Amelia menganggap dirinya salah lihat. Stefan selalu menggunakan Rolls-Royce setiap berpergian. Selain itu, akan ada beberapa mobil hitam milik anak buahnya yang mengikuti lelaki itu. Stefan tidak mungkin muncul di tempat ini.Keluarganya tidak ada yang bersekolah di SMP Negeri Kota Mambera. Oleh karena itu, Amelia memutuskan untuk mengabaikan hal ini. Setelah dia tiba di depan toko Olivia, perempuan itu memarkirkan mobil dan tampak Olivia yang keluar sambil menggendong Russel.“Olivia, kamu tahu aku datang? Jadi sengaja gendong Russel keluar menyambutku?” tanya Amelia sambil terkekeh.“Enak saja, aku itu mau bawa Russel ke supermarket.”Amelia mendekat dan mengulurkan tangannya untuk menggendong Russel. Akan tetapi bocah itu memeluk leher Olivia dengan erat sambil berkata, “Aku mau sama Tante Olivia.”Olivia mencoba menjelaskan, “Russel ada kemajuan, tapi dia Cuma mau dijaga beberapa orang tertentu saja.”“Keluarganya Roni benar-benar jahat!” marah Amelia.“Kakakmu dan lelaki itu suda
Setelah Amelia menghabiskan satu gelas teh, dia mulai menceritakan kesedihannya, “Olivia, Tuan Muda Adhitama memang benar-benar sudah menikah.”Olivia mengerjapkan matanya dan berkata, “Bukannya kamu bilang kamu melihat dia pakai cincin nikah?”Kenapa Amelia membahas perihal pernikahan Tuan Muda Adhitama lagi?Amelia hening sejenak dan kembali berkata, “Aku memang lihat dia pakai cincin, tapi di dalam hati masih berharap dia sengaja memakainya untuk membuatku menyerah.”“Sekarang kamu sudah yakin kalau Tuan Muda Adhitama sudah menikah?” tanya Junia.Amelia mengangguk dan menjawab, “Dia mengunggah foto dan mempublikasikan bahwa dia sudah menikah. Berita ini sudah menyebar di kalangan atas Kota Mambera dan membuat gempar. Banyak sekali yang ingin tahu siapa sosok istri dia.”“Sekarang semua wartawan masih menunggu di kediaman Adhitama dan depan gedung Adhitama Group untuk dapat beritanya. Sayangnya, sebelum aku datang tadi masih belum ada berita apa pun. Sepertinya mereka nggak dapat inf
Kedua bahu Junia diayun dengan kuat oleh Amelia hingga rasanya kepalanya berputar. Dengan cepat dia menepis tangan Amelia sambil berkata, “Amelia, aku dan Pak Reiki hanya dijodohkan satu kali saja dan nggak ada kabar lagi. Percuma kalau aku tanya, dia juga nggak akan kasih tahu aku.”“Ternyata kamu sudah dijodohkan!? Dia itu orang penting di Mambera juga!” kata Amelia terkejut. Amelia tidak curiga jika Junia bisa memiliki kesempatan dijodohkan dengan Reiki karena Junia berasal dari keluarga terpandang. Tante dari perempuan itu juga merupakan istri dari keluarga Pratama. Mereka akan sering bertemu di acara-acara resmi karena Junia sering ikut dengan tantenya.Hanya saja, semenjak Junia berulah di acara ulang tahu keluarga Hermawan, tantenya sudah tidak pernah membawa perempuan itu menghadiri acara pesta apa pun lagi.“Suaminya Olivia yang jadi mak comblang.”Olivia tertawa dan dengan jujur berkata, “Suami aku itu memang dekat dengan Reiki. Dia tahu kalau Reiki terlalu sibuk kerja dan b
Dia meletakkan pulpennya dan bangkit untuk jalan ke arah jendela. Reiki menantap lantai dasar yang penuh dengan wartawan sambil bergumam, “Benar-benar sabar sekali. Dari kemarin malam sampai hari ini! Stefan juga! Pamer kemesraan saja langsung buat heboh dan gempar.”Stefan sangat menjaga istrinya hingga karyawan kantor yang sudah pernah melihat Olivia saja tidak ada yang berani membicarakannya. Keluarga Adhitama tidak perlu diragukan lagi. Seberapa keras usaha para wartawan yang bertanya pada mereka, mulut mereka tetap akan tertutup rapat.Hari ini seluruh masyarakat kota Mambera pasti akan menanyakan pertanyaan sejenis ketika mereka bertemu. “Kamu tahu siapa istrinya Tuan Muda Adhitama?”Bahkan ketika dalam pertemuan bisnis, pembahasan akhir dari para orang-orang itu juga pasti topik yang sama. Yaitu siapa istri dari Stefan. Mau tidak mau hal itu membuat Reiki jengah. Karena hubungannya yang paling dekat dengan Stefan, otomatis ada banyak orang yang bertanya padanya.Dia memang orang
“Siapa perempuan beruntung itu?” tanya Aksa yang sudah menebak akhir dari pertanyaannya, tetapi dia tetap tidak tahan untuk tidak menanyakannya.Adiknya ingin tahu dia dikalahkan oleh siapa. Stefan memandangi Aksa dengan dalam, sesaat kemudian dia berkata, “Pak Aksa, ini privasi saya dan saya menolak untuk menjawab.”Aksa juga menerima ucapan lelaki itu dengan senyuman lebar sambil berkata, “Pak Stefan sangat menjaga istri sendiri ternyata.”“Waktu saya menikahinya, saya sudah berjanji untuk menyayanginya dan mencintainya serta menjaganya seumur hidup.”“Pak Stefan setia sekali,” ujar Aksa.Adiknya dan Stefan memang memiliki takdir tetapi tidak berjodoh. Sudah dari awal dia menasihati Amelia untuk melupakan Stefan, tetapi adiknya yang tidak mau mendengarkannya sehingga sekarang berakhir menyakitkan. Aksa menghela napas berat dalam hati. Jika Stefan bisa jatuh cinta pada Amelia, sesungguhnya dia pribadi sangat mendukung keduanya.Aksa bersedia untuk merubah situasi tidak damai seperti s
Setelah seharian dibuat penasaran dengan status menikah Tuan Muda Adhitama serta predikat penyayang istri, Olivia duduk di depan meja rias sambil sibuk memasang masker di wajahnya dan berkata pada Stefan,“Hari ini kami semua gosipin bos kamu seharian.”Stefan hanya membulatkan mulutnya dan bertanya, “Gosip apa?”“Kamu nggak tahu?”Olivia menoleh ke arah lelaki itu dan melanjutkan kalimatnya, “Bos kamu mengumumkan sudah menikah tapi nggak ada yang tahu siapa istrinya. Kata Amelia, hal ini sudah membuat gempar di kalangan atas.”“Stefan, kamu kan kerja di Adhitama Group, pasti tahu beritanya duluan, kan? Siapa istri bos kamu? Katanya wartawan sudah menunggu di depan kantor kalian lama sekali, tapi nggak ada yang bisa dapat informasi apa pun. Mereka hanya bisa meninggalkan kantor dengan pasrah.”Stefan menarik sebuah kursi dan duduk di sisi istrinya, dia memandangi Olivia yang sedang menggunakan masker. Dia melihat bungkusan masker dan melihat merknya. Masker yang sedang digunakan istrin
“Olivia, apa hasil tes DNA kamu dengan mamanya Amelia?” tanya Stefan yang mengalihkan pembicaraan.Stefan hanya pamer kemesraan di akun media sosial pribadinya sebagai pengumuman bahwa dia telah menikah. Stefan tidak menyangka akan terjadi kegemparan yang begitu besar hingga membuat istrinya menggosipkan dirinya sepanjang hari.“Kata Amelia besok akan ambil hasilnya.”Stefan membulatkan mulutnya dan berkata, “Kalau hasilnya menunjukkan kalian ada hubungan darah, kalian pasti akan bertemu lagi. Kemungkinan aku nggak bisa menemani kamu ke sana, soalnya besok aku harus dinas.”Olivia mendongak dan berkata, “Aku pikir kamu nggak perlu dinas lagi.”Stefan menatapnya dalam diam. Dia tahu kalau Olivia mengharapkan dirinya pergi. Stefan khawatir sekali begitu dia kembali dinas, Olivia akan melupakan dirinya.“Tiketnya sudah dipesan? Pesawat jam berapa? Aku antar kamu ke bandara.”“Besok aku bangun lebih awal dan bantu kamu beresin barang-barang.”Olivia merasa dirinya sudah sangat pengertian s
Namun siapa sangka ternyata mereka memiliki banyak sekali rumah untuk disewakan pada orang lain. Keluarga Junia merupakan orang kaya yang seperti itu.“Lebih baik biarkan Junia dan Reiki saja yang menjalaninya sendiri. Aku rasa, setelah dia dan Pak Reiki kenal dekat, mereka akan saling jatuh hati.”Setelah mendengar cerita tentang Reiki dari Amelia, Olivia merasa Reiki dan Junia merupakan orang yang satu tipe. Keduanya suka keramaian, dari Reiki juga bisa langsung mengetahui gosip apa pun.“Aku sudah tanya sama Pak Reiki, katanya dia memiliki kesan yang cukup dalam dengan Junia. Kasih dia sedikit waktu, dia akan bergerak. Sekarang sudah hampir tahun baru, kantorku sedang sibuk-sibuknya. Apalagi posisi Pak Reiki membuat dia harus sibuk sampai selesai tahun baruan. Setelah itu dia sudah ada waktu untuk mengurus urusan hati dia.”Selama Stefan dinas, Reiki dan Calvin harus mengurus kantor sehingga sudah pasti akan menjadi sangat sibuk. Oliva menganggukkan kepala tanda mengerti. Dia sendir
Gadis berbaju merah tidak jadi makan bubur dan pergi, sementara Samuel tidak ingin hasil kerja kerasnya terbuang sia-sia, makanya dia mengundang kedua saudara untuk makan malam. Takut kalau bubur putih dengan asinan dan masakan sayur terlalu sederhana untuk kedua saudara, lelaki itu lalu memutuskan untuk membuat kue telur daun bawang."Silakan masuk. Saya juga selesai bekerja. Nanti kalau kalian pulang, cukup buka pintunya sendiri, saya tidak menguncinya. Jika kalian berdua ingin menginap, nggak masalah. Kamar tamu selalu bersih dan peralatannya juga baru." Pak Bagas berkata sambil mengantar kedua lelaki itu masuk, lalu buru-buru pergi. "Kak Samuel, aku datang." “Kak, kamu masak apa? Kenapa aku mencium aroma asinan dan juga nasi? Itu aroma bubur, ‘kan?”Hansen berkata kepada Jordy, "Nasi, kamu nggak mencium aroma nasi?" "Aroma nasi dan bubur memang agak berbeda, Kak Hansen nggak bisa mencium, jadi aku nggak perlu berdebat dengan Kakak," jawab Jordy. Kedua pemuda itu langsung menu
Inilah manfaat dari memiliki banyak saudara yang akur. "Aku tunggu kalian." "Oke." Setelah menelepon, Hansen berkata pada Jordy, "Kak Samuel mengajak kita makan malam, ayo, kita ke rumah dia. Dia yang masak sendiri, mungkin dia sedang dalam perasaan yang sangat baik, jadi kita bisa sekalian makan malam di sana." Sebelum masuk mobil, Jordy tertawa dan berkata, "Kakakku tadi siang pulang ke rumah besar untuk menemui nenek, mungkin nenek tidak lagi mengurus masalahnya, jadi dia merasa senang dan masak untuk kita makan." Hansen lebih tahu banyak hal daripada Jordy. Samuel punya hubungan yang paling dekat dengan dia, karena usia mereka hampir sama. Sedangkan dengan adik kandungnya sendiri, Jordy, jaraknya lebih jauh.Meskipun dia sangat menyayangi adik kandungnya, tetapi yang lebih akrab dan bermain bersama paling sering adalah Hansen. Hansen tersenyum dan tidak berkata banyak, "Pokoknya, kalau Kak Samuel mengundang kita makan malam, kita pergi saja, lagipula kita juga lapar." "Mala
Samuel kembali dengan kecewa karena tidak bisa mengejar perempuan itu. Pertemuan malam ini berakhir begitu saja. Entah kapan dia bisa bertemu lagi dengannya. Kalau saja Samuel tahu di mana dia tinggal, lelaki itu masih bisa sering mencarinya. Namun, karena tidak tahu tempat tinggalnya, bahkan namanya pun tidak tahu, Samuel hanya bisa menunggu. Menunggu kapan perempuan itu ada waktu untuk datang mencarinya dan meminta barang miliknya kembali. Kalau sibuk, bisa sebulan penuh tanpa melihatnya. Dia juga tidak tahu apa pekerjaan sebenarnya si Rubah yang tampak begitu sibuk. Bahkan lebih sibuk dari dirinya yang merupakan putra keempat keluarga Adhitama. Meskipun dia tidak bekerja di kantor pusat Adhitama Group, dia tetap mengurus beberapa bisnis, mengelola dua cabang perusahaan, dan memiliki beberapa perusahaan kecil sendiri. Setiap hari pun sibuk dengan banyak pekerjaan. Pak Bagas Kembali muncul. Dia berdiri tidak jauh, menatap Samuel yang kembali dengan wajah kecewa. "Pak Samuel, ngg
Suara Samuel terdengar dari dapur, "Kalau begitu, aku akan memasak bubur saja." Memasak bubur membutuhkan waktu lebih lama, jadi dia bisa menahan wanita itu lebih lama di rumahnya. “Kamu bisa jalan-jalan sesukamu, kenali tempat ini.” Di dalam hati, perempuan itu membatin bahwa dia sudah menjelajahi seluruh rumah lelaki itu, tetapi tetap tidak menemukan barang miliknya. Namun, dia tidak mengungkapkan hal ini. Jika Rubah mengatakannya, itu berarti dia mengakui tindakannya yang seperti pencuri, sama buruknya dengan Samuel. Rubah memakan setengah buah yang ada di piring, lalu meletakkan garpu. Dia berdiri dan mulai berjalan-jalan di ruang tamu, akhirnya berhenti di depan pintu dapur. Dengan tangan menyilang di dada, dia bersandar di pintu dapur. Kakinya yang panjang menendang-nendang pelan. Dia mengenakan sepatu bot panjang berwarna hitam. Setelah melepas mantel panjangnya, dia tampak mengenakan pakaian ketat berwarna merah. Sebenarnya, dia tidak terlalu suka warna merah. Hanya saja,
Tidak ada yang berani menyinggung Dokter Dharma karena dia dikenal ahli dalam meracik racun. Tentu saja, dokter tidak akan menggunakan racun hasil buatannya untuk mencelakai orang. Dia pernah menjelaskan bahwa beberapa racun bisa menjadi obat jika digunakan dalam dosis kecil.Namun, manusia cenderung berpikir dengan cara yang berbeda. Hanya mengetahui bahwa Dokter Dharma sangat ahli dalam racun saja sudah cukup membuat mereka takut, meskipun dia memiliki prinsip dan moral.Mereka tetap khawatir jika suatu saat tanpa sengaja mereka menjadi korban. Karena itu, bahkan jika Dokter Dharma menolak permintaan untuk mengobati, mereka tidak berani mencari masalah dengannya. Samuel mencoba bertanya dengan hati-hati, “Apakah kamu murid dari para ahli yang tinggal di tempat terpencil?” “Apakah kamu kenal dengan istri kepala keluarga Lambana di Kota Dawan saat ini?” Rubah tersenyum tipis, “Kalau kamu penasaran sekali dengan asal-usulku, cari tahu saja sendiri. Kalau kamu berhasil, aku akan menga
Nenek selalu berkata, mengejar istri tidak perlu tahu malu. Kalau terlalu peduli soal harga diri, tidak akan bisa mendapatkan istri. Bahkan Stefan yang begitu sombong rela menundukkan kepalanya demi mendapatkan kakak ipar. Lelaki itu kehilangan muka sampai tingkat tertinggi, sering dipermalukan, tetapi akhirnya mendapatkan kehidupan yang begitu membahagiakan hingga membuat semua orang iri. Samuel merasa itu sangat berharga. Jadi, dia juga memutuskan untuk tidak memedulikan harga diri. Lagipula, dia sudah berbicara terus terang dengan neneknya, dan juga menjelaskan segalanya pada Katarina. Sekarang, dia tidak ada beban mental lagi dan bisa dengan terang-terangan mengejar gadis yang benar-benar dia sukai. “Aku hanya mau tahu namamu saja, selalu memanggilmu Rubah rasanya seperti sedang menghina kamu.”“Julukanku memang Rubah. Semua orang akan tahu itu aku.” Perempuan itu memang tidak ingin memberi tahu identitasnya.“Kalau kamu bisa, cari tahu saja sendiri. Bukankah kamu sudah mencoba
Pak Bagas menatap Samuel kemudian mempersilakan Rubah tersebut masuk.Samuel menyentuh hidungnya dan tertawa pelan lalu mengikuti mereka masuk ke vila, menuju bangunan utama. Di ruang tamu utama, lampu-lampu menyala terang benderang hingga membuat suasana seperti siang hari. Pak Bagas sudah mempersilakan gadis berbaju merah itu duduk di sofa. Setelah masuk ke dalam rumah, udara terasa hangat. Rubah itu melepas mantel panjang merahnya lalu melipatnya rapi dan meletakkannya di sampingnya. Saat Samuel masuk, Pak Bagas sudah membawakan segelas air hangat untuk si Rubah. Lelaki itu memberi isyarat kepada Pak Bagas untuk beristirahat, menunjukkan bahwa dia sendiri yang akan melayani tamunya. Pak Bagas berkata pelan, "Pak Samuel, bersikaplah sedikit lebih sopan dan lembut. Merayu gadis nggak seperti caramu tadi." Samuel menjawab lirih, "Aku nggak sedang merayunya." Pak Bagas hanya terkekeh dan tidak membantah. Lalu, dia pergi. Dasar keras kepala. Mengundang seorang gadis masuk ke rumahn
Benda itu memang tidak besar, dan dia tahu Samuel tidak akan meninggalkannya di rumah. Pasti benda itu selalu dibawanya, tetapi tadi saat dia memeriksa kantong celananya, perempuan itu tetap tidak menemukannya. Dia benar-benar tidak tahu di mana benda itu disembunyikan. "Aku sudah bilang, kalau kamu nggak percaya, aku juga nggak bisa apa-apa. Silakan masuk dan bongkar saja rumahku sampai berantakan. Kalau kamu menemukannya, silakan ambil. Aku benar-benar lupa di mana menyimpannya." "Rubah, kamu nggak merasa tindakanku mirip denganmu? Kamu juga sering melakukan hal-hal seperti ini secara diam-diam, bukan?" Rubah itu menatap Samuel dengan tajam, ingin sekali menendangnya lagi. Namun, pada akhirnya dia tidak melakukannya, karena merasa sedikit bersalah. Dia mengandalkan keahliannya dalam bela diri dan memang terkadang melakukan hal-hal serupa. Dia mengakui bahwa dia pernah terpengaruh oleh seorang senior saat bersama murid-murid unggulan Kakek Jaki, sehingga sedikit kebiasaan itu menu
Rubah itu menatap Samuel dengan wajah gelap. Lelaki itu mengangkat tangannya dengan santai dan berkata, "Aku nggak bohong. Sekarang kau memintaku mengambilnya, aku benar-benar nggak ingat di mana menyimpannya. Bagaimana kalau kamu masuk saja, dan bongkar saja rumahku. Lihat kamu bisa menemukannya atau nggak?" "Atau, kamu bisa memeriksaku sampai telanjang untuk melihat apakah aku menyembunyikannya di tubuhku." Rubah itu melompat turun dari tembok. Samuel langsung menegang. Dia merentangkan kedua tangannya, bermaksud menangkapnya, tetapi ketika perempuan itu melompat turun, Rubah tersebut malah menendangnya dengan satu tendangan dan membuatnya mundur beberapa langkah. Akibatnya, Samuel tidak berhasil menangkap perempuan itu. Rubah itu mendarat dengan mantap di depannya. Samuel menghela napas lega. Meskipun dia terkena satu tendangan yang cukup menyakitkan, lelaki itu tampak santai. Dia hanya menepuk-nepuk tempat yang terkena tendangan, seolah ingin menghilangkan bekas jejak kaki. "T