Aksa menghela napas berat. Benar juga, namanya hidup pasti akan ada penyesalan***Olivia datang ke rumah kakaknya untuk menjemput Bi Lesti dan Russel. Setelah itu dia dan Stefan berangkat menuju toko. Olivia tidak mengendarai mobil lelaki itu dan membuat Stefan berkeras kepala ingin mengantarkan istrinya. Mau tidak mau, Olivia hanya bisa menerimanya saja.Russel sudah jauh membaik dibawah perawatan mamanya. Dia bersedia ikut dengan Bi Lesti lagi sehingga Odelina bisa kembali ke kantor. Bagaimanapun Odelina masih belum selesai masa percobaan, dia tidak boleh minta izin secara terus menerus.Setibanya di toko, Stefan langsung mengingatkan Olivia perihal cincin.“Aku pakai, aku langsung pakai. Aku jamin selama jariku masih ada, dia juga ada,” sahut Olivia. Setelah itu dia melangkah ke arah meja kasir dan membuka laci. Cincin itu berada di pojokan laci kasir. Wajah Stefan berubah gelap. Olivia benar-benar sembarangan sekali!Perempuan itu mengambil cincin dan memasangnya di jari manisnya
Amelia menganggap dirinya salah lihat. Stefan selalu menggunakan Rolls-Royce setiap berpergian. Selain itu, akan ada beberapa mobil hitam milik anak buahnya yang mengikuti lelaki itu. Stefan tidak mungkin muncul di tempat ini.Keluarganya tidak ada yang bersekolah di SMP Negeri Kota Mambera. Oleh karena itu, Amelia memutuskan untuk mengabaikan hal ini. Setelah dia tiba di depan toko Olivia, perempuan itu memarkirkan mobil dan tampak Olivia yang keluar sambil menggendong Russel.“Olivia, kamu tahu aku datang? Jadi sengaja gendong Russel keluar menyambutku?” tanya Amelia sambil terkekeh.“Enak saja, aku itu mau bawa Russel ke supermarket.”Amelia mendekat dan mengulurkan tangannya untuk menggendong Russel. Akan tetapi bocah itu memeluk leher Olivia dengan erat sambil berkata, “Aku mau sama Tante Olivia.”Olivia mencoba menjelaskan, “Russel ada kemajuan, tapi dia Cuma mau dijaga beberapa orang tertentu saja.”“Keluarganya Roni benar-benar jahat!” marah Amelia.“Kakakmu dan lelaki itu suda
Setelah Amelia menghabiskan satu gelas teh, dia mulai menceritakan kesedihannya, “Olivia, Tuan Muda Adhitama memang benar-benar sudah menikah.”Olivia mengerjapkan matanya dan berkata, “Bukannya kamu bilang kamu melihat dia pakai cincin nikah?”Kenapa Amelia membahas perihal pernikahan Tuan Muda Adhitama lagi?Amelia hening sejenak dan kembali berkata, “Aku memang lihat dia pakai cincin, tapi di dalam hati masih berharap dia sengaja memakainya untuk membuatku menyerah.”“Sekarang kamu sudah yakin kalau Tuan Muda Adhitama sudah menikah?” tanya Junia.Amelia mengangguk dan menjawab, “Dia mengunggah foto dan mempublikasikan bahwa dia sudah menikah. Berita ini sudah menyebar di kalangan atas Kota Mambera dan membuat gempar. Banyak sekali yang ingin tahu siapa sosok istri dia.”“Sekarang semua wartawan masih menunggu di kediaman Adhitama dan depan gedung Adhitama Group untuk dapat beritanya. Sayangnya, sebelum aku datang tadi masih belum ada berita apa pun. Sepertinya mereka nggak dapat inf
Kedua bahu Junia diayun dengan kuat oleh Amelia hingga rasanya kepalanya berputar. Dengan cepat dia menepis tangan Amelia sambil berkata, “Amelia, aku dan Pak Reiki hanya dijodohkan satu kali saja dan nggak ada kabar lagi. Percuma kalau aku tanya, dia juga nggak akan kasih tahu aku.”“Ternyata kamu sudah dijodohkan!? Dia itu orang penting di Mambera juga!” kata Amelia terkejut. Amelia tidak curiga jika Junia bisa memiliki kesempatan dijodohkan dengan Reiki karena Junia berasal dari keluarga terpandang. Tante dari perempuan itu juga merupakan istri dari keluarga Pratama. Mereka akan sering bertemu di acara-acara resmi karena Junia sering ikut dengan tantenya.Hanya saja, semenjak Junia berulah di acara ulang tahu keluarga Hermawan, tantenya sudah tidak pernah membawa perempuan itu menghadiri acara pesta apa pun lagi.“Suaminya Olivia yang jadi mak comblang.”Olivia tertawa dan dengan jujur berkata, “Suami aku itu memang dekat dengan Reiki. Dia tahu kalau Reiki terlalu sibuk kerja dan b
Dia meletakkan pulpennya dan bangkit untuk jalan ke arah jendela. Reiki menantap lantai dasar yang penuh dengan wartawan sambil bergumam, “Benar-benar sabar sekali. Dari kemarin malam sampai hari ini! Stefan juga! Pamer kemesraan saja langsung buat heboh dan gempar.”Stefan sangat menjaga istrinya hingga karyawan kantor yang sudah pernah melihat Olivia saja tidak ada yang berani membicarakannya. Keluarga Adhitama tidak perlu diragukan lagi. Seberapa keras usaha para wartawan yang bertanya pada mereka, mulut mereka tetap akan tertutup rapat.Hari ini seluruh masyarakat kota Mambera pasti akan menanyakan pertanyaan sejenis ketika mereka bertemu. “Kamu tahu siapa istrinya Tuan Muda Adhitama?”Bahkan ketika dalam pertemuan bisnis, pembahasan akhir dari para orang-orang itu juga pasti topik yang sama. Yaitu siapa istri dari Stefan. Mau tidak mau hal itu membuat Reiki jengah. Karena hubungannya yang paling dekat dengan Stefan, otomatis ada banyak orang yang bertanya padanya.Dia memang orang
“Siapa perempuan beruntung itu?” tanya Aksa yang sudah menebak akhir dari pertanyaannya, tetapi dia tetap tidak tahan untuk tidak menanyakannya.Adiknya ingin tahu dia dikalahkan oleh siapa. Stefan memandangi Aksa dengan dalam, sesaat kemudian dia berkata, “Pak Aksa, ini privasi saya dan saya menolak untuk menjawab.”Aksa juga menerima ucapan lelaki itu dengan senyuman lebar sambil berkata, “Pak Stefan sangat menjaga istri sendiri ternyata.”“Waktu saya menikahinya, saya sudah berjanji untuk menyayanginya dan mencintainya serta menjaganya seumur hidup.”“Pak Stefan setia sekali,” ujar Aksa.Adiknya dan Stefan memang memiliki takdir tetapi tidak berjodoh. Sudah dari awal dia menasihati Amelia untuk melupakan Stefan, tetapi adiknya yang tidak mau mendengarkannya sehingga sekarang berakhir menyakitkan. Aksa menghela napas berat dalam hati. Jika Stefan bisa jatuh cinta pada Amelia, sesungguhnya dia pribadi sangat mendukung keduanya.Aksa bersedia untuk merubah situasi tidak damai seperti s
Setelah seharian dibuat penasaran dengan status menikah Tuan Muda Adhitama serta predikat penyayang istri, Olivia duduk di depan meja rias sambil sibuk memasang masker di wajahnya dan berkata pada Stefan,“Hari ini kami semua gosipin bos kamu seharian.”Stefan hanya membulatkan mulutnya dan bertanya, “Gosip apa?”“Kamu nggak tahu?”Olivia menoleh ke arah lelaki itu dan melanjutkan kalimatnya, “Bos kamu mengumumkan sudah menikah tapi nggak ada yang tahu siapa istrinya. Kata Amelia, hal ini sudah membuat gempar di kalangan atas.”“Stefan, kamu kan kerja di Adhitama Group, pasti tahu beritanya duluan, kan? Siapa istri bos kamu? Katanya wartawan sudah menunggu di depan kantor kalian lama sekali, tapi nggak ada yang bisa dapat informasi apa pun. Mereka hanya bisa meninggalkan kantor dengan pasrah.”Stefan menarik sebuah kursi dan duduk di sisi istrinya, dia memandangi Olivia yang sedang menggunakan masker. Dia melihat bungkusan masker dan melihat merknya. Masker yang sedang digunakan istrin
“Olivia, apa hasil tes DNA kamu dengan mamanya Amelia?” tanya Stefan yang mengalihkan pembicaraan.Stefan hanya pamer kemesraan di akun media sosial pribadinya sebagai pengumuman bahwa dia telah menikah. Stefan tidak menyangka akan terjadi kegemparan yang begitu besar hingga membuat istrinya menggosipkan dirinya sepanjang hari.“Kata Amelia besok akan ambil hasilnya.”Stefan membulatkan mulutnya dan berkata, “Kalau hasilnya menunjukkan kalian ada hubungan darah, kalian pasti akan bertemu lagi. Kemungkinan aku nggak bisa menemani kamu ke sana, soalnya besok aku harus dinas.”Olivia mendongak dan berkata, “Aku pikir kamu nggak perlu dinas lagi.”Stefan menatapnya dalam diam. Dia tahu kalau Olivia mengharapkan dirinya pergi. Stefan khawatir sekali begitu dia kembali dinas, Olivia akan melupakan dirinya.“Tiketnya sudah dipesan? Pesawat jam berapa? Aku antar kamu ke bandara.”“Besok aku bangun lebih awal dan bantu kamu beresin barang-barang.”Olivia merasa dirinya sudah sangat pengertian s