Melihat Yuna meneteskan air matanya, Olivia segera memberi tisu pada wanita itu dan berkata dengan nada meminta maaf, “Tante, maafkan aku.”“Olivia.” Yuna memegang tangannya, berkata sambil terisak, “Tante yang minta maaf pada kalian. Tante nggak berguna, nggak bisa menemukan kalian. Kalau Tante bisa menemukan kalian lebih awal, mama kalian mungkin nggak akan meninggal.”Kalau dia menemukan adiknya sejak dulu, dia pasti akan membawa adiknya tinggal di daerah perkotaan. Adiknya tidak akan mengalami kecelakaan di jalanan pedesaan, sampai akhirnya meninggal bersama suaminya.Meskipun mereka belum melakukan tes DNA, Olivia juga ingin menangis saat mendengar perkataan Yuna. Matanya merah.Alangkah baiknya kalau ibunya masih hidup.“Ma, jangan nangis lagi. Papa sudah sering berpesan agar aku menjaga Mama, jangan sampai Mama menangis. Mama sudah menangis seharian kemarin.”Amelia mengambil tisu dari tangan Olivia, lalu membantu mengelap air mata ibunya. Dia menghibur ibunya, “Ma, Mama pergi t
Dalam perjalanan ke tempat melakukan tes DNA, Olivia menerima pesan berisi pemberitahuan bahwa ada uang 100 juta yang ditransfer ke rekeningnya.Stefan takut dia tidak mau menerimanya, jadi pria itu mengirim pesan. “Olivia, kalau kamu nggak mau menerimanya, itu artinya kamu nggak menganggapku sebagai suamimu. Karena uang suami memang dihabiskan untuk istrinya.”Olivia tersenyum membaca pesan itu.Stefan sudah tahu cara membuatnya merasa bersalah.Dia tidak langsung membalas pesan itu. Setelah sampai di tempat tes DNA dan diambil darahnya bersama Yuna, dia baru membalasnya.Dengan uang 100 juta dari suaminya itu, dia pun mentraktir Yuna dan Amelia dengan sangat murah hati di hotel bintang lima.Hotel bintang lima di Mambera yang paling dia tahu adalah Mambera Hotel.Mambera Hotel berada di bawah naungan Adhitama Group. Keluarga Adhitama dan keluarga Sanjaya tidak begitu dekat, bisa dibilang merupakan rival bisnis. Setelah membawa Amelia dan ibunya ke Mambera Hotel, dia baru teringat aka
“Oke, aku mengerti. Kamu boleh pergi.”Calvin dengan cepat menyusul yang lain, menghampiri ke sisi kakaknya dan memperingatkan dengan suara rendah, “Kak, Pak Darion bilang dia melihat Kak Olivia datang membawa Yuna Sanjaya dan putrinya beberapa menit yang lalu. Mereka memilih sebuah ruangan VVIP.”Ruangan VVIP adalah jenis ruangan paling mewah di Mambera Hotel. Orang yang dompetnya tidak cukup tebal tidak akan berani memilih ruangan itu.Namun, kalau Non Olivia mau mentraktir Yuna Sanjaya, dia memang harus memilih ruangan VVIP.“Aku mengerti.” Stefan sama sekali tidak kaget mendengarnya.“Kita nggak akan bertemu mereka,” ujar Stefan dengan suara rendah.Dia biasanya menjamu klien di kamar presidensial di lantai paling atas, yang terletak di lantai yang berbeda dengan ruangan VVIP. Dia juga memiliki lift khusus dan tamu hotel tidak bisa memasuki lift itu tanpanya.Mereka tidak akan bertemu, kecuali kalau mereka bertemu di depan pintu lift.Melihat keyakinan kakaknya, Calvin pun tidak ba
“Kalau suami wanita itu ada hubungannya dengan keluarga terkaya di Mambera, keluarga Adhitama, kamu pikir kita berdua bisa hidup tenang sekarang? Dia pasti sudah menggunakan kekuasaan tuan muda Adhitama untuk menghancurkan kita.”Roni memikirkan perbuatan terkutuk yang pernah dilakukannya, dan berpikir apa yang dikatakan Yenny ada benarnya. Jadi, dia pun tidak memikirkannya lagi.Lagi pula, tuan muda keluarga Adhitama itu statusnya sangat tinggi. Olivia mau bereinkarnasi berapa kali pun tidak akan bisa punya nasib untuk menikah dengan pria itu.Mereka berdua pun keluar dari hotel dengan mesra. Namun, mereka melihat Odelina di depan pintu hotel.Odelina datang sendirian. Setelah Russel tidur, dia meninggalkan Bi Lesti di rumah untuk menjaga Russe, lalu datang ke sini untuk menunggu Roni dan Yenny.Dia bisa datang ke sini karena dia melihat dari informasi dan bukti-bukti yang diberikan Stefan padanya, bahwa Roni sangat suka membawa Yenny ke Mambera Hotel.Meskipun mereka sudah bertengkar
Yenny menarik Roni dan bertanya, “Apa yang ingin dibicarakan wanita gendut itu dengan kita?”“Dia nggak menyetujui isi surat perceraian yang aku usulkan. Dia mungkin ingin bicara tentang masalah perceraian itu denganku.”Pengajuan cerai memang membutuhkan waktu.Mungkin Odelina tidak mau menunggu lebih lama lagi setelah apa yang terjadi pada Russel.Roni membawa Yenny ke mobilnya. Setelah keduanya masuk ke dalam mobil, dia mencondongkan tubuh dan menyentuh wajah Yenny dengan sedih. “Sakit?”“Kamu sakit, nggak?”Roni menyentuh wajahnya lagi. “Sakit. Apa yang terjadi pada Russel membuatnya sangat marah. Biarkan dia melampiaskan amarahnya dengan menamparku. Aku bisa menahannya.”Yenny juga menyentuh pipinya yang ditampar Odelina dan berkata, “Roni, wanita itu ingin cepat-cepat bercerai. Kamu bisa mengajukan persyaratan perceraian dengan sedikit lebih menguntungkan lagi. Sebaiknya suruh dia bercerai tanpa harta gono gini.”“Kalau dia nggak bersedia, suruh dia gugat ke pengadilan. Kita bisa
“Nggak usah pedulikan aku dapat semua ini dari mana. Roni, kalau aku melaporkan semua penyuapan yang kamu dapatkan dari orang kepada bosmu. Menurutmu apa kamu masih bisa menjadi manajer di Wieland Electro?” Olivia sudah mengingatkannya. Jangan kasih lihat bukti-bukti penyuapan kepada Roni. Katakan saja untuk menakut-nakuti pria itu.Odelina sangat memahami Roni. Kalau tidak ada bukti, Roni tidak akan takut. Jadi, dia membuat salinan atas semua bukti yang dikumpulkan teman Stefan untuknya.Kalaupun Roni merobeknya, dia masih bisa membuat banyak salinan.Dengan bukti-bukti tersebut, Roni pasti rela mengalah dan menegosiasikan syarat perceraian dengannya, demi mempertahankan pekerjaannya.Odelina tidak tahu bahwa Stefan telah memerintahkan Reiki untuk melakukan penumpasan menyeluruh pada Wieland Electro. Cepat atau lambat, Roni dan Yenny akan kehilangan pekerjaan mereka.Raut muka Roni sangat masam.Dia memelototi Odelina dengan galak.Odelina juga pernah bekerja di Wieland Electro sebel
Begitu Odelina menggemuk, kecantikannya lenyap.Kecantikannya dihancurkan oleh tangan Roni sendiri.“Odelina, apa yang kamu inginkan?” Roni melembutkan nada bicaranya dan bertanya, “Katakan apa yang kamu mau. Kalau aku bisa memberikannya, akan aku berikan. Setelah itu, kita pisah baik-baik, dan kamu akan memberiku semua salinan asli dari semua ini.”Sekarang, asetnya kurang lebih ada 4 miliar.Namun, kalau dia tidak bernegosiasi dengan baik dengan Odelina, apabila Odelina menuntutnya di pengadilan, wanita itu akan sangat diuntungkan dengan semua bukti-bukti yang ada. Dia adalah pihak yang dirugikan. Kalau pengadilan yang memutuskan, dia pasti tetap harus memberikan setengah dari hartanya pada Odelina.Kalau Odelina memberi bukti penyuapan yang diterimanya pada bosnya, bosnya mungkin tidak akan memecatnya, tetapi dia pasti akan dipecat sebagai manajer.Terlebih lagi, dia telah menerima suap dari klien dan juga membantu klien melakukan hal-hal yang menyebabkan perusahaan merugi. Bosnya a
Setelah terdiam sejenak, Roni berkata, “Odelina, kalau aku setuju untuk membagi asetku padamu, apa kamu benar-benar akan memberikan semua bukti yang ada di tanganmu padaku? Janji nggak akan melaporkan aku pada bos?”“Asalkan aku mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan, aku bisa jamin aku secara pribadi nggak akan melakukan balas dendam apapun padamu.”Namun, dia tidak bisa berjanji atas apa yang akan dilakukan adik dan adik iparnya.Roni terdiam lagi untuk beberapa saat, kemudian berkata, “Aku setuju untuk membagi asetku padamu, tapi aku nggak bisa memberikan hak asuh atas Russel padamu. Russel adalah keturunan keluarga Pamungkas. Orang tuaku sangat peduli pada Russel sebagai seorang cucu.”“Aku nggak akan melepaskan hak asuh atas Russel.”Roni takut jika dia memberikan hak asuh atas Russel pada Odelina, orang tuanya akan memarahinya habis-habisan waktu dia pulang ke rumah.Lagi pula, bagaimanapun juga Russel adalah putranya. Dia hanya punya satu anak sekarang, yaitu Russel. Dia t
Gadis berbaju merah tidak jadi makan bubur dan pergi, sementara Samuel tidak ingin hasil kerja kerasnya terbuang sia-sia, makanya dia mengundang kedua saudara untuk makan malam. Takut kalau bubur putih dengan asinan dan masakan sayur terlalu sederhana untuk kedua saudara, lelaki itu lalu memutuskan untuk membuat kue telur daun bawang."Silakan masuk. Saya juga selesai bekerja. Nanti kalau kalian pulang, cukup buka pintunya sendiri, saya tidak menguncinya. Jika kalian berdua ingin menginap, nggak masalah. Kamar tamu selalu bersih dan peralatannya juga baru." Pak Bagas berkata sambil mengantar kedua lelaki itu masuk, lalu buru-buru pergi. "Kak Samuel, aku datang." “Kak, kamu masak apa? Kenapa aku mencium aroma asinan dan juga nasi? Itu aroma bubur, ‘kan?”Hansen berkata kepada Jordy, "Nasi, kamu nggak mencium aroma nasi?" "Aroma nasi dan bubur memang agak berbeda, Kak Hansen nggak bisa mencium, jadi aku nggak perlu berdebat dengan Kakak," jawab Jordy. Kedua pemuda itu langsung menu
Inilah manfaat dari memiliki banyak saudara yang akur. "Aku tunggu kalian." "Oke." Setelah menelepon, Hansen berkata pada Jordy, "Kak Samuel mengajak kita makan malam, ayo, kita ke rumah dia. Dia yang masak sendiri, mungkin dia sedang dalam perasaan yang sangat baik, jadi kita bisa sekalian makan malam di sana." Sebelum masuk mobil, Jordy tertawa dan berkata, "Kakakku tadi siang pulang ke rumah besar untuk menemui nenek, mungkin nenek tidak lagi mengurus masalahnya, jadi dia merasa senang dan masak untuk kita makan." Hansen lebih tahu banyak hal daripada Jordy. Samuel punya hubungan yang paling dekat dengan dia, karena usia mereka hampir sama. Sedangkan dengan adik kandungnya sendiri, Jordy, jaraknya lebih jauh.Meskipun dia sangat menyayangi adik kandungnya, tetapi yang lebih akrab dan bermain bersama paling sering adalah Hansen. Hansen tersenyum dan tidak berkata banyak, "Pokoknya, kalau Kak Samuel mengundang kita makan malam, kita pergi saja, lagipula kita juga lapar." "Mala
Samuel kembali dengan kecewa karena tidak bisa mengejar perempuan itu. Pertemuan malam ini berakhir begitu saja. Entah kapan dia bisa bertemu lagi dengannya. Kalau saja Samuel tahu di mana dia tinggal, lelaki itu masih bisa sering mencarinya. Namun, karena tidak tahu tempat tinggalnya, bahkan namanya pun tidak tahu, Samuel hanya bisa menunggu. Menunggu kapan perempuan itu ada waktu untuk datang mencarinya dan meminta barang miliknya kembali. Kalau sibuk, bisa sebulan penuh tanpa melihatnya. Dia juga tidak tahu apa pekerjaan sebenarnya si Rubah yang tampak begitu sibuk. Bahkan lebih sibuk dari dirinya yang merupakan putra keempat keluarga Adhitama. Meskipun dia tidak bekerja di kantor pusat Adhitama Group, dia tetap mengurus beberapa bisnis, mengelola dua cabang perusahaan, dan memiliki beberapa perusahaan kecil sendiri. Setiap hari pun sibuk dengan banyak pekerjaan. Pak Bagas Kembali muncul. Dia berdiri tidak jauh, menatap Samuel yang kembali dengan wajah kecewa. "Pak Samuel, ngg
Suara Samuel terdengar dari dapur, "Kalau begitu, aku akan memasak bubur saja." Memasak bubur membutuhkan waktu lebih lama, jadi dia bisa menahan wanita itu lebih lama di rumahnya. “Kamu bisa jalan-jalan sesukamu, kenali tempat ini.” Di dalam hati, perempuan itu membatin bahwa dia sudah menjelajahi seluruh rumah lelaki itu, tetapi tetap tidak menemukan barang miliknya. Namun, dia tidak mengungkapkan hal ini. Jika Rubah mengatakannya, itu berarti dia mengakui tindakannya yang seperti pencuri, sama buruknya dengan Samuel. Rubah memakan setengah buah yang ada di piring, lalu meletakkan garpu. Dia berdiri dan mulai berjalan-jalan di ruang tamu, akhirnya berhenti di depan pintu dapur. Dengan tangan menyilang di dada, dia bersandar di pintu dapur. Kakinya yang panjang menendang-nendang pelan. Dia mengenakan sepatu bot panjang berwarna hitam. Setelah melepas mantel panjangnya, dia tampak mengenakan pakaian ketat berwarna merah. Sebenarnya, dia tidak terlalu suka warna merah. Hanya saja,
Tidak ada yang berani menyinggung Dokter Dharma karena dia dikenal ahli dalam meracik racun. Tentu saja, dokter tidak akan menggunakan racun hasil buatannya untuk mencelakai orang. Dia pernah menjelaskan bahwa beberapa racun bisa menjadi obat jika digunakan dalam dosis kecil.Namun, manusia cenderung berpikir dengan cara yang berbeda. Hanya mengetahui bahwa Dokter Dharma sangat ahli dalam racun saja sudah cukup membuat mereka takut, meskipun dia memiliki prinsip dan moral.Mereka tetap khawatir jika suatu saat tanpa sengaja mereka menjadi korban. Karena itu, bahkan jika Dokter Dharma menolak permintaan untuk mengobati, mereka tidak berani mencari masalah dengannya. Samuel mencoba bertanya dengan hati-hati, “Apakah kamu murid dari para ahli yang tinggal di tempat terpencil?” “Apakah kamu kenal dengan istri kepala keluarga Lambana di Kota Dawan saat ini?” Rubah tersenyum tipis, “Kalau kamu penasaran sekali dengan asal-usulku, cari tahu saja sendiri. Kalau kamu berhasil, aku akan menga
Nenek selalu berkata, mengejar istri tidak perlu tahu malu. Kalau terlalu peduli soal harga diri, tidak akan bisa mendapatkan istri. Bahkan Stefan yang begitu sombong rela menundukkan kepalanya demi mendapatkan kakak ipar. Lelaki itu kehilangan muka sampai tingkat tertinggi, sering dipermalukan, tetapi akhirnya mendapatkan kehidupan yang begitu membahagiakan hingga membuat semua orang iri. Samuel merasa itu sangat berharga. Jadi, dia juga memutuskan untuk tidak memedulikan harga diri. Lagipula, dia sudah berbicara terus terang dengan neneknya, dan juga menjelaskan segalanya pada Katarina. Sekarang, dia tidak ada beban mental lagi dan bisa dengan terang-terangan mengejar gadis yang benar-benar dia sukai. “Aku hanya mau tahu namamu saja, selalu memanggilmu Rubah rasanya seperti sedang menghina kamu.”“Julukanku memang Rubah. Semua orang akan tahu itu aku.” Perempuan itu memang tidak ingin memberi tahu identitasnya.“Kalau kamu bisa, cari tahu saja sendiri. Bukankah kamu sudah mencoba
Pak Bagas menatap Samuel kemudian mempersilakan Rubah tersebut masuk.Samuel menyentuh hidungnya dan tertawa pelan lalu mengikuti mereka masuk ke vila, menuju bangunan utama. Di ruang tamu utama, lampu-lampu menyala terang benderang hingga membuat suasana seperti siang hari. Pak Bagas sudah mempersilakan gadis berbaju merah itu duduk di sofa. Setelah masuk ke dalam rumah, udara terasa hangat. Rubah itu melepas mantel panjang merahnya lalu melipatnya rapi dan meletakkannya di sampingnya. Saat Samuel masuk, Pak Bagas sudah membawakan segelas air hangat untuk si Rubah. Lelaki itu memberi isyarat kepada Pak Bagas untuk beristirahat, menunjukkan bahwa dia sendiri yang akan melayani tamunya. Pak Bagas berkata pelan, "Pak Samuel, bersikaplah sedikit lebih sopan dan lembut. Merayu gadis nggak seperti caramu tadi." Samuel menjawab lirih, "Aku nggak sedang merayunya." Pak Bagas hanya terkekeh dan tidak membantah. Lalu, dia pergi. Dasar keras kepala. Mengundang seorang gadis masuk ke rumahn
Benda itu memang tidak besar, dan dia tahu Samuel tidak akan meninggalkannya di rumah. Pasti benda itu selalu dibawanya, tetapi tadi saat dia memeriksa kantong celananya, perempuan itu tetap tidak menemukannya. Dia benar-benar tidak tahu di mana benda itu disembunyikan. "Aku sudah bilang, kalau kamu nggak percaya, aku juga nggak bisa apa-apa. Silakan masuk dan bongkar saja rumahku sampai berantakan. Kalau kamu menemukannya, silakan ambil. Aku benar-benar lupa di mana menyimpannya." "Rubah, kamu nggak merasa tindakanku mirip denganmu? Kamu juga sering melakukan hal-hal seperti ini secara diam-diam, bukan?" Rubah itu menatap Samuel dengan tajam, ingin sekali menendangnya lagi. Namun, pada akhirnya dia tidak melakukannya, karena merasa sedikit bersalah. Dia mengandalkan keahliannya dalam bela diri dan memang terkadang melakukan hal-hal serupa. Dia mengakui bahwa dia pernah terpengaruh oleh seorang senior saat bersama murid-murid unggulan Kakek Jaki, sehingga sedikit kebiasaan itu menu
Rubah itu menatap Samuel dengan wajah gelap. Lelaki itu mengangkat tangannya dengan santai dan berkata, "Aku nggak bohong. Sekarang kau memintaku mengambilnya, aku benar-benar nggak ingat di mana menyimpannya. Bagaimana kalau kamu masuk saja, dan bongkar saja rumahku. Lihat kamu bisa menemukannya atau nggak?" "Atau, kamu bisa memeriksaku sampai telanjang untuk melihat apakah aku menyembunyikannya di tubuhku." Rubah itu melompat turun dari tembok. Samuel langsung menegang. Dia merentangkan kedua tangannya, bermaksud menangkapnya, tetapi ketika perempuan itu melompat turun, Rubah tersebut malah menendangnya dengan satu tendangan dan membuatnya mundur beberapa langkah. Akibatnya, Samuel tidak berhasil menangkap perempuan itu. Rubah itu mendarat dengan mantap di depannya. Samuel menghela napas lega. Meskipun dia terkena satu tendangan yang cukup menyakitkan, lelaki itu tampak santai. Dia hanya menepuk-nepuk tempat yang terkena tendangan, seolah ingin menghilangkan bekas jejak kaki. "T