Muda Adhitama memang benar-benar sudah menikah.”Olivia mengerjapkan matanya dan berkata, “Bukannya kamu bilang kamu melihat dia pakai cincin nikah?”Kenapa Amelia membahas perihal pernikahan Tuan Muda Adhitama lagi?Amelia hening sejenak dan kembali berkata, “Aku memang lihat dia pakai cincin, tapi di dalam hati masih berharap dia sengaja memakainya untuk membuatku menyerah.”“Sekarang kamu sudah yakin kalau Tuan Muda Adhitama sudah menikah?” tanya Junia.Amelia mengangguk dan menjawab, “Dia mengunggah foto dan mempublikasikan bahwa dia sudah menikah. Berita ini sudah menyebar di kalangan atas Kota Mambera dan membuat gempar. Banyak sekali yang ingin tahu siapa sosok istri dia.”“Sekarang semua wartawan masih menunggu di kediaman Adhitama dan depan gedung Adhitama Group untuk dapat beritanya. Sayangnya, sebelum aku datang tadi masih belum ada berita apa pun. Sepertinya mereka nggak dapat inf